NIM: 210342606052
No.6 Halaman 200
Berikut ini merupakan data jumlah telur (kg) yang dihasilkan oleh 4 strain ayam petelur, yaitu
A, B, C, dan D dalam jangka 3 bulan. Satuan percobaannya terdiri satu flock (10 ekor) hingga
seluruhnya digunakan 4 x 5 x 10 = 200 ayam. Selain strain ayam petelur semua sumber
keragaman dianggap homogen.
ni 5 5 5 5
̅)
Rerata (𝒀 34,42 34,78 33,7 28,38
Dari perhitungan L4 tampak bahwa nilai L maksimum sebesar 0,152. L tabel untuk n =
5, diperoleh nilai L 0,05;5 = 0,337. Karena nilai L maksimum hitung lebih kecil daripada L
table maka distribusi data jumlah telur pada 5 flock dengan Strain A tidak menyimpang dari
distribusi normal atau mengikuti distribusi normal.
*Data B
Dari perhitungan L2 tampak bahwa nilai L maksimum sebesar 0,2051. L tabel untuk n
= 5, diperoleh nilai L 0,05;5 = 0,337. Karena nilai L maksimum hitung lebih kecil daripada L
tabel maka distribusi data jumlah telur pada 5 flock dengan Strain B tidak menyimpang dari
distribusi normal atau mengikuti distribusi normal.
*Data C
No. Y1i zi F(zi) S(zi) Nilai L
1 30,8 -1,38 0,0838 0,2 0,1162
2 32,3 -0,67 0,2514 0,4 0,1486
3 34,3 0,29 0,6141 0,6 0,0141
4 35,3 0,76 0,7764 0,8 0,0236
5 35,8 0,99 0,8389 1 0,1611
Dari perhitungan L1 tampak bahwa nilai L maksimum sebesar 0,1162. L tabel untuk n
= 5, diperoleh nilai L 0,05;5 = 0,337. Karena nilai L maksimum hitung lebih kecil daripada L
tabel maka distribusi data jumlah telur pada 5 flock dengan Strain C tidak menyimpang dari
distribusi normal atau mengikuti distribusi normal.
*Data D
No. Y1i zi F(zi) S(zi) Nilai L
0,0548
1 26 -1,6 0,2 0,1452
0,3974
2 28 -0,26 0,4 0,0026
0,6103
3 28,8 0,28 0,6 0,0103
0,7324
4 29,3 0,62 0,8 0,0676
5 29,8 0,95 0,8289 1 0,1711
Dari perhitungan L5 tampak bahwa nilai L maksimum sebesar 0,1711. L tabel untuk n
= 5, diperoleh nilai L 0,05;5 = 0,337. Karena nilai L maksimum hitung lebih kecil daripada L
tabel maka distribusi data jumlah telur pada 5 flock dengan Strain D tidak menyimpang dari
distribusi normal atau mengikuti distribusi normal.
b. Uji Homogenitas Bartlett
∑(𝑛𝑖−1)𝑆𝑖 2 47,724
Sp2 = ∑(𝑛𝑖−1)
= = 2,98275
16
c. Uji Anava
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dipilih adalah hipotesis kerja (alternatif) perlakuan percobaan
berpengaruh terhadap jumlah produksi telur (kg) yang dihasilkan pada 4 strain ayam petelur
yang berbeda.
Uji Hipotesis
Menggunakan Analisis Varian (Anava) dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL),
karena selain strain ayam petelur semua sumber keragaman dianggap homogen.
*Perhitungan JK
(∑𝐗)𝟐 (656,4)2
JK Total = ∑ X2ij - = (32,3² + 34,0² + 34,3² + 35,0² + … +29,8²) -
𝑟𝑡 20
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 0,2226165
*F hitung = = 0,1321697 = 1,68432326
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
Rujukan
F hitung = (15,02654373) lebih besar F(0,05) (db=3;16) = (3,24) pada taraf signifikansi
0,05.Maka hipotesis nihil ditolak, sedangkan hipotesis penelitian diterima.
Kesimpulan
Perlakuan percobaan berpengaruh terhadap jumlah produksi telur (kg) yang dihasilkan
pada 4 strain ayam petelur yang berbeda.
No. 5 Halaman 207
a. Transformasi akar kuadrat
Kelompok Varietas
1 2 3
1 2,55 2,92 2,12
2 2,12 2,35 1,87
3 2,55 2,12 2,12
4 2,12 2,35 2,12
5 2,12 2,74 2,35
6 3,08 1,87 1,87
Nilai Tengah 2,42 2,39 2,08
Range 0,96 0,95 0,48
b. Uji Anava
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dipilih adalah hipotesis kerja (alternatif) perlakuan percobaan
berpengaruh terhadap jumlah tanaman (X) pada 3 varietas tanaman berbeda.
Uji Hipotesis
Menggunakan Analisis Varian (Anava) dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL).
*Perhitungan KT
𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 0,445233
KT Perlakuan = 𝑑𝑏 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 = = 0,2226165
2
𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 1,654967
KT Galat = 𝑑𝑏 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = = 0,1103311
15
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 0,2226165
*F hitung = = 0,1103311 = 2,017713047
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
Rujukan
F hitung = (2,017713047) < F(0,05) (db=2;15) = (3,68) pada taraf signifikansi
0,05.Maka hipotesis nihil diterima, sedangkan hipotesis penelitian ditolak.
Kesimpulan
Perlakuan percobaan tidak berpengaruh terhadap jumlah tanaman (X) pada 3 varietas
tanaman berbeda.
No. 6 Halaman 207
a. Transformasi Arcsin √%
Jika datum 0% maka diganti (1/4n)%. Karena n = 100 maka menjadi 1/400% = 0,0025%
Hipotesis Penelitian
1. Interaksi antara dosis dan durasi paparan berpengaruh terhadap jumlah sel hepar yang
mengalami piknosis.
2. Dosis paparan berpengaruh terhadap jumlah sel hepar yang mengalami piknosis.
3. Durasi paparan berpengaruh terhadap jumlah sel hepar yang mengalami piknosis.
Uji Hipotesis menggunakan Analisis Varian (Anava) Ganda
Tabel 6.3 Data Hasil Transformasi
*Perhitungan JK
(∑𝐗)𝟐 (684,21)2
JK Total = ∑ X2ij - = (0,29² + 25,84² + 5,74² + 0,29² + … +52,54²) -
𝑟𝑡 24
*Perhitungan F hitung
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 1853,589
F hitung Perlakuan = = = 5,133344226
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 361,088
𝐾𝑇 𝐴 3908,247
F hitung A = 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = = 10,82353055
361,088
𝐾𝑇 𝐵 506,2782
F hitung B = 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = = 1,402090903
361,088
𝐾𝑇 𝐴𝐵 517,586
F hitung AB = 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 361,088 = 1,433406815
Rujukan
F hitung interaksi AB (1,433406815) < F 0,05 (db =2;18) (3.55), hipotesis nihil diterima
dan hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti kombinasi dosis dan durasi paparan tidak
berpengaruh terhadap jumlah sel hepar yang mengalami piknosis.
F hitung interaksi A (10,82353055) > F 0,05 (db =2;18) (3.55), hipotesis nihil ditolak
dan hipotesis penelitian diterima. Hal ini berarti dosis paparan berpengaruh terhadap
jumlah sel hepar yang mengalami piknosis.
F hitung interaksi B (1,402090903) < F 0,05 (db =1;18) (4.41), hipotesis nihil diterima
dan hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti durasi paparan tidak berpengaruh
terhadap jumlah sel hepar yang mengalami piknosis.
Kesimpulan
1. Interaksi antara dosis dan durasi paparan tidak berpengaruh terhadap jumlah sel hepar
yang mengalami piknosis.
2. Dosis paparan berpengaruh terhadap jumlah sel hepar yang mengalami piknosis.
3. Durasi paparan tidak berpengaruh terhadap jumlah sel hepar yang mengalami piknosis.