Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGENALAN DAN PENGELOLAAN BAHAN – BAHAN KIMIA

Disusun oleh :

Alya Rizki Vinaima 210342606052

Auliya Tuhfatul Mardliyah 210342606047

Nisrina Moegis 210342606023

Vedawati Prameswari 210342606027

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI 2021/2022


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena dengan rahmatnya
laporan dengan judul “Pengenalan dan Pengelolaan Bahan-bahan Kimia” dapat kami
selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik berkat kerjasama yang baik dari para dosen pengajar, dari para anggota dan dari
teman – teman sekalian. Untuk itu, kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
bersangkutan. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah teknik
laboratorium pada program studi S1 Biologi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari
berbagai kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, baik
dari teman – teman sekalian maupun dosen pengajar. agar kami dapat membuat makalah
dengan baik lagi di kedepannya. Akhir penulisan kami berharap semoga apa yang telah kami
sajikan dalam laporan ini dapat diambil manfaatnya demi pengembangan ilmu pengetahuan.

Sidoarjo, September 2021

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan kimia merupakan kebutuhan mutlak bagi suatu laboratorium. Bahan kimia
diperlukan untuk pembelajaran serta digunakan untuk berbagai percobaan maupun penelitian
di laboratorium. Di sisi lain, bahan kimia merupakan zat yang memiliki potensi menimbulkan
bahaya bagi kesehatan maupun bahaya kecelakaan. Selain itu, bahan kimia memiliki berbagai
sifat serta karakteristik yang berbeda-beda sehingga tidak bisa sembarangan dalam menyimpan
maupun menggunakannya tanpa petunjuk maupun prosedur yang jelas. Bahkan beberapa
bahan kimia harus ditangani dengan sangat hati-hati karena sifatnya yang berbahaya maupun
beracun. Jika bahan kimia tersebut digunakan dengan sembarangan tanpa memperhatikan sifat-
sifat dan cara pengelolaan yang benar, maka bisa menimbulkan masalah bahkan bahaya yang
mengancam kesehatan serta keselamatan.

Bagi seorang mahasiswa maupun teknisi laboratorium, berhadapan dengan penggunaan


bahan kimia saat praktikum merupakan hal yang lumrah dan akan sering dilakukan. Oleh
karena itu, pengenalan bahan kimia beserta sifat dan cara pengelolaanya merupakan hal yang
wajib karena digunakan sebagai acuan dalam bekerja di laboratorium. Pengenalan sifat dan
jenis bahan kimia juga akan memudahkan dalam cara penanganannya, yakni cara
pencampuran, mereaksikan, pemindahan, dan penyimpanan. Dengan memahami pengetahuan
mengenai bahan-bahan kimia diharapkan kegiatan praktikum akan berjalan lancar serta potensi
kecelakaan karena ketidaktahuan dapat terhindarkan. Selain itu, dengan mengetahui
karakteristik serta cara penyimpanannya keselamatan dapat dijaga serta bahan kimia akan
menjadi lebih tahan lama.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja bahan kimia yang sering digunakan dalam praktikum beserta sifat dan
kegunannya?
2. Apa saja sumber-sumber yang menyebabkan kerusakan pada bahan kimia?
3. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penyimpanan bahan kimia?
4. Bagaimana pengelompokan bahan kimia beserta cara penyimpanan sesuai
karakteristiknya?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui atau mengenal macam-macam bahan kimia yang sering digunakan dalam
praktikum di laboratorium beserta sifat dan kegunaannya.
2. Mengetahui sumber-sumber yang menyebabkan kerusakan pada bahan kimia.
3. Memahami hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyimpanan bahan kimia
yang baik dan benar.
4. Memahami pengelompkan bahan kimia beserta cara penyimpanannya sesuai dengan
karakteristiknya masing-masing.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengenalan dan pengelolaan bahan
kimia.
2. Memberikan tindakan pencegahan supaya kecelakaan kerja karena ketidaktahuan
mengenai penggunaan bahan-bahan kimia dapat diminimalisir.
3. Menjadi pedoman atau masukan dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi
dalam penggunaan bahan-bahan kimia.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Bahan kimia merupakan zat murni atau bisa juga campuran yang terdiri dari bebagai
elemen kimiawi. Seperti contoh air, yang mana air termasuk bahan kimia murni, karena terdiri
dari satu homogen yang mana strukturnya hanya terdapat molekul H2O. Dengan demikian
dalam setiap harinya kita selalu berhubungan dengan yang namanya bahan kimia, baik murni
maupun buatan dan berbahaya atau tidak. Bahan kimia juga memiliki bahaya untuk kesehatan.

Bahan kimia menurut para ahli didefinisikan sebagai :

1. Menurut Brady (1994), menyatakan bahwa bahan kimia adalah zat abstrak yang
perlu ditakuti oleh manusia biasa. Karena bahan mencakup benda yang ada di
sekitarnya.
2. Menurut Irfan Anshory (2000), mengemukakan bahwa bahan kimia adalah
proses pembelajaran tentang struktur, materi, sifat-sifat materi, perubahan suatu
materi menjadi materi lain, serta energi yang menyertai perubahan materi.
3. Menurut Agung Nugroho Catur Saputro dan Irwan Nugraha (2008),
menyatakan bahwa bahan kimia adalah bahan yang dikaji dalam ilmu
pengetahuan alam yang terkait dengan struktur, susunan, sifat, dan perubahan
materi serta energi yang menyertainya.

Dalam memperlajari bahan kimia, hal pertama yang harus diperhatikan adalah sifat dan
karakteristik bahan kimia itu sendiri. Hal ini bertujuan untuk keamanan dasar sebelum
memakai suatu bahan kimia karena beberapa bahan kimia ada yang bersifat keras dan
berbahaya sehingga memerlukan perlakuan yang khusus. Dengan mengetahui karakteristik dan
sifatnya, kita dapat meminimalisir dampak bahaya yang ditimbulkan.

2.2 Bahan-bahan Kimia yang Sering Digunakan dalam Praktikum


2.2.1 Asam Sulfat (H2SO4)

Asam Sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral kuat yang tidak memiliki warna.
Asam ini memiliki sifat korosif yang tinggi. Dimana larutan ini sangat berbahaya apabila
terkena jaringan kulit, karena sifatnya yang cenderung korosif. Semakin tinggi
konsentrasi yang dimiliki, maka semakin tinggi pula bahaya yang ditimbulkan. Asam
sulfat memiliki berbagai kegunaan diantaranya dapat digunakan dalam industri besi dan
baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air. Selain itu, asam sulfat dapat
digunakan untuk pembuatan baterai dalam industri otomotif serta salah satu reaktan pada
proses pembuatan bahan peledak.

2.2.2 Asam Nitrat (HNO3)

Sama seperti asam sulfat, asam nitrat juga meiliki sifat korosif. Yang mana dapat
menyebabkan luka bakar. Asam nitrat memiliki kegunaan yang beragam seperti, kegunaan
untuk membuat bahan peledak, seperti trinitrotoluena (TNT), nitrogliserin, dan
siklotrimetilenatrinitramin (RDX). Selain itu asam nitrat juga bisa digunakan dalam
bidang industri seperti pertambangan emas.

2.2.3 Asam Karbonat (H2CO3)

Asam karbonat merupakan salah satu asam organik yang tergolong dalam asam lemah.
Asam karbonat memiliki fungsi bagi tubuh, karena asam ini berperan membantu
pengankutan karbondioksida keluar dari dalam tubuh. Selain itu senyawa ini memiliki
peran sebagai pemberian proton yang mengandung nitrogen. Asam karbonat juga memiliki
bahaya yang berpotensi bisa menyebabkan penyakit jantung. Oleh karena itu, disarankan
agar menghindari meniup makanan atau minuman saat keadaan masih panas.

2.2.4 Natrium Karbonat (NaCO3)

Natrium karbonat merupakan garam natrium dari asam karbonat yang mudah larut
dalam air. Natrium karbonat memiliki warnah cenderung putih. Penggunaan natrium
karbonat bisa dipakai sebagai tambahan pangan, yang bertujuan untuk pengembang kue.
Salah satunya yakni mie ramen yang mana rasa dan teksturnya berbeda. Selain itu, natrium
karbonat memiliki bahaya jika menghirupnya. Bahaya yang ditimbulkan yaitu iritasi pada
mata dan kulit, serta saluran pernapasan dan membran mukosa.

2.2.5 Natrium Hidroksida (NaOH)

Natrium hidroksida (NaOH) merupakan senyawa ionik berbentuk padatan putih yang
tersusun dari kation natrium Na+ dan anion hidroksida OH−. Natrium hidroksida
merupakan basa dan alkali yang mampu menguraikan protein pada suhu lingkungan yang
dapat menyebabkan luka bakar bila terpapar. Natrium hidroksida sering digunakan
bersama air yang bersifat netral dan asam klorida yang bersifat asam sebagai petunjuk
skala pH. Natrium hidroksida memiliki banyak manfaat diantaranya penggunaan sabun
detergent, digunakan untuk menghilangkan kutil dan tumor kecil, serta digunakan untuk
pembuatan obat pereda nyeri serperti aspirin.

2.2.6 Metana (CH4)

Metana merupakan senyawa kimia sederhana yang mana molekul karbonnya dikelilingi
atau diikat oleh empat molekul hidrogen. Meskipun metana bukan salah satu gas utama
diatmosfer, namun gas ini senyawa organik yang paling banyak dibumi. Gas ini tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, yang tentunya sulit diketahui dengan indera
manusia. Metana memiliki fungsi yang mana digunakan untuk bahan bakar kendaraan dan
untuk pembuatan pupuk. Selain memiliki kegunaan, metana juga memiliki bahaya bagi
manusia dan lingkungan. Jika metana mengenai manusia, dampak yang akan ditimbulkan
adalah dehidrasi, kekurangan oksigen, mual, jantung berdebar dan dapat membuat
pengelihatan menjadi kabur. Pada lingkungan metana menimbulkan dampak yang cukup
berbahaya, gas metana menjadi penyebab utama pemanasan bumi sehingga
berdampak pada perubahan iklim. Metana adalah gas dengan emisi gas rumah kaca 23 kali
lebih ganas dari karbondioksida (CO2).

2.2.7 Benzena (C6H6)

Benzena merupakan senyawa kimia organik yang berbentuk cairan yang tidak berwarna
dan bersifat mudah terbakar. Benzena terdiri dari beberapa atom karbon yang salah satu
karbonnya membentuk cincin, dengan satu atom hidrogen mengikat pada setiap atom
karbon. Benzena merupakan senyawa yang beracun dan bersifat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker). Benzena memiliki beberapa kegunaan salah satunya seperti asam
benzoat yang biasa digunakan untuk mengawetkan makanan dan minuman. Selain itu
benzena juga berpotensi merusak sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kehilangan
sel darah putih. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang benzena menyebabkan anemia,
lebih buruknya lagi dapat menimbulkan leukemia.

2.2.8 Kalsium Karbonat (CaCO3)

Kalsium karbonat merupakan senyawa garam berwarna putih. Senyawa ini dapat larut
dalam air tetapi tidak dapat larut dalam etanol. Kalsium karbonat dapat digunakan sebagai
obat untuk mengatasi gejala asam lambung berlebih, sepertinyeri ulu hati. Selain itu
digunakan dalam pengobatan pada gagal ginjal dan untuk mengobati penyakit kekurangan
kalsium. Kalsium karbonat termasuk kedalam golongan antisida. Yang mana bekerja
sebagai obat dengan cara menurunkan tingkat keasaman lambung.

2.2.9 Asam Klorida (HCl)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Pada suhu kamar,
HCl merupakan gas tidak berwarna yang membentuk kabut putih. Asam klorida
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini
juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan mewanti
keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif. Namun jika
dibandingkan dengan asam kuat lainnya, asam klorida merupakan asam kuat yang paling
tidak berbahaya untuk ditangani. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil
untuk disimpan dan dapat terus mempertahankan konsentrasinya

2.2.10 Kalium Hidroksida (KOH)

Kalium hidroksida merupakan senyawa berbentuk kristal berwarna putih dengan


rumus kimia KOH dimana unsur kalium (K+) mengikat sebuah gugus hidroksil (OH-).
Kalium hidroksida atau yang juga dikenal dengan nama potassium hydroxide ini banyak
sekali digunakan dalam industri kimia, pupuk, dan tekstil. Senyawa yang bersifat basa kuat
ini, berbahaya jika kontak dengan kulit dan mata (korosif dan iritan), dan jika tertelan dan
terhirup. Jika terkena kulit, dapat menyebabkan inflamasi pada kulit dengan gejala kulit
merah dan gatal serta jika kontak dengan mata dapat menyebabkan ritasi mata, dengan
gejala mata merah, berair, dan gatal. Sementara jika terhirup dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pernafasan, dengan gejala bersin, batuk, dan rasa terbakar pada saluran nafas.
Bahkan jika tertelan, senyawa ini dapat bersifat toksik sehingga dapat menyebabkan
kegagalan sistem sirkulasi, iritasi saluran cerna, dengan gejala nyeri abdomen, muntah,dan
bahkan kematian. Dosis letal yang diperkirakan: 5 gram.

2.2.11 Hidrogen Peroksida (H2O2)

Hidrogen peroksida berbentuk cairan yang sedikit lebih kental dari air, berbau khas
agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Hidrogen peroksida sering digunakan
sebagai pemutih atau pembersih. Hidrogen peroksida harus disimpan dalam daerah yang
kering, berventilasi baik dan jauh dari zat-zat yang mudah terbakar. Menumpahkan
hidrogen peroksida yang pada suatu zat yang mudah terbakar dapat menyebabkan
kebakaran langsung, yang kemudian dipicu oleh oksigen yang dilepaskan oleh hidrogen
peroksida ketika terurai.

2.2.12 Kalsium Klorida (CaCl)

Kalsium klorida (CaCl2) merupakan garam dari kalsium dan klorin dan berbentuk padat
pada suhu kamar. Kalsium klorida bersifat higroskopis. Kalsium klorida sering digunakan
untuk pengeringan tabung karena dengan menambah kalsium klorida padat ke cairan akan
dapat menghapus air terlarut. Selain itu kalsium klorida juga dapat berfungsi sebagai
penyerap kelembaban udara dan sebagai alat bantu kemasan untuk memastikan
kekeringan.

2.3 Sumber-sumber Kerusakan Bahan Kimia


2.3.1 Udara

Udara mengandung oksigen dan uap air membuat bahan-bahan kimia yang sifatnya
higroskopis (memiliki kemampuan menyerap cairan yang baik) harus disimpan di dalam
botol yang dapat ditutup rapat. Bahan-bahan kimia semacam I ni jika penyimpanannya
tidak benar, dapat menjadi berair,dan bahkan dapat berubah menjadi larutan. Bahan-bahan
yang mudah dioksidasi, dapat mengalami oksidasi. Misalnya bahan kimia Kristal besi(II)
sulfat yang berwarna hijau muda, akan segera berubah menjadi besi(III) sulfat kristal
berwarna coklat muda. Hal itu terjadi bila botol tempat penyimpanan tidak segera ditutup
atau tidak rapat menutupnya.

2.3.2 Cairan

Tempatkan bahan dalam tempat yang kering. Bahan mudah rusak bila dibiarkan dalam
keadaan basah. Apalagi bahan kimia yang reaktif terhadap air. Logam-logam seperti Na,
K, dan Ca jika bereaksi dengan air dapat menghasilkan gas H2 yang langsung terbakar
oleh panas reaksi yang terbentuk. Zat-zat lain yang bereaksi dengan air secara hebat,
seperti asam sulfat pekat, logam halideanhidrat, oksida non logam halide harus dijauhkan
dari air atau disimpan dalam ruangan yang kering dan bebas kebocoran di waktu hujan.
Kebakaran akibat zat-zat di atas tak dapat dipadamkan dengan air. Cairan yang bersifat
asam mempunyai daya rusak yang lebih kuat dari air. Asam yang berupa gas, seperti asam
klorida lebih ganas lagi. Sebab bahan tersebut jika terkena udara akan mudah berpindah
dari tempat asalnya. Cara yang paling baik adalah dengan mengisolir asam itu sendiri,
misalnya menempatkan botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari
khusus, atau di lemari asam.

2.3.3 Mekanik

Bahan-bahan kimia yang harus dihindarkan dari benturan maupun tekanan yang besar
adalah bahan kimia yang mudah meledak. Seperti ammonium nitrat, nitrogliserin,
trinitrotoluene (TNT).

2.3.4 Sinar

Sinar, terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi bahan-bahan kimia.
Contohnya, larutan kalium permanganat bila terkena sinar UV akan mengalami reduksi,
sehingga akan merubah sifat larutan itu. Oleh karena itu dianjurkan untuk menyimpan
larutan menggunakan botol yang berwarna coklat. Kristal perak nitrat juga akan rusak jika
terkena sinar UV, oleh sebab itu dalam penyimpanan harus dihindarkan dari pengaruh
sinar UV. Alat-alat sebaiknya juga dihindarkan terkena sinar matahari secara langsung,
sehingga dianjurkan untuk memasang tirai pada jendela laboratorium.

2.3.5 Api

Api atau kebakaran dapat terjadi apabila tiga komponen “Segitiga Api” berada di satu
tempat yang sama. Ketiga komponen itu antara lain adanya bahan bakar (bahan yang dapat
dibakar), adanya panas yang cukup tinggi, yang dapat mengubah bahan baker menjadi uap
yang dapat terbakar (mencapai titik bakarnya), dan adanya oksigen (di udara, di sekitar
kita). Maka pada saat yang demikian itulah, oksigen yang mudah bereaksi dengan bahan
bakar yang berupa uap yang sudah mencapai titik bakarnya akan menghasilkan api. Api
inilah yang selanjutnya dapat mengakibatkan kebakaran. Maka untuk menghindari
terjadinya kebakaran, salah satu dari komponen segitiga api tersebut harus ditiadakan. Cara
termudah ialah menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang dingin,
sehingga tidak mudah naik temperaturnya dan tidak mudah berubah menjadi uap yang
mencapai titik bakarnya.

2.3.6 Sifat Bahan Kimia itu Sendiri

Bahan-bahan kimia mempunyai sifat khasnya masing-masing. Misalnya asam sangat


mudah bereaksi dengan basa. Reaksi-reaksi kimia dapat berjalan dari yang sangat lambat
hingga ke yang spontan. Reaksi yang spontan biasanya dapat menimbulkan panas yang
tinggi dan api. Ledakan dapat terjadi bila reaksi terjadi pada ruang yang tertutup. Contoh
reaksi spontan: asam sulfat pekat yang diteteskan pada campuran kalium klorat padat dan
gula pasir seketika akan terjadi api. Demikian juga kalau kristal kalium permanganate
ditetesi dengan gliserin.

2.4 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Penyimpanan bahan Kimia


2.4.1 Kondisi Ruang Penyimpanan

1. Dingin dan kering


Kondisi Ruang penyimpanan harus dingin untuk memperlambat reaksi dan
kering untuk menghindari reaksi hidrolisa terhadap bahan kimia.
2. Berventilasi baik
Ruangan harus berventilasi baik sehingga sirkulasi udara menjadi lancer dan
untuk menghindari adanya uap atau racun yang korosif.
3. Bebas dari sumber api
Memasang poster “DILARANG MEROKOK” atau “AWAS KEBAKARAN”
untuk mencegah seorang merokok atau menghasilkan nyala api. Peralatan-
peralatan listrik dalam gudang, juga perlu di “grounding”kan agar tidak terjadi
loncatan listrik.
4. Letak gudang yang terpisah
Letak gudang sebaiknya terpisah dari bangunan-bangunan penting lain, agar
apabila terjadi kecelakaan dapat dilokalisasi. Untuk bahan-bahan yang mudah
terbakar atau mudah meledak harus disendirikan juga. Kebakaran dalam gudang
dapat menyebabkan proses pemanasan bahan lain yang kemudian menjadi reaktif
atau eksplosif. Atau dapat menghasilkan bahan-bahan lain yang mungkin toxic
atau beracun. Air yang dipakai untuk pemadaman api dapat bereaksi dengan bahan
kimia tertentu yang eksotermik dan menimbulkan kebakaran lain.
2.4.2 Penyimpanan Bahan Kimia
1. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan
kembalikan ke tempat semula setelah digunakan.
2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.
3. Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas
di bagian depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya, tempatkan wadah cairan pada
baki logam atau plastik yang bisa menampung cairan jika wadah rusak.
4. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang
digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari. Jika
terdapat sprinkler, jaga jarak bebas minimal ±45cm dari kepala sprinkler.
5. Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 1, 5 m.
6. Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
7. Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta area
peralatan keadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan
bahan.
8. Beri label semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan
tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol
inventaris.
9. Hindari menyimpan bahan kimia pada tudung asap kimia, kecuali bahan kimia
yang sedang digunakan.
10. Simpan racun asiri (mudah menguap) pada lemari berventilasi. Jika bahan kimia
tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di dalam lemari yang bisa ditutup
atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan.
11. Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah
terbakar yang telah disetujui.
12. Jangan memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari
langsung.
13. Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara
terpisah dan disortir berdasarkan abjad.
14. Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab lainnya
di atas kepada satu penanggung jawab utama dan satu orang cadangan. Kaji
tanggung jawab ini minimal setiap tahun.
15. Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak
sesuai.
2.5 Pengelompokkan Bahan Kimia beserta Cara Penyimpanannya
2.5.1 Bahan Kimia Mudah Terbakar

Banyak bahan kimia yang bisa terbakar sendiri, karena mudah bereaksi dengan oksigen
atau udara, bisa juga karena terkena panas dan sinar matahari. Cairan mudah terbakar bisa
diletakkan di lemari yang tidak mudah terbakar. Adapun syarat penyimpanan cairan ini
yaitu ruangan yang digunakan dingin dan memiliki ventilasi, hindari penyimpanan ini dari
sumber api, panas, ataupun sengatan matahari, tidak boleh dekat dengan bahan oksidator,
terdapat alat pemadam kebakaran pada ruang penyimpanan. Contoh cairan mudah terbakar
antara lain semua jenis alkohol, benzena (C6H6), aseton (C3H6O), etanol (C2H5OH),
metanol (CH3OH), kerosin (minyak tanah), terpentin (C10H16), dan masih banyak lagi. Ada
juga bahan kimia padatan yang mudah terbakar karena gesekan, panas, atau reaktif pada
air. Misalnya kalsium karbidat, asak pikrat, litium, dan kalium. Padatan ini harus dijauhkan
dari cairan yang mudah terbakar dan harus disimpan dalam lemari khusus padatan. Jika
bereaksi pada air jangan diletakkan dibawah bak cuci.

2.5.2 Bahan Kimia Beracun

Racun ini meliputi racun yang bisa mengganggu karena jika uapnya terhirup bisa
merusak organ tubuh. Lebih baik diletakkan dalam lemari yang tidak mudah terbakar. Syarat
penyimpanannya yaitu jauh dari sumber api atau panas, harus selalu tertutup bila tidak
digunakan, simpan dalam wadah yang tidak mudah pecah dan tertutup rapat, serta
dipisahkan dari bahan-bahan lain yang mungkin bisa bereaksi. Contoh racun yang mudah
menguap antara lain methylene klorid (CH2Cl2), sublimate (HgCl2), dan kloroform (CHCl3).

2.5.3 Bahan Kimia Oksidator

Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia penunjang pembakaran dengan melepas
oksigen yang bisa mengoksidasi unsur lain. Bahan ini mudah bereaksi dengan asam yang
menghasilkan panas atau gas yang mudah terbakar. Sebagian besar pengoksidasi reaktif
terhadap unsur lain satu sama lain. Jangan menyimpan pada tempat yang terbuat dari kayu,
jauhkan dari bahan yang mudah terbakar dan simpan di tempat yang dingin dan kering.
Contoh bahan oksidator yaitu natrium nitrat (NaNO3), hidrogen peroksida (H2O2), dan feri
klorida (FeCl3).

2.5.4 Bahan Kimia Korosif

Bahan kimia korosif terbagi menjadi dua macam yaitu asam dan basa. Penyimpanan
bahan ini terutama asam jangan sampai bereaksi dengan tempat penyimpannnya seperti
lemari atau rak contohnya. Pisahkan jenis asam mineral, asam organik, dan asam mineral
oksidator dari basa dan logam aktif. Pisahkan juga dari gas toksik dan simpan dengan botol
besar dan letakkan di lemari bagian atas. Untuk penyimpanan basa cairan atau padatan
jauhkan dari asam, logam aktif, bahan eksplosif, peroksida organik, dan bahan mudah
terbakar. Simpan larutan basa anorganik pada wadah plastik dan letakkan dalam lemari anti
korosif. Contohnya natrium hidroksida (NaOH), amonium hidroksida (NH4OH) dan
kalsium hidroksida (Ca(OH)2).

2.5.5 Bahan Kimia Sensitif Cahaya

Bahan sensitif cahaya dalam penyimpanannya harus dipisahkan dalam rangka


kebahayaanya. Contoh senyawa yang sensitif terhadap cahaya antara lain brom (Br2), garam
merkuri, dan natrium iodida (NaI). Supaya tidak terjadi penguraian, pastikan bahan kimia
ini terhindar dari cahaya. Simpanlah bahan ini di dalam botol berwarna coklat sehingga
intensitas cahaya yang mengenai bahan ini dapat berkurang. Penyimpanan bahan kimia
memang memerlukan ketelitian karena ada beberapa bahan yang tidak bisa disimpan di satu
tempat. Jika hal tersebut terjadi akan menyebabkan kecelakaan karena setiap bahan akan
memiliki reaksi berbeda dan bahaya ketika tercampur dengan bahan lain.

2.5.6 Bahan Kimia Reaktif

Bahan reaktif digolongkan sebagai bahan yang bereaksi sendiri saat ada perubahan
suhu, gesekan, dan kontak dengan uap lembab. Bahan kimia reaktif biasanya
dikelompokkan menjadi bahan kimia piroforik, eksplosif, pembentuk peroksida, dan reaktif
air. Untuk meminimalisir bahaya dari bahan kimia ini, maka harus diperhatikan
penyimpanannya. Hal pertama yang dilakukan adalah berikan label pada wadah tersebut
tentang tanggal diterima dan dibuka. Simpan bahan kimia pembentuk peroksida didalam
botol yang tertutup rata atau pada wadah yang tertutup dari cahaya dan buanglah wadah
pembentuk peroksida yang tidak pernah dibuka sesuai kadaluarsa pabrik biasanya 12 bulan.
Bahan yang reaktif dengan air dapat menghasilkan senyawa toksik ataupun gas yang
meledak bila terkena air. Jadi penyimpanan bahan ini harus dipastikan jauh dari air.
Contohnya hipoklorit dan logam hidrida.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Laboratorium biologi mempunyai banyak sekali bahan kimia yang digunakan untuk
praktikum. Ada beberapa contoh bahan kimia yang ada di laboratorium biologi,
misalnya asam sulfat, asam nitrat, asam karbonat, natrium karbonat, natrium hidroksida,
metana, benzena, kalsium karbonat, asam klorida, kalium hidroksida, hidrogen
peroksida, dan kalsium klorida. Agar tidak melakukan kesalahan yang membahayakan
saat praktikum maka kita harus mengenal dulu bahan-bahan yang ada di laboratorium.
2. Karakteristik bahan kimia pada laboratorium terdapat enam jenis yaitu bahan kimia
mudah terbakar, bahan kimia racun yang menguap, bahan kimia oksidator, bahan kimia
korosif, bahan kimia sensitif terhadap cahaya, dan bahan kimia reaktif. Setiap
kaarakteristik tersebut memiliki ketentuan masing-masing dalam hal penyimpanan.
3. Kerusakan pada bahan kimia bisa disebabkan dari berbagai hal. Bisa dari hal
disekitarnya, seperti udara, cairan, api, mekanik, sinar, dan sifat bahan itu sendiri. Oleh
karena penyimpanan bahan kimia harus dilakukan dengan baik agar tidak banyak bahan
yang rusak atau tidak bisa dipakai lagi.
4. Penyimpanan bahan kimia harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan
ketentuan yang ada. Karena karakteristik setiap bahan berbeda-beda dari padatan dan
juga cairan. Tempat untuk menyimpan bahan seperti lemari dan rak juga harus
diperhatikan, begitu juga dengan ruangan yang digunakan harus bersih dan rapi agar
mudah dalam melakukan penyimpanan. Apabila salah dalam melakukan penyimpanan
bahan dapat menimbulkan kecelakaan labotarorium.
3.2 Saran

Dalam menyimpan bahan-bahan kimia di laboratorium harus hati-hati dan teliti, karena
setiap bahan memiliki karakteriktik yang berbeda. Setiap karakteristik mempunyai syarat atau
ketentuan dalam hal penyimpanan. Oleh karena itu, kita harus mengenal bahan kimia dari
berbagai hal serta melakukan penyimpanan dengan baik agar bahan kimia bisa bertahan lama.
DAFTAR REFERENSI

Na’imah, S. 2021. 8 Bahan Kimia Beracun yang Sering ditemui dalam Rumah. Diakses pada
10 September 2021, dari https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebersihan-diri/bahan
kimia-beracun-dalam-produk-rumah-tangga/
Pane, MDC. 2021. Kalsium Karbonat. Diakses pada 10 September 2021, dari
https://www.alodokter.com/kalsium-karbonat
Susianto, N. 2021. Benzena. Diakses pada 10 September 2021, dari
https://www.studiobelajar.com/benzena/
Kimia, Ilmu. 2021. Pengertian Bahan Kimia, Jenis, dan Contohnya. Diakses pada 10
September 2021, dari https://www.pakarkimia.com/pengertian-bahan-kimia/
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan
POM RI. 2012. Kalium Hidroksida. Diakses pada 10 September 2021, dari
http://ik.pom.go.id/v2016/katalog/Potasium%20Hidroksida.pdf
Lukman. 2018. Ini Dia Kegunaan Asam Sulfat Dalam Industri. Diakses pada 10 September
2021, dari https://www.prosesproduksi.com/kegunaan-asam-sulfat-dalam-industri/
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan
POM RI. 2012. Natrium Karbonat. Diakses pada 10 September 202, dari
http://ik.pom.go.id/v2016/katalog/NATRIUM%20KARBONAT%20.pdf
Lora, LC. 2017. Metana: gas Penghancur Perisai Bumi dan Pemanfaatannya sebagai Energi
Terbarukan#2. Diakses pada 10 September 2021, dari
https://www.kompasiana.com/lucacadalora/599849fb9e0d8812f6081a02/metana-gas
penghancur-perisai-bumi-dan-pemanfaatannya-sebagai-energi-terbarukan-2
Skola. 2020. Benzena: Pengertian, Penggunaan, dan Turunannya. Diakses pada 10 September
2021, dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/06/070000569/benzena
pengertian-penggunaan-dan-turunannya?page=all
Wikipedia. 2021. Asam Klorida. Diakses pada 10 September 2021, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida
Jurusan MPLK. Pengenalan Bahan Kimia: Modul 2. Diakses pada 10 September 2021, dari
http://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/topik-topik-kuliah/28-kimia-dasar/280
pengenalan-bahan-kimia
Widiantoko, RK. 2017. Strategi Penyimpanan Zat dan Bahan Kimia yang Benar di
Laboratorium untuk Mengurangi Resiko Kecelakaan. Diakses pada 10 September
2021, dari https://lordbroken.wordpress.com/2017/01/31/
Admin. 2012. Penyimpanan Bahan Kimia di Laboratorium. Diakses pada 10 September
2021, dari http://www.rcchem.co.id/index.php/rcchem/article/149
Kemendikbud. 2018. Modul: Menyimpan Bahan Kimia dengan Aman. Diakses pada 10
September 2021, dari
http://repositori.kemdikbud.go.id/17507/1/Menyimpan%20Bahan%20Kimia.pdf
Peje, P. 2012. Pewadahan dan Penyimpanan Bahan Kimia. Diakses pada 10 September 2021,
dari http://pujipeje.blogspot.com/2012/05/pewadahan-dan-penyimpanan-bahan
kimia.html
Universitas Kristen Petra. 2012. Bahan Kimia Chapter 2. Diakses pada 11 September 202,
dari https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/tmi/2012/jiunkpe-ns-s1
2012-25407052-24371-bahan%20kimia-chapter2.pdf

Anda mungkin juga menyukai