Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KOASISTENSI PATOLOGI VETERINER

NEKROPSI SATWA AQUATIK (IKAN LELE)

MARIA TRIFONIA KADHA GEO (2009020012)


MARIA SERLYANTI APONG (2009020013)
MARIANA ELISA MANCE( 2009020035)

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan ikan konsumsi air tawar yang memiliki ukuran
kepala hampir mencapai seperempat dari panjang tubuhnya. Kepala pipih ke bawah dan tertutup
oleh tulang pelat. Tulang pelat ini membentuk ruangan rongga di atas insang, pada ruangan ini
terdapat alat bantu pernapasan berupa Arborescent Organ. Mulut Clarias batrachus terletak pada
ujung (terminal) serta dilengkapi gigi nyata, atau hanya berupa permukaan kasar di mulut bagian
depan. Clarias batrachus juga memiliki empat pasang sungut yang terletak di sekitar mulut.
Sepasang sungut hidung, sepasang sungut mandibular luar, sepasang sungut mandibular dalam,
dan sepasang sungut maxilar.
Penyakit ikan disebabkan oleh tiga komponen utama yakni lingkungan, pathogen dan kondisi
organisme itu sendiri. Penyakit yang disebabkan oleh perubahan parameter lingkungan
merupakan penyakit non infeksius yang disebabkan oleh pola manajemen lingkungan budidaya
yang tidak baik, sedangkan penyakit yang diakibatkan oleh pathogen merupakan penyakit
infeksius yang biasanya berasal dari 4 golongan organisme yakni parasit, fungi, bakteri dan
virus. Penyakit biasanya menyebabkan perubahan fungsi fisiologis bagi ikan baik fenotip
maupun genotip. Oleh sebab itu, upaya pencegahan dan pengobatan terus dilakukan sebagai
solusi untuk meminimalkan dampak kerugian dalam budidaya ikan (Mahyudin, 2007).
Nekropsi (pemeriksaan postmortem) dilakukan untuk menentukan kausa penyakit dengan
melakukan diskripsi lesi makroskopis dan mikroskopis dari jaringan dan dengan melakukan
pemeriksaan serologis dan mikrobiologis yang memadai. Pemeriksaan postmortem dilakukan
bila ditemukan adanya penurunan produksi, terdapat tanda-tanda yang jelas akan sakit atau
diketahui adanya peningkatan jumlah kematian, dan atas permintaan klien. Nekropsi dapat
menghasilkan diagnosa definitif, diagnosa presumptif atau beberapa kemungkinan diagnosa lain
jika tidak terdapat lesi khusus (McDonough and Southard, 2017).

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara nekropsi ikan dan penyakit
pada ikan yang dapat diidentifikasi secara patologi anatomi.
BAB II

MATERI DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Kamis, 22 April 2021
Waktu : 09.00 - selesai
Tempat :Laboratorium Anatomi, Fisiologi, Farmakologi dan Biokimia Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana.

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah minor set, spuit 1 ml, spuit 3 ml, kapas,
nampan dan kain.
2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan, sarung tangan.

2.3 Metode
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Sebelum dinekropsi, dilakukan pemeriksaan keadaan umum pada ikan.
3. Selanjutnya dilakukan pengambilan darah pada ikan.
4. Kemudian, dilakukan euthasia pada ikan dengan cara menusuk bagian kepala ikan
dengan menggunakan skalpel.
5. Setelah ter-euthanasia, ikan diinsisi ke arah cranial mulai dari lubang anus sampai bagian
dari spekulum ikan.
6. Dilanjutkan insisi ke atas dari 1/4 bagian dari spekulum ikan sampai batas os costae
cranial.
7. Dilanjutkan insisi ke atas dari bagian anus ke batas os costae caudal.
8. Insisi dilanjutkan kembali ke arah cranial dari batas os costae caudal sampai ke batas
akhir insisi os costae cranial.
9. Dilakukan pengamatan organ abdomen dan thorax sebelum dikeluarkan dari ruang
abdomen dan thorax.
10. Selanjutnya organ dikeluarkan dan dilakukan pemisahan setiap sistem untuk diamati.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pemeriksaan Ikan


a. Data pemilik
Nama : Thomas Fongo
Alamat : Matani
b. Sinyalemen
Ras : Ikan Lele
Jenis kelamin : Betina
Umur :
Warna : Hitam putih abu-abu
Tanggal mati : Kamis, 22 April 2021
Tanggal nekropsi: Kamis, 22 April 2021
c. Anamnesa : Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, populasi awal ikan lele
yaitu 30 ekor, sebelumnya ikan mati mendadak 5 ekor dan yang menunjukan gejala sakit
ada 4 ekor. Keadaan kolam permanen dengan keadaan air agak keruh. Ikan lele yang
digunakan untuk nekropsi menunjukkan gejala berenang dengan kepala keatas
permukaan air dan badan lurus kebawah, ikan kurang aktif, berpisah dari kawannan.

3.2 Hasil Pemeriksaan Klinis


Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan umum Hasil pemeriksaan

Mata Normal

Tubuh dan Kulit Normal, tidak ditemukan kelainan atau jamur

Mukosa insang Sedikit pucat

Sirip Sirip terdiri dari 2 pasang yaitu bagian dada dan perut bawah. Sirip dada
kanan lebih panjang di bandingkan sirip dada kiri (sirip dada kiri cacat)

Ekor Normal
3.3 Hasil Nekropsi
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi
Organ Perubahan Patologi Anatomi
a.
a. Tampak keseluruhan tubuh ikan
lele.
b. Sirip tampak berbeda, dimana
salah satu sirip lebih pendek
c. Tampak normal sirip bawah

b.
c.

Keseluruhan organ tubuh ikan


setelah di nekropsi.

Tampak insang yang berubah warna


menjadi pucat.
Tampak organ hati yang berubah
warna menjadi agak kuning

3.4 Hasil Pengamatan Mikroskop


Organ Hasil pemeriksaan

Insang : Trichodyna sp
Usus :

Sirip : Trichodyna sp

3.5 Pembahasan
a. Sirip

b. Insang

c. Hati
d. Empedu
e.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai