Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENILITIAN TINDAKAN

BIMBINGAN DAN KONSELING (PTBK)

Peningkatan Kualitas Tulisan Peserta Didik Kelas X Madrasah Aliyah


Negeri 1 Cirebon Kabupaten Cirebon Melalui Bimbingan Kelompok
Dengan Latihan Terbimbing Bertahap dan Koreksi Silang Semester
Ganjil Tahun 2019/2020

OLEH:
KHOLILAH, SAg
NIP. 198002012007102010

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 CIREBON


KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN CIREBON
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling tidak masuk dalam struktur kurikulum, hal ini
mengingat bimbingan dan konseling bukan merupakan mata pelajaran yang
diberikan mealui proses pembelajaran, melainkan lebih pada proses pemberian
layanan. Layanan bimbingan dan konseling labih mengarah pada tindakan
manajemen atau pengelolaan “masalah” peserta didik agar mampu tumbuh dan
berkembang sesuai tugas perkembangannya.

Tindakan pengelolaan masalah peserta didik oleh guru bimbingan dan


konseling melalui layanan bimbingan dan konseling diharapkan mampu
membantu mengentaskan hambatan yang dialaminya.

Berbagai hambatan yang dialami peserta didik kelas X MAN 1 Cirebon


antara lain dalam menulis pada berbagai tulisan mata pelajaran.

Pada waktu ini banyak sekali dijumpai tulisan peserta didik yang tidak
memenuhi harapan, karena tidak sesuai dengan aturan tulisan. Masalah yang
terdapat dalam tulisan siswa antara lain: (a) tulisan kotor, (b) tidak rapi, tidak
teratur – naik turun, jarak antara baris tidak tetap dan lain-lain, (c) huruf-huruf
yang membentuk tulisan tidak jelas – dihias dengan coretan lain, tidak sesuai
dengan aturan bentuk huruf yang benar, (d) tulisan sukar dibaca, sukar ditangkap
apa isi yang dituliskan.

Kelemahan-kelemahan ini semua menjadi masalah besar bagi siswa,


karena kejelasan tulisan akan berpengaruh pada prestasi penulisnya. Guru yang
mengoreksi tulisan hanya akan dapat membaca bagian dari tulisan yang dapat
dibaca dan ditangkap isinya, dan hanya bagian inilah yang dapat dinilai guru.
Dengan sendirinya nilai yang diperoleh peserta didik tidak dapat maksimal,
meskipun siswa merasa sudah menjawab soal dengan lengkap. Kejadian seperti
ini jelas merugikan siswa.
Peserta didik tentang pemahaman menulis dengan baik dan benar sesuai
dengan EYD masih rendah sehingga belum mampu menulis secara baik, yaitu 30
% dari 32 peserta didik kualitas tulisan mereka masih perlu ditingkatkan.

Peserta didk kurang bersemangat dan kurang aktif pada saat mengikuti
bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh guru bimbingan dan
konseling.Sikap peserta didik terhadap layanan bimbingan dan konseling
umumnya rendah

Untuk mengatasi masalah ini peneliti ingin melakukan bimbingan


kepada peserta didik melalui bimbingan kelompok. Dalam bimbingan kelompok
tersebut peserta didik diberi tugas menulis, kemudian dilakukan koreksi silang.
oleh karena itu peneliti akan mencoba menggunakan model layanan bimbingan
baru yaitu latihan terbimbing bertahap dan koreksi silang yang mungkin dapat
digunakan mengatasi masalah tersebut yang selama ini belum saya lakukan.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat peneliti identifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Kekurang kompakan peserta didik dalam kelompok,
2. Kurang serius dalam latihan menulis,
3. Waktu menulis kurang serempak,
4. Kurang serius dalama melakukan koreksi silang,
5. Kurang cermat dalam mengoreksi,
6. Kurang mau menerima hasil koreksi temannya, dan
7. Kurang disiplin dalam kehadiran
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keaktifan peserta didik kelas X MAN Kabupaten Cirebon
dalam mengikuti bimbingan kualitas tulisan melalui model latihan
terbimbing bertahap dan koreksi silang ?
2. Bagaimana hasil bimbingan kelompok peserta didik kelas X MAN 1
Cirebon dalam mengikuti bimbingan kualitas tulisan melalui model
latihan terbimbing bertahap dan koreksi silang ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai keaktifan peserta
didik kelas X MAN 1 Cirebon dalam mengikuti bimbingan kualitas
tulisan melalui model latihan terbimbing bertahap dan koreksi silang.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan hasil bimbingan kelompok
peserta didik kelas X MAN 1 Cirebon dalam mengikuti bimbingan
kualitas tulisan melalui model latihan terbimbing bertahap dan koreksi
silang.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa: Dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas X MAN
1 Cirebon dalam mengikuti bimbingan kualitas tulisan melalui model
latihan terbimbing bertahap dan koreksi silang.
2. Bagi Guru: Dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan proses
pembelajaran atau bimbingan yang menyenangkan sehingga dapat
membangun motivasi belajar peserta didik baik pada layanan bimbingan
maupun mata pelajaran lainnya.
3. Bagi Madrasah: Sebagai masukan positif dalam pengembangan proses
pembelajaran/pembimbingan di madasah yang mendorong kerjasama
dan keterlibatan siswa secara aktif (sebagai subyek belajar) dalam
aktivitas belajar mengajar di madrasah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Karakteristik Bimbingan dan Konseling


pendidikan di sekolah tidak hanya berupa pengajaran saja, tetapi
pengembangan potensi diri dan karakter siswa juga menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari proses pendidikan di sekolah. Pendidikan sejatinya tidak hanya
mapu menjadikan siswa pintar secara intelektual, melainkan matang secara
emosional dan kepribadian. Perlunya perhatian sekolah dalam mengembangkan
potensi, emosional, dan karakter siswa ini setidaknya dapat memberikan bekal
siswa dalam menghadapi persoalan kompleks dalam bermasyarakat.
B. Model Latihan Terbimbing Bertahap dan Koreksi Silang
1. Pengertian model latihan terbimbing bertahap dan koreksi silang

Model Penemuaan Terbimbing (Guided Discovery) a. Pengertian


Penemuaan Terbimbing (Guided Discovery) Guru yang efektif dalam pengajaran
langsung sering menggunakan model guided discovery untuk mengajarkan konsep
dan generalisasi. Guided discovery merupakan suatu model pengajaran yang
dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan hubungan antar konsep.20
Model guided discovery atau penemuan terbimbing merupakan model
pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan peserta didik
belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori,
pemahaman, dan pemecahan masalah. Proses penemuan tersebut membutuhkan
guru sebagai fasilitator dan pembimbing. Banyaknya bantuan yang diberikan guru
tidak mempengaruhi peserta didik untuk melakukan penemuan sendiri. Menurut
Soejadi dalam Sukmana (2009) mengungkapkan guided discovery merupakan
suatu pembelajaran yang menuntut peserta didik menemukan seseuatu (2005:
188)

2. Kelebihan dan kelemahan model latihan terbimbing bertahap dan


koreksi silang
Kelebihan Penemuaan Terbimbing (Guided Discovery) Kelebihan dari
penggunaan model pembelajaran guided discovery dalam belajar IPA adalah
sebagai berikut: 1) Membantu peserta didik mengembangkan atau memperbanyak
persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif peserta didik.
Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi
seseorang belajar bagaimana belajar itu. 2) Model ini menyebabkan peserta didik
mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan
bermotivasi sendiri untuk belajar. 3) Mengembangkan potensi intelektual. peserta
didik hanya akan dapat mengembangkan pikirannya dengan berfikir, dengan
menggunakan pikiran itu sendiri.

Kekurangan Penemuaan Terbimbing (Guided Discovery) Kekurangan dari


model pembelajaran guided discovery adalah sebagai berikut: 1) Dipersyaratkan
keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya peserta didik
yang lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya, jika
berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau dalam usahanya menyusun suatu
hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Peserta didik yang lebih pandai mungkin
akan memonopoli penemuan. 2) Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) diperlukan
ide-ide yang banyak untuk menggunakan model guided discovery.

3. Langkah-langkah pelaksanaan model


 Mengamati
 Menanya
 Mencoba
C. Kualitas Tulisan Siwa
1. Keterampilan Menulis

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, pada era reformasi ini bahasa
berperan lebih penting. Hal ini sesuai dengan pendapat Daoed Joesoef  (dalam
Minto Rahayu 2007:5) yang disampaikan pada Kongres Bahasa Indonesia III
(1983) di Jakarta: “Bangsa yang telah maju peradabannya ditandai tidak saja
oleh kemampuannya menguasai alam, membangun industri berat, membuat
jaringan jalan raya, dan sistem pelayanan jasa yang bermutu tinggi, tetapi juga
oleh tingkat pemakaian bahasa dalam keanekaragaman kehidupan.”
Dalam berbahasa seseorang harus mempunyai keterampilan agar dapat
berbahasa dengan baik. Keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang
penting di dalam kehidupan manusia. Salah satu aspek keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai adalah keterampilan menulis. Dengan menulis, seseorang
dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan
tujuannya.

Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah


keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis merupakan
suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan,
latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya
dalam bentuk bahasa tulis. Oleh karena itu,  keterampilan menulis perlu mendapat
perhatian yang lebih dan sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa.

D. Hasil penelitian terdahulu (bila ada)


E. Kerangka berpikir

Keterampilan menulis bagi peserta didik merupakan kemampuan yang harus


dimiliki, hal itu akan menunjukkan bagaimana seorang peserta didik
kualitas tulisannya dapat dibaca orang lain. Model pembelajaran latihan
terbimbing bertahap dan koreksi silang merupakan salah satu model
pembelajaran atau pembimbingan yang dapat dijadikan treatment untuk
perbaikan kulitas tulisan siswa.

F. Hipotesis (bila ada)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X MAN 1 Cirebon
sebanyak 32 orang siswa yang terdiri atas putra 12 orang dan putri 20
orang.
2. Tempat Penelitian
PTK ini dilaksanakan di X MAN 1 Cirebon terletak di Jl. Kantor Pos
No. 36 Weru Kabupaten Cirebon
3. Waktu Penelitian
PTBK ini dilakukan selama 3 bulan , yaitu dimulai dari bulan agustus
sampai dengan Oktober tahun 2019 semester ganjil tahun pelajaran
2019/2020.
4. Jadwal Penelitian
PTBK ini dilaksanakan melalui dua siklus, masing-masing siklus terdiri
dari 2 kali pertemuan. Jadwal penelitian sebagai berikut:

Tahap Waktu Kegiatan Keterangan


Perencanaan Minggu I Agustus Penyusunan RBP,
2019 instrumen
pengamatan, soal
evaluasi
Pelaksanaan Minggu III Siklus I,
& Agustus 2019 Pertemuan 1
Pengamatan Minggu IV Siklus I, Evaluasi &
Agustus 2019 Pertemuan II Refleksi
Perencanaan Minggu I Memperbaiki
September 2019 untuk siklus II
berdasarkan hasil
refleksi siklus I
Minggu II Siklus II,
Sepetember 2019 Pertemuan 1
Minggu III Siklus II,
September 2019 Pertemuan 2
dst. ......................... ................... ...................

B. Prosedur Penelitian dan langkah tindakan


Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) atau classroom action research, yaitu sebuah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu; perencanaan tindakan (action
plan), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).
Keempat rangkaian kegiatan dilakukan dalam siklus berulang yang
merupakan ciri penelitian tindakan. Berikut ini gambar siklus PTK yang
diambil dari Buku Supardi- Suhardjono hal 86.

Gambar Siklus Penelitian Tindakan (Suharsimi Arikunto, 2011:235)


?
Adapun siklus dalam penelitian ini terdiri dari … siklus. Hal ini telah
memenuhi persyaratan sesuai dengan pendapat ahli penelitian tindakan kelas
tersebut yang menyatakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas perlu ada siklus
kegiatan sekurang-kurangnya dua siklus.

Tahapan-tahapan pelaksanaan PTK adalah:

1. Siklus I
a. Perencanaan

Peneliti melakukan tahapan perencanaan dengan urutan kegiatan sebagai berikut :

1) Menentukan topik bimbingan


2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPB)
3) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
4) Menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa
5) Menyusun kisi-kisi dan rubrik penilaian unjuk kerja pada proses
pembelajaran
6) Menyusun kisi-kisi dan instrumen tes tertulis di akhir siklus

b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pada awal pembelajaran peneliti memberikan appersepsi tentang materi
pokok siklus I yaitu perencanaan.
2) Peneliti memulai layanan bimbingan
3) Pada akhir pertemuan peneliti melakukan refleksi bersama observer
tentang pelaksanaan pembelajaran.
c. Pengamatan (Observasi )

Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh guru bersama observer untuk


mengetahui hal-hal apa saja yang dilakukan siswa selama pembelajaran
berlangsung, apakah diantara siswa masih terdapat ketidakpahaman dalam teknik
pembelajaran yang diterapkan. Observer berperan mengumpulkan data berupa
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada lembar pengamatan/
observasi. Hasil dari observasi ini akan diidentifikasi dan pengambilan interpretasi
dalam tahap refleksi pada siklus berikutnya.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan oleh guru dan observer dengan cara sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan, meliputi; evaluasi


pembelajaran, seperti efektivitas penerapan model pembelajaran take and
give terhadap keaktifan belajar siswa dan efisiensi waktu dari setiap
macam tindakan.
b. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, yang dituangkan
pada rencana tindakan pada siklus berikutnya.
c. Evaluasi tindakan I, meliputi; interpretasi hasil analisis data, ketercapaian
indicator keberhasilan, pengambilan keputusan terhadap jawaban
permasalahan, dan lain-lain.
1. Siklus II (Kedua)
a. Perencanaan Tindakan Lanjutan

Hasil analisis data dan refleksi digunakan untuk memutuskan apakah tindakan
yang dilakukan pada siklus I dapat mengatasi masalah dengan baik atau belum.
Dalam hal ini apakah penerapan model pembelajaran take and give telah
mencapai hasil yang optimal atau belum sehingga mampu meningkatkan keaktifan
belajar siswa. Bila hasilnya belum tercapai, maka dilakukan perencanaan tindakan
yang berbeda dengan memperbaiki tindakan pada siklus I. Penelitian tindakan
harus dilanjutkan pada siklus II dengan tahapan yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, analisis refleksi. Tahap perencanaan
ini meliputi:

1) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahanan masalah


berdasarkan hasil refleksi siklus I
2) Pengembangan program tindakan siklus II.

a. Pelaksanaan Tindakan
b. Pelaksanaan tindakan pada Siklus II, skenario pembelajarannya hampir
sama dengan tindakan pada siklus I. mengacu pada RPP yang telah
disiapkan, Pembahasan materi pokok siklus II adalah

Kegiatannya sebagai berikut :

c. Pengamatan (Observasi)

Kegiatan pengamatan ini hampir sama dengan pengamatan pada siklus


I.Observer mencatat semua aktifitas siswa baik pada saat diskusi maupun
kompetisi di meja turnamen. Hasil dari observasi ini akan diidentifikasi dan
pengambilan interpretasi dalam tahap refleksi pada siklus II tersebut.
d. Refleksi

Merenungkan kembali hasil pengamatan terhadap siswa, serta analisis data


dari pelaksanaan tindakan berupa lembar pengamatan, data angket siswa serta tes
akhir siklus untuk pengambilan keputusan sebagai akhir dari siklus II.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data

Data tentang keaktifan siswa diamati oleh observer dengan menggunakan


lembar observasi. Sedangkan data tentang hasil layanan bimbingan kelompok
peserta didik diperoleh melalui pemberian tugas menulis. Data hasil pengamatan
dan hasil bimbingan dikumpulkan dan dianalisis setiap akhir siklus.

2. Alat Pengumpulan Data


a. Pedoman Wawancara
b. Instrumen observasi (terhadap guru dan siswa)
c. Teknik Analisis Data

Analisis data hasil pengamatan terhadap keaktifan mengiktui bimbingan


kelompok dan hasil layanan peserta didik tentang kualitas tulisan yang dilakukan
dengan cara melihat hasil dari siklus I dan siklus II mengenai seberapa besar hasil
mengunakan tindakan Latihan Terbimbing Bertahap dan Koreksi Silang.

d. Indikator Keberhasilan
1. Penelitian akan dinyatakan berhasil apabila keaktifan siswa dalam
bimbingan kelompok mencapai 80%.
2. Terjadi peningkatan kualitas tulisan dari hasil bimbingan peserta didik
sekurang-kurangnya 80% dari jumlah peserta, terhadap penggunaan
model Latihan Terbimbing Bertahap dan Koreksi Silang.

Demikian proposal PTK ini sampaikan sebagai lampiran surat permohonan izin
penelitian.
LEMBAR PENGAMATAN PROSES TINDAKAN

Alternatif
No. Objek yang diamati Pilihan
Ya Tidak
1 Apakah siswa memperhatikan arahan guru dengan serius?
2 Suasana hening ketika guru memberikan arahan tindakan.
3 Siswa dapat menjawab pertanyaan tentang arahan guru.
4 Apakah siswa serius menuliskan kalimat yang didiktekan
guru?
5 Guru mencermati tulisan siswa secara merata setiap siswa.
6 Siswa menuliskan kalimat yang didiktekan guru
seenaknya/lambat.
7 Siswa menukar tulisan dengan teman dilakukan dengan
cekatan.
8 Apakah ketika mencermati tulisan teman siswa tampak
sungguh-sungguh.
9 Setelah selesai mencermati tulisan teman, segera
dikembalikan.
10 Siswa kelihatan puas dengan hasil koreksi temannya

LEMBAR PENGAMATAN UNTUK SISWA

Alternatif
No. Objek yang diamati
Pilihan
1 Tulisan teman yang saya koreksi cukup rapi. Ya Tidak
2 Apakah tulisan teman Anda tidak naik turun ?
3 Ejaan dalam menuliskan kata dengan awalan “di”sudah
benar.
4 Cara menuliskan kata dengan kata depan “ke”sudah benar.
5 Bentuk huruf-huruf tulisan teman saya jelas dan mudah
dibaca.
6 Perbedaan tinggi-rendahnya huruf cukup jelas dan tidak
meragukan.
7 Tulisan yang saya koreksi dipandang dari jauh tetap jelas.
8 Apakah tulisan teman Anda bersih dari coretan ?
9 Apakah cara memenggal kata tulisan teman Anda sudah
benar ?
10 Tulisan Teman Anda menunjukkan hemat kertas

Kategori :
Skor antara 81 – 100 --- Sangat baik
Skor antara 61 – 80 --- Baik
Skor antara 41 – 60 --- Cukup
Skor anatar 21 – 40 --- Kurang cukup
Skor kurang dari 21 --- Sangat kurang baik
(Sumber Metodologi penelitian: Sutrisno Hadi, 1988:56)

Anda mungkin juga menyukai