Anda di halaman 1dari 53

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN

MEDIA GOOGLE CLASSROOM DAN ZOOM CLOUD MEETINGS


PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
KELAS X TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR DI SMK
NEGERI 2 MEDAN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Teknik Otomotif

Oleh :
DIMAS PRASETYO
5163122003

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala

atas karunia dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

skripsi ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang berlokasi di SMK Negeri 2

Medan tersebut adalah perbandingan hasil belajar siswa, dengan judul

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Google Classroom dan

Zoom Cloud Meetings Pada Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif Kelas X

Teknik dan Bisnis Sepeda Motor Di SMK Negeri 2 Medan.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Sahala Siallagan, M.Sc,

Ph.D selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan

bimbingannya hingga proposal skripsi ini diselesaikan dengan baik. Penulis juga

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Lisyanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Selamat Riadi, M.T selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin,

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Ir. Erma Yulia, M.T selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik

Otomotif, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Neger

Medan.

i
6. Seluruh dosen dan pegawai di lingkungan Jurusan Teknik Mesin,

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

7. Teristimewa, kepada kedua orang tua tercinta, yang selalu mendukung

dan penuh kasih sayang baik dengan doa, moril, dan materiil selama

penulis menyelesaikan studi.

8. Segenap rekan seperjuangan, khususnya mahasiswa Pendidikan Teknik

Otomotif 2016 yang telah memberikan banyak motivasi dan dukungan

kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih belum sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak demi

kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi

diri sendiri atupun orang lain serta ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

pendidikan vokasi dan kejuruan.

Medan, Maret 2021

Penulis,

Dimas Prasetyo
NIM. 5163122003

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat

dan menjadi kebutuhan untuk berbagai aspek kehidupan manusia. Perkembangan

teknologi informasi memiliki dampak yang sangat besar dalam berbagai sisi

kehidupan manusia tidak terkecuali dibidang pendidikan yang mulai banyak

memanfaatkan teknologi informasi sebagai media pembelajaran yang praktis.

Perkembangan teknologi tersebut didukung pula dengan tersedianya akses

internet, perangkat keras serta perangkat lunak yang semakin canggih seiring

berjalannya waktu.

Dunia saat ini tengah dihadapkan oleh pandemi Covid-19 yang

menyebabkan semua aspek kehidupan berubah termasuk pada aspek pendidikan.

Salah satu perubahan pada aspek pendidikan adalah kebijakan belajar dalam

jaringan (e-learning) untuk seluruh peserta didik semua jenjang pendidikan

dikarenakan adanya pembatasan sosial.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan

Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan

Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) poin ke 2 yaitu

proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a.

Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk

memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani

tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun

3
kelulusan; b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan

hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19; c. Aktivitas dan tugas

pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan

kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas

belajar dirumah; d. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan

balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi

skor/nilai kuantittatif.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

Menurut Kayatun (2014) hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta

didik setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes

yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pembelajaran pada

satu pokok bahasan. Selain hasil belajar, keaktifan siswa juga perlu diperhatikan

dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran sangat memerlukan keaktifan

siswa, tanpa adanya keaktifan siswa maka pembelajaran terkesan membosankan.

Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online

adalah suatu keputusan yang bijaksana sebagai jembatan atas derasnya arus

penyebaran sumber belajar elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri

dari pemanfaatan sumber-sumber belajar yang digunakan dalam ruang kelas.

Artinya, bagaimanapun teknologi yang digunakan pada e-learning belum mampu

menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena metode interaksi

tatap muka konvensional masih jauh lebih efektif dibandingkan dengan

pembelajaran online atau e-learning. Selain itu, keterbatasan dalam akses internet,

4
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), serta pembiayaan

sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan belajar online (Yaumi, 2018).

Pemanfaatan teknologi informasi seperti e-learning akan membawa

perubahan dalam sistem pendidikan yang akan dikembangkan, materi yang akan

disampaikan, bagaimana proses instruksional dan pembelajaran yang dilakukan,

serta hambatan-hambatan yang akan dihadapi baik oleh siswa, guru, dan

penyelanggara pendidikan. Penggunaan media seperti Google Classroom dan

Zoom Cloud Meetings dalam proses pembelajaran menjadi alternatif solusi yang

dapat digunakan dalam masa Pandemi Covid-19 seperti saat ini. Selain itu dengan

pembelajaran e-learning juga diharapkan kognitif siswa terhadap prestasi belajar

dapat mudah tercapai.

Google Classroom sesungguhnya dirancang untuk mempermudah

interaksi guru dan siswa dalam dunia maya. Aplikasi ini memberikan kesempatan

kepada para guru untuk mengeksplorasi gagasan keilmuan yang dimilikinya

kepada siswa. Inovasi yang diberikan oleh penyedia search engine terbesar di

dunia tersebut bertujuan untuk membantu menciptakan pembelajaran yang aktif,

efektif, efisien dan menyenangkan. Google Classroom merupakan layanan yang

layak diterapkan di Indonesia karena Google Classroom memiliki struktur yang

sama dengan pembelajaran yang ada saat ini. Penggunaan Google Classroom

dalam kegiatan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 merupakan langkah yang

tepat dikarenakan berlakunya pembatasan sosial (Social Distancing) dan belajar

dalam jaringan (daring) yang ditetapkan oleh pemerintah.

5
Zoom Cloud Meetings merupakan platform tatap muka yang bersifat

Conference dimana pendidik dan peserta didik bisa berinteraksi langsung seperti

pada pembelajaran tatap muka. Dalam aplikasi ini terdapat banyak fitur mulai dari

File Sharing dalam format PDF bisa dilakukan dengan mudah, Zoom Cloud

Meetings menawarkan fasilitas yang paling mudah untuk melakukan pembelajarn

daring karena hanya dengan menggunakan tautan atau nomor kamar (room).

Menggunakan Zoom Cloud Meetings menawarkan pengalaman webinar yang

sangat bagus karena memungkinkan untuk menulis dan berbicara secara

bersamaan sehingga mempermudah peserta berinteraksi dengan pembicara dan

peserta lainnya tanpa harus mengganggu jalannya proses webinar. Namun, dengan

banyaknya fitur bukan berarti platform ini tidak mempunyai kekurangan.

Borosnya kuota yang dipakai selama berlangsungnya webinar menjadi keluhan

yang menjadi pertimbangan sebelum menggunakan aplikasi ini.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SMK

Negeri 2 Medan dapat diketahui bahwa selama masa pandemi Covid-19,

pembelajaran jarak jauh dilakukan melalui perantara media Zoom Cloud Meetings

dan luring (luar jaringan). Artinya, siswa tetap harus datang ke sekolah untuk

mengambil materi yang diberikan oleh guru, kemudian guru melakukan

pembelajaran jarak jauh melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings. Oleh karena itu,

penelitian ini menggunakan media Google Classroom sebagai alternatif solusi

untuk membantu disetiap proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena hampir

seluruh siswa memiliki smartphone berbasis android yang bisa digunakan untuk

mengakses aplikasi Google Classroom.

6
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul ”Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Menggunakan Media Google Classroom dengan Zoom Cloud Meetings Pada

Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif Kelas X Teknik dan Bisnis Sepeda

Motor di SMK Negeri 2 Medan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan diatas,

maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Aplikasi Google Classroom belum digunakan sebagai alternatif media

pembelajaran jarak jauh di SMK Negeri 2 Medan.

2. SMK Negeri 2 Medan hanya menggunakan aplikasi Zoom Cloud

Meetings dan metode luring (luar jaringan) sebagai media

pembelajaran selama pandemi Covid-19.

3. Metode luring kurang efektif digunakan dimasa pandemi karena siswa

tetap harus datang ke sekolah untuk mengambil materi pelajaran yang

diberikan oleh guru.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti

membatasi ruang lingkup penelitian agar lebih terfokus dan terarah. Serta dapat

mempermudah proses penelitian itu sendiri. Adapun pembatasan masalah pada

penelitian ini adalah : Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media

7
Google Classroom dan Zoom Cloud Meetings Pada Mata Pelajaran Teknologi

Dasar Otomotif Kelas X Teknik dan Bisnis Sepeda Motor di SMK Negeri 2

Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa menggunakan media Google

Classroom pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa menggunakan Zoom Cloud Meetings

pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif?

3. Bagaimanakah perbandingan hasil belajar siswa menggunakan media

Google Classroom dan Zoom Meetings pada mata pelajaran Teknologi

Dasar Otomotif?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui perbandingan hasil

belajar siswa menggunakan media Google Classroom dan Zoom Cloud Meetings

pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif kelas X Teknik dan Bisnis Sepeda

Motor di SMK Negeri 2 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

8
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang

peredaan penggunaan media Google Classroom dengan Zoom Cloud Meetings.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan siswa dapat membandingkan manfaat aplikasi

Google Classroom dan Zoom Cloud Meetings sebagai platform pembelajaran.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk guru agat dapat

memberikan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Diharpakan juga

penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana penggunaan

aplikasi Google Classroom dan Zoom Cloud Meetings dalam kegiatan

pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak

sekolah, khususnya SMK Negeri 2 Medan untuk terus meningkatkan kualitas

pembelajaran dan hasil belajar siswa menggunakan media Google Classroom

dan Zoom Cloud Meetings.

d. Bagi Mahasiswa

Dapat mengembangkan wawasan dan mengetahui manfaat dari media

Google Classroom dan Zoom Cloud Meetings sebagai media pendukung

pembelajaran.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teoretis

2.1.1. Pengertian Hasil Belajar

Terdapat berbagai tujuan dari pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar,

salah satunya adalah hasil belajar siswa. Hal ini karena, hasil belajar siswa

merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan

dan pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia adalah suatu yang diperoleh karena usaha. Sedangkan

belajar adalah “perubahan” yang terjadi pada diri seseorang setelah akhirnya

melakukan aktivitas belajar (Syaiful Bahri D dan Aswan Zain, 2016).

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi

berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan diri dari lingkungan

berupa rancangan dan pengelolaan multivasional yang tidak berpengaruh terhadap

besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar. Hasil

belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah belajar, hasil tersebut terdiri dari

10
informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap, dan

strategi kognitif (Dimyati dan Mudjiono, 1994).

Hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi

dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya (Purwanto,

2013). Berikut ini adalah ciri-ciri hasil belajar yang baik, yaitu:

1. Tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat

valid atau memiliki validitas. Kata valid sering diartikan dengan tepat, benar,

sahih dan absah. Jadi, kata validitas dapat diartikan ketepatan, kebenaran,

kesahihan, atau keabsahan. Apabila kata valid dikaitkan dengan fungsi tes

sebagai alat pengukur, maka sebuah tes dapat dikatakan valid apabila tes

tersebut dengan secara tepat, secara benar, secara sahih, atau secara absah

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

2. Tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut telah

memiliki realibilitas atau bersifat reliable. Apabila istilah tersebut dikaitkan

dengan fungsi tes sebagai alat pengukur mengenai keberhasilan peserta didik,

maka sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliable, apabila hasil-hasil

pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara

berulangkali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang

tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil, dengan demikian suatu ujian

dikatakan telah memiliki reliabilitas.

3. Hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar objektif, dalam

hubungan ini sebuah tes hasil belajar dapat dikatikan sebagai tes hasil belajar

11
yang objektif, apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan “menurut apa

adanya”. Apa adanya mengandung pengertian bahwa materi tes tersebut

adalah diambilkan atau bersumber dari materi atau bahan pelajaran yang telah

diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus yang telah

ditentukan.

4. Hasil belajar yang baik adalah hasil belajar tersebut bersifat praktis dan

ekonomis. Bersifat praktis mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar

tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah karena itu bersifat sederhana,

dalam arti tidak memerlukan peralatan yang sulit pengadaannya, lengkap

dalam arti bahwa tes tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk mengenai cara

mengerjakannya, kunci jawabannya dan pedoman skoring serta penentuan

nilainya (Anas Sudjiono, 2009)

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah

menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil belajar dapat diketahui

melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data yang

menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam mencapai tujuan pembelajaran di kelas, hasil belajar tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.

Menurut Slameto (2010) terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor

yang dipengaruhi dari dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor

eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar individu itu sendiri.

1) Faktor Internal

12
Faktor internal terdiri dari tiga faktor, antara lain sebagai berikut :

a) Faktor Jasmaniah, faktor ini berkaitan dengan keadaan fisik diantaranya

kesehatan peserta didik dan juga cacat tubuh.

b) Faktor psikologis, faktor ini berkaitan dengan psikologis seseorang,

diantaranya faktor intelegensi, perhatian, minat, kematangan dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan

tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani yang

dapat terlihat dan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan pada diri seseorang atau peserta didik, sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari tiga faktor, antara lain sebagai berikut :

a) Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa pendidikan orang tua, interaksi antar anggota keluarga, suasana

keluarga dan keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar

belakang budaya sosial yang ada.

b) Faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh tersebut terjadi karena

keberadaan siswa di dalam suatu masyarakat yang merupakan makhluk

sosial. Hal-hal yang mempengaruhi belajar siswa yang dilihat dari lingukan

masyarakat diantaranya, kegiatan siswa di dalam masyarakat, teman bergaul,

dan bentuk kehidupan lainnya di dalam masyarakat.

c) Faktor sekolah, faktor sekolah ini juga sangat mempengaruhi belajar siswa.

Faktor sekolah mencakup metode guru mengajar, kurikulum, hubungan guru

13
dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, media

pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan bangunan sekolah,

dan tugas-tugas yang diberikan guru kepada siswa.

Selanjutnya menurut Nana Syaodih (2011), keberhasilan belajar

dipengarui oleh banyak faktor. Faktor tersebut dapat bersumber pada diri

individu atau di luar diri individu atau lingkungannya.

1. Faktor-faktor dalam diri individu.

a. Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu.

Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda. Kondisi fisik menyangkut

kelengkapan dan kesehatan pancaindera. Pancaindera yang paling penting

adalah penglihatan dan pendengaran.

b. Aspek psikis atau rohani menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan

intelektual, sosial, psikomotorik, serta kondisi afektif dan konatif dari

individu.

c. Kondisi intelektual menyangkut kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah

maupun bakat pekerjaan.

d. Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain, baik

gurunya, temannya, orangtuanya, maupun orang-orang lainnya.

e. Situasi afektif, selain ketenangan dan ketentraman psikis juga memerlukan

motivasi untuk belajar. Motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar.

14
f. Keterampilan, keberhasilan belajar seseorang juga dipengaruhi oleh

keterampilan yang dimilikinya, seperti keterampilan membaca, berdiskuis,

memecahkan masalah dan lain sebagainya.

2. Faktor-faktor lingkungan

a. Keluarga, faktor fisik dan sosial psikologis yang ada dalam keluarga sangat

berpengaruh terhadap perkembangan anak. Faktor fisik tersebut seperti

keadaan rumah dan ruang belajar, sarana dan prasarana belajar, suasana

dalam rumah dan suasana lingkungan di sekitar rumah. Adapun faktor

sosial psikologis keluarga menyangkut keutuhan keluarga, iklim psikologis,

iklim belajar, dan hubungan antara anggota keluarga.

b. Lingkungan sekolah meliputi lingkungan fisik, sosial dan akademisi.

Lingkungan fisik seperti lingkungan kampus, sarana prasarana, sumber

belajar, media belajar, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial

menyangkut hubungan siswa dengan temannya, gurunya, serta staf sekolah

yang lain. Adapun lingkungan akademisi yaitu suasana pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar, ekstrakurikuler, dan lain sebagainya.

c. Lingkungan masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan yang

cukup, terdapat lembaga dan sumber belajar akan memberikan pengaruh

terhadap semangat dan perkembangan belajar peserta didik.

Dengan demikian dari pendapat dua ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar peserta didik, baik itu faktor yang ada dalam diri peserta didik itu

sendiri atau faktor internal maupun faktor-faktor dari lingkungan atau

15
faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap

semangat, motivasi dan hasil belajar peserta didik.

2.1.2. Aplikasi Google Classroom

2.1.2.1. Pengertian Google Classroom

Menurut Abdul Barir Hakim (2016) Google Classroom adalah layanan

berbasis Internet yang disediakan oleh Google sebagai sebuah sistem e-learning.

Layanan ini didesain untuk membantu pengajar membuat dan membagikan tugas

kepada pelajar secara paperless. Pengguna service ini harus mempunyai akun di

Google. Selain itu Google Classroom hanya bisa digunakan oleh sekolah yang

mempunya Google Apps for Education.

Google Classroom adalah layanan gratis untuk sekolah, lembaga non-

profit, dan semua orang yang memiliki akun Google pribadi. Google Classroom

memudahkan siswa dan guru agar tetap terhubung di dalam maupun di luar

sekolah. Google Classroom dapat menghemat waktu dan kertas, memberikan

tugas, berkomunikasi, dan menjadikan semuanya mudah dikelola.

Dengan demikian Google Classroom merupakan suatu aplikasi yang

disediakan oleh Google For Education untuk menciptakan ruang kelas dalam

dunia maya. Aplikasi ini dapat membantu memudahkan guru dan siswa dalam

melaksanakan proses belajar dengan lebih praktis dan mudah. Pembelajaran

dengan menggunakan aplikasi Google Classroom sesungguhnya sangat ramah

lingkungan. Hal ini karena siswa tidak lagi menggunakan kertas dalam

mengumpulkan tugasnya.

16
Pemanfaatan Google Classroom dapat melalui multiplatform yakni

melalui komputer dan telepon genggam (Android & iOS). Guru dan siswa dapat

mengunjungi situs https://classroom.google.com atau mengunduh aplikasi melalui

Google Playstore di Android atau App Store di iOS dengan kata kunci Google

Classroom. Penggunaan LMS (Learning Management System) tersebut tanpa

dipungut biaya, sehingga dapat dilakukan sesuai kebutuhan. (Vicky Dwi

Wicaksono dan Putri Rachmadyanti, 2017).

2.1.2.2. Fungsi Google Classroom

Google Classroom merupakan sebuah produk bagian dari Google For

Education yang sangat istimewa, karena produk ini memiliki banyak fasilitas

didalamnya seperti memberi pengumuman tugas, menjadwalkan tugas,

memberikan materi, memberikan quiz, menambahkan topik, dan melihat siapa

saja yang telah mengumpulkan tugas.

Pada situs Google Classroom juga tertulis bahwa Google Classroom

terhubung dengan semua layanan Google For Education lainnya, sehingga

pendidik dapat memanfaatkan Google Mail, Google Drive, Google Calendar,

Google Docs, Google Sheets, Google Slides, dan Google Sites dalam proses

pembelajarannya. Sehingga saat pendidik menggunakan Google Classroom

pendidik juga dapat memanfaatkan Google Calendar untuk mengingatkan peserta

didik tentang jadwal atau tugas yang ada, sedangkan penggunaan Google Drive

sebagai tempat untuk menyimpan keperluan pembelajaran seperti Power Point,

file yang perlu digunakan dalam pembelajaran maupun yang lainnya.

Dengan demikian, Google Classroom dapat membantu memudahkan guru

dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan lebih

17
mendalam. Hal ini disebabkan karena baik siswa maupun guru dapat

mengumpulkan tugas, mendistribusikan tugas, dan berdiskusi tentang pelajaran

dimanapun tanpa terikat batas waktu atau jam pelajaran. Hal tersebut membuat

proses pembelajaran lebih menarik dan lebih efisien dalam hal pengelolaan waktu,

dan tidak ada alasan lagi siswa lupa tentang tugas yang sudah diberikan oleh guru

(Diemas Bagas Panca Pradana dan Rina Harimurti, 2017).

2.1.2.3. Langkah-langkah membuat kelas di Google Classroom

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat kelas di Google

Classroom adalah sebagai berikut:

1) Buka https://classroom.google.com lalu klik akun Google yang sudah di log

in. Kemudian klik Sign In untuk memulai membuka ruang kelas pada Google

Classroom

18
Gambar 2.1 Halaman login ke Google Classroom

2) Klik lanjutkan untuk memulai kelas dengan menggunakan Google Classroom

Gambar 2.2 Langkah Awal Membuat Kelas

19
3) Selanjutnya klik tanda (+) di pojok kanan atas untuk memulai kelas baru

Gambar 2.3 Membuat Kelas Baru di Google Classroom

4) Selanjutnya tulis nama kelas, bagian, mata pelajaran, dan ruang kelas

Gambar 2.4 Tampilan Kelas Baru

5) Undang siswa untuk bergabung ke kelas dengan cara menampilkan kode kelas

20
Gambar 2.5 Kode Kelas di Google Classroom

2.1.2.4. Kelebihan dan Kekurangan Google Classroom

1) Kelebihan Google Classroom

Menurut Janzen M dan Mary yang dikutip dalam Shampa Iftakhar

menyatakan kelebihan dari Google Classroom antara lain yaitu :

1. Mudah digunakan : Sangat mudah digunakan. Desain Google Kelas sengaja

menyederhanakan antarmuka instruksional dan opsi yang digunakan untuk

tugas pengiriman dan pelacakan; komunikasi dengan keseluruhan kursus atau

individu juga disederhanakan melalui pemberitahuan dan email.

2. Menghemat waktu: Ruang kelas Google dirancang untuk menghemat waktu.

Ini mengintegrasikan dan mengotomisasi penggunaan aplikasi Google lainnya,

termasuk dokumen, slide, dan spreadsheet, proses pemberian distribusi

dokumen, penilaian, penilaian formatif, dan umpan balik disederhanakan.

3. Berbasis cloud : Google Classroom menghadirkan teknologi yang lebih

profesional dan otentik untuk digunakan dalam lingkungan belajar karena

21
aplikasi Google mewakili sebagian besar alat komunikasi perusahaan berbasis

cloud yang digunakan di seluruh angkatan kerja profesional.

4. Fleksibel: Aplikasi ini mudah diakses dan dapat digunakan oleh instruktur dan

peserta didik di lingkungan belajar tatap muka dan lingkungan online

sepenuhnya. Hal ini memungkinkan para pendidik untuk mengeksplorasi dan

memengaruhi metode pembelajaran dan mengatur distribusi dan pengumpulan

tugas dan komunikasi dalam beberapa milieus instruksional.

5. Gratis: Google Kelas sendiri sudah dapat digunakan oleh siapapun. Membuka

kelas di Google Classroom bersifat gratis, asalkan memiliki akun Gmail.

Selain itu dapat mengakses semua aplikasi lainnya, seperti Drive, Documents,

Spreadsheets, Slides, dll. Cukup dengan mendaftar ke akun Google.

6. Ramah seluler: Google Classroom dirancang agar responsif. Mudah

digunakan pada perangkat mobile manapun. Akses mobile ke materi

pembelajaran yang menarik dan mudah untuk berinteraksi sangat penting

dalam lingkungan belajar terhubung web saat ini.

2) Kekurangan Google Classroom

1. Google Classroom yang berbasis web mengharuskan siswa dan guru untuk

terkoneksi dengan internet.

2. Pembelajaran berupa individual sehingga mengurangi pembelajaran sosial

peserta didik.

3. Apabila peserta didik tidak kritis dan terjadi kesalahan materi akan

berdampak pada pengetahuannya.

22
4. Membutuhkan spesifikasi hardware, software dan jaringan internet yang

tinggi.

2.1.3. Aplikasi Zoom Cloud Meetings

2.1.3.1. Pengertian Zoom Cloud Meetings

Zoom Cloud Meetings merupakan aplikasi perangkat lunak yang

memiliki fitur video conference yang dapat mempertemukan banyak orang

secara langsung tanpa harus bertatap muka secara fisik. Hanya melalui

koneksi internet dan melakukan registrasi melalui website pada computer

atau mengunduh aplikasi pada smartphone, lalu ikuti alur yang tersedia.

Zoom Cloud Meetings dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika

Serikat bernama Zoom Video Communications, Inc. Aplikasi ini didirikan

sejak tahun 2011 dan digunakan oleh berbagai organisasi dan perusahaan

untuk mengakomodir para karyawan dari jarak jauh.

Aplikasi zoom cloud meetings sangat efektif digunakan sebagai media

komunikasi dalam jaringan ketika salah satu pihak dosen atau mahasiswa

mempunyai kendala untuk berkumpul bertatap muka secara fisik (Ipan Ripai,

2020).

Aplikasi Zoom Cloud Meetings dapat di download langsung melalui

Google Playstore atau AppStore yang ada di Android atau iOS. Sedangkan jika

menggunakan komputer atau laptop dapat di download melalui

https://zoom.us/download. Perangkat lunak ini mendukung jaringan nirkabel 3G

dan 4G. Pemanfaatan internet juga berguna untuk menunjang peningkatan kualitas

23
pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh tepat

dengan keadaan indonesia, wilayah yang tersebar dengan ribuan pulau. Oleh

sebab itu, keberadaanya diakomodasi dalam Sistem Pendidikan Nasional yang

disahkan pada bulan Juli 2003, khususnya pasal 31 Undang Undang nomer 20

tahun 2003 (Deni Darmawan, 2014)

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa Zoom Cloud Meetings

adalah aplikasi video conference yang memungkinkan berbagi layar hingga lebih

dari 100 orang sekaligus. Zoom Cloud Meetings dapat menunjang kebutuhan

komunikasi dimanapun dan kapanpun dengan banyak orang tanpa harus bertemu

fisik secara langsung. Zoom Cloud Meetings juga fleksibel, karena tidak hanya

bisa digunakan di komputer, tetapi bisa juga diinstal di Smartphone atau Tablet.

2.1.3.2. Fungsi Zoom Cloud Meetings

Aplikasi Zoom Cloud Meetings berfungsi sebagai media untuk

menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik untuk mempermudah

proses pembelajaran di masa pandemi. Melalui aplikasi Zoom Cloud

Meetings peserta didik dapat terlihat langsung oleh guru ketika sedang

melakukan pembelajaran. Aplikasi ini juga mempermudah peserta didik,

karena dapat diakses kapan saja dan dimana saja asalkan terhubung

dengan internet. Dengan adanya aplikasi ini memungkinkan penggunanya

untuk berinteraksi tanpa melihat batasan jarak,tempat dan waktu.

2.1.3.3. Manfaat Aplikasi Zoom Cloud Meetings

24
Beberapa manfaat dari penggunaan aplikasi Zoom Cloud Meetings adalah

sebagai berikut:

1) Mempermudah melakukan tatap muka secara jarak jauh tanpa harus

bertemu secara langsung.

2) Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

3) Bisa dilakukan secara langsung dengan lebih dari 100 orang sekaligus.

4) Terdapat banyak fitur yang bisa digunakan siswa untuk melakukan proses

belajar mengajar.

5) Menyediakan fitur video confrence yang akan menampilkan audio visual

seluruh peserta yang join link dalam aplikasi Zoom Cloud Meetings.

2.1.3.4. Penggunaan Aplikasi Zoom Cloud Meetings

1) Registrasi

a) Buka aplikasi browser yang ada di komputer/laptop.

b) Buka halaman web https://zoom.us/.

c) Pada halaman awal situs, klik Sign Up, Its Free untuk mendaftar akun.

Gambar 2.6 Halaman Awal Situs Zoom Cloud Meetings

25
d) Masukkan tanggal lahir pendaftar.

Gambar 2.7 Mengisi Tanggal Lahir Untuk Registrasi di Zoom Cloud Meetings

e) Setelah mengisi tanggal lahir, masukkan email untuk menyelesaikan

pendaftaran.

Gambar 2.8 Masukkan Email Untuk Registrasi di Zoom Cloud Meetings

f) Selanjutnya periksa email masuk dari aplikasi Zoom Meetings kemudian

klik link aktivasi yang tersedia.

g) Setelah aktivasi berhasil, kemudian masukkan nama dan kata sandi lalu klik

continue.

26
Gambar 2.9 Masukkan Nama dan Kata Sandi di Zoom Cloud Meetings

h) Registrasi akun Zoom Cloud Meetings telah aktif.

2) Login di Zoom Cloud Meetings

a) Buka web https://zoom.us/.

b) Klik tombol sign in, masukkan email dan kata sandi yang telah aktif.

Gambar 2.10 Halaman Login Zoom Cloud Meetings

c) Selanjutnya klik sign in

3) Menyelenggarakan meeting di Zoom Cloud Meetings

27
a) Login melalui komputer/laptop ataupun smartphone lalu masukkan email

dan kata sandi.

b) Selanjutnya pilih menu start with video

c) Untuk melihat meeting ID, lihat di pojok kanan atas.

d) Meeting ID tersebut dapat digunakan oleh guru/siswa untuk bergabung ke

confrence yang diselenggarakan.

4) Bergabung ke Meeting

a) Login pada komputer/laptop atau smartphone dengan menggunakan email

dan kata sandi yang telah terdaftar.

b) Klik tombol join lalu masukkan meeting ID yang telah didapat dari

penyelenggara/guru.

c) Selanjutnya klik join.

5) Membuat Schedule Meeting

a) Login ke situs Zoom Cloud Meetings

b) Lalu pilih tombol Meeting dan anda dapat mengatur kapan waktu meeting

tersebut akan dilaksanakan.

6) Fitur-fitur Utama Zoom Cloud Meetings

a) Rapat one-on-one

Host atau tuan rumah dapat melakukan pertemuan secara one-on-one

tanpa batas dengan koneksi internet data seluluer ataupun Wi-fi. Kita juga

dapat dengan mudah mengatur audience yang akan bergabung pada

meeting yang diselenggarakan dengan menggunakan aplikasi Zoom Cloud

Meetings.

28
Gambar 2.11 Rapat one-on-one

b) Konferensi Rapat Grup Video

Aplikasi Zoom Cloud Meetings dapat mengundang hingga 500 orang

peserta jika membeli Add-on untuk rapat besar. Namun untuk pengguna

gratis dapat menyelenggarakan konferensi rapat video conference hingga

40 menit dengan 100 orang peserta.

Gambar 2.12 Rapat Video di Zoom Cloud Meetings

c) Sharing Screen

29
Peserta dapat berbagi layar dengan peserta lain dengan tujuan untuk

mempresentasikan apa yang menjadi topik pembahasan dalam meeting

tersebut.

Gambar 2.13 Sharing Screen di Zoom Cloud Meetings

d) Group Chat

Peserta dapat melakukan melakukan chat ke semua user atau ke user

yang lain secara private. Fitur ini sangat bermanfaat untuk diskusi antar

peserta yang hadir untuk rapat dan conference.

30
Gambar 2.14 Group Chat di Zoom Cloud Meetings

e) Recording Video Call

Peserta dapat merekam video call yang dilakukan, hal ini sangat

bermanfaat bagi pengguna yang melaksanakan video confrence dimana

nantinya video dapat di edit agar dapat diunggah dengan kualitas lebih

baik.

Gambar 2.15 Recording Video Call

2.1.4. Teknologi Dasar Otomotif (TDO)

Teknologi Dasar Otomotif adalah salah satu mata pelajaran di

kelas X pada kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor

31
(TBSM). Berikut ini adalah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata

pelajaran Teknologi Dasar Otomotif

Tabel 2.1 KI dan KD Teknologi Dasar Otomotif Kelas X Semester Genap


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
( Pengetahuan ) ( Keterampilan )
3.7 Memahami proses dasar 4.7 Melaksanakan proses dasar
pembentukan logam pembentukan logam
3.8 Menerapkan cara penggunaan 4.8 Menggunakan OMM (operation
OMM (operation maintenance maintenance manual), service
manual), service manual dan part manual dan part book sesuai
book sesuai peruntukannya peruntukannya
3.9 Memahami dasar-dasar sistem 4.9 Menjelaskan dasar-dasar dan
hidrolik simbol sistem hidrolik
3.10 Memahami dasar-dasar sistem 4.10 Menjelaskan dasar-dasar dan
pneumatik simbol sistem pneumatik
3.11 Memahami rangkaian kelistrikan 4.11 Membuat rangkaian kelistrikan
sederhana sederhana
3.12 Memahami dasar-dasar 4.12 Membuat rangkaian elektronika
elektronika sederhana sederhana
3.13 Memahami dasar-dasar kontrol 4.13 Membuat rangkaian kontrol
sederhana
3.14 Memahami dasar-dasar sensor 4.14 Menguji sensor
3.15 Mengevaluasi kerja baterai 4.15 Merawat baterai

2.2. Kerangka Berfikir

Kerangka berifikir adalah sintesa tentang hubungan antara variabel

yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan

teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara

kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan

antara variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut,

selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis. (Sugiyono, 2010)

32
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka berfikir

sebagai berikut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

perbandingan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Teknologi

Dasar Otomotif dengan Google Classroom dan Zoom Cloud Meetings

sebagai media-nya. Penggunaan Aplikasi Google Classroom dan Zoom

Cloud Meetings saat ini sangat dibutuhkan sebagai jembatan antara guru

dan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar dikarenakan pandemi

Covid-19 yang mengharuskan diterapkannya pembelajaran jarak jauh

untuk seluruh sekolah di Indonesia.

2.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2010). Hipotesis peneliti adalah

sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara penggunaan media Google

Classroom dan Zoom Cloud Meetings pada mata pelajaran Teknologi Dasar

Otomotif kelas X Teknik dan Bisnis Sepeda Motor di SMK Negeri 2

Medan.

33
Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar antara penggunaan media Google

Classroom dan Zoom Cloud Meetings pada mata pelajaran Teknologi Dasar

Otomotif kelas X Teknik dan Bisnis Sepeda Motor di SMK Negeri 2 Medan.

34
32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Medan Jl. STM No.12a,

Sitirejo II, Kec. Medan Amplas, Kota Medan 20217 pada mata pelajaran

Teknologi Dasar Otomotif. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada semester II

(genap) tahun ajaran 2020/2021.

3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan dan struktur penyelidikan yang

disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan dalam penelitian. Penelitian eksperimen adalah salah satu penelitian

yang paling cocok untuk peneliti gunakan. Dari sekian banyak penelitian yang

mungkin digunakan, eksperimen adalah cara yang paling baik untuk menunjukkan

perbandingan dan hubungan antar variabel.

Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya

perbandingan dari suatu masalah yang diselidiki atau subjek penelitian. Penelitian

eksperimen yang digunakan adalah quasi experimental atau eksperimen semu.

Eksperimental semu adalah eksperimen untuk memperoleh informasi yang

32
33

merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan

eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk

mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan (Suryabrata

Sumadi, 2009).

Desain penelitian yang digunakan adalah “Pretest-Posttest Control Group

Design” (Sugiyono, 2015). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3.1 Desain Penelitian “Pre-Post Test Control Group Design”


Kelas Pretest Treatment Posttest

E1 O1 T1 O2

E2 O3 T2 O4

Sumber: Sugiyono (2015)

Keterangan :

E1 : Kelas Eksperimen I

E2 : Kelas Eksperimen II

T1 : Perlakuan menggunakan media Google Classroom

T2 : Perlakuan menggunakan media Zoom Meetings

O1 dan O3 : Nilai Pre-test

O2 dan O4 : Nilai Post-test

3.3. Prosedur Penelitian

Dalam pengumpulan data, peneliti membagi dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun program pengajaran sesuai dengan kurikulum.

33
34

b. Menyusun instrumen yang sesuai dengan materi.

c. Melengkapi surat-surat izin penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pre-test pada kelas eksperimen I dan eksperimen II.

b. Penyajian materi pada kelas eksperimen I menggunakan media Google

Classroom dan penyajian materi pada kelas eksperimen II menggunakan

media Zoom Cloud Meetings.

c. Pelaksanaaan tes akhir pada kelas eksperimen I dan eksperimen II.

3. Tahap Akhir Penelitian

Tahap akhir penelitian yaitu mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan

data dilakukan sebelum dan sesudah dilaksanakan proses pembelajaran pada

kelompok eksperimen, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberikan tes hasil belajar melalui aplikasi Google Classroom pada kedua

kelompok eksperimen. Tes hasil belajar yang digunakan adalah tes obyektif

berbentuk pilihan berganda dengan jumlah soal 20 butir yang sebelumnya

telah divalidasi oleh validator.

b. Selama pemberian tes, siswa diberikan waktu 15 menit agar tidak

mencontek.

c. Setelah pengambilan data selesai, diadakan pemeriksaan untuk memberikan

skor jawaban terhadap siswa.

34
35

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X program keahlian

Teknik dan Bisnis Sepeda Motor di SMK Negeri 2 Medan tahun ajaran 2020/2021

yang berjumlah 132 siswa yang terbagi dalam 3 kelas.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini

adalah siswa kelas X yang akan diambil dua kelas sebagai subyek penelitian.

Dimana kelas A akan menggunakan media Google Classroom dan kelas B akan

menggunakan media Zoom Cloud Meetings.

Setelah dilakukan pengamatan ke SMK N 2 Medan, peneliti memilih

teknik purposive sampling dengan kelas X TBSM 1 dan X TBSM 2 sebagai

sampelnya. Purposive sampling adalah teknik mengambil sampel dengan tidak

berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya

pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2006).

Pemilihan teknik purposive sampling dilakukan karena siswa kelas X TBSM 1

dan X TBSM 2 memiliki karakter kelas yang hampir sama yaitu jumlah rata-rata

prestasi kelas.

35
36

3. Uji Homogenitas Sampel

Uji Homogenitas Sampel dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s

yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel yang diambil mempunyai

varian yang sama atau tidak.

Hipotesis:

H0 : Tidak ada perbedaan varian diantara kedua kelompok

H1 : Ada perbedaan varian diantara kedua kelompok

Kriteria pengujian apabila nilai probabilitas lebih besar dari taraf

signifikan 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai variabel yang akan diteliti,

maka secara operasional dijelaskan sebagai berikut:

1. Aplikasi Google Classroom merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh

Google for Education yang bertujuan untuk membuat ruang kelas di dunia

maya untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar dan komunikasi antara

guru dan siswa tanpa harus bertatap muka secara langsung.

2. Aplikasi Zoom Cloud Meetings adalah aplikasi video conference yang

bertujuan sebagai media komunikasi dalam jaringan. Zoom Cloud Meetings

memungkinkan guru dan siswa untuk berkomunikasi langsung secara audio

visual melalui komputer atau smartphone.

36
37

3. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah data hasil tes siswa yang

menunjukkan tingkat kemampuan siswa pada pembelajaran Teknologi Dasar

Otomotif.

3.6. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015)

1. Variabel bebas

Variabel bebas (X) pada penelitian ini yaitu perlakuan yang diberikan pada

kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu pembelajaran menggunakan

media Google Classroom dan Zoom Cloud Meetings.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran

Teknologi Dasar Otomotif siswa pada kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen II di SMK N 2 Medan yang akan dicapai setelah diberikan

perlakuan terhadap kelompok yang diteliti.

3.7. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian. Suharsimi Arikunto, (2010) menjelaskan

37
38

bahwa alat evaluasi atau pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua, antara lain

tes dan non tes.

1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dapat

berbentuk tulisan gambar atau karya seseorang (Sugiyono, 2010). Dokumentasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus mata pelajaran Teknologi

Dasar Otomotif kelas X Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK N 2 Medan.

2. Metode Eksperimen

Metode Eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2 Metode Eksperimen


Tahap Awal Perlakuan Tahap Akhir
Kelompok

Kelas Eksperimen I Pretest Menggunakan Posttest

media Google

Classroom.

Kelas Eksperimen II Pretest Menggunakan Posttest

media Zoom

Cloud Meetings

Pada tahap awal kelas eksperimen diberikan pretest yang nantinya akan

dijadikan dasar pembanding nilai posttest. Pemberian soal pretest dilakukan

38
39

secara daring dengan menggunakan aplikasi Google Classroom sebagai

medianya. Selanjutnya perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen I

adalah memberikan pembelajaran dengan media Google Classroom, kemudian

mengadakan posttest untuk melihat hasil pembelajarannya. Pada tahap awal kelas

eksperimen II juga diberikan prettest sebagai dasar pembanding nilai posttest.

Pemberian soal pretest dilakukan secara daring dengan menggunakan Google

Classroom sebagai medianya. Selanjutnya perlakuan yang diberikan adalah

memberikan pembelajaran dengan media Zoom Cloud Meetings, kemudian

mengadakan posttest untuk melihat hasil pembelajarannya. Pemberian soal

posttest untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dilakukan secara daring

dengan menggunakan Google Classroom sebagai medianya. Dimana soal pretest

dan posttest yang diberikan kepada kelompok eksperimen I sama dengan yang

diberikan kepada kelompok eksperimen II.

3.8. Uji Coba Instrumen

Uji coba tes dilakukan untuk mengetahui kelayakan perangkat tes hasil

belajar dalam pengambilan data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini berupa soal tes tertulis pilihan berganda yang terdiri dari 20 butir

soal untuk kompetensi dasar mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif kelas X

TBSM. Uji coba tes ini akan dilakukan di kelas X TBSM 3 di SMK N 2 Medan.

Uji instrumen yang dilakukan adalah uji validitas dan reliabilitas. Instrumen yang

reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012).

1. Validitas Tes

39
40

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2010). Suatu instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas

instrumen merupakan prosedur pengujian untuk melihat apakah soal tersebut

sudah terukur dengan baik atau tidak. Dalam menguji validitas butir

menggunakan teknik korelasi product moment person. Untuk menghitung dengan

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total, skor butir dilihat sebagai nilai x

dan skor total sebagai nilai y. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Σ xy
r xy =
√(Σ x2 )¿ ¿ ¿
Dimana:

x=X- X
y=Y- Y
X = nilai rata-rata dari X
Y = nilai rata-rata dari Y
(Suharsimi Arikunto, 2007:70)

Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang

digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan menentukan apakah

suatu item valid digunakan atau tidak. Dalam menentukan valid atau tidaknya

suatu item yang digunakan, biasanya dilakukan dengan membandingkan koefisien

korelasi dari setiap item dengan r tabel.

Apabila rxy ≥ rtabel = valid

Apabila rxy ≤ rtabel = tidak valid

2. Reliabilitas Tes

40
41

Menurut Suharsimi Arikunto, (2006) reliabilitas menunjukkan pada

tingkat keterandalan sesuatu. Instrumen yang reliabel akan memberi hasil yang

tetap walau dilakukan oleh siapa saja. Salah satu metode pengujian reliabilitas

dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach.

Rumus Alpha-Cronbach adalah sebagai berikut:

r i=
k
{ }
( k −1 )
∑s 2
1 2i
st

Dimana :

ri = reliabilitas instrumen

k = mean kuadrat antara subyek

∑si2 = mean kuadrat kesalahan

St 2 = varians total

Rumus untuk varian total dan varian item:

2
∑ Xt
St 2 = −¿ ¿
n

JK i JK s
Si 2 = − 2
n n

dimana:

JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item

JKs = jumlah kuadrat subyek

41
42

(Sugiyono, 2010:365) reliabilitas instrumen menggunakan Alpha-

Cronbach, maka instrumen dapat dikatakan reliabel apabila koefisien alpha ≥ rtabel

dengan taraf signifikasi 5%. Untuk mengetahui bahwa koefisien data itu

reliabilitasnya kuat menggunakan rumus tersebut dan diinterpetasikan dengan

koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Reliabilitas Soal


Interval Koefisien Kategori Reliabilitas
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2010:231)

3.9. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data Penelitian

Dalam penelitian ini akan didapatkan dua jenis data yaitu kemampuan

awal dan data hasil belajar siswa. Kedua data digunakan untuk menguji hipotesis

yang diajukan pada penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan ada dua

yaitu analisis deskriptif data dan analisis pengujian hipotesis penelitian. Peneliti

menggunakan teknik analisis data dengan pendekatan metode kuantitatif

deskriptif. Dimana dalam pengolahan data secara kuantitatif ini mengolah data

hasil pretest dan posttest.

42
43

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar

Teknologi Dasar Otomotif yang diperoleh siswa. Langkah-langkah yang

digunakan adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel distribusi frekuensi

Untuk memuat tabel distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama,

maka dilakukan sebagai berikut:

1) Tentukan nilai rentang, yaitu data besar dikurangi data terkecil.

J = Xmaks – Xmin

2) Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Dapat digunakan aturan

Sturger, yaitu:

K = 1 + 3,3 log n

Dimana n = menyatakan banyaknya data dan hasil akhir dijadikan bilangan

bulat.

3) Tentukan banyaknya kelas interval (P), yaitu hasil bagi rentang dengan

banyaknya kelas.

J
P= 48
K

4) Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil sama dengan

data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil, tetapi selisihnya

harus kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan, selanjutnya tabel

diselesaikan dengan menggunakan nilai-nilai yang telah dihitung.

43
44

5) Dengan panjang kelas interval (p) yang telah ditentukan, maka banyaknya data

mulai dihitung dengan data yang lebih kecil dari data terkecil sampai pada

panjang kelas interval (p) yang telah ditentukan tersebut, dan begitu

seterusnya (Sudjana, 2005).

3. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan apakah data-data yang digunakan

berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan uji

Kolmogorof Sminorf. Pedoman pengambilan keputusan dengan mengambil nilai

taraf signifikasi 5% adalah sebagai berikut:

1) Nilai signifikasi (sig) < 0,05, distribusi tidak normal

2) Nilai signifikasi (sig) ≥ 0,05 distrubsi normal

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang

dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji dua pihak.

H0 : µ1 = µ2 lawan H1 : µ1 ≠ µ2

Keterangan:

H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikansi terhadap hasil belajar

Teknologi Dasar Otomotif antar kelompok siswa yang menggunakan

media Google Classroom dengan Zoom Cloud Meetings.

44
45

H1 : Terdapat perbedaan signifikansi terhadap hasil belajar Teknologi

Dasar Otomotif antar kelompok siswa yang menggunakan media Google

Classroom dengan Zoom Cloud Meetings.

µ1 : rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan media Google

Classroom.

µ2 : rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan media Zoom

Cloud Meetings.

Kriteria data diperoleh dari n1 = n2 dengan varian homogen maka untuk

pengujian hipotesis digunakan uji t sebagai berikut:

x 1−x 2
t=


2 2
S1 S2
+
n1 n2

(Sugiyono, 2010)

Keterangan :

x1 = Rata-rata skor kelas eksperimen 1

x2 = Rata-rata skor kelas eksperimen 2

2
S1 = Varian sampel kelas eksperimen 1

2
S2 = Varian sampel kelas eksperimen 2

n1 = Jumlah anggota sampel kelas eksperimen 1

n2 = Jumlah anggota sampel kelas eksperimen 2

Hipotesis penelitian akan di uji dengan kriteria pengujian adalah:

45
46

1) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat perbedaan

signifikansi terhadap hasil belajar siswa melalui media Google Classroom

dengan Zoom Cloud Meetings pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif

siswa kelas X TBSM SMK Negeri 2 Medan

2) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak terdapat

perbedaan signifikansi terhadap hasil belajar siswa melalui media Google

Classroom dengan Zoom Cloud Meetings pada mata pelajaran Teknologi

Dasar Otomotif siswa kelas X TBSM SMK Negeri 2 Medan.

Selanjutnya untuk kategori hasil belajar siswa digunakan teknik

kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Depdikbud, sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori Hasil Belajar

No. Nilai Kategori

1. 0 – 20 Sangat Rendah

2. 21 – 40 Rendah

3. 41 – 60 Sedang

4. 61 – 80 Tinggi

5. 81 – 100 Sangat Tinggi

(Pusat Kurikulum, 2006)

46
47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

……………………...(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri, D, Syaiful,. Zain, Azwan,. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rineka Cipta.

Barir Hakim, Abdul. (2016). Efektivitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google


Classroom, dan Edmodo. Jurnal I-Statement, Vol 02 (1).

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. (2003). Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang sistem


pendidikan nasional.

Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdikbud.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Iftakhar, Shampa. (2016). Google Classroom, What Works and How?. Journal of
Education and Social Sciences, Vol 3.

Irham, Muhammad,. Ardy, W, Novan,. (2016). Psikologi Pendidikan-Teori dan


Aplikasi dalam Proses Pembelajaran.

Kayatun, Sri. (2014). “Penggunaan Metode Kerja Kelompok untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar.” Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, Vol 3 (4).

Pradana, Diemas Bagas Panca,. Harimurti, Rina. (2017). Pengaruh Penerapan


Tools Google Classroom pada Model Pembelajaran Project Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal IT-Edu Universitas
Negeri Surabaya, Vol 02 (1).

Purwanto. (2013) Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Pustaka Belajar.

Ripai, Ipan. (2020). “Efektivitas Pembelajaran E-Commerse Dalam Jaringan


(Daring) Berbantukan Aplikasi Zoom Cloud Meeting”. Vol 6 (1).

47
48

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjono, Anas. (2009). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Sugiyono. (2009). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

………….(2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

………….(2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Wicaksono Dwi, Vicky,. Racmadayanti, Putri. (2017). Pembelajaran Blended


Learning Melalui Google Classroom di Sekolah Dasar. Jurnal Seminar
Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa,
Universitas Negeri Surabaya.

Yaumi, Muhammad. 2018. Media Dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta:


Prenadamedia Group

48
49

Anda mungkin juga menyukai