Budaya Komunikasi Organisasi
Budaya Komunikasi Organisasi
Tidak terindahkan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, karena manusia ialah
sebagai makhluk sosial. Kebutuhan untuk berserikat dan berkumpul merupkan sunatullah
dan hak dasar setiap manusia. Selain dari pada itu, kehidupan yang dilakukan oleh
manusia tentu menggunakan simbol yakni komunikasi, sebagai sarana untuk memahami
satu dengan yang lainnya, sehingga untuk mempertegas eksistensinya, manusia perlu
sosialisasi dan membangun hubungan antar sesama manusia. Ada beberapa praktek
komunikasi yang mampu menunjang kesuksesan seseorang dalam membangun hubungan
baik diantaranya dalam komunikasi berorganisasi.
Dalam sebuah organisasi, komunikasi bagian penting yang dibutuhkan dalam
mencapai sebuah tujuan organisasi yang telah disepakati bersama, karena tidak sedik
anggota dalam organisasi memanfaatkan organisai untuk kepentingan indiividu, namun
dibalik itu ada satu proses yang memberikan mafaat bagi anggota yakni pengalaman,
jaringan serta peningkatan kualitas diri yang diawali dalam proses komunikasi, karena
didalam komunikasi akan terjadi proses transmisi antara yang mempunayi knwoladge
dan yang menerima. Dari sinilah kita akan mempelajari bagaimana cara komunikasi
organisasi yang sukses. Kesuksesan berkomunikasi akan menunjang kehidupan internal
organisasi maupun anggotanya.
Proses komunikasi dalam sebuah organisi perlu adanya strategi, karena tidak
hanya serta merta berucap atau berbicara, karena proses komunikasi yang baik
melibatkan kaidah-kaidah komunikasi dalam organisasi sehingga mampu menciptakan
suasana pertukaran informasi yang lebih rilek dan penuh kehangatan. Di dalam
komunikasi organisasi ada yang namanya komunikator sebagai pemberi informasi yaitu
seseorang yang dianggap lebih senior atau orang yang sudah sukses dan junior sebagai
penerima informasi. Junior yang melakukan komunikasi yang inten dengan senior dengan
baik dan sopan atau memiliki etika biasanya mudah dikenal dan mudah diterima, dan
pada akhirnya cepat untuk di promosikan untuk bekerja.
Hubungan dalam suatu organisasi merupakan sesuatu mesti dibangun dalam
proses kegiatan keorganisasian, karena proses komunikasi inilah yang akan menunjuang
visi dan misi dari organisasi tersebut. Sehingga strategi yang diterapkan harus
memperhatikan public relation yakni hubungan internal dan eksternal. Hubungan internal
merujuk kepada bagiamana kerja-kerja atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
organisasi, sedangkan secara eksternal ialah menunjukan citra yang baik diluar organisasi
baik organisasi luar, masyarakat atau pihak-pihak yang memperhatikan organisasi.
Selain itu, perlu diperhatikan mengenai komunikasi yang dilakukan, kerana
komukis merupakan proses transfer informasi atnara pengirim dan penerima, tentu akan
mempunyai perbedaan komunikasi yang satu dengan yang lainnya. Maka perlu
diperhatikan dalam proses komunikasi ialah lawan bicara dan situasi komunikasi yang
dibagi menjadi dua yakni formal dan informal. Komunikasi formal ialha ialah cara kerja
organisasi dalam melakukan berbagai kegiatan baik secara tertulis atau lisan seperti
surat-menyuarat, juma pers, kebijakan-kebijakan organisasi. Adapun inforaml ialah
komunikasi yang menekankan secara individu yang lebih berorientasi atas kesepahaman
antara satu individu dengan individu lainnya.
Kesuskesan sebuah organisasi karena berfungsinya semua anggota dalam
mengakses secara tepat informasi dari pimpinan yang tentu memengaruhi perilaku
mereka dalam melaksanakan tugas. Informasi semacam itu dapat bermacam-macam,
yang menyiratkan bahwa organisasi perlu prosedur komunikasi yang sesuai untuk
memastikan aliran informasi yang antara pimpinan dan bawahan. Dalam sebuah
organisasi Prosedur komunikasi yang banyak digunakan adalah komunikasi secara
tertulis dari atas ke bawah seperti informasi kegiatan dan sebagainya. Namun hal ini
menimbulkan sebuah kerancuan ketika inforamasi-inforamasi yang diberikan disalah
pahami oleh bawahan, sehingga tidak menunjukan kesuksesan bagia anggota-angotanya
dalam mengembangkan diri dalam sebuah organisasi.
Dalam proses komunikasi, jelaslah bahwa hambatan akan selalu terjadi, baik yang
dapat dihindari ataupun yang tidak dapat dihindari; karena itu seorang individu harus
menanamkan semua keterampilan, sikap dan sifat yang diperlukan di antara dirinya
sehingga ia dapat secara efektif mengatasi semua hambatan komunikasi. Terdapat
berbagai hal hambatan untuk komunikasi yang efektif, sehingga jika kita ingin sukses
berorganisasi, maka kita harus memperhatikan langkah-langkah berikut dalam
berkomunikasi yakni :
1. Komunikasi ke bawah (down communication)
Komunikasi ke atas atau dalam bahasa Inggris disebut down comunication, yakni
proses komunikasi yang dilakukan dari atas ke bawah, karena yang meberikan informasi
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi seperti atasan, senior dan sebagainya. Kelebihan
yang dimiliki baik dari jabatan, pengalaman ataupun ilmu. Perlu diketahui mengenai
proses komunikasi dari atas ke bawah, karena infornasi dari atas ke bawah
mencerimnakan kelebihan pemberi informasi kepada penerima untuk dilaksanakan,
dipahami atau memberikan pengalaman lebih dari yang telah diketahui oleh pemberi
pesan. Sehingga penting diketahui proses dan urgensi dari komunikasi dari atas kebawah
ialah :
a. Aliran komunikasi ke bawah membeberikan sebuah gambaran bagiamana
penerima/bawahan siap atau tidak terhadap informasi yang didapatkan baik
berupa instruksi atau yang lainnya.
b. Aliran komunikasi ke atas memberikan kesempatan kepada bahwan untuk
diberikan kesempatan-kesempatan mengembangkan karir dalam berorganiasi,
karena pimpinan organisasi akan memberikan reward kepada mereka yang
mampu mengablikasakn dan mengerjakan gagasan-gagasan dari pimpinan
organisasi.
c. Aliran komunikasi ke bawah memberikan kesempatan untuk pimpinan organisasi
memberikan punishment karena kelalain dari bawahan atas instruksi atau arahan
yang diberikan.
2. Komunikasi ke atas (top communication)
Up comunication ialah prsoses komunikasi dari bawah ke atas atau secara
sederhana proses komunikasi dari bahwan kepada atasan atau jabatan yang lebih tinggi.
Terdapat 5 tujuan proses komunikasi ke atas yakni :
a. komunikasi ke atas, yakni bawahan dapat memberikan informasi penting dalam
sebuah organisasi untuk mengarahkan organiasi, mengawasi kegiatan-kegiatan
organisasi. Yang dilakukan oleh pemegang kebijakan yakni Ketua satu tingkat
diatas
b. Memberikan sebuah keluh kesah/curhatan dari bawahan sebagai respon
ketidaknyamanan, atau keadaaan situasi yang dianggap tidak membeirkan
kontribusi terhadap kegiatan organisasi.
c. Memebrikan laporan kegiatan yang dilaksanakan sebagai bahan evaluasi kinerja
organisasi
4. Komunikasi Informal
Ada perbedaan besar antara keduanya, komunikator hebat dan komunikator yang
baik. komunikator yang baik dari pembicara yang baik, yang kurang pengetahuan dan
bingung saat berinteraksi dengan orang lain, sedangkan komunikator yang hebat
berbicara dengan percaya diri dan tidak pernah menjadi bingung karena pengetahuan
yang mereka miliki. Mereka memiliki kemampuan untuk terhubung dengan gairah dan
ambisi sambil mengkomunikasikan ide-ide mereka dengan orang lain. Mereka sadar akan
hal yang jika gagal terhubung dengan audiens mereka mungkin tidak dapat
menyampaikan ide mereka kepada mereka dan tujuan komunikasi tidak akan tercapai.
Komunikator terbaik selalu memiliki kualitas unik mendengarkan dengan damai apa yang
orang lain bicarakan. Ini membuat mereka menjadi pengamat yang baik dan
memungkinkan mereka untuk membaca pikiran seseorang atau kelompok dengan
menganalisis sikap, perilaku, kegiatan, cita-cita, kecemasan, dan mampu memodifikasi
pesan mereka sesuai dengan situasi. Pemimpin yang berkomunikasi secara efektif untuk
mendorong dan merangsang orang-orang mereka dianggap sebagai pemimpin atau
manajer terbaik. Mereka memastikan pekerjaan, disiplin, dan rasa tanggung jawab di
antara anggota tim. Mereka memiliki seperangkat prinsip kerja yang kuat dan tepat dan
percaya untuk memasukkan hal yang sama dalam tim mereka dan karena itu mereka
sangat dihargai dan diikuti oleh anggota tim mereka (Lee Froschheiser).
Para pemimpin harus melakukan semua upaya yang mungkin dengan bantuan tim
mereka yang mendorong mitra bisnis untuk memiliki kepercayaan pada kepemimpinan
organisasi. Komunikasi memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan
dengan menciptakan lingkungan yang memberdayakan para pemimpin untuk memimpin
karyawan secara efisien memotivasi untuk bekerja dan mencapai tujuan akhir (Jodi
Macpherson). Menjadi sangat menantang bagi seorang pemimpin untuk merangsang,
melibatkan dan memegang anggota tim yang paling cemerlang jika pemimpin itu tidak
mempercayai pesan mereka (Kaufman). Jika karyawan memiliki kepercayaan pada
pemimpin mereka dan sangat sadar dengan apa yang terjadi, mereka akan sangat
bersyukur dan bersemangat. Dengan berbagi informasi penting dengan karyawan, para
pemimpin dapat mengembangkan budaya kepercayaan dan dapat dengan mudah
membangun hubungan dengan karyawan dan saluran bisnis lainnya yang memfasilitasi
organisasi untuk tumbuh lebih cepat. Kegiatan membangun kepercayaan termasuk
manajemen komunikasi, sumber jaringan yang tepat, percakapan positif tentang apa lagi
yang harus dilakukan dan umpan balik komunikasi. Kepercayaan sangat penting karena
kepercayaan dari orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membuat bentuk besar
sedikit dan mengubah besar menjadi kecil. Oleh karena itu, pemimpin organisasi harus
memastikan bahwa orang-orang yang terkait dengannya mengandung faktor kepercayaan.
Kesimpulan
Secara umum budaya komunikasi dalam sebuah organisasi terdiri dari tiga jenis
yakni komunikasi ke atas (Top Comunicatioan), komunikasi ke bawah (down
comunication), dan komunikasi horizontal(horizontal comunication). Seseorang yang
ingin sukses perlu memamahi bagiamana komunikasi ke atas (Top Comunicatioan),
komunikasi ke bawah (down comunication), dan komunikasi horizontal(horizontal
comunication). Sehingga mampu menempatkan posisi dalam berorganiasi untuk
kesuskesan pribadi dan organisasi. Pengembangan komunikasi dalam organisasi terdapat
enam langkah yakni pertama, Memberikankesan pada pertemuan/kenalan pertam, kedua,
Membuka semua sarana networking sebisa kita, ketiga, mengikuti kegiatan-kegiatan baru
untuk menambah jaringan, keempat, melakukan komunikasi/pertemuan secara intens dan
efesien, kelima, menindak lanjuti semua apa yang telah dibahas, keenam, menjaga
kepercayaan dan tidak memanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Daftar Pustaka
Anchal Luthra, Richa Dahiya. 2015. Effective Leadership is all About Communicating
Effectively: Connecting Leadership and Communication, nternatIonal Journal of
ManageMent & BusIness studIes, Vo l. 5, IS S u e 3, Ju l y - Se p t 2015.
Effendy. 1992. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ida, Suryani Wijaya. 2013. Komunikasi Interpersonal Dan Iklim Komunikasi Dalam
Organisasi. Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1, Juni 2013.