Anda di halaman 1dari 14

BUDAYA KOMUNIKASI ORGANISASI

DALAM MENUNJANG KESUKSESAN


Fahmi Ramdani
Mahasiswa Pasca Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati bandung

Tidak terindahkan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, karena manusia ialah
sebagai makhluk sosial. Kebutuhan untuk berserikat dan berkumpul merupkan sunatullah
dan hak dasar setiap manusia. Selain dari pada itu, kehidupan yang dilakukan oleh
manusia tentu menggunakan simbol yakni komunikasi, sebagai sarana untuk memahami
satu dengan yang lainnya, sehingga untuk mempertegas eksistensinya, manusia perlu
sosialisasi dan membangun hubungan antar sesama manusia. Ada beberapa praktek
komunikasi yang mampu menunjang kesuksesan seseorang dalam membangun hubungan
baik diantaranya dalam komunikasi berorganisasi.
Dalam sebuah organisasi, komunikasi bagian penting yang dibutuhkan dalam
mencapai sebuah tujuan organisasi yang telah disepakati bersama, karena tidak sedik
anggota dalam organisasi memanfaatkan organisai untuk kepentingan indiividu, namun
dibalik itu ada satu proses yang memberikan mafaat bagi anggota yakni pengalaman,
jaringan serta peningkatan kualitas diri yang diawali dalam proses komunikasi, karena
didalam komunikasi akan terjadi proses transmisi antara yang mempunayi knwoladge
dan yang menerima. Dari sinilah kita akan mempelajari bagaimana cara komunikasi
organisasi yang sukses. Kesuksesan berkomunikasi akan menunjang kehidupan internal
organisasi maupun anggotanya.
Proses komunikasi dalam sebuah organisi perlu adanya strategi, karena tidak
hanya serta merta berucap atau berbicara, karena proses komunikasi yang baik
melibatkan kaidah-kaidah komunikasi dalam organisasi sehingga mampu menciptakan
suasana pertukaran informasi yang lebih rilek dan penuh kehangatan. Di dalam
komunikasi organisasi ada yang namanya komunikator sebagai pemberi informasi yaitu
seseorang yang dianggap lebih senior atau orang yang sudah sukses dan junior sebagai
penerima informasi. Junior yang melakukan komunikasi yang inten dengan senior dengan
baik dan sopan atau memiliki etika biasanya mudah dikenal dan mudah diterima, dan
pada akhirnya cepat untuk di promosikan untuk bekerja.
Hubungan dalam suatu organisasi merupakan sesuatu mesti dibangun dalam
proses kegiatan keorganisasian, karena proses komunikasi inilah yang akan menunjuang
visi dan misi dari organisasi tersebut. Sehingga strategi yang diterapkan harus
memperhatikan public relation yakni hubungan internal dan eksternal. Hubungan internal
merujuk kepada bagiamana kerja-kerja atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
organisasi, sedangkan secara eksternal ialah menunjukan citra yang baik diluar organisasi
baik organisasi luar, masyarakat atau pihak-pihak yang memperhatikan organisasi.
Selain itu, perlu diperhatikan mengenai komunikasi yang dilakukan, kerana
komukis merupakan proses transfer informasi atnara pengirim dan penerima, tentu akan
mempunyai perbedaan komunikasi yang satu dengan yang lainnya. Maka perlu
diperhatikan dalam proses komunikasi ialah lawan bicara dan situasi komunikasi yang
dibagi menjadi dua yakni formal dan informal. Komunikasi formal ialha ialah cara kerja
organisasi dalam melakukan berbagai kegiatan baik secara tertulis atau lisan seperti
surat-menyuarat, juma pers, kebijakan-kebijakan organisasi. Adapun inforaml ialah
komunikasi yang menekankan secara individu yang lebih berorientasi atas kesepahaman
antara satu individu dengan individu lainnya.
Kesuskesan sebuah organisasi karena berfungsinya semua anggota dalam
mengakses secara tepat informasi dari pimpinan yang tentu memengaruhi perilaku
mereka dalam melaksanakan tugas. Informasi semacam itu dapat bermacam-macam,
yang menyiratkan bahwa organisasi perlu prosedur komunikasi yang sesuai untuk
memastikan aliran informasi yang antara pimpinan dan bawahan. Dalam sebuah
organisasi Prosedur komunikasi yang banyak digunakan adalah komunikasi secara
tertulis dari atas ke bawah seperti informasi kegiatan dan sebagainya. Namun hal ini
menimbulkan sebuah kerancuan ketika inforamasi-inforamasi yang diberikan disalah
pahami oleh bawahan, sehingga tidak menunjukan kesuksesan bagia anggota-angotanya
dalam mengembangkan diri dalam sebuah organisasi.
Dalam proses komunikasi, jelaslah bahwa hambatan akan selalu terjadi, baik yang
dapat dihindari ataupun yang tidak dapat dihindari; karena itu seorang individu harus
menanamkan semua keterampilan, sikap dan sifat yang diperlukan di antara dirinya
sehingga ia dapat secara efektif mengatasi semua hambatan komunikasi. Terdapat
berbagai hal hambatan untuk komunikasi yang efektif, sehingga jika kita ingin sukses
berorganisasi, maka kita harus memperhatikan langkah-langkah berikut dalam
berkomunikasi yakni :
1. Komunikasi ke bawah (down communication)
Komunikasi ke atas atau dalam bahasa Inggris disebut down comunication, yakni
proses komunikasi yang dilakukan dari atas ke bawah, karena yang meberikan informasi
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi seperti atasan, senior dan sebagainya. Kelebihan
yang dimiliki baik dari jabatan, pengalaman ataupun ilmu. Perlu diketahui mengenai
proses komunikasi dari atas ke bawah, karena infornasi dari atas ke bawah
mencerimnakan kelebihan pemberi informasi kepada penerima untuk dilaksanakan,
dipahami atau memberikan pengalaman lebih dari yang telah diketahui oleh pemberi
pesan. Sehingga penting diketahui proses dan urgensi dari komunikasi dari atas kebawah
ialah :
a. Aliran komunikasi ke bawah membeberikan sebuah gambaran bagiamana
penerima/bawahan siap atau tidak terhadap informasi yang didapatkan baik
berupa instruksi atau yang lainnya.
b. Aliran komunikasi ke atas memberikan kesempatan kepada bahwan untuk
diberikan kesempatan-kesempatan mengembangkan karir dalam berorganiasi,
karena pimpinan organisasi akan memberikan reward kepada mereka yang
mampu mengablikasakn dan mengerjakan gagasan-gagasan dari pimpinan
organisasi.
c. Aliran komunikasi ke bawah memberikan kesempatan untuk pimpinan organisasi
memberikan punishment karena kelalain dari bawahan atas instruksi atau arahan
yang diberikan.
2. Komunikasi ke atas (top communication)
Up comunication ialah prsoses komunikasi dari bawah ke atas atau secara
sederhana proses komunikasi dari bahwan kepada atasan atau jabatan yang lebih tinggi.
Terdapat 5 tujuan proses komunikasi ke atas yakni :
a. komunikasi ke atas, yakni bawahan dapat memberikan informasi penting dalam
sebuah organisasi untuk mengarahkan organiasi, mengawasi kegiatan-kegiatan
organisasi. Yang dilakukan oleh pemegang kebijakan yakni Ketua satu tingkat
diatas
b. Memberikan sebuah keluh kesah/curhatan dari bawahan sebagai respon
ketidaknyamanan, atau keadaaan situasi yang dianggap tidak membeirkan
kontribusi terhadap kegiatan organisasi.
c. Memebrikan laporan kegiatan yang dilaksanakan sebagai bahan evaluasi kinerja
organisasi

3. Komunikasi Horizontal (Horizontal Communicatioan)


Komunikasi Horizontal ialah prsoes komunikasi yang dilakukan karena
mempunyai kedudukan atau posisi yang setara. Proses ini biasanya dilkaukan dalam
pertemanan, kegaitan. Sehingga dalam organisasi adanya kerjasama tim akan lebih
berpengaruh ialah komunikasi horizontal karena terdapat simpat dan empati dalam
kegiatan yang dilakukan. Disinipula akan tumpuh proses rasa loyal dalam sebuah
organisasi. Karakteristik organisasi horizontal ialah:
a. Tidak adanya penekanan atas sebuah kegiatan
b. Saling memberikan informasi antara satu dengan yang lainnya
c. Lebih menkankan proses empati dan sosial sehingga memuncukan kehangatan
dan saling pengertian dalam berkomunikasi

4. Komunikasi Informal

Proses komunikasi informal dalam sebuah organisasi merupakan komuniksi yang


dlakukukan melalui inforamsi-informasi yang didapatkan mulut ke mulut, sehingga tidak
dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya, Terdapat perbedaan komunikasi informal
dalam sebuah komunitas sosial dengan komunikasi informal dalam sebuah organisasi.
Komunikasi inforamal dalam sebuah organisasi menekenakan kepada informasi-
informasi yang didapatkan secara tidak langsung, dan bahkan meresahkan antara satu
dengan yang lainnya.

5. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi


Komunikasi dikenal sebagai faktor kunci untuk keberhasilan suatu organisasi,
dalam setiap jenis struktur organisasi, individu harus bekerja dalam kolaborasi, mereka
perlu melakukan pertemuan, berdiskusi satu sama lain berbagai masalah mengenai fungsi
dan kegiatan mereka; di sisi lain, jika mereka berkembang di antara mereka sendiri
hubungan yang tegang dan masa sulit maka mereka tidak akan dapat bekerja secara
efektif dan menimbulkan keuntungan, produktivitas dan niat baik dalam organisasi.
Dalam hal komunikasi, ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh setiap organisasi:
individu berpandangan bahwa proses komunikasi sangat sederhana dan langsung, yang
benar tetapi, yang membuat prosesnya rumit, sulit dan membosankan, jawabannya adalah
hambatan. Hambatan adalah yang membuat proses komunikasi menjadi sulit. Dalam
suatu organisasi, hambatan umum yang merupakan bagian dari komunikasi adalah:
(Zaineb, 2010).

a. Hambatan Perseptual - Ini adalah hambatan yang timbul karena perbedaan


pendapat antara dua orang, perbedaan sudut pandang memang terbukti menjadi
penghalang utama, oleh karena itu perbedaan ini memang menghasilkan
persyaratan untuk komunikasi yang efektif; segala bentuk pertikaian antara dua
orang tidak sehat untuk berfungsinya organisasi.
b. Hambatan Emosional - Kadang-kadang terjadi bahwa orang tidak
mengembangkan minat untuk berkomunikasi dengan sesama karyawannya karena
perasaan takut, tidak percaya, marah atau jengkel, yang mungkin timbul dalam
pikiran mereka dan ini dinyatakan sebagai hambatan emosional.
c. Hambatan Bahasa - Bahasa adalah sarana yang dikatakan sebagai sarana
komunikasi paling efektif dengan orang lain. Bahasa ini memberikan pemahaman
tentang konten yang ingin diungkapkan atau dikomunikasikan oleh individu.
Ketika dua orang atau kelompok orang terlibat dalam berkomunikasi satu sama
lain dan jika bahasa umum digunakan yang dapat dimengerti oleh semua individu
maka tujuan mereka akan terpenuhi dan proses komunikasi akan dibuat efektif.
Dalam suatu organisasi, sangat penting untuk mengembangkan bahasa yang sama
untuk berkomunikasi dengan tepat. Misalnya, ketika siswa internasional datang
untuk belajar di India, mereka tidak terbiasa dengan bahasa nasional, maka bahasa
Inggris dianggap sebagai bahasa umum yang dipahami oleh semua dan digunakan
untuk tujuan komunikasi.
d. Kendala Budaya –Dalam sebuah organisasi, individu-individu yang berasal dari
berbagai kebangsaan, wilayah, budaya, agama, kasta, kepercayaan dan kelompok
status yang berbeda dipekerjakan bersama. Orang-orang ini kadang membiasakan
diri dengan budaya dan latar belakang orang lain, sedangkan di waktu lain mereka
bahkan tidak menyadarinya. Hambatan budaya terjadi ketika orang-orang dari
budaya yang berbeda tidak dapat berkomunikasi satu sama lain secara efisien dan
ketidakmampuan ini mungkin karena beragam faktor seperti latar belakang yang
berbeda, bahasa, adat istiadat, sudut pandang, ide, gagasan dan sebagainya.
e. Hambatan Fisik - Dalam struktur organisasi, sangat penting untuk memiliki
semangat tim dan individu harus bekerja dalam koordinasi satu sama lain dan
bersikap kooperatif satu sama lain. Sarana komunikasi formal dan informal terjadi
dalam suatu organisasi. Salah satu faktor penting adalah kedekatan dalam struktur
organisasi. Ada sistem hierarki dan orang-orang yang ditempatkan di tingkat yang
lebih tinggi dari hierarki memiliki pintu, kantor, dan kabin tertutup dan secara
fisik ditempatkan pada jarak; bawahan mereka dengan cara ini tidak dapat
berkomunikasi dengan mereka dan ini merupakan hambatan fisik untuk
komunikasi yang efektif.

6. Kesusksesan Komunikasi dalam organisasi

Kesuksesan berorganisasi ditandai dengan kesuksesan di dunia professional.


Kecerdasan sosial adalah modal dari berorganisasi mampu mengantarkan kita dalam
dunia kerja. Karena berorganisasi bukan hanya belajar ilmu ideologi atau loyalitas
semata, namun jaringan(networking) yang semakin terbuka. Orang yang sukses adalah
orang yang mampu membangun hubungan baik serta jaringan yang seluas-luasnya.
Kesadaran membangun networking adalah kesadaran terhadap kesuksesan kita. Lebih
dari delapan organisasisa yaitu, dengan berbagai macam arahgerakan, semuanya saya
antarkan kepermukaan dengan kemampuan yang dimiliki.
Dalam berorganisasi, kepemimpinan yang efektif dan efisien adalah sebuah kunci
kesuksesan tertutama dalam membangun jaringan, karena semakin baik pemimpinnya,
semakin banyak orang yang empati pada organisasinya.Selain itu pemimpin juga
berwenang untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada organisasi yang dipimpinnya.

Bagi orang organisasi komunikasi merupakan gerbang dalam membangun


jaringan (networking) seluas-luasnya. Bahkan sebagian tolak ukur dari kesukesan dalam
sebuah organisasi untuk melaksanakan kegiatan ialah networking. Dalam membangun
jaringan organisasi, salah satup oin yang paling penting atau mendasar adalah
membangun komunikasi yang baik dengan orang yang pertama kita kenal. Untuk itu,
jangan malas untuk melakukan basa-basi sebagai awal komunikasi, seperti hobi, profesi,
ataupun keluarga. Menjalin komunikasi dengan sabar untuk menjaga hubungan baik dan
berikan kesan terbaik saat pertemuan pertama, jangan sampai kehadiran kita membuat
jenuh dan tak ingin lagi bertemu kita. Bagi yang belum memulainya mencoba
memulainya secara perlahan-lahan adalah keniscayaan untuk mencapai kesuksesan.

Kunci terpenting untuk kepemimpinan hebat adalah komunikasi. Seorang


Pemimpin adalah salah satu karyawan dengan keterampilan luar biasa yang ditetapkan
dan dalam satu situasi atau lain dia memiliki potensi untuk melangkah maju untuk
mengambil alih dan membimbing orang lain yang kurang pengalaman dan keterampilan,
mencoba menanamkan keterampilan dengan memotivasi mereka dan membantu mereka
dalam mencapai target individu, tim dan organisasi. Untuk menjadi pemimpin yang hebat
seseorang harus menjadi komunikator yang hebat. Pemimpin besar selalu dianggap
sebagai komunikator kelas satu, mereka memiliki seperangkat nilai yang jelas dan
mereka selalu percaya dalam mempromosikan dan menanamkan nilai-nilai itu pada orang
lain. Karena alasan inilah tim mereka menghargai mereka dan mengikuti mereka sebagai
pemimpin. Menjadi komunikator yang hebat tidak berarti pembicara besar.

Ada perbedaan besar antara keduanya, komunikator hebat dan komunikator yang
baik. komunikator yang baik dari pembicara yang baik, yang kurang pengetahuan dan
bingung saat berinteraksi dengan orang lain, sedangkan komunikator yang hebat
berbicara dengan percaya diri dan tidak pernah menjadi bingung karena pengetahuan
yang mereka miliki. Mereka memiliki kemampuan untuk terhubung dengan gairah dan
ambisi sambil mengkomunikasikan ide-ide mereka dengan orang lain. Mereka sadar akan
hal yang jika gagal terhubung dengan audiens mereka mungkin tidak dapat
menyampaikan ide mereka kepada mereka dan tujuan komunikasi tidak akan tercapai.
Komunikator terbaik selalu memiliki kualitas unik mendengarkan dengan damai apa yang
orang lain bicarakan. Ini membuat mereka menjadi pengamat yang baik dan
memungkinkan mereka untuk membaca pikiran seseorang atau kelompok dengan
menganalisis sikap, perilaku, kegiatan, cita-cita, kecemasan, dan mampu memodifikasi
pesan mereka sesuai dengan situasi. Pemimpin yang berkomunikasi secara efektif untuk
mendorong dan merangsang orang-orang mereka dianggap sebagai pemimpin atau
manajer terbaik. Mereka memastikan pekerjaan, disiplin, dan rasa tanggung jawab di
antara anggota tim. Mereka memiliki seperangkat prinsip kerja yang kuat dan tepat dan
percaya untuk memasukkan hal yang sama dalam tim mereka dan karena itu mereka
sangat dihargai dan diikuti oleh anggota tim mereka (Lee Froschheiser).

Ketika seorang pemimpin mengilhami timnya, kelompok atau orang-orang di


sekitarnya dengan mengomunikasikan ideologinya dan dengan sempurna membuatnya
cukup efisien untuk melakukan seluruh tugas yang diberikan dengan mudah, konsep itu
adalah komunikasi Kepemimpinan. Telah diamati bahwa semua manajer atau pemimpin
sebagian besar sibuk dalam berkomunikasi dengan satu atau yang lain saat bekerja dan
menghabiskan 70 hingga 90 persen dari waktu mereka dalam interaksi kelompok atau tim
setiap hari dan di sana adalah peningkatan yang signifikan dalam persentase ini dengan
penemuan teknologi komunikasi baru seperti ponsel, e-mail, pesan, situs sosial, dll.
Persentase besar waktu yang dihabiskan oleh manajer dalam berkomunikasi menyoroti
pentingnya keterampilan komunikasi yang kuat bagi para pemimpin yang ingin
memperluas posisi kepemimpinan mereka. Bahkan banyak penelitian telah menjelaskan
konsep bahwa komunikasi efektiflah yang membawa seseorang dari tingkat yang lebih
rendah ke posisi kepemimpinan. Bahkan, telah terbukti bahwa individu yang dapat
berkomunikasi secara luar biasa, mampu mengambil keputusan signifikan dan mampu
menyelesaikan pekerjaan oleh orang lain lebih sering direkomendasikan untuk posisi
kepemimpinan dalam suatu organisasi.
Keahlian komunikasi yang baik mendukung terciptanya suasana untuk
pemahaman luar biasa tentang apa yang dikomunikasikan dan mendorong rekan tim
untuk secara membabi buta mengikuti pemimpin mereka. Dengan demikian, untuk
menjadi ahli dalam komunikasi kepemimpinan adalah prioritas yang sangat diperlukan
bagi para manajer yang ingin mencapai keunggulan dan pertumbuhan luar biasa dalam
karir profesional mereka. Seorang pemimpin harus memastikan bahwa komunikasi
berkelanjutan dan juga memastikan penggunaan yang tepat baik pendekatan informal dan
formal (Bill Back). Sangat baik untuk menggunakan kombinasi pendekatan formal dan
informal saat berkomunikasi. Sarana komunikasi informal membantu untuk mendapatkan
evaluasi yang tepat dan lebih teratur untuk melaporkan masalah dengan lebih cepat.
Interaksi informal selama pertemuan sarapan pagi, rapat meja bundar selalu terbukti
efektif dan bermanfaat untuk membahas dan menemukan solusi dari berbagai masalah
seperti kepercayaan dan kredibilitas sedangkan pendekatan formal membutuhkan
perencanaan dan pelaksanaan yang tepat.

Komunikasi kepemimpinan (ledearship Comunicatioan), merupakan hasil dari


proses pembelajaran dalam sebuah organisasi. Karena komunikasi kepempinan ialah
mampu menginspirasi dan mendorong individu atau kelompok dengan berbagi informasi
secara sistematis dan bermakna dengan menggunakan keterampilan komunikasi yang
sangat baik. Komunikasi kepemimpinan adalah proses kompleks yang dimulai dari
mengembangkan strategi untuk berkomunikasi, menulis secara tepat dan kemudian
berbicara secara efektif untuk mengendalikan situasi yang sulit.

Komunikasi kepemimpinan memiliki tiga aspek utama: Inti, Manajerial, dan


Perusahaan. Dengan peningkatan portofolio pemimpin, ada kebutuhan untuk
berimprovisasi keterampilan komunikasi untuk mengelola cakrawala besar dan menjadi
jauh lebih efektif semua situasi yang mungkin. Jadi, kompleksitas meningkat dengan
meningkatnya tingkat kepemimpinan. Pendekatan Aspek Inti mencakup menulis dan
berbicara: ini adalah keterampilan individual dan harus diperluas, untuk memimpin dan
mengelola kelompok atau tim yang lebih besar.

Pemahaman budaya yang ekspresif, mendengarkan dengan sabar, manajemen tim


dan pertemuan tim, menyediakan fasilitas pelatihan dan bimbingan adalah keterampilan
yang membantu mengelola kelompok besar dan merupakan Pendekatan Aspek
Manajerial dalam komunikasi kepemimpinan. Pendekatan Aspek Korporat adalah
keterampilan yang diperlukan pada tingkat kepemimpinan yang jauh lebih tinggi, dan ada
kebutuhan untuk berinteraksi dengan lingkungan eksternal, keterampilan yang paling
dibutuhkan: menjaga hubungan karyawan, komunikasi selama perubahan dan krisis,
asosiasi media dan pembentukan citra. Bagi sebuah organisasi, tantangan terbesar akhir-
akhir ini adalah memenangkan kepercayaan karyawan, mitra bisnis, dan pelanggannya.
Sebuah organisasi dengan para pemimpin yang cukup terampil untuk berkomunikasi
secara responsif dan sering dengan kebijakan komunikasi yang terencana dan berdedikasi
sempurna, untuk membantu mendorong tidak hanya karyawan, tetapi juga mitra bisnis
dan pelanggan serta kepercayaan pada organisasi. Sekarang muncul pertanyaan, mengapa
seorang pemimpin dibutuhkan untuk membangun kepercayaan di antara para pemangku
kepentingan? Jawaban untuk pertanyaan ini adalah; Pemimpin adalah individu yang
diikuti oleh banyak orang karena mereka mempercayainya. Mereka tidak mengikuti
pemimpin yang tidak mereka percayai (Diane Bean). Kepercayaan adalah alat yang
berpengaruh yang dapat meningkatkan keandalan, integritas, dan memberi Anda
keuntungan tambahan jika terjadi ketidakpastian. Seseorang tidak dapat membangun
kepercayaan karena kepercayaan tidak dapat dibangun, tetapi diperoleh atau diperoleh.
Untuk pemimpin yang baik dan efisien, mudah untuk mendapatkan kepercayaan karena
mereka tahu nilai dan pentingnya membangun dan mempertahankan kepercayaan.

Para pemimpin harus melakukan semua upaya yang mungkin dengan bantuan tim
mereka yang mendorong mitra bisnis untuk memiliki kepercayaan pada kepemimpinan
organisasi. Komunikasi memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan
dengan menciptakan lingkungan yang memberdayakan para pemimpin untuk memimpin
karyawan secara efisien memotivasi untuk bekerja dan mencapai tujuan akhir (Jodi
Macpherson). Menjadi sangat menantang bagi seorang pemimpin untuk merangsang,
melibatkan dan memegang anggota tim yang paling cemerlang jika pemimpin itu tidak
mempercayai pesan mereka (Kaufman). Jika karyawan memiliki kepercayaan pada
pemimpin mereka dan sangat sadar dengan apa yang terjadi, mereka akan sangat
bersyukur dan bersemangat. Dengan berbagi informasi penting dengan karyawan, para
pemimpin dapat mengembangkan budaya kepercayaan dan dapat dengan mudah
membangun hubungan dengan karyawan dan saluran bisnis lainnya yang memfasilitasi
organisasi untuk tumbuh lebih cepat. Kegiatan membangun kepercayaan termasuk
manajemen komunikasi, sumber jaringan yang tepat, percakapan positif tentang apa lagi
yang harus dilakukan dan umpan balik komunikasi. Kepercayaan sangat penting karena
kepercayaan dari orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membuat bentuk besar
sedikit dan mengubah besar menjadi kecil. Oleh karena itu, pemimpin organisasi harus
memastikan bahwa orang-orang yang terkait dengannya mengandung faktor kepercayaan.

Hal tersebut mengantarkan seseorang ke dalam sebuah kesuksesan,. Terdapat


langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam membangun networking dalam
berorganisasi.

a. Memberikankesan pada pertemuan/kenalan pertama


Terdapat sesuatu yang harus dilatih yakni kesan pertama yang baik, karena kesan
pertama ini akan membangung kepercayaan kedepannya. Kesan pertama merupakan
sikap seseorang dalam berkomunikasi atau berprilaku terhadap orang-orang yang baru
dikenal. Memberikan kesan pertama yang baik akan memunculkan proses komunikasi
lanjutan untuk kepentingan berbagai pihak, serta keterbukaan dalam berkomunikasi
kedepannya.
b. Membuka semua sarana networking sebisa kita
Mengikuti organisasi merupakan wahana untuk bertukar pendapat dan Dengan
adany akomunikasi yang baik, akan membantuk kelancaran organisasi. Dalam proses
komunikasi mempunyai hubungan yang sangat erat antara satu bagian dengan bagian
yang lainnya, dan mempunyai beberapa tahap untuk tetap saling melakukan hubungan.
Dalam kenyataan yang ada, komunikasi akan muncul dalam setiap proses organisasi.
Bahkan dapat diilustrasikan bahwa organisasi yang tanpa komunikasi diibaratkan
manusia yang kekurangan aliran darahnya, apabila kurang darahnya manusia menjadi
lemah. Maka untuk itu komunikasi yang baik harus selalu dijaga agar tetap stabil
sehingga tidak menimbulkan apa yang disebut miss communication.
c. Mengikuti kegiatan-kegiatan baru untuk menambah jaringan
Kegiatan-kegiatan organisasi yang dilakukan, maka sepatutnya untuk diikuti,
terkadang tidak sedikit orang yang tidak mau mengikuti kegiatan yang telah ditentukan,
dengan berbagai alasan. Padahal dengan mengikuti kegiatan tersebut kita dilatih untuk
mengembangkan kemampuan kita. Sebagaimana teori Dariwin mengatakan bahwa
makhluk hidup yang bisa bertahan ialah bukan orang pintar, kuat, besar tetapi mereka
yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, dan disinilah dalam kegiatan
diajarkan untuk mampu beradaptasi dan mengantisipasi tiap-tiap kegiatan
d. Melakukan komunikasi/pertemuan secara intens dan efesien
Salah satunya ialah dengan memanfaatkan gadget atau smartphone pintar yang kita
miliki, hal ini harusnya kita turut serta pada setiap jenis sosial media. Menggunakan
internet sebagai sarana komunikasi, adalah langkah yang tepat untuk memudahkan kita
berkomunikasi dengan pihak luar. Hal ini dilakukan, untuk membentuk image bahwa kita
adalah orang yang terbuka dan melek internet.
e. Menindak lanjuti semua apa yang telah dibahas
Adanya tindak lanjut dari suatu pembahasan yang dilakukan atau rencana kegiatan
merupakan proses dari efektifitas komunikasi atas kebapah atau top down
comunicatioan, yakni adanya kesepahaman. Disini seorang organisatoris belajar untuk
mengembangkan komunikasi dalam proses pelakasanaan kegiatan, karena didalamnya
ada proses komunikasi dua arah antara pimpinan dan bawahan untuk mencapai tujuan
bersama.
f. Menjaga kepercayaan dan tidak memanfaatkan untuk kepentingan pribadi
Salah satu cara untuk meningkatkan proses komunikasi dengan organisasi dan untuk
menghilangkan hambatan komunikasi organisasi yang efektif adalah dengan membentuk
sikap positif di tempat kerja. Sangat penting untuk menjadi perhatian, hormat dan sopan
dengan kolega, atasan, dan bawahan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
terintegrasi. Hambatan terbukti sangat tidak produktif dan tidak akan mengarah pada niat
baik organisasi. Terserah masing-masing individu untuk memiliki tanggung jawab ini
untuk mengatasi hambatan, bekerja dalam koordinasi dengan rekan kerja, secara efisien
mengawasi dan mengelola bawahan dan menjaga hubungan yang dapat dipercaya dengan
majikan dan atasan.

Keterbukaan dan keprofesionalan dalam hubungan komunikasi organisasi


merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan, karena awal dari
kepercayaan ialah adanya proses terbangunnya komunikasi antara satu dengan yang
lainnya. Disini adanya hubungan kesepakatan antara anggota dan pimpinan. Anggota
akan menunjukkan loyalitas kepada organisasi, sehingga meninggalkan kepentingan
pribadi dan menunjukkan kesepakatan organisasi.

Kesimpulan

Secara umum budaya komunikasi dalam sebuah organisasi terdiri dari tiga jenis
yakni komunikasi ke atas (Top Comunicatioan), komunikasi ke bawah (down
comunication), dan komunikasi horizontal(horizontal comunication). Seseorang yang
ingin sukses perlu memamahi bagiamana komunikasi ke atas (Top Comunicatioan),
komunikasi ke bawah (down comunication), dan komunikasi horizontal(horizontal
comunication). Sehingga mampu menempatkan posisi dalam berorganiasi untuk
kesuskesan pribadi dan organisasi. Pengembangan komunikasi dalam organisasi terdapat
enam langkah yakni pertama, Memberikankesan pada pertemuan/kenalan pertam, kedua,
Membuka semua sarana networking sebisa kita, ketiga, mengikuti kegiatan-kegiatan baru
untuk menambah jaringan, keempat, melakukan komunikasi/pertemuan secara intens dan
efesien, kelima, menindak lanjuti semua apa yang telah dibahas, keenam, menjaga
kepercayaan dan tidak memanfaatkan untuk kepentingan pribadi.

Daftar Pustaka

Anchal Luthra, Richa Dahiya. 2015. Effective Leadership is all About Communicating
Effectively: Connecting Leadership and Communication, nternatIonal Journal of
ManageMent & BusIness studIes, Vo l. 5, IS S u e 3, Ju l y - Se p t 2015.

Effendy. 1992. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ida, Suryani Wijaya. 2013. Komunikasi Interpersonal Dan Iklim Komunikasi Dalam
Organisasi. Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1, Juni 2013.

Anda mungkin juga menyukai