Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Perumusan Masalah Dan Tinjauan Pustaka

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


Mata Kuliah METODOLOGI PENELITIAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:


1. Dinliza Utami (2014201100)
2. Desi mariza (2014201099)

DOSEN PENGAMPU :
Ns. Fitrianola Rezkiki, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik
serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah
yang berjudul “PERUMUSAN MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA”

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian. Selain itu, untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang kami susun.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan
penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua. Amin.

Kerinci, 03 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Identifikasi Topik Penelitian.....................................................................................


B. Sumber Penemuan Masalah Penelitian.....................................................................
C. Identifikasi Masalah..................................................................................................
D. Tipe Masalah Penelitian............................................................................................
E. Kriteria Masalah........................................................................................................
F. Karakteristik Permasalahan ......................................................................................
G. Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penentuan Permasalahan........................
H. Tinjauan Pustaka atau Survey literature....................................................................
I. Perumusan Masalah...................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian merupakan salah satu langkah penting untuk memantapkan peneliti dalam

kegiatan keilmuan yang mendukung di bidangnya masing-masing. Sehubungan dengan hal

ini, setiap mahasiswa akan diwajibkan mengerjakan tugas akhir. Tugas tersebut adalah

melakukan penelitian atau membuat sebuah karya ilmiah dalam bentuk laporan. Penelitian

tersebut merupakan salah satu syarat yang harus dikerjakan bagi mahasiswa yang akan

menyelesaikan studinya.

Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsianataupun kebingungan terhadap

suatu hal atau fenomena, adanya kemenduan arti,adanya halangan dan rintangan, adanya

celah baik antara kegiatan atau antara fenomena,baik yang telah ada ataupun yang akan ada.

Dalam proses perumusan masalah penelitian harus diawali dengan melakukan identifikasi

masalah itu sendiri dan sesuai dengan topik yang diangkat. Proses indentifikasi masalah

adalah apabila peneliti mengetahui dan menyadari bahwa telah atau akan terjadi situasi yang

tidak diinginkan. Didalam makalah ini kami akan mengurakan bagaimana membuat

perumusan masalah dalam suatu penelitian.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana identifikasi topik penelitian?


2. Apa saja Sumber penemuan masalahan penelitian ?
3. Bagaimana identifikasi masalah?
4. Apa tipe masalahan penelitian?
5. Bagaimana kriteria masalah penelitian?
6. Bagaimana karakteristik permasalahan?
7. Apa saja hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan permasalahan penelitian ?
8. Bagaimana membuat perumusan masalah ?

C. Tujuan
1. Bagaimana identifikasi topik penelitian?
2. Apa saja Sumber penemuan masalahan penelitian ?
3. Bagaimana identifikasi masalah?
4. Apa tipe masalahan penelitian?
5. Bagaimana kriteria masalah penelitian?
6. Bagaimana karakteristik permasalahan?
7. Apa saja hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan permasalahan penelitian ?
8. Bagaimana membuat perumusan masalah ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Topik Penelitian

Penelitian diawali dengan langkah pemilihan topik penelitian, yang kemudian

didukung dengan pengumpulan data awal. Menurut asal katanya, istilah topik berasal dari

bahasa yunani yaitu “topoi” yang berarti tempat. Dalam hal tulis menulis berarti pokok

pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu tulisan. Topik adalah pokok

permasalahan yang akan diperkirakan atau masalah yang hendak dikemukakan dalam karya

ilmiah. Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian atau peristiwa yang akan dijadikan

sebagai lapangan penelitian. Terdapat hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh calon

peneliti sebelum menentukan topik penelitian antara lain : manageable topic, obtainable

data, interested topic, significance of topic, apakah topik tersebut dapat diselidiki, serta

keadaan waktu dan biaya.

1. Manageable topic (topik yang dipilih hendaknya berada dalam jangkauan)

Baik ataupun tidaknya suatu penelitian tidak selalu tergantung kepada luas tidaknya

topik dan permasalahan yang diteliti. Suatu topik penelitian yang masih berada dalam

jangkauan peneliti dan tidak terlalu luas pada akhirnya semakin mempermudah peneliti

dalam mengorganisasikan, mengatur dan mengendalikan jalannya penelitian. Paling

tidak perlu dipertimbangkan kemampuan yang dimiliki, lamanya waktu penelitian,

jumlah dana yang tersedia, keadaan personel peneliti serta peralatan yang dimiliki.

2. Obtainable data (tersedianya data untuk membahas topik)

Suatu penelitian yang dijalankan tidak akan memenuhi sasaran tanpa didukung oleh data

yang memadai dan tidak dapat dipertanggung jawabkan atau tidak obyektif. Kegagalan

penelitian seringkali karena data yang tersedia tidak lengkap atau tidak obyektif. Peneliti
harus mampu melakukan perkiraan kemungkinan-kemungkinan ada tidaknya data dan

kesulitan-kesulitan penggalian data.

3. Interested topic (topik tersebut menarik untuk diteliti)

Daya tarik topik perlu pula diperhatikan, topik yang dipilih harus menarik bagi si peneliti

sendiri, selain itu topik tersebut juga harus mampu membangkitkan minat bagi

pembacanya, pemesan maupun pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

4. Significance of topic (topik tersebut cukup penting untuk diteliti)

Begitu pula halnya dengan tingkat keberartian topik, hal ini perlu mendapat perhatian.

Pemilihan topik selayaknya disesuaikan dan diarahkan kepada tingkat kebutuhan dan

sumbangannya, baik utuk kepentingan pembangunan, khalayak banyak, pengembangan

ilmu pengetahuan ataupun permintaan pemesanan.

5. Apakah topik tersebut dapat diselidiki

Selanjutnya, faktor penting lainnya dalam pemilihan topik adalah mengenai

kemungkinan keberhasilan penyelidikan. Topik yang dipilih hendaknya secara logis

dapat diselidiki. Penelitian-penelitian yang kemungkinannya kita tidak dapat

memperoleh data ataupun hasil konklusi yang akan dibuat sebaiknya perlu dihindari.

6. Keadaan waktu dan biaya

Peneliti yang memiliki biaya relatif sedikit ada baiknya menghindari pemilihan topik

yang luas dan rumit. Begitupun halnya keadaan waktu yang dimiliki, jika yang tersedia

relatif singkat sebaiknya peneliti memilih topik yang diperkirakan memerlukan waktu

penelitian yang relatif singkat pula. Keseimbangan antara ketersediaan waktu dan biaya

penelitian dengan topik memungkinkan peneliti mampu memenuhi sasaran penelitian

dengan hasil yang memuaskan.

B. Sumber Penemuan Masalah Penelitian


Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan

Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari

teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman

pribadi. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian. Kebanyakan keputusan

praktis didasarkan atas praduga tanpa didukung oleh data empiris. Masalah penelitian

dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum mempunyai

dasar penjelasan yang memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu

tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan teori

baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum

ada dalam bahasan litelatur.

2. Dedukasi dari teori

Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip umum yang

penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan

terhadap masalah yang diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan

empiris praktik tentang teori.

3. Kepustakaan

Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang

(replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil

penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering

juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti

lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan

masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.

4. Masalah sosial
Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya: seringnya

menjadi perkelahian siswa antar sekolah dapat memunculkan pertanyaan tentang

efektivitas pelaksanaan pendidikan moral dan agama serta pembinaan sikap disiplin.

Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi menimbulkan pertanyaan tentang

kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.

5. Situasi praktis

Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan penelitian

evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih

lanjut.

6. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban empiris

untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, M.pd:109-111)

Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumber-sumber masalah yang dapat diidentifikasi

meliputi:

1. Bacaan

Seorang peneliti harus rajin membaca, terutama jurnal-jurnal penelitian. Pada umumnya

penelitian ilmiah jarang menjawab permasalahan dengan tuntas. Bahkan suatu penelitian

itu memberi rekomendasi tertentu untuk diteliti lebih lanjut.

2. Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah

Peserta-peserta seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah membawa makalah-makalah yang

memecahkan permasalahan menurut bidangnnya masing-masing. Mungkin saja masalah

itu perlu diteliti dari segi ilmu lain.

3. Pernyataan dari orang yang memiliki otoritas


Sering dalam ceramah atau pernyataan seorang pejabat tinggi, misalnya seorang menteri

bahwa ada suatu masalah yang harus dipecahkan. Demikian pula pernyataan ahli-ahli

tertentu yang disiarkan melalui media massa mengenai suatu permasalahan. Sehingga

seorang peneliti tergugah untuk menelitinya. Umpamanya seorang administrator

pendidikan di sumatera utara mengatakan, bahwa kemunduran mutu pendidikan di

sumatera utara disebabkan mundurnya dedikasi guru-guru di SD hingga SLTA. Seorang

peneliti tergugah untuk menguji kebenaran pernyataan itu.

4. Pengamatan sekilas

Mungkin seorang ahli ketika melakukan perjalanan dinas melihat suatu gejala yang tidak

sehat yang perlu dipecahkan. Untuk pemecahannya harus diadakan penelitian terlebih

dahulu. Umpamanya seorang ahli dari staf BP3K, melihat dalam peninjuan kedaerah,

terdapat banyak anak-anak dari usia sekolah tidak bersekolah walaupun SD inpres sudah

ada di tempat itu.

5. Pengalaman pribadi

Dari pengalaman pribadi seorang yang berminat dalam penelitian mungkin muncul suatu

pertanyaan yang mendorong ia melakukan penelitian. Umpamanya, seorang dosen

setelah mengajar selama beberapa tahun memperhatikan bahwa mahasiswa dari sekolah-

sekolah kejuruan lanjutan atas yang telah bekerja sedikitnya dua tahun semua berhasil

mengikuti kuliahnya degan baik.

6. Perasaan dan ilham

Dalam benak seorang peneliti yang sudah berpengalaman, mungkin tiba-tiba muncul

suatu pertanyaan yang mendorong melakukan penelitian. Mungkin saja pertanyaan itu

tiba-tiba ia rasakan ketika ia sedang santai-santai dengan anggota keluarganya.

Umpamanya, seorang peneliti ketika santai berbincang-bincang dengan putra-putranya

yang remaja memperhatikan rambut gondrong mereka. Tiba-tiba muncul dalam


pikirannya.Sejauh mana generasi muda sekarang menyukai rambut gondrong? Bilamana

seorang peneliti mendapatkan suatu permasalahan dari salah satu sumber tersebut diatas,

perlu ia pertimbangkan masalah itu perlu atau dapatkah ia teliti? Maka ada kriteria

tersebut baginya untuk memutuskan perlu tidaknya atau dapat tidaknya ia meneliti

pemecahan persoalan itu.

C. Identifikasi Masalah

Penelitian biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa

dijawab oleh seorang peneliti. Untuk dapat melihat dengan jelas tujuan dan sasaran

penelitian, maka dilakukanlah identifikasi masalah. Dalam penelitian sosial, proses

identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mendeteksi permasalahan sosial yang diamati.

Dari sanalah peneliti dapat mengambil langkah untuk mengetahui lebih lanjut, bisa dengan

melakukan observasi, membaca literatur, atau melakukan survey awal. Identifikasi masalah

adalah suatu proses yang paling penting dalam melakukan sebuah penelitian selain dari latar

belakang dan juga perumusan masalah yang ada. Konsep identifikasi masalah (problem

identification) adalah proses dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah.

Dengan kata lain, identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitian yang boleh

dikatakan paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian (research problem) akan

menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan

bisa disebut penelitian atau tidak.  Masalah penelitian secara umum bisa ditemukan lewat

studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb).

Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang sangat penting dalam proses penelitian.

Ketika peneliti menangkap fenomena yang berpotensi untuk diteliti, langkah selanjutnya

yang mendesak adalah mengidentifikasi masalah dari fenomena yang diamati tersebut.
Identifikasi masalah sebagai bagian dari proses penelitian dapat dipahami sebagai upaya

mendefinisikan problem dan membuat definisi tersebut dapat diukur (measurable) sebagai

langkah awal penelitian. Singkatnya, mengidentifikasi masalah adalah mendefinisikan

masalah penelitian. Secara umum, identifikasi masalah merupakan bagian dari proses

penelitian yang dapat dipahami sebagai suatu upaya untuk mendefinisikan masalah yang ada

dan membuat permasalahan tersebut dapat diukur dan diuji. Mudahnya, identifikasi masalah

adalah proses untuk menentukan apa saja yang menjadi bagian inti dari sebuah penelitian.

Secara umum, identifikasi masalah terdiri dari 3 langkah yaitu:

1. Menemukan dan masalah yang ada (Problem)

2. Mengidentifikasi sumber permasalahan (Root cause)

3. Menciptakan kalimat isu/kalimat permasalahan (Problem Statement) yang menjelaskan

permasalahan yang sudah diindentifikasi

Beberapa fungsi dari identifikasi masalah:

1. Sebagai bentuk dorongan dari suatu kegiatan dari penelitian untuk menjadi penyebab

suatu kegiatan penelitian terjadi untuk dilakukan.

2. Perumusan dapat dilakukan dengan pengembangan sehingga mendapatkan wawasan

baru.

3. Tahu apa saja yang harus dibahas, apa saja yang harus diselesaikan sehingga menjadi

suatu karya, hasil ataupun wawasan baru.

4. Mempermudah untuk menentukan mana saja yang harus diprioritaskan dan mana yang

hanya akan menjadi bagian pelengkap.

D. Tipe Masalah Penelitian


Dalam tipe masalah Untuk memudahkan seorang peneliti menentukan masalah penelitian

yang kan diangkat, secara garis besar, permasalahan penelitian dikerucutkan menjadi 3

masalah, diantaranya:

1.      Masalah untuk mengetahui status dan mendekskripsikan fenomena. Masalah ini dapat

diangkat jika peneliti ingin mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana,

berapa banyak, sejauh mana dan sebagainya. Maka permaslaahan ini dapat dikaji melalui

pendekatan penelitian deskritif (survei), penelitian historis, dan filosofis untuk

menerangkan suatu peristiwa.

2.      Masalah untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (komprasi). Dalam penelitian

ini, peneliti berusaha mencari persamaan dan perbedaan fenomena, dan selanjutnya

dicari atau manfaat dari persamaan dan perbedaan tersebut.

3.      Masalah untuk mencari hubungan antara dua fenomena (korelasi).

E. Kriteria Masalah

Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah

penelitian yaitu :

1.      Kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat Tanya atau

yang bersifat kalimat interogatif,baik pertanyaan yang memerlukan jawaban

deskriptif,maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris,yaitu yang

menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala didalam kehidupan manusia.

2.      Kriteria kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan

dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori,dalam arti pemecahannya secara

jelas diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoitik yang berarti baik sebagai

pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
3.      Kriteria ketiga adalah bahwa suatu perumusan suatu masalah yang baik juga

hendaknya dirumuskan didalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang

actual,sehingga pemecahannya menawarkana implikasi kebijakan yang relevan pula,dan

dapat diterapkan secara nyara bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.

Kriteria permasalahan penelitian sangat berkaitan dengan karakteristik permaslahan itu

sendiri. Menurut Kuncoro karakteristik permasalahanpenelitian terbagai menjadi empat hal,

yaitu:

1.      Permasalahan penelitian harus dapat diselidiki melalui pengumpulan data dan alanisis

data.

2.      Permasalahan penelitian memiliki arti penting baik dari latar belakang teori ataupun

praktik.

3.      Peneliti mempunyai sumberdaya yang diperluaskan.

4.      Peneliti telahmempertimbangkan keadaan waktu, dana, dan berbagai kendala yang lain

dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan.

F. Karakteristik permasalahan

Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai

penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :

1. Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan

sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang

kompleks.

2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta

empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah

bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif
yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual

(khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang

bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta

aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba

yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga

yaitu :a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan

atau perbandingan satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai

dengan waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada

penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).

4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh

peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode,

kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional

variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

G. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan permasalahan

Pemilihan masalah dalam penelitian sering terjadi semata –mata atas pertimbangan minat

peneliti atau bersifat subyektif. Masalah penelitian yang demikian tentunya tidak layak untuk

diteliti. Karena dalam penelitian ilmiah, ada beberapa patokan untuk menentukan suatu

masalah layak diteliti atau tidak (Bagong Suyanto, dkk, editor, 1995 : 24-25) yaitu:

1. Masalah penelitian hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya dan

menggunakan terminologi atau kosepsi-konsepsi ilmu sosial yang baku. Tentunya hal ini

dapat dimengerti karena akan lebih mengarahkan pada jawaban yang diharapkan.
2. Masalah yang dirumuskan hendaknya dapat diuji secara empirik melalui aktivitas

penelitian dilapangan.

3. Masalah yang dirumuskan hendaknya up to date, memiliki nilai keaslian dan sejauh

mungkin menghindari terjadinya duplikasi topik penelitian.

Disamping patokan di atas, hendaknya masalah penelitian yang diajukan memiliki nilai

penelitian. Nilai penelitian dalam arti merupakan sesuatu yang penting atau bahkan sangat

mendesak untuk dikaji.

H. Tinjauan Pustaka atau survey literature

Tinjauan pustaka atau disebut juga kajian pustaka (literature review) merupakan sebuah

aktivitas untuk meninjau atau mengkaji kembali berbagai literatur yang telah dipublikasikan

oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya terkait topik yang akan kita teliti. Tinjauan

pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca dan menelaah laporan-laporan

penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang

akan dilakukan. Secera sederhana tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali

pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature).

Tinjauan pustaka memiliki beberapa tujuan utama : menginformasikan kepada para pembaca

hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu,

menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam

penelitian-penelitian sebelumnya (Cooper, 2010; marshall dan Rossman, 2011).

Persoalan lain yang juga penting dipertimbangkan dalam menulis tinjauan pustaka

adalah bagaimana menggunakan pustaka/literatur tersebut dalam proposal penelitian. Terkait

hal ini, ada banyak cara yang bisa diterapkan. Pada umumnya, tinjauan pustaka dapat berupa

beberapa bentuk. Cooper (2010) membahas empat tipe kajian pustaka yang:
1. menggabungkan apa yang telah dikatakan dan dilakukan orang lain,

2. mengkritisi penelitian dari para ahli sebelumnya,

3. membangun jembatan antara topik-topik terkait, dan

4. mengidentifikasi isu-isu sentral dalam suatu bidang.

I. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pernyataan maupun pertanyaan singkat yang ingin dicarikan

jawabannya dalam penelitian. Proses perumusan masalahpenelitian harus diawali dengan

melakukan identifikasi masalah itu sendiri dan sesuai dengan topic yang diangkat. Proses

identifikasi masalah adalah apabila peneliti mengetahui dan menyadari bahwa telah atau

akan terjadi situasi yang tidak diinginkan.

Ada beberapa persyaratan dalam menyusun research problem:

1. Pertanyaan harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan (pada penelitian

kuantitatif biasanya menggunakan kalimat Tanya apakah, seberapa besar, dan lain-lain

yang berorientasi hasil, sedangkan pada penelitian kualitatif biasanya menggunakan

kalimat Tanya bagaimana, mengapa, dan lain-lain yang berorientasi pada proses).

2. Pertanyaan harus layak dan dapat diteliti sebagai upaya untuk mencari jawaban/ solusi

feasible).

3. Jawaban bersifat critical incidence artinya dapat member kontribusi bagi pengembangan

ilmu (minimal bagi peneliti).

4. Bisa diukur, bersifat konseptual (ada teori yang dapat dijadikan acuan), sehingga dapat

diukur (measurable) dan mudah dilaksanakan (manageable).


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah ialah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada dengan
kenyataan yang ada. Misalnya kesenjangan antara luapan jumlah lulusan SMTA dengan
harapan akan kemampuan perguruan tinggi menampung lulusan itu. Untuk meningkatkan
kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, ia harus giat mencari masalah dari
sumber-sumbernya.
Dalam usulan penelitian, perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang akan diteliti.
Penegasan tersebut, bisa berbentuk pertanyaan, juga bisa berbentuk pernyataan deklaratif.
Penegasan masalah tersebut sekaligus menggambarkan fokus arah yang diikuti nantinya di
dalam proses suatu penelitian. Rumusan masalah haruslah cukup terbatas lingkupnya
sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan yang tegas.
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan
masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.

B. Saran
Demikianlah makalah ini dapat kami susun, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua. Kami sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Demi perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Margono, Metodologi penelitian pendidikan, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2005


S. Nasution, M.A, Metode Research, Bandung: Jemmars, 1991
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982
Sugioyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D),
Bandung: CV.ALFABETA 2006
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2012),
Hlm. 78-80.

Nazir Moh. MetodePenelitian. Bogor : Gahlia Indonesia, 2011

Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2005)

Anda mungkin juga menyukai