Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami masih diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar terciptanya makalah
yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca.
Penulis
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….....
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN…………………………………………………………….
B. PERSIAPAN TRANSPORTASI………….……………………………………
C. PRINSIP DASAR PEMINDAHAN PENDERITA GAWAT DARURAT…...
D. JENIS-JENIS PEMINDAHAN…………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Begitu pun pasien rawat inap di rumah sakit, pasti akan mengalami proses
pemindahan dari ruang perawatan ke ruang lain seperti untuk keperluan medikal check up.
Ruang operasi, dll. Hal ini akan mengakibatkan resiko kesehatan lainnya, baik bagi pasien
maupun bagi petugas.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, makalah ini akan sedikit membahas tentang transportasi
pasien gawat darurat.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengertian transportasi pada pasien gawat darurat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui persiapan transportasi pasien gawat darurat.
b. Memahami prosedur transportasi pasien gawat darurat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Transportasi pasien gawat darurat adalah sarana yang digunakan untuk memindahkan
atau mengangkut penderita dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman
tanpa memberat keadaan penderita. Transportasipasien harusnya dilakukan oleh perawat atau
orang yang telah mendapatkan pelatihan dan harus sesuai dengan standar prosedur operasional
sehingga tidak terjadi kecelakaan yang mengancam jiwa penderita (Kurniawan, 2017).
Penderita gawat darurat adalah penderita dengan suatu penyebab, jika tidak segera
ditolong akan mengalami kecacatan, kehilangan organ tubuh, atau meninggal, prinsip
pertolongan yaitu waktu adalah nyawa (Montjai et al., 2017).
B. PERSIAPAN TRANSPORTASI
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan transportasi terhadap
penderita, diantaranya:
1. Penderita
4. Personil
Pada setiap alat transportasi minimal terdiri dari dua orang paramedis, satu pengemudi, dan
apabila memungkinkan ada satu orang dokter.
5. Penilaian layak pindah
Kondisi stabil dengan memperhatikan:
d. DISABILITY (Kesadaran)
Prosedur untuk transportasi penderita, antara lain:
1) Lakukan pemeriksaan menyeluruh. Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas
tanpa kesulitan setelah diletakkan di atas usungan. Jika penderita tidak sadar dapat
menggunakan alat bantu jalan nafas.
2) Amankan posisi penderita. Pastikan selalu penderita dalam posisi aman selama
perjalanan.
3) Selama memindahkan penderita harus diamankan dengan kuat.
4) Pastikan pasien terikat dengan baik saat dipindahkan ke transportasi.
5) Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung. Jika kondisi penderita
cenderung ke henti jantung, letakkan spinal board atau papan RJP Di bawah matras.
6) Melonggarkan pakaian yang ketat.
7) Periksa perban jika ada luka.
8) Periksa bidai.
9) Ajak keluarga yang menemani.
10) Bawa barang-barang pribadi pendrita.
11) Tenangkan penderita.
Ada banyak prinsip yang dapat dijadikan panduan, namun aspek yang utama adalah
do not furtherharm atau jangan membuat cidera semakin parah,yang dicetus oleh Hypocrates
dan dijadikan panduan hingga pasien pulang. Syarat utama dalam mengangkat penderita tentulah
fisik yang prima dan terlatih. Jika melakukan pemindahan yang kurang tepat dapat
mengakibatkan cidera pada penolong.
Prinsip melakukan pemindahan pada pasien yang aman dan efektif membutuhkan
keputusan yang hati-hati, pengankatan penderita harus diperhitungkan rencana pengangkutan
termasuk komunikasi, petugas yang menangani, pasien yang stabil dan transportasi (Suciana,
2012).
Prinsip dasar tersebut adalah:
1. Posisi tulang punggung tetap lurus/ tegak, apabila miring akan menyebabkan gangguan pada
tulang punggungg.
2. Gunakan otot paha untuk mengangkat, bukan otot punggung, otot paha adalah otot kuat dan
lebih aman.
3. Gunakan otot fleksor untuk menekuk, otot fleksor lengan dan tungkai lebih kuat pada otot
ekstensor.
4. Jarak antara kedua lengan dan tungkai selebar bahu, apabila kedua kaki jaraknya terlalu dekat
akan mengurangi stabilitas, dan terlalu lebar akan mengurangi tenaga.
5. Dekatkan beban dengan badan, menghindari cidera punggung karena menggapai dengan
jarak jauh.
D. JENIS-JENIS PEMINDAHAN
1. Pemindahan Darurat
Dilakukan apabila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan penolong.contoh
seperti bahaya ancaman kebakaran, ketidakmampuan menjaga penderita di tempat TKP,
lokasi yang tidak memungkinkan untuk RJP.
The fore and aft carry, dudukkan penderita, kedua lengan menyilang di dada dan
rangkul dengan menyusupkan lengan di bawah ketiak penderita, penolong lain
jongkok di depan penderita dan mengangkat paha penderita.
c) Pemindahan dengan tiga penolong
Penolong pertama menyusupkan tangan satu di punggung, satu di leher, tangan penolong
kedua di punggung dan bokong,penolong ketiga tangannya di bawah bokong dan lutut
penderita, angkat dengan satu aba-aba dengan mengangkat penderita di atas lutut smua
penolong, letakkan penderita di atas tandu, apabila tidak ada tandu, pada langkah ke
enam, miringkan penderita pada dada penolong.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Transportasi pasien gawat darurat adalah sarana yang digunakan untuk memindahkan
atau mengangkut penderita dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman
tanpa memberat keadaan penderita. Transportasipasien harusnya dilakukan oleh perawat atau
orang yang telah mendapatkan pelatihan dan harus sesuai dengan standar prosedur operasional
sehingga tidak terjadi kecelakaan yang mengancam jiwa penderita. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan saat melakukan transportasi terhadap penderita, diantaranya penderita, empat
tujuan, sarana alat, personil, penilaian layak pindah.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
melaksanakan tugas keperawatan, sehingga terciptanya pelayanan efektif dan efisien. Selain itu,
penulis juga berharap kritik dan saran yang membangun agar dapat terciptanya makalah yang
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Montjai, S., Mulyadi, N., & Lolong, J. (2017). Gambaran Ketepatan Personil Pendamping Dan
Ambulans Yang Digunakan Dalam Merujuk Pasien Gawat Darurat Di Instalasi Gawat
Darurat Rsup Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 5(1), 108440.
Suciana, F. (2012). Gambaran Pelaksanaan Transportasi Pasien Cidera Kepala Berat di Instalansi
Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Klaten. TRIAGE Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of
Nursing Science), 4(1), 1–13.
http://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/triage/article/view/155