Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH

Oleh : Moh. Syahrir1


A 311 18 042
Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

1. Coba anda jelaskan Apa yang anda ketahui tentang


a. Pengukuran,
Jawaban:
Menurut Arifin, pengukuran adalah kegiatan menentukan kuantitas
sesuatu.2 Sementara menurut Kerlinger dalam Purwanto (2011), pengukuran
adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya dan
kemudian menerangkan angka menurut sustem aturan tertentu.3 Grounlund
menyatakan bahwa penguruan adalah pemberian angka (kualitas numerik)
pada objek-objek atau kejadian-kejadian menurut aturan.4 Sementara Hadi
menyebutkan bahwa Pengukuran adalah suatu kegiatan yang ditujukan
untuk mengidentifikasi besar kecilnya obyek atau gejala.5 Pengukuran dapat
dilakukan dengan dua cara; 1) menggunakan alat-alat yang standar, 2)
menggunakan alat-alat yang tidak standar. Suryabrata mendefinisikan secara
sederhana bahwa pengukuran terdiri atas aturan-aturan untuk mengenakan
bilangan-bilangan kepada sesuatu obyek untuk mempresentasikan kuantitas
atribut pada obyek tersebut.6 Cronbach yang dikutip oleh Mehren
mendefinisikan pengukuran sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk
mengamati perilaku seseorang dan menggambarkannya dengan bantuan
skala numerik atau sistem pengkategorian.7
Sementara menurut Umar pengukuran adalah suatu kegiatan untuk
mendapatkan informasi data secara kuantitatif.8 Hasil dari pengukuran dapat
berupa informasi-informasi atau data yang dinyatakan dalam bentuk angka
ataupun uraian yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan, oleh
karena itu mutu informasi haruslah akurat. Berdasarkan pendapat-pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu prosedur yang
1
Moh. Syahrir, A 311 18 042, merupakan Mahasiwa Pendidikan Sejarah Kelas C Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
2
Zainal Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset.
3
Fred N. Kerlinger. 1996. Asas-asas penelitian behavioral (3rd ed). (Landung R. Simatupang.
Terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. (Buku asli diterbitkan tahun 1986)
4
Norman E Gronlund. 1981. Measurement and evaluation in teaching. New York : Macmillan
5
Hadi, Sutrisno. 1995. Metodologi Research. Yogyakarta: ANDI Offset
6
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali, 1984)
7
Mehrens, W.A., & Lehmann, I.J. 1973. Measurement and evaluation in education and
psychology. New York: Holt, Rinehart and Winston, inc
8
Husein, Umar.2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

1
sistematis untuk memperoleh informasi data kuantitatif baik data yang
dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang akurat, relevan, dan
dapat dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang baik dan
prosedur pengukuran yang jelas dan benar.

b. Penilaian
Jawaban:
Hasil pengukuran merupakan landasan yang terpenting dalam
penilaian pendidikan, dan hanya data dari hasil pengukuran saja yang
dapat dipercaya dan dapat dijadikan landasan kuat bagi pengambilan
keputusan9. Grondlund berpendapat bahwa penilaian merupakan
serangkaian proses mulai dari pengumpulan data, analisis data, interpretasi
hasil, serta pengambilan keputusan berkenaan dengan pencapaian tujuan
belajar.10
Menurut Thorndike dan Hagen, tujuan dan kegunaan penilaian
pendidikan dapat diarahkan kepada keputusan-keputusan yang
menyangkut:
(1) pengajaran;
(2) hasil belajar;
(3) diagnosis dan usaha perbaikan;
(4) penempatan;
(5) seleksi;
(6) bimbingan dan konseling;
(7) kurikulum; dan
(8) penilaian kelembagaan.11

c. Evaluasi
Jawaban:
Menurut seorang ahli yang bernama Ralph Tyler, beliau mendefenisikan
evaluasi sebagai sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh
mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika
belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. 12 Definisi yang lebih luas
dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam.
Tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar
mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat
keputusan. Seperti yang diketahui bersama bahwa pengukuran bersifat
kuantitatif.

9
Husein, Umar. Ibid.
10
Norman E Gronlund. 1985. Measurement and evaluation in teaching. Fifth Edition. New York:
Mc Millan Publishing Co.,Inc.
11
Thorndike, E.L., & H.P. Hagen. 1977. Measurement and Evaluation in Psychology and Education,
New York: John Wiley.
12
Ralph Tyler. 1950. Models of Teaching. New Yersey: Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs.

2
2. Mengapa dalam pembelajaran selalu memberikan
penilaian? Uraikan!
Jawaban:
Penilaian, pengukuran dan evaluasi merupakan satu kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan. Diketahui, pengukuran bersifat kualitatif. Dan tujuan
penilaian dalam pembelajaran terbagi atas:
a. Penilaian berfungsi selektif, penilaian ini sendiri mempunyai berbagai
tujuan, antara lain:
1. Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat
berikutnya.
3. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
4. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah.
b. Penilaian berfungsi diagnostik, dengan mengadakan penilaian, sebenarnya
guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan
kelemahannya. Dengan diketahuinya sebabsebab kelemahan ini, akan
lebih mudah dicari cara untuk mengatasi.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan, setiap siswa sejak lahirnya telah
membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif
apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan
karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual
kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang bersifat
melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok.
Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa
harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang
mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang
sama dalam belajar.

Selain itu, penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan Fungsi


keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem
administrasi.

3. Coba anda jelaskan Tujuan dan Fungsi Evaluasi


Jawaban:
Dalam buku Evaluasi Pembelajaran Sejarah karya B. Fitri Rahmawati
dan Syahrul Anwar disebutkan kegiatan evaluasi memiliki tujuan tertentu.
Menurut Kellough dalam Arifin, tujuan evaluasi adalah untuk membantu
belajar peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik,
menilai efektivitas strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan
efektivitas program kurikulum, menilai dan ,eningkatkan efektivitas
pembelajaran, menyediakan daya yang membantu dalam membuat keputusan,

3
komunikasi dan melibatkan orang tua peserta didik. 13 Sedangkan menurut
Chittenden (1994), tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Keeping track, yaitu untuk melihat apakah proses belajar mengajar
sudah sesuai dengan rencana pembelaharan yang telah ditetapkan;
2. Checking up, yaitu untuk mengecek hal-hal apa saja yang sudah
dan yang belum dicapai atau dikuasai oleh peserta didik;
3. Finding-out, untuk mendiagnosis kekurangan dan kelemahan
peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat dicari
alternatif lain;
4. Summing-up, yaitu menyimpulkan tingkat pencapaian peserta didik
atas kompetensi yang telah ditetapkan yang kemudian akan
digunakan untuk menyusun laporan kemajuan belajar kepada pihak
yang berkepentingan.
Selain itu, Sudijono mengelompokkan tujuan evaluasi menjadi dua,
yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum evaluasi adalah untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dan efektivitas metode
pembelajaran yang digunakan. Sedangkan tujuan khusus evaluasi adalah
untuk merangsang minat dan motivasi peserta didik dalam meningkatkan
prestasi belajarnya, serta menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar peserta didik.14
Sementara menurut Scriven dalam Fernandes bahwa dua fungsi dasar
evaluasi yaitu bahwa evaluasi formatif digunakan untuk memperbaiki dan
mengembangkan dari sebuah program, sedangkan fungsi dari evaluasi
sumatif adalah digunakan untuk tanggung jawab, memilih dan sertifikasi.15

4. Coba anda sebutkan Ciri – Ciri Evaluasi dalam


Pembelajaran Sejarah
Jawaban:
1. Penilaian dilakukan secara tidak langsung. Sebagai contoh mengetahui
tingkat inteligen seorang anak, akan mengukur kepandaian melalui ukuran
kemampuan menyelesaikan soal-soal. Dengan acuan bahwa tanda-tanda
anak yang inteligen adalah anak yang mempunyai:
a. Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan;
b. Kemampuan untuk menggunakan bahasa yang baik;
c. Kemampuan untuk menanggap sesuatu yang baru (cepat mengikuti
pembicaraan orang lain);
d. Kemampuan untuk mengingat-ingat;
e. Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap
kelucuan);
f. Kemampuan untuk berfantasi.

13
B. Fitri Rahmawati dan Syahrul Anwar. 2017. Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Universitas
hamzanwadi Press
14
Anas Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
15
Fernades, H.J.X. 1984. Evaluation of Educational Programs. Jakarta: National Education
Planning, Evaluation and Cultural Development.

4
2. Penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan bersifat kuantitatif
artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran.
Setelah itu lalu diinterpretasikan ke bentuk kualitatif. Contoh : Dari hasil
pengukuran, Tika mempunyai IQ 125, sedangkan IQ Tini 105. Dengan
demikian maka Tika dapat digolongkan sebagai anak yang pandai,
sedangkan Tini anak yang normal.
3. Penilaian pendidikan menggunakan, unit-unit untuk satuan-satuan yang
tetap karena IQ 105 termasuk anak normal.
4. Bersifat relatif, artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu
ke waktu yang lain. Contoh: hasil ulangan yang diperoleh Miranti pada
hari Senin adalah 80. Hasil hari Selasa 90. Tetapi hasil ulangan dari Sabtu
hanya 50. Ketidaktetapan hasil penilaian ini disebabkan karena banyak
faktor. Mungkin pada hari Sabtu Mianti sedang risau hatinya menghadapi
malam Minggu sore harinya.
5. Dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan.

5. Sebutkan Subjek Evaluasi dalam pembelajaran Sejarah


Jawaban:
Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi, dalam
hal ini berarti guru. Dalam pandangan lain ada yang menyebutkan bahwa
subjek evaluasi adalah siswa, yang merupakan orang yang dievaluasi.

6. Sebutkan Objek Evaluasi dalam pembelajaran sejarah


Jawaban:
Objek-objek evaluasi dalam pendidikan adalah:
a. Ranah kognitif. Menurut A.S Hornby, istilah kognitif berasal dari kata
cognition artinya tindakan atau proses untuk mendapatkan/mengetahui
sesuatu dengan rasio atau intuisi.16 Dengan demikian, kognisi adalah
perolehan pengetahuan oleh seseorang.
b. Ranah afektif, merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Sebagian ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya apabila seseorang memiliki penguasaan kognitif yang tinggi
c. Ranah psikomotoris. Kesempurnaan ranah psikomotoris dapat diukur
dari sejauh mana ranah kognitif dan afektif memberi pengaruh yang
signifikan. Kecakapan psikomotis seseorang adalah segala keterampilan
aktifitas jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati, baik kuantitasnya
maupun kualitasnya, karena sifatnya sangat terbuka untuk diamati.
Kecakapan psikomotoris peserta didik merupakan manifestasi wawasan
pengetahuan yang dimiliki dengan tingkat kesadaran, sikap mental, dan
keterampilannya. Dalam pendidikan Islam, penilaian terhadap aspek
psikomotorisnya terutama ditekankan pada unsur pokok perilaku
beribadah seseorang, misalnya salat, puasa, naik haji, membaca Al-Qur’an,
dan semisalnya.
16
A.S. Hornby, et.al., The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English, (London: Oxford
University Press, 1963).

5
7. Uraikan Prinsip Evaluasi dalam pembelajaran sejarah
Jawaban:
Menurut Dian Ramdani, Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih
baik, maka kegiatan evaluasi harus bertitik dari prinsip-prinsip umum sebagai
berikut:
1. Kontinuitas Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insedental karena
pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinyu. Oleh sebab itu
evaluasi pun harus dilakukan secara kontinyu pula.
2. Komprehensif Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu obyek, guru harus
mengambil seluruh obyek itu sebagai bahan evaluasi.
3. Adil dan obyektif Dalam melaksanakan evaluasi guru harus berlaku adil dan
tanpa pilih kasih kepada semua peserta didik. Guru juga hendaknya bertindak
secara obyektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik.
4. Kooperatif Dalam kegiatan evaluasi hendaknya guru bekerjasama dengan
semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah,
termasuk dengan peserta didk itu sendiri.
5. Praktis Praktis mengandung arti mudah digunakan baik oleh guru itu sendiri
yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat
tersebut.17

8. Uraikan Alat Evaluasi dalam pembelajaran sejarah


Jawaban:
Dalam melakukan sebuah evaluasi, diperlukan adanya suatu alat evaluasi. Alat
evaluasi yang dimaksud adalah serangkaian alat yang digunakan untuk melakukan
evaluasi yang meliputi alat ukur beserta kunci jawaban dan pedoman
penskorannya. Alat ukur sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tes dan
non tes. Alat ukur dengan jenis tes dapat dibedakan lagi menjadi tes obyektif dan
subyektif. Sedangkan alat ukur dengan jenis non tes. Menurut Nana Sudjana, yang
sering digunakan antara lain adalah kuisioner dan wawancara, skala penilaian,
skala sikap, skala minat, observasi atau pengamatan, dan studi kasus.

PENGUMUMAN
1. Dikumpul selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 2020
17
Dian Ramadani. 2012. Prinsip dan Alat Evaluasi. Kota dan penerbit tidak diketahui

6
jam 12.00
2. Kirim ke e-mail hasan_untad@yahoo.co.id
3. bagi yang terlambat akan memiliki penilaian tersendiri

Anda mungkin juga menyukai