R/ Minyak kapas 15 %
Dekstrose 4%
Lechitithin (emulgator )4,2 %
Polimeroksietilneoksi-propilen (emulgator) 0,3 %
Syarat emulsi untuk injeksi :
Harus stabil pada autoklaf, karena suhu meningkat dapat menyebabkan pecahnya emulsi
sehingga harus memilih emulgator yang stabil contohnya gelatin, dekstran, metilselulosa
dan lesitin.
Ketidakstabilan emulsi sering terjadi pada fase dalam/terdispersi pada saat pendiaman
sehingga membentuk agregat daripada membentuk droplet kemudian agregat naik ke
permukaan atau turun ke dasar emulsi sehingga membentuk lapisan yang berbeda pada
permukaan dasar.
Dekstrosa tidak disarankan karena dapat berinteraksi dengan fosfolipid mengha-silkan
warna coklat pada proses sterilisasi menggunakan autoklaf dan selama penyimpanan.
Ukuran partikel tidak boleh lebih dari ukuran eritrosit (12 µm).
Tidak ada penambahan pengawet karena diberikan pada dosis tunggal.
Pertimbangan Dalam Pengembangan Emulsi Parenteral :
Ukuran globule, Ukuran globule maksimum harus kurang dari 2μm. Ukuran lebih dari
2μm memiliki efek langsung pada toksisitas dan stabilitas.
Muatan permukaan (potensial zeta), Pengurangan muatan listrik diketahui meningkatkan
laju flokulasi dan karenanya pengukuran muatan permukaan berguna dalam penilaian
stabilitas.
Minyak, Kemurnian sangat penting untuk setiap minyak yang digunakan dalam produk
parenteral. Pemurnian yang luas harus dilakukan untuk menghilangkan komponen yang
tidak diinginkan seperti peroksida, pigmen, produk dekomposisi termal dan oksidatif.
pH
Zat penyangga biasanya tidak ditambahkan karena ada potensi untuk mengkatalisis buffer
hidrolisis lipid. Sebagai alternatif, pH disesuaikan dengan sejumlah kecil natrium
hidroksida.
pH optimum untuk emulsi jadi adalah 6-7
pH rendah (nilai lebih rendah dari 5) harus dihindari karena tolakan elektrostatik antara
gumpalan minyak dengan emulsi berkurang, sehingga menghasilkan peningkatan ukuran
globule dan peleburan
Manfaat dari kedua kisaran pH ini adalah untuk meminimalisir hidrolisis lesitin.
Penggolongan Sediaan Emulsi Injeksi :
Obat larutan atau emulsi yang sesuai untuk obat suntik, disebut injection (insulin injection)
Bubuk kering atau larutan pekat, tidak me-ngandung dapar, pengencer atau zat tamba-han
lain dan bila di tambah pelarut lain yang sesuai dengan pemberian larutan yang meme-nuhi
semua aspek persyaratan untuk obat suntik disebut steril. (contoh : steril Ampicillin
Sodium).
Sediaan-sediaan seperti yang dijelaskan di nomor 2 kecuali jika mengandung satu atau
lebih pendapar, pengencer atau zat tambahan lain disebut For Injection. (contoh:
methivillin Sodium For Injection).
Padatan yang disuspensikan di dalam media cair yang sesuai dan tidak untuk disuntikkan
intravena atau kedalam ruang spinal disebut Sterile Suspension. (Contoh : Steril Cortisol
Suspension).
Padatan kering, bila ditambahkan pembawa yang sesuai menghasilkan sediaan yang
memenuhi semua aspek persyaratan untuk Sterile Suspension dan disebut dengan Steril for
Suspension. (Contoh: Steril Ampicillin For Suspension).
Pemilihan Wadah dan Kompasibilitas Wadah Terhadap Sediaan Emulsi Injeksi :
Wadah dosis tunggal, adalah suatu wadah yang kedap udara yang mempertahankan jumlah
obat steril yang dimaksudkan untuk pemberian parenteral sebagai dosis tunggal dan yang
bila dibuka tidak dapat ditutup rapat kembali yang dengan jaminan tetap steril. Contoh :
ampul.
Wadah dosis ganda, adalah wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan isinya
perbagian tanpa terjadi perubahan kekuatan, kaulitas atau kemurnian bagian yang
tertinggal. Contoh : vial atau botol serum.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dari wadah :
Harus cukup kuat untuk menjaga isi wadah dari kerusakan
Bahan yang digunakan untuk membuat wadah tidak bereaksi dengan isi wadah.
Penutup wadah harus bisa mencegah isi: Kehilangan yang tidak diinginkan dari kandungan
isi wadah Kontaminasi produk oleh kotoran yang masuk seperti mikroorganisme atau uap
yang akan mempengaruhi penampilan dan bau produk.
Untuk sediaan jenis tertentu harus dapat melindungi isi wadah dari Cahaya
Bahan aktif atau komponen obat lainnya tidak boleh diadsorpsi oleh bahan pembuat wadah
dan penutupnya, wadah dan penutup harus mencegah terjadinya difusi melalui dinding
wadah serta wadah tidak boleh melepaskan partikel asing ke dalam isi wadah.
Menunjukkan penampilan sediaan farmasi yang menarik.
Wadah untuk Emulsi Perenteral
Emulsi parenteral yang disediakan dalam volume 100-1000mL dikemas dalam botol kaca
USP tipe I & II.
Botol silikon dengan permukaan bagian dalam hidrofobik juga dapat digunakan.
Penutup karet paling sering digunakan.
Penutup tidak boleh permeabel terhadap oksigen atau menjadi lunak bila kontak dengan
fase emulsi minyak.
Evaluasi Fisika, Evaluasi Biologi, Evaluasi Kimia, Uji Sterilisasi
Pembahasan : Seperti halnya obat apa pun, ada potensi reaksi alergi atau efek samping yang
berkaitan dengan pemberian. Selama infus awal, pasien harus dimoni-tor secara ketat untuk
reaksi alergi seperti dispnea, sianosis, atau demam. Pasien juga harus dinilai untuk reaksi
merugikan jangka panjang yang mungkin berkembang, seperti peningkatan trigliserida. Dosis
tinggi yang dikaitkan dengan peningkatan trigliserida, kemungkinan karena kejenuhan
mekanisme eliminasi.
Kesimpulan : Emulsi lipid IV menawarkan banyak terapi berkelanjutan bagi banyak pasien.
Ketika produk baru yang datang ke pasaran, diharapkan pasien dapat memperoleh manfaat
lebih banyak dari terapi ini dan menderita lebih sedikit efek samping.