Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 2, (1), 2018, 67-81

e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

MAMPUKAH KINERJA KEUANGAN MEMEDIASI PENGARUH MEKANISME


CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN MODAL
INTELEKTUAL?

Nastiti Rahayuni1), Badingatus Solikhah2), Agus Wahyudin3)


1
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri semarang
nastitirahayuni17@gmail.com
2
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri semarang
badingatusbety@mail.unnes.ac.id
3
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri semarang
aguswahyudin@mail.unnes.ac.id

Abstract
The aim of this study to test the effect of Corporate governance Mechanism on the Intellectual capital
Disclosure through Financial Performance as intervening variable. The population of this paper is 137
banking companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2011 to 2014. The sampling technique used
a purposive sampling and produced 124 unit analyses. The data was analized using path analysis with
IBM SPSS software version 21. The result of this paper indicated that the manajerial ownership and
proportion of independent commisioner does not affect the Intellectual capital Disclosure directly, but
institusional ownership, audit committee size, and financial performance have positive effect on
Intellectual capital Disclosure. On the other hand, the result show that financial performance is able to
mediate the indirect effect of manajerial ownership, institusional ownership, proportion of independent
commisioner, and audit committee on Intellectual capital Disclosure.
Keywords : Intellectual capital disclosure;Corporate governance; Financial performance

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh mekanisme Corporate governance terhadap
pengungkapan modal intelektual melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Populasi
penelitian ini adalah 137 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan terpilih 124 unit analisis.
Teknik analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan alat bantu IBM SPSS 21. Hasil
penelitian menujukkan bahwa kepemilikan manajerial dan proporsi komisaris independen tidak
berpengaruh langsung terhadap pengungkapan modal intelektual, sedangkan kepemilikan institusional,
ukuran komite audit, dan kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap pengungkapan modal intelektual.
Hasil juga menunjukkan bahwa kinerja keuangan mampu menjembatani pengaruh tidak langsung antara
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan ukuran komite
audit terhadap pengungkapan modal intelektual.
Kata Kunci : Intellectual capital disclosure; Corporate governance; Financial performance

Cronicle of Article : Received (April 2018); Revised (May 2018); and Published (June 2018). ©2018 Jurnal
Kajian Akuntansi Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati.

Profile and corresponding author : Nastiti Rahayuni, SE is Accounting Student of Accounting Department in
Economic Faculty, Universitas Negeri Semarang, Badingatus Solikhah, SE, Msi, Ak, CA dan Drs.Agus
Wahyudin, MSi are a lecturer of Accounting Department in Economic Faculty, Universitas Negeri Semarang.
Corresponding Author: nastitirahayuni17@gmail.com, badingatusbety@mail.unnes.ac.id,
aguswahyudin@mail.unnes.ac.id

How to cite this article : Rahayuni, N., Solikhah, B.,Wahyudin, A. (2018). Mampukah Kinerja Keuangan
Memediasi Pengaruh Mekanisme Corporate governance terhadap Pengungkapan Modal Intelektual, 2(1): 67-
81. Retrieved from http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Page 67
Nastiti Rahayuni, Badingatus Solikhah, dan Agus Wahyudin
Mampukah Kinerja Keuangan Memediasi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan
Modal Intelektual

PENDAHULUAN bahwa daya saing Indonesia masih rendah.


Perkembangan ekonomi yang berbasis Penelitian oleh Suhardjanto dan Wardhani
pengetahuan dan teknologi yang semakin (2010), Sutanto dan Supatmi (2012), dan
maju menyebabkan stakeholders semakin Stephani dan Yuyetta (2012) juga
membutuhkan informasi yang lengkap menunjukkan tingkat pengungkapan modal
mengenai potensi perusahaan yang intelektual pada perusahaan - perusahaan
semakin meningkat. Potensi yang publik di Indonesia masih kurang dari
dimaksud adalah kemampuan perusahaan 50%. Selain jumlahnya yang rendah,
dalam mengelola pengetahuan dan sumber tingkat pengungkapan modal intelektual
daya yang dimiliki guna meningkatkan dari setiap perusahaan juga bervariasi
produktivitas dan efisiensi usaha, dalam (Stephanie dan Yuyetta, 2012).
rangka penciptaan kekayaan perusahaan. Fenomena mengenai intellectual capital
Laporan keuangan tahunan dapat masih dianggap sebagai hal baru yang
diharapkan memenuhi kebutuhan menarik dan belum tersebar secara luas.
informasi bagi perusahaan, namun Menurut Puasanti (2013), perusahaan-
menurut Oliveira et al., (2008) mengatakan perusahaan di Indonesia cenderung
beberapa penelitian mengemukakan bahwa menggunakan conventional based dalam
laporan keuangan sudah tidak lagi membangun bisnisnya sehingga produk
memenuhi kebutuhan user, serta kurang yang dihasilkannya masih miskin
relevan sebagai dasar pengambilan kandungan teknologi. Di samping itu,
keputusan. Saleh et al., (2010) menyatakan perusahaan-perusahaan tersebut belum
bahwa akuntansi tradisional gagal dalam memberikan perhatian lebih terhadap
melaporkan knowledge assets, padahal human capital, structural capital, dan
knowledge assets sendiri merupakan asset customer capital. Berdasarkan hasil
terpenting dalam sebuah organisasi penelitian yang dilakukan Solikhah &
(Akhvan et al., 2009). Oleh karena itu, Subowo (2016) menemukan bahwa
pendekatan yang sesuai untuk intellectual capital disclosure pada
meningkatkan lagi nilai guna laporan perbankan yang go Public sebesar 38,82%.
keuangan adalah dengan cara Sementara itu temuan Cahya (2013)
meningkatkan pengungkapan informasi tingkat intellectual capital disclosure di
mengenai asset pengetahuan (Canibano et Indonesia masih rendah yaitu rata-rata
al., 2000). hanya sebanyak 34,92% dari total 56 item
Pengungkapan informasi mengenai asset intellectual capital. Begitu juga dengan
pengetahuan yang dikenal dengan nama penelitian yang dilakukan Istanti (2009),
modal intelektual (intellectual capital) dan dari 265 sampel perusahaan non keuangan
menjadi hal penting yang dapat yang ada di BEI hanya 90 perusahaan saja
meningkatkan asset perusahaan (Goh dan yang dipakai, dari 90 perusahaan ini
Lim, 2004). Survey lain oleh Cuganesan et indeks pengungkapan modal intelektual
al., (2005) yang menemukan bahwa hanya sebesar 28,61%. Kondisi ini
hampir 91% responden dalam survey menunjukan bahwa pengungkapan modal
mempertimbangkan informasi mengenai intelektual masih rendah.
modal intelektual dalam pengambilan Penelitian ini menjadi lebih menarik untuk
keputusan ekonominya. Fenomena besar diteliti karena modal intelektual masih
perhatian pasar tentang modal intelektual, tergolong isu yang baru. Di Indonesia
ternyata kontradiktif dengan tingkat sendiri belum adanya standar yang
pengungkapan modal intelektual yang menetapkan item-item apa saja yang
rendah di Indonesia. Hal ini terlihat dari termasuk dalam aset tak berwujud yang
hasil survey indeks sumber daya manusia harus dilaporkan baik mandatory maupun
oleh berbagai lembaga yang menunjukkan voluntary disclosure. Beberapa penelitian

Page 68
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 2, (1), 2018, 67-81
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

mengenai modal intelektual yang telah maupun deregulasi ekonomi (Fidanoski, et


dilakukan oleh peneliti baik di Indonesia al., 2013).
maupaun mancanegara. Penelitian tentang Berdasarkan tujuan good corporate
pengaruh kepemilikan manajerial terhadap governance yaitu untuk meningkatkan
pengungkapan modal intelektual oleh kinerja perusahaan, muncul harapan yang
Chandra (2010) dan Bukh et al. ingin diwujudkan dengan adanya sistem
menunjukkan hasil yang signifikan, pengawasan dan pengendalian sebagai
sedangkan menurut Puspitaningrum (2012) bagian dari prinsip good corporate
dan Aniroh (2014) menunjukkan tidak governance, yaitu menurunnya kinerja
adanya pengaruh antara kepemilikan keuangan sebuah perusahaan. Untuk
manajerial dengan pengungkapan modal meningkatkan kualitas laporan keuangan,
intelektual. maka membutuhkan implementasi good
Penggunaan variabel intervening corporate governance yang konsisten.
digunakan dalam penelitian ini karena Melalui peran mekanisme corporate
pengungkapan modal intelektual bukan governance, maka dapat meminimalisir
hanya sebagai hasil atau akibat langsung terjadinya asimetri informasi dalam
dari corporate governance, melainkan juga laporan keuangan, penyimpangan tersebut
ada faktor-faktor lain yang memberi tidak mencerminkan nilai fundamental dari
kontribusi terhadap pengungkapan modal perusahaan. Oleh karena itu, keberadaan
intelektual. Motivasi penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang baik
untuk mengetahui apakah mekanisme akan mempunyai peranan penting dalam
corporate governance memiliki peranan pengungkapan modal intelektual yang baik
yang besar dalam pengungkapan modal pula kepada pihak investor maupun publik.
intelektual. Penelitian ini menggunakan beberapa
Penerapan corporate governance yang factor sebagai variabel independen.
baik sangat diperlukan dalam pengelolaan Faktor-faktor tersebut yang terdiri dari
perbankan mengingat sumber daya struktur corporate governance secara
manusia yang menjalankan bisnis khusus dalam mempengaruhi
perbankan merupakan faktor kunci yang pengungkapan modal intelektual pada
harus memiliki integritas dan kompetensi perusahaan keuangan perbankan di
yang baik. Corporate governance juga Indonesia yang terdaftar di BEI. Struktur
diyakini dapat memperbaiki citra kinerja corporate governance yang diteliti dalam
perbankan yang buruk. Hal tersebut penelitian ini meliputi kepemilikan
penting untuk dilakukan karena faktor manajerial, kepemilikan institusional,
kedudukan industri perbankan yang proporsi komisaris independen, dan ukuran
sedemikian penting. Pertama, bank komite audit.
memiliki posisi dominan dalam sistem Tujuan penelitian ini adalah untuk
keuangan ekonomi dan berperan sangat mengetahui pengaruh secara langsung
penting, khususnya sebagai mesin antara kepemilikan manajerial,
pertumbuhan ekonomi. Kedua, jika pasar kepemilikan institusional, proporsi
uang belum berkembang, bank yang komisaris independen dan ukuran komite
berada dalam ekonomi berkembang akan audit terhadap pengungkapan modal
menjadi sumber pembiayaan perusahaan. intelektual. Penelitian ini juga bertujuan
Ketiga, bank merupakan lembaga pokok mengetahui secara tidak langsung antara
dalam mobilisasi simpanan nasional. kepemilikan manajerial, kepemilikan
Keempat, keadaan ekonomi berkembang institusional, proporsi komisaris
menyebabkan peliberalisasian sistem independen dan ukuran komite audit
perbankan, baik melalui privatisasi terhadap pengungkapan modal intelektual

Page 69
Nastiti Rahayuni, Badingatus Solikhah, dan Agus Wahyudin
Mampukah Kinerja Keuangan Memediasi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan
Modal Intelektual

dengan kinerja keuangan sebagai variabel untuk tidak menggunakan informasi


intervening. tersebut.

KAJIAN PUSTAKA DAN Pengembangan Hipotesis


PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency theory menjelaskan tentang
Teori Keagenan hubungan kontrak antara pemilik modal
Agency theory pertama kali dikembangkan (principal) dan manajer (agent)(Jensen
oleh Jensen dan Meckling (1976), dimana dan Meckling, 1976). Kepemilikan
teori ini mengatur hubungan antara manajerial menunjukkan hubungan positif
manajer (agent) dengan investor signifikan terhadap pengungkapan
(principal). Konflik kepentingan antara sukarela, ini mengidentifikasikan
pemilik dan agen terjadi karena kepemilikan manjerial meningkat diikuti
kemungkinan agent tidak selalu berbuat dengan peningkatan pengungkapan
sesuai dengan kepentingan principal, sukarela. Peningkatan proporsi saham oleh
sehingga memicu biaya keagenan (agency manajer akan menurunkan kecenderungan
cost). Menurut Brigham dan Houston manajer melakukan tindakan oportunis
(2006), para manajer diberikan kekuasaan yang berlebihan (Ikbal, 2012), sehingga
oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang kepentingan pemilik atau pemegang saham
saham untuk membuat keputusan, dimana akan dapat disejajarkan dengan
hal ini menyebabkan potensi konflik kepentingan manajer. Aisyah dan Sudarno
kepentingan yang dikenal sebagai teori (2014); Bukh et al. (2005), menemukan
keagenan (agency theory). bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap modal intelektual
Teori Stakeholder pada perusahaan. Jika kepemilikan
Teori stakeholder menjelaskan manajemen meningkat, manajemen akan
bahwa manajemen organisasi diharapkan cenderung meningkatkan aktivitas
untuk melakukan aktiivitas yang dianggap penciptaan nilai yang dapat meningkatkan
penting oleh stakeholder mereka dan keunggulan kompetitif jangka panjang,
melaporkan kembali aktivitas-aktivitas salah satu diantaranya yaitu dengan
tersebut pada stakeholder. Pengertian meningkatkan kinerja intellectual capital
stakeholder menurut Freeman dan Reed di perusahaan. Penelitian yang dilakukan
(1983) dalam Ulum (2009) adalah oleh Sheu et al., (2007) menunjukkan
sekelompok orang atau individu yang bahwa kepemilikan manajerial
diidentifikasikan dapat mempengarui menunjukkan hubungan positif signifikan
kegiatan perusahaan ataupun dapat terhadap pengungkapan sukarela, ini
dipengaruhi oleh perusahaan. Teori mengidentifikasikan kepemilikan
stakeholder juga menyatakan bahwa manjerial meningkat diikuti dengan
rganisasi akan memilih secara sukarela peningkatan pengungkapan sukarela.
mengungkapkan informasi tentang Purwandari (2012) juga menemukan
intelektual mereka melebihi dan di atas hubungan positif antara kepemilikan
permintaan wajibnya sebagai bentuk manajerial dengan pengungkapan laporan
pemenuhan hak-hak stakeholder keuangan. Sehingga dirumuskan hipotesis
(Belkaoui, 2003). Menurut Deegan (2004), sebagai berikut:
seluruh stakeholder memiliki hak untuk H1 : Terdapat pengaruh positif
disediakan informasi tentang bagaimana Kepemilikan Manajerial terhadap
aktivitas organisasi mempengaruhi mereka Pengungkapan Modal Intelektual
(sebagai contoh mengenai polusi, Investor institusional mempunyai insentif
sponsorship, inisiatif pengamanan, dan yang kuat untuk mengawasi praktik
lain-lain), bahkan ketika mereka memilih pengungkapan perusahaan. Jadi

Page 70
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 2, (1), 2018, 67-81
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

diharapkan dengan meningkatnya kekuatan yang diperlukan dan keragaman


kepemilikan institusional, maka pandangan atau pendapat serta keahlian
pengungkapan sukarela akan meningkat. guna memastikan pengawasan yang
Carson dan Simnett (1997); Barako (2007) efektif. Hal ini dapat menunjukkan bahwa
menemukan bahwa ada suatu hubungan ukuran komite audit merupakan bagian
positif yang signifikan antara persentase penting yang tidak terpisahkan bagi
kepemilikan oleh investor institusi dan perusahaan dalam menyampaikan
pengungkapan sukarela dari praktik tata pelaporan perusahaan bermakna (Klein,
kelola oleh perusahaan yang terdaftar di 2002). Penelitian Sani (2010) menemukan
Australia. Menurut agency theory dapat adanya hubungan antara ukuran komite
menurunkan luas pengungkapan karena audit yang berpengaruh signifikan
manajer tidak memiliki insentif yang kuat terhadap pengungkapan modal intelektual.
untuk meyakinkan stakeholders tentang Dengan demikian, semakin besar ukuran
kinerja optimal. Oleh karena itu dengan komite audit suatu perusahaan maka dapat
adanya kepemilikan institusional yang mempengaruhi pengungkapan informasi
tinggi maka para manajer akan termotivasi yang dilakukan. Ukuran komite audit yang
untuk mengungkapkan intellectual capital besar memicu perusahaan lebih
secara luas serta. meyediakan informasi yang lebih rinci
H2 : Terdapat pengaruh positif bagi para auditor, seperti informasi modal
Kepemilikan Institusional terhadap intelektual semakin luas dan berkualitas.
Pengungkapan Modal Intelektual H4 : Terdapat pengaruh positif Ukuran
Dewan komisaris independen merupakan Komite Audit terhadap Pengungkapan
suatu persyaratan mutlak yang harus Modal Intelektual
dimiliki perusahaan yang ingin Menurut teori biaya politik, perusahaan
melaksanakan praktik good corporate dengan keuntungan yang besar
governance. Kebijakan tersebut mempunyai lebih banyak sumber daya
diharapkan keberadaan dewan komisaris untuk membuat lebih banyak
independen dapat meningkatkan pengungkapan, untuk menunjukkan
efektivitas pengawasan. Dengan demikian, kepada pasar sumber keuntungan mereka.
dapat disimpulkan bahwa semakin besar Teori signaling juga mengatakan
dewan komisaris suatu perusahaan, maka perusahaan dengan keuntungan yang lebih
kinerja pengawasan dan pengendalian besar cenderung untuk mengungkapkan
akan semakin baik sehingga akan kabar baik untuk menghindari penilaian
meningkatkan pengungkapan modal yang rendah atas saham mereka. Dengan
intelektual. Penelitian yang dilakukan Sani adanya biaya pengungkapan, perusahaan
(2010) menemukan bahwa dewan yang kinerjanya melebihi batas tertentu
komisaris independen berpengaruh akan melakukan pengungkapan,
signifikan terhadap pengungkapan modal sedangkan yang tidak menunjukkan
intelekual. kinerja yang baik tidak akan melakukan
H3 : Terdapat pengaruh positif Proporsi pengungkapan (Verrecchia, 1983, 1990;
Komisaris Independen terhadap Dye, 1985, 1986)
Pengungkapan Modal Intelektual H5 : Terdapat pengaruh positif Kinerja
Bedard et al., (2004) berpendapat apabila Keuangan terhadap Pengungkapan Modal
semakin besar komite audit maka akan Intelektual
semakin besar juga kemungkinan untuk Presentase kepemilikan saham manajerial
mengungkap dan menyelesaikan potensi suatu perusahaan yang semakin tinggi
masalah dalam proses pelaporan keuangan, menyebabkan semakin besar pula
karena dengan begitu besar kemungkinan tanggung jawab manajemen dalam
komite audit mampu untuk memberikan

Page 71
Nastiti Rahayuni, Badingatus Solikhah, dan Agus Wahyudin
Mampukah Kinerja Keuangan Memediasi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan
Modal Intelektual

mengambil suatu keputusan. Manajemen H7 : Kinerja Keuangan memediasi


akan bertanggung jawab atas seluruh Kepemilikan Institusional terhadap
kegiatan usaha yang telah dilakukannya Pengungkapan Modal Intelektual
dengan melakukan pengungkapan modal Perilaku oportunis manajemen yang
intelektual yaitu dengan mempublikasikan diawasi dengan baik oleh komisaris
laporan keuangan perusahaan. Dengan independen akan dapat meningkatkan
adanya transparansi laporan keuangan kinerja perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan kepada publik, maka perusahaan akan mengungkapkan kinerja
masyarakat dan investor bisa menilai baik modal intelektual yang dituangkan dalam
atau tidaknya kinerja keuangan perusahaan informasi tambahan melalui laporan
tersebut. Dengan adanya kinerja keuangan, tahunan yang dipublikasikan. Sehingga
kondisi keuangan suatu perusahaan akan komisaris independen dapat mengetahui
dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi perusahaan tersebut untuk
mengenai baik buruknya keadaan dikomunikasikan kepada pemegang
keuangan suatu perusahaan tersebut saham. Komisaris independen sendiri
sebelum diungkapkannya kepada publik dapat menjembatani untuk mengurangi
melalui annual report, sehingga masalah keagenan karena komisaris
pengungkapan modal intelektualnya akan independen dapat mengkomunikasikan
lebih baik pula. tujuan dan keinginan pemegang saham
H6 : Kinerja Keuangan memediasi kepada para manajer. Semakin meningkat
Kepemilikan Manajerial terhadap komisaris independen, keputusan yang
Pengungkapan Modal Intelektual sejalan dengan kepentingan pemegang
Kepemilikan institusional umumnya saham semakin meningkat (Weisbach,
bertindak sebagai pihak yang memonitor 1998) sehingga kinerja keuangan dapat
perusahaan. Bushee dalam Siregar (2005) meningkat dan berdampak pada
menyatakan bahwa kepemilikan pengungkapan modal intelektual yang
institusional menjalankan peran semakin luas.
monitoring-nya yang mendorong manajer H8 : Kinerja Keuangan memediasi
untuk tidak melakukan tindakan yang Proporsi Komisaris Independen terhadap
merugikan dalam jangka panjang. Siregar Pengungkapan Modal Intelektual
(2005) menunjukkan bahwa keterlibatan Komite audit merupakan pihak independen
investor institusional dalam mekanisme yang bertanggung jawab langsung kepada
monitoring dan pengambilan keputusan dewan komisaris. Komite audit berperan
yang strategis dapat mencegah terjadinya untuk membantu dewan komisaris dalam
tindakan manipulasi laba dan menekan memastikan efektivitas sistem
biaya keagenan. Oleh karena itu harus pengendalian internal dan efektivitas
adanya transparansi dalam pengungkapan pelaksanaan tugas auditor eksternal dan
laporan keuangan. Sujoko dan Soebiantoro internal. Komite audit juga memiliki peran
(2007), menjelaskan bahwa kepemilikan untuk mengawasi pengendalian internal
institusional akan mendorong pemilik perusahaan dan juga pelaporan
untuk melakukan peminjaman kepada keuangannya. Komite audit berperan untuk
manajemen, sehingga manajemen mengawasi dan menjembatani hubungan
terdorong untuk meningkatkan kinerjanya, auditor internal dan eksternal sehingga
yang tentunya akan berdampak pada pelaporan keuangan perusahaan dapat
penilaian masyarakat terhadap kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
keuangan perusahaan yang selanjutnya Dengan adanya komite audit, diharapkan
akan berdampak pada peningkatan mampu menciptakan laporan keuangan
pengungkapan modal intelektual pada yang relevan dan bebas dari manipulasi
perusahaan tersebut.

Page 72
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 2, (1), 2018, 67-81
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

pihak manapun sehingga dapat digunakan Populasi penelitian ini adalah perusahaan
sebagai evaluasi bagi manajemen. Komite jasa sektor keuangan sub sektor bank yang
audit juga diharapkan dapat menciptakan tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
lingkungan usaha yang transparan dan tahun 2011 hingga 2014 berjumlah 137.
nantinya dapat meningkatkan kinerja Pemilihan perusahaan perbankan yang
perusahaan. Peningkatan perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
nantinya dapat meningkatkan kinerja sebagai objek penelitian dikarenakan
keuangan perusahaan (Aprianingsih, sektor perbankan merupakan indikator
2016), dengan demikian perusahaan penting untuk menganalisis kesehatan
memiliki sumber daya dan sumber dana ekonomi suatu Negara (Marianah, 2012).
yang cukup untuk memperluas Berdasarkan teknik pengambilan sampel
pengungkapan modal intelektual. menggunakan teknik purposive sampling
H9 : Kinerja Keuangan memediasi Ukuran dengan kriteria perusahaan perbankan
Komite Audit terhadap Pengungkapan yang berturut-turut terdaftar di BEI taun
Modal Intelektual 2011-2014. Selanjutnya dihasilkan sampel
sebanyak 31 bank. Jumlah sampel
METODE PENELITIAN perusahaan pada periode pengamatan
Populasi, Sampel, dan Teknik adalah 124 unit analisis. Sedangkan data
Pengumpulan Data dikumpulkan dengan metode content
analysis dan metode dokumentasi.

Definisi Operasional & Pengukuran Variabel Penelitian


Tabel 1.Definisi Operasional Variabel dan Cara Pengukuran
Variabel Definisi Pengukuran

Pengungkapan pengungkapan informasi tentang modal 0 = item tidak diungkapkan dalam laporan
Modal Intelektual intelektual yang disajikan dalam laporan keuangan
(Y) tahunan perusahaan, (Ulum, 2015). 1 = item diungkapkan dalam bentuk narasi
2 = item diungkapkan dalam bentuk
numerik
3 = item diungkapkan dengan nilai moneter
Total Skor Pengungkapan
Skor Kumulatif (64)

Kepemilikan kepemilikan saham oleh


Manajerial (X1) manajemen perusahaan yang Jumlah Saham Manajerial
diukur dengan persentase x 100%
jumlah saham yang dimiliki Total Saham Beredar
oleh manajemen (Sujono dan
Soebiantoro; Nurhidayati et al.
2013).

Kepemilikan kepemilikan saham oleh


Institusional (X2) pemerintah, institusi keuangan, Jumlah Saham Institusional
institusi berbadan hukum, x
institusi luar negeri, dana 100%
perwalian serta institusi lainnya Total Saham Beredar
pada akhir tahun (Shien et al. ;
Nurhidayati et al. 2013).

Proporsi Komisaris anggota dewan komisaris yang tidak


Independen (X3) terafiliasi dengan manajemen, anggota ∑ Komisaris Independen
dewan komisaris lainnya dan pemegang x 100%
saham pengendali, serta bebas dari ∑ Komisaris yang ada di perusahaan

Page 73
Nastiti Rahayuni, Badingatus Solikhah, dan Agus Wahyudin
Mampukah Kinerja Keuangan Memediasi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan
Modal Intelektual

Variabel Definisi Pengukuran

hubungan bisnis atau hubungan lainnya


yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak
independen atau bertindak semata-mata
demi kepentingan perusahaan (KNKG,
2004).

Ukuran Komite komite yang dibentuk oleh dan ∑ anggota komite audit dalam suatu
Audit (X4) bertanggungjawab kepada dewan perusahaan
komisaris dalam membantu
melaksanakan tugas dan fungsi dewan
komisaris (Peraturan Bapepam LK No.
IX.1.5)

Kinerja Keuangan suatu gambaran tentang kondisi


(Z) keuangan suatu perusahaan yang
dianalisis dengan alat-alat analisis
keuangan, sehingga dapat diketahui Laba Setelah Pajak
mengenai baik buruknya keadaan Total Assets
keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam
periode tertentu (Fahmi, 2011)

Teknik Analisis Data penelitian yang dilakukan oleh Ulum


Teknik analisis data yang digunakan yakni (2014) yang meneliti pengungkapan modal
analisis deskriptif dan analisis inferensial. intelektual pada tahun 2006, 2009, 2012.
Untuk memastikan bahwa model estimasi Selanjutnya, berdasarkan Tabel 2
memenuhi asumsi BLUE (best linier menunjukkan perkembangan kepemilikan
unbias estimate) maka dilakukan manajerial perusahaan perbankan yang
pengujian asumsi klasik yang terdiri dari terdaftar di BEI mengalami penurunan dari
(normalitas, autokorelasi, tahun 2011 sampai 2013 dan meningkat
multikolinearitas, dan heterokedastisitas). pada tahun 2014. Kepemilikan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan path institusional selama tahun penelitian
analysis. menunjukkan angka yang relatif besar
yaitu 48,65%. Tabel 2 juga menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa perusahaan perbankan yang
Hasil Statistik Deskreptif terdaftar di BEI telah memenuhi peraturan
Hasil analisis deskriptif penelitian ini yang telah ditetapkan karena mempunyai
dapat dilihat pada Tabel 2. Secara proporsi komisaris independen di atas 50%
keseluruhan informasi mengenai serta rata-rata jumlah komite audit telah
pengungkapan modal intelektual dalam lebih dari 3. Sedangkan untuk kinerja
bentuk narasi mendominasi jenis keuangan rata-rata menunjukkan kinerja
pengungkapan, yakni 36,74% sampai yang baik sebesar 2,16%.
42,65%. Temuan ini sejalan dengan

Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ICD 124 .33 .80 .5972 .10385
KMJ 124 .00 .75 .0912 .14081
KIT 124 .00 .97 .4865 .33073
PKI 124 .50 1.00 .5935 .10208
UKA 124 3.00 8.00 3.9516 1.20874

Page 74
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 2, (1), 2018, 67-81
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

KIN 124 -.05 .05 .0216 .01496


Valid N (listwise)
Keterangan: KMJ= Kepemilikan Manajerial, KIT= Kepemilikan Institusional, PKI= Proporsi Komisaris
Independen, UKA= Ukuran Komite Audit, KIN= Kinerja Perusahaan, ICD= Intellectual capital
Disclosure.
Sumber : data diolah (2018)

Hasil Analisis Jalur (Path Analysis) manajerial, kepemilikan institusional,


Metode Analisis Jalur (Path Analysis) proprosi komisaris independen, ukuran
digunakan untuk menguji pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan
langsung maupun tidak langsung. Analisis perusahaan perbankan yang terdaftar di
regresi model I dilakukan untuk BEI tahun 2011 - 2014. Hasil regresi
mengetahui pengaruh kepemilikan Model I dapat dilihat pada table 3.

Tabel 3. Hasil Uji Regresi Model I


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .008 .010 .806 .422
KMJ .022 .009 .209 2.393 .018
KIT .006 .004 .130 1.514 .133
PKI -.017 .012 -.119 -1.415 .160
UKA .005 .001 .393 4.584 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Keterangan: KMJ= Kepemilikan Manajerial, KIT= Kepemilikan Institusional, PKI= Proporsi Komisaris
Independen, UKA= Ukuran Komite Audit
Sumber : data diolah (2018)

Berdasarkan tabel 3 maka diperoleh Nilai Unstandardized Coefficients sebesar


persamaan regresi sebagai berikut : 0,022 selanjutnya menjadi jalur p1 , 0,006
KIN = 0,008 + 0,022 KMJ + 0,006 KIT – = p2, -0,017 = p3 dan 0,005 = p4.
0,017 PKI + 0,005 UKA ................ Analisis regresi model II dilakukan untuk
(Model 1) mengetahui pengaruh kepemilikan
Konstanta sebesar 0,008 dapat diartikan manajerial, kepemilikan institusional,
kinerja keuangan pada perusahaan proporsi komisaris independen, ukuran
perbankan adalah sebesar 0,008 dengan komite audit, dan kinerja keuangan
asumsi variabel kepemilikan manajerial, terhadap pengungkapan modal intelektual
kepemilikan institusional, proporsi yang terdaftar di BEI tahun 2011 - 2014.
komisaris independen, ukuran komite audit Hasil regresi model II dapat dilihat pada
tidak mengalami perubahan (konstan). Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Regresi II


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig. Keterangan
1 (Constant) .531 .064 8.250 .000
KMJ -.096 .063 -.130 -1.523 .130 Tidak Signifikan
KIT .087 .026 .278 3.365 .001 Signifikan
PKI -.113 .082 -.111 -1.376 .171 Tidak Signifikan

Page 75
Nastiti Rahayuni, Badingatus Solikhah, dan Agus Wahyudin
Mampukah Kinerja Keuangan Memediasi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan
Modal Intelektual

UKA .016 .008 .189 2.133 .035 Signifikan


KIN 1.614 .606 .232 2.664 .009 Signifikan
a. Dependent Variable: ICD
Keterangan: KMJ= Kepemilikan Manajerial, KIT= Kepemilikan Institusional, PKI= Proporsi Komisaris
Independen, UKA= Ukuran Komite Audit, KIN= Kinerja Perusahaan, ICD= Intellectual capital
Disclosure.
Sumber : data diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4 maka diperoleh = p6, 0,087 = p7, -0,113 = p8 dan 0,16 =
persamaan regresi sebagai berikut : p9.
ICD = 0,531 – 0,096 KM + 0,087 KIT – Hasil analisis regresi model I dan II
0,113 PKI + 0,016 UKA + 1,614 KIN menjadi dasar untuk menaksir hubungan
(Model 2) kausalitas pada model analisis jalur karena
Konstanta sebesar 1,614 dapat diartikan analisis jalur merupakan perluasan dari
bahwa pengungkapan modal intelekual analisis regersi linier berganda. Hasil
pada perusahaan perbankan adalah sebesar analisis jalur pengaruh kepemilikan
1,614 dengan asumsi variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, ukuran
proporsi komisaris independen, ukuran komite audit terhadap pengungkapan
komite audit, kinerja keuangan perusahaan modal intelektual dengan kinerja keuangan
tidak mengalami perubahan (konstan). perusahaan sebagai variable intervening
Nilai Unstandardized Coefficients sebesar dapat dilihat pada gambar 1.
1,614 selanjutnya menjadi jalur p5 , -0,096

Gambar 1. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)


Besarnya pengaruh langsung (direct institusional, proporsi komisaris
effect), pengaruh tidak langsung (indirect independen, ukuran komite audit terhadap
effect), dan pengaruh total (total effect) pengungkapan modal intelektual dapat
kepemilikan manajerial, kepemilkan dilihat pada table 5.
Tabel 5. Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model
No Keterangan direct effect indirect effect total effect
1 KMJ ICD -0.0,96 0,036 -0,06
2 KIT ICD 0.087 0,010 0,097
3 PKI ICD -0.113 -0,027 -0,14

Page 76
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 2, (1), 2018, 67-81
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

4 UKA ICD 0.16 0,008 0,168


Keterangan: KMJ= Kepemilikan Manajerial, KIT= Kepemilikan Institusional, PKI= Proporsi Komisaris
Independen, UKA= Ukuran Komite Audit, KIN= Kinerja Perusahaan, ICD= Intellectual capital Disclosure.
Sumber : data diolah (2018)
Uji Sobel 1,658. Hasil pengujian dapat disimpulkan
Pengujian signifikansi efek mediasi bahwa kinerja keuangan memediasi
dilakukan dengan metode sobel test hubungan antara kepemilikan manajerial,
nampak dalam Tabel 6. Pengambilan kepemilikan institusional, proporsi
keputusan didasarkan pada nilai t hitung komisaris independen,dan ukuran komite
yang dibandingkan dengan t table dengan audit terhadap pengungkapan modal
tingkat signifikansi 5% adalah sebesar intelektual.

Tabel 6. Hasil Uji Sobel


No Variabel Abs(thit) ttabel Kriteria
1 KMJ 2,644 Signifikan
2 KIT 2,653 Signifikan
1,658
3 PKI 2,560 Signifikan
4 UKA 2,663 Signifikan
Keterangan: KMJ= Kepemilikan Manajerial, KIT= Kepemilikan Institusional, PKI= Proporsi Komisaris
Independen, UKA= Ukuran Komite Audit, KIN= Kinerja Perusahaan, ICD= Intellectual capital Disclosure.
Sumber : data diolah (2018)

Koefisien Determinasi (R2) manajerial, kepemilikan institusional,


Hasil pengujian menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen, ukuran
koefisien determinasi yang ditunjukkan komite audit dan kinerja keuangan,
dari nilai adjusted R2 sebesar 0.246, yang sedangkan sisanya 75,4% dijelaskan oleh
artinya bahwa 24,6% variabel ICD dapat faktor-faktor lain di luar model penelitian.
dijelaskan oleh variabel kepemilikan

Pembahasan
Tabel 7. Ringkasan Hasil Hipotesis
No Hipotesis Sig Keputusan
1. H1 = kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap ICD 0,130 Ditolak
2. H2 = kepemilikan institusinal berpengaruh positif terhadap ICD 0,001 Diterima
3. H3 = proporsi kmisaris independen berpengaruh positif terhadap ICD 0,171 Ditolak
4. H4 = ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap ICD 0,035 Diterima
5. H5 = kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap ICD 0,009 Diterima
6. H6 = Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan 0,036 Diterima
modal intelektual melalui kinerja keuangan sebagai variable
intervening
7. H7 = Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan 0,010 Diterima
modal intelektual melalui kinerja keuangan sebagai variable
8. intervening 0,027 Diterima
H8 = proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap
9. pengungkapan modal intelektual melalui kinerja keuangan sebagai
variable intervening 0,008 Diterima
H9 = ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan modal
intelektual melalui kinerja keuangan sebagai variable intervening
Sumber : data diolah (2018)

Page 77
Nastiti Rahayuni, Badingatus Solikhah, dan Agus Wahyudin
Mampukah Kinerja Keuangan Memediasi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan
Modal Intelektual

Hasil pengujian untuk pengaruh variabel (monitoring) yang lebih optimal terhadap
struktur kepemilikan manajerial terhadap kinerja manajemen. Penelitian ini sejalan
pengungkapan modal intelektual ditolak. dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hasil temuan tersebut bertolak belakang Carson dan Simnett (1997), Baroko 2007,
dengan agency theory (Jensen dan dan Akhtarudin et al., (2009).
Meckling, 1976), yang menjelaskan bahwa Purnomosidhi (2005) mengatakan bahwa
semakin tinggi kepemilikan manajerial kepemilikan institusional yang tinggi akan
maka agency problem juga akan semakin memotivasi para manajer untuk
berkurang, sehingga agency cost yang mengungkapkan intellectual capital secara
ditanggung oleh perusahaan juga dapat luas. Hal ini disebakan karena kepemilikan
dikurangi. Menurut Firer (2002) bahwa institusional yang terdiri dari perusahaan
kecenderungan pelaporan dipengaruhi oleh investasi, perusahaan efek, dan perusahaan
informasi yang ada. Perusahaan dengan dana pensiun di Indonesia sudah
kepemilikan manajerial yang tinggi, maka mempertimbangkan intellectual capital
lebih sedikit melakukan intellectual sebagai salah satu criteria dalam
capital disclosure. Hal ini disebabkan melakukan investasi, sehingga para
karena para manajer telah memiliki akses investor institusional menuntut perusahaan
yang cukup untuk mendapatkan informasi untuk melakukan intellectual capital
yang mereka butuhkan sehingga disclosure secara luas dalam annual report.
menyebabkan sedikitinya tekanan bagi Hipotesis ketiga yang menyatakan
mereka untuk melakukan intellectual proporsi komisaris independen
capital disclosure pada annual report. berpengaruh positif terhadap pegungkapan
Manajemen beranggapan tidak perlu modal intelektual ditolak. Fenomena ini
melakukan pengungkapan informasi yang bertentangan dengan teori dasrnya yaitu
lebih banyak kepada stakeholders dan teori stakeholders, peran komisaris
adanya kelebihan informasi tersebut independen dalam hal ini diharapkan dapat
dimanfaatkan secara pribadi tidak untuk menjembatani kepentingan stakeholders.
diungkapkan dalam laporan keuangan. Hasil penelitian sejalan dan konsisten
Hasil penelitian ini sejalan dan konsisten dengan penelitian Fatimah dan
dengan penelitian White et al., (2007), Purnamasari (2013) bahwa komisaris
Firer (2002), Pramunia (2010), independen tidak berpengaruh terhadap
Puspitaningrum (2012), dan Aniroh (2014) pengungkapan modal intelektual.
yang menyatakan tidak ada pengaruh Komisaris independen bukan
antara praktek pengungkapan modal pertimbangan utama dalam kebijakan
intelektual dengan kepemilikan manajerial. pengungkapan perusahaan. Komisaris
Hasil pengujian pengaruh variabel struktur independen bukan pertimbangan utama
kepemilikan institusional terhadap dalam kebijakan pengungkapan
kepemilikan institusional diterima. perusahaan. Sedangkan hasil dari
Temuan ini konsisten dengan agency penelitian ini bertentangan dengan hasil
theory (Jensen dan Meckling, 1976), yang penelitian dari White et al (2007) yang
menjelaskan bahwa kepemilikan saham justru menemukan komisaris independen
oleh investor institusional dapat sebagai faktor yang signifikan daam
mengurangi agency cost, karena dengan menjelaskan variasi pengungkapan modal
adanya kepemilikan saham oleh investor- intelektual.
investor institusi seperti perusahaan Pengujian hipotesis keempat bahwa
asuransi, bank, perusahaan investasi dan ukuran komite audit berpengaruh positif
kepemilikan oleh insttusi keuangan terhadap pengungkapan modal intelektual
lainnya dalam bentuk perusahaan akan diterima. Semakin banyak anggota komite
mendorong peningkatan pengawasan audit di dalam suatu perusahaan maka

Page 78
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 2, (1), 2018, 67-81
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

tingkat pengawasan terhadap kepatuhan manajerial dan pengungkapan modal


peraturan terkait penusunan laporan intelektual. Penelitian ini berhasil
keuangan juga akan semakin tinggi, mengkonfirmasi teori stakeholder dan
sehingga akan mengurangi tindakan teori signaling. Perusahaan dengan
manajemen dalam menyajikan informasi kepemilikan manajerial yang tinggi akan
yang tidak sesuai dengan keadaan berupaya untuk mengungkapkan informasi
sebenarnya. Ukuran komite audit yang mengenai modal intelektualnya secara
lebih besar cenderung menyediakan lebih rinci dalam rangka mengurangi
pengungkapan informasi pengungkapan kesenjangan informasi mengenai kondisi
modal intelektual lebih banyak dalam perusahaan. Peningkatan kepemilikan
laporan tahunannya. Hasil penelitian ini manajerial mengakibatkan terjadi
sejalan dan konsisten dengan penelitian peningkatan pada kinerja perusahaan.
Lie et al., (2008); dan Sani (2010); yang Perusahaan manufaktur di Indonesia
menyatakan ukuran komite audit menyadari bahwa porsi kepemilikan
berpengaruh terhadap pengungkapan manajerial yang besar menunjukkan peran
modal intelektual. manajemen sekaligus pemilik perusahaan
Hasil pengujian pengaruh variabel kinerja juga besar. Manajemen yang merangkap
keuangan terhadap pengungkapan modal pemilik perusahaan dapat selalu mengikuti
intelektual diterima. Hasil ini sejalan alur perusahaan. Dengan adanya peran
dengan penelitian Meizaroh dan Lucyanda rangkap ini tidak terjadi benturan
(2012), Taliyang et al. (2011). kepentingan sehingga apa yang menjadi
Suhardjanto dan Wardhani (2010) serta tujuan perusahaan juga menjadi tujuan
Rahim et al. (2011) menemukan hasil manajemen sekaligus pemilik perusahaan.
bahwa kinerja perusahaan berpengaruh Hubungan yang seimbang dan harmonis
signifikan terhadap pengungkapan modal ini tentunya akan berdampak positif pada
intelektual. Menurut Watts dan produktivitas perusahaan yang berujung
Zimmerman (dalam Ferreira, et al., 2012), pada peningkatan kinerja perusahaan
perusahaan yang mendapat keuntungan terutama dari sisi keuangan. Kinerja
kemungkinan besar melakukan keuangan perusahaan yang baik akan
pengungkapan modal intelektual untuk menghasilkan pengungkapan modal
memberitahukan kepada stakeholder intelektual yang baik.
bahwa perusahaan memiliki keunggulan Hasil pengujian untuk variabel
dibandingkan dengan perusahaan lainnya kepemilikan institusional terhadap
dan untuk mengurangi biaya politik. pengungkapan modal intelektual melalui
Haniffa dan Cooke (dalam Suhardjanto kinerja keuangan diterima karena kinerja
dan Wardhani, 2010) menunjukkan bahwa keuangan perusahaan mampun menjadi
semakin tinggi kinerja keuangan variabel intervening antara kepemilikan
perusahaan akan semakin lebih banyak institusional dan pengungkapan modal
mengungkapkan informasi ke publik. intelektual. Cornet et al., (2006)
Karena semakin besar dukungan finansial menyimpulkan bahwa kepemilikan
perusahaan akan semakin banyak institusional memiliki kemampuan dalam
pengungkapan informasi termasuk mengendalikan pihak manajemen melalui
intellectual capital disclosure. proses pengawasan secara efektif untuk
Hasil pengujian untuk variabel lebih memfokuskan perhatiannya terhadap
kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan. Terfokusnya kinerja
pengungkapan modal intelektual melalui perusahaan terutama kinerja keuangan
kinerja keuangan diterima karena kinerja sehingga akan menghasilkan
keuangan perusahaan mampun menjadi pengungkapan intellectual capital yang di
variabel intervening antara kepemilikan inginkan oleh para investor institusi.

Page 79
Nastiti Rahayuni, Badingatus Solikhah, dan Agus Wahyudin
Mampukah Kinerja Keuangan Memediasi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan
Modal Intelektual

Adanya kepemilikan institusional dapat Jumlah komite audit yang semakin banyak
memantau secara profesional akan memberikan kontrol yang lebih baik
perkembangan investasi dan pengendalian terhadap proses akuntansi dan keuangan
manajemen. Semakin besar kepemilikan perusahaan yang pada akhirnya akan
institusional, akan semakin efisien memberikan pengaruh positif terhadap
pemanfaatan aktiva perusahaan serta akan kinerja keuangan perusahaan. Sehingga
dilakukan tindakan pencegahan terhadap dengan adanya jumlah anggota komite
pemborosan yang dilakukan oleh audit yang besar akan mendorong
manajemen (Faisal, 2004). manajemen untuk melakukan praktik
Hasil pengujian untuk variabel proporsi pengungkapan modal intelektual
komisaris independen terhadap dikarenakan ketatnya pengawasan yang
pengungkapan modal intelektual melalui dilakukan.
kinerja keuangan diterima karena kinerja
keuangan perusahaan mampun menjadi SIMPULAN, KETERBATASAN DAN
variabel intervening antara proporsi SARAN
komisaris independen dan pengungkapan Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
modal intelektual. Komisaris independen pengaruh antara kepemilikan institusional,
merupakan bertugas untuk melaksanakan ukuran komite audit, dan kinerja keuangan
fungsi monitoring agar tercipta perusahaan terhadap pengungkapan modal intelektual.
yang good corporate governance. Sedangkan variabel kepemilikan
Sehingga semakin tinggi proporsi manajerial dan proporsi komisaris
komisaris independen, semakin tinggi pula independen tidak memiliki pengaruh
kinerja keuangan perusahaan (Afnan, terhadap pengungkapan modal intelektual.
2014). Dewan komisaris independen akan Selanjutnya, bahwa kinerja keuangan
memberikan masukan kepada manajemen mampu memediasi antara variabel
untuk melakukan pengungkapan mengenai kepemilikan manajerial, kepemilikan
modal intelektual yang mencukupi dengan institusional, proporsi komisaris
melalui kinerja keuangan yang baik independen, ukuran komite audit terhadap
sehingga perusahaan dapat tetap pengungkapan modal intelektual.
mempertahankan citranya di mata calon Pengungkapan modal intelektual dalam
investor. Keberadaan komisaris penelitian ini hanya dilihat dari laporan
independen atau anggota komisaris tahunan (annual report) perusahaan saja,
independen dapat mendorong perusahaan penelitian yang akan datang dapat
untuk mengungkapkan informasi dengan mempertimbangkan media lain seperti
lebih luas kepada investor (Riyanto, 2012). website perusahaan untuk mengidentifikasi
Hasil pengujian untuk variabel ukuran pengungkapan modal intelektual. Dalam
komite audit terhadap pengungkapan penelitian ini, komisaris independen
modal intelektual melalui kinerja diukur berdasarkan proporsi komisaris
keuangan diterima karena kinerja independen. Untuk penelitian dimasa
keuangan perusahaan mampun menjadi datang, akan lebih baik jika pengukuran
variabel intervening antara ukuran komite dilakukan dengan lebih rinci, misalnya
audit dan pengungkapan modal intelektual. dengan menggunakan latar belakang
Komite audit bertugas membantu dan pendidikan komisaris independen, atau
memperkuat fungsi dewan komisaris dalam frekuensi pertemuan.
menjalankan fungsi pengawasan atas
informasi keuangan yang akan dikeluarkan DAFTAR PUSTAKA
oleh perusahaan antara lain lapran Abeysekera, I. 2010. The influence of
keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya board size on intellectual capital
terkait informasi keuangan perusahaan. disclosure by Kenyan listed firms.

Page 80
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 2, (1), 2018, 67-81
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Jounal of Intellectual Capital. 11 International Management Review


(4): 504-518. Jordan, 9 : 1-12.
. 2007. Peraturan Bank Jensen, M. C dan W. H. Meckling.1976.
Indonesia (PBI) Nomor Theory of the Firm: Managerial
8/4/PBI/2006 Perihal Penilaian Behavior, Agency costs and
Faktor Good Corporate Ownership Structure. Journal of
governance bagi Bank Umum. Financial Economics. 3: 305-360.
Baysinger, B., Kosnik, R. D., dan Turk, T. Karim, A. 2013. Pengaruh Good
A. 1991. Effects of board and Corporate governance Terhadap
ownership structure on corporate Kinerja Saham Perusahaan (Studi
R&D strategy. Academy of Empiris Pada Saham LQ45 di
Management Journal, 34: 205-214. BEI). Fakultas Ekonomi
Chandra, R. 2010. Pengaruh Mekanisme Universitas Semarang.
Corporate governance terhadap Rohmah, F. N. 2013. Pengaruh Penerapan
Pengungkapan Modal Intelektual. Good Corporate governance
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Terhadap Kinerja Keuangan
Universitas Diponegoro. Perusahaan Dengan Earnings
Desi Aprina. 2012. Pengaruh Kepemilikan Management Sebagai Variabel
Manajerial, Kepemilikan Moderasi. E-journal. Surakarta :
Institusional dan Ukuran Universitas Muhammadiyah
Perusahaan terhadap Kinerja Surakarta.
Perusahaan yang Diukur Solikhah, B. dan Subowo. 2016. An
Menggunakan Economic Value Empirical Study of the Driver
Added. Gunadarma Journal Factors of the Intellectual capital
Firer, S dan Williams, M. 2003. Disclosure. Review of Integrative
Intellectual capital and Traditional Business and Economics Research,
Measures of Corporate Vol. 5, no. 1, pp.229-240.
Performance. Journal of Ulum, I. 2015. Peran Pengungkapan
Intellectual capital. 4(3) : 348- Modal Intelektual dan Profitabilitas
360. dalam Hubungan antara Kinerja
Goh P.C. dan Lim, K.P. (2004).Disclosing Modal Intelektual dan Kapitalisasi
Intellectual capital in Company Pasar. Simposium Nasional
Annual Reports, Journal of Akuntansi ke 18. Medan.
Intellectual capital 5 (3): 500-510. White, G., A. Lee, dan G. Tower. 2007.
Hamdan, Mohammed, et al, 2013. The Drivers of voluntary intellectual
Impact of Audit Committee capital disclosure in listed
Characteristics on the Performance: biotechnology companies. Journal
Evidence from Jordan. of Intellectual capital. 8(3) : 517-
53

Page 81

Anda mungkin juga menyukai