Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan


berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya. Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga
mengandung asam-basa. Dimana aktivitas sel tubuh memerlukan asam basa yang
dalam keadaan seimbang.

Kelangsungan hidup sel memerlukan lingkungan internal yang konstan


(homeostasis),mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan
volume, komposisi, dan keseimbangan asam basa cairan tubuh selama fluktuasi
metabolik normal atau saat terjadi abnormalitas, seperti penyakit atau trauma.

Homeostatis bergantung pada pemeliharaan keseimbangan antara masukan (input)


dan keluaran (output) semua konstituen yang terdapat dilingkungan cairan internal.
Pengaturan keseimbangan cairan melibatkan dua komponen terpisah: kontrol volume
CES, dengan volume plasma merupakan satu bagian, dan kontrol osmolaritas plasma
(konsentrasi zat terlarut). Ginjal mengontrol volume CES dengan mempertahankan
keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritass CES dengan mempertahankan
keseimbangan air. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan menyesuaikan
keluaran garam dan air di dalam urin sesuai keperluan untuk mengkompensasi
masukan yang berbeda-beda dan keluaran yang tidak normal konstituen-konstituen
ini.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 1


Demikian juga, ginjal berperan dalam pemeliharaan keseimbangan assam basa
dengan menyesuaikan pengeluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui urin
sesuai keperluan, yang berperan dalam keseimbangan asam basa adalah paru, yang
dapat menyesuaikan kecepatan ekskresi CO2 penghasil ion-hidrogen, dan sistem
penyangga kimiawi di cairan tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan keasaman cairan tubuh?
2. Bagaimana mekanisme tubuh untuk mengatur keseimbangan cairan elektrolit?
3. Bagaimana mekanisme tubuh untuk mengatur keseimbangan asam basa?
4. Apa gangguan yang ada dalam keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cairan Tubuh

2.1.1 Definisi cairan tubuh

Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang memiliki
fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan
dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel.
Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur
keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira
50%-60% cairan.  

2.1.2 Prosentase cairan tubuh

Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :

1. Umur : Cairan tubuh menurun dengan bertambahnya usia.


2. Kondisi lemak tubuh : Mengandung sedikit air, air tubuh menurun dengan
peningkatan lemak tubuh
3. Jenis Kelamin : Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih
sedikit dibanding pada pria, kerena jumlah lemak dalam tubuh wanita
dewasa lebih banyak dibandingkan dengan pria.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 3


Jumlah normal air pada tubuh manusia

1. Bayi (baru lahir): 75 % Berat Badan


2. Dewasa : Wanita dewasa (20-40 tahun): 50 – 55% Berat Badan
3. Pria dewasa (20-40 tahun): 55 – 60% Berat Badan
4. Usia lanjut : 45-50% Berat Badan

2.1.3 Fungsi Cairan

1. Pelarut universal
1) Senyawa bergerak lebih cepat dan mudah
2) Berperan dalam reaksi kimia. : Contoh: Glukosa larut dalam darah dan
masuk ke sel
3) Sebagai medium untuk reaksi metabolisme dalam sel
4) Transport nutrient, membersihkan produk metabolisme dan substansi lain
2. Pengaturan suhu tubuh
1) Mampu menyerap panas dalam jumlah besar
2) Membuang panas dari jaringan yang menghasilkan panas : Contoh: Otot-
otot selama exercise
3. Pelicin : Mengurangi gesekkan (sebagai pelumas)
4. Pelindung : Cairan Cerebro-spinal, cairan amniotic

2.1.4 Komposisi Cairan Tubuh


1. Oksigen yang berasal dari paru-paru
2. Nutrien yang berasal dari saluran pencernaan
3. Produk metabolisme seperti karbondiokasida
4. Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul yang disebut juga
elektrolit. Seperti misalnya sodium klorida dipecah menjadi satu ion Natrium
atau sodium (Na+) dan satu ion klorida (Cl-). Ion yang bermuatan positif
disebut kation, sedangkan yang bermuatan negatif disebut anion

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 4


Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular (CIS) dan
Cairan Ektraselular (CES)

1. Cairan Intraselular
Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh.
Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia. Jumlahnya
sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan. Elektrolit
kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah
HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Cl-
2. Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya sekitar
1/3 dari total cairan tubuh atau sekita 20% dari berat badan. Cairan ekstrasel
berperan dalam transport nutrient, elektrolit dan okseigen ke sel dan
membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian dikeluluarkan dari tubuh,
regulasi panas, sebagai pelumas pada persendian dan membran mukosa,
penghancuran makanan dalam proses pencernaan. Cairan ekstrasel terdiri dari:
1) Cairan interstisial
Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel
misalnya cairan limfe, jumlahnya sekitar 10%-15% dari cairan
ekstrasel. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2
kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
2) Cairan intavaskuler
Cairan Intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam pembuluh
darah misalnya plasma, jumlahnya sekitar 5% dari cairan ekstrasel.
Hingga saat ini belum ada alat yang tepat/pasti untuk mengukur
jumlah darah seseorang, tetapi jumlah darah tersebut dapat
diperkirakan sesuai dengan jenis kelamin dan usia, komposisi darah
terdiri dari kurang lebih 55%plasma, dan 45% sisanya terdiri dari
komponen darah seperti sel darah merah, sel darah putih dan platelet.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 5


3) Cairan transelular
Cairan Transelular merupakan cairan yang berada pada ruang khusus
seperti cairan serebrospinalis, perikardium, pleura, sinova, air mata,
intaokuler dan sekresi lambung, jumlahnya sekitar 1%-3%.

Didalam cairan ekstrasel terdapat elektrolit kation terbanyak Na+,sedikit K+,


Ca2+, Mg2+ serta elektrolit anion terbanyak Cl- , HCO3-, protein pada plasma,
sedikit HPO42-SO42-.

2.2 Elektrolit

2.2.1 Definisi Elektrolit

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik


yang disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan
tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti
karbondioksida), yang semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah
menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl-. Pecahan
elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus litrik. Elektrolit
adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Satuan
pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu
milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.

Ion-ion positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium,
kalsium, dan magnesium sedangkan ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion
antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat.

2.2.2 Keseimbangan Elektrolit

Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit akan


mempengaruhi  keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada
fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 6


asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular. Ada 2
elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel
yaitu natrium dan kalium.

1. Keseimbangan Natrium/sodium (Na+)


Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat
berperan dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot.
Ion natrium didapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman
kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran
ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit.
Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi
natrium serum menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga
konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan
konsentrasi natrium serum maka akan merangsang pelepasan ADH sehingga
ginjal akan menahan air. Jumlah normal 135-148 mEq/Lt
2. Keseimbangan kalium/potassium (K+)
Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98%
berada pada cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium
dapat diperoleh melalaui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayuran.
Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt.
3. Keseimbangan Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan
dengan fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi.
Diperoleh dari reabsorpsi usus dan reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui
ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan dalam tulang. Pengaturan
konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelnjar
tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon
paratiroid dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada
tulang dan jika terjadi peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin
dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 7


4. Keseimbangan Magnesium (Mg2+)
Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan
dalam metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi
jantung. Sumbernya didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging dan
ikan. Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi
dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid.
5. Keseimbangan Fosfor (PO4-)
Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan
ekstrasel, tulang, otot rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam
berbagai fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah, metabolisme
protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam
basa, regulassi kadar kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak
ditemukan dari makanan daging, ikan dan susu. Disekresi dan reabsorpsi
melalui ginjal. Pengaturan konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan
berhubungan dengan kadar kalsium. Jika kadar kalsium meningkat akan
menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah normal sekitar 2,5-4,5
mEq/Lt.
6. Keseimbangan Klorida (Cl-)
Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan
dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium,
regulasi asam basa, berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam sel darah merah. Disekresi dan direabsorpsi bersama
natrium diginjal. Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida
yang normal dalam darah orang dewasa adalah 95-108mEq/Lt.
7. Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan
fungsi utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan
direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam
karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-
29mEq/Lt.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 8


2.2.3 Pengaturan dan Fungsi Elektrolit

Elektrolit Pengaturan Fungsi


1. Reabsorpsi dan sekresi ginjal 1. Pengaturan dan
2. Aldosteron,meningkatkan distribusi volume cairan
reabsorpsi natrium di duktus ekstrasel
Sodium (  ) kolekting nefron 2. Mempertahankan
volume darah
3. Menghantarkan impuls
saraf dan kontraksi otot
1. Sekresi dan konservasi oleh 1. Mempertahankan
ginjal osmolaritas dan cairan
2. Aldosteron meningkatkan intrasel
pengeluaran 2. Transmisi saraf dan
3. Pemindahan dalam dan luar sel impuls elektrik
Potassium (  ) 4. Insulin membantu 3. Pengaturan transmisi
memindahkan   ke dalam sel impuls jantung dan
dan luar sel,jaringan yang kontraksi otot
rusak 4. Pengaturan asam basa
5. Kontraksi tulang dan
otot polos
Kalsium ( ) 1. Distribusi antara tulang dan 1. Pembentukan tulang dan
cairan ekstrasel gigi
2. Hormon paratiroid 2. Transmisi impuls saraf
meningkatkan 3. Pengaturan kontraksi
serum ,kalsitonin menurunkan otot
kadar serum 4. Mempertahankan pace
maker jantung
5. Pembekuan darah
6. Aktivitas enzim

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 9


pancreas,seperti lipase
1. Dipertahankan dan·         Metabolisme intrasel
dikeluarkan oleh ginjal ·         Pmpa sodium-potasium
·         Meningkan adsorpsi oleh·         Relaksasi kontraksi otot
Magnesium ( )
vitamin D dan hormon paratiroid ·         Transmisi impuls saraf
·         Pengaturan fungsi
jantung
1. Pengeluran dan reabsorpsi 1. Produksi HCl
bersama sodium dalam ginja 2. Pengaturan
2. Aldosteron meningkatkan keseimbangan cairan
Klorida ( ) adsorpsi klorida dengan ekstrasel dan volume
sodium vaskule
3. Keseimbangan asam-
basa
1. Eksresi dan reabsorpsi oleh 1. Pembentukan tulang dan
ginjal gigi
2. Paratiroid hormon 2. Metabolism
menurunkan kadar serum karbohidrat,lemak,dan
dengan meningkatkan sekresi protein
ginjal 3. Metabolisme seluler
Pospat (  )
produksi ATP dan DNA
4. Fungsi otot,saraf,dan sel
darah merah
5. Pengaturan asam-bas
6. Pengaturan kadar
kalsium
1. Eksresi dan reabsorpsi oleh 1. Buffer utama dalam
ginjal keseimbangan asam-
Bikarbonat (  )
2. Pembentukan oleh ginjal basa

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 10


2.2.4 Jenis Cairan Elektrolit

Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan  hipertonik.
Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.
Contohnya:

1. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl-, dan Ca2


2. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl-, Ca2+, dan HCO3-
3. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl-,  dan HCO3-
2.2.5 Gangguan/Masalah Kebutuhan Elektolit
1. Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam
plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang
dari 135 mEq/Lt, mual, muntah dan diare.
2. Hipernatremia
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma
tinggi yang ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor
kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering
dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma
lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi,
diare, dan asupan, air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
3. Hipokalemia
Hipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien
yang mengalami diare yang berkepanjangan dan juga ditandai dengan
lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan
muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung
tidak beraturan (aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma
menurun kurang dari 3,5 mEq/L.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 11


4. Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah
tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis
metabolik, pembe:rian kalium yang berlebihan melalui intravena yang
ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia,
kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable
(peka rangsang), serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5
mEq/L.
5. Hipokalsemia
Hipokalsemia me:rupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah
yang ditandai de:ngan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung,
kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari
dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan
kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.
6. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam
darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar
gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri
pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium
dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
7. Hipomagnesia
Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang
ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan,
takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi. Kadar magnesium dalam darah
kurang dari 1,3 mEq/L.
8. Hipermagnesia
Ilipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah
yang ditandai dengan adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar
magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 12


2.2.6 Mekanisme Tubuh Mengatur Keseimbangan Cairan Elektolit

Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia
dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman.Dalam kondisi
normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi.Kondisi sakit
dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam
rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain
melalui proses penguapan ekspirasi penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses
metabolisme.

1. Intake Cairan

Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-
kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per
harisehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan
oksidasi selama proses metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang
diperlukan berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan tabel di bawah

Tabel kebutuhan asupan cairan tubuh manusia

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 13


darah,perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah.Perasaan kering di
mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara
sendiri.Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
tractus gastrointestinal.

2. Output Cairan

Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

1) Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi normal
output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per
jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat kemungkinan produksi
urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.
2) IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme
difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses
ini adalahberkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu
tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.
3) Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas,
respon iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya
ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan
syaraf simpatis padakulit.
4) Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,yang
diaturmelalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 14


2.2.7 Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh


antara lain :

1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan
cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal
ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh. Misalnya : Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan
kehilangan air melalui IWL. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat
mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 15


Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk
memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan
kehilangan darah selama pembedahan.

2.3 Keseimbangan Asam Basa

2.3.1 Definisi Keseimbangan Asam Basa

Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa, seperti
asam karbonat (  ). Keadaan asam dan basa ditentukan oleh adanya pH cairan tubuh.
pH adalah sImbol dari adanya ion hydrogen dalam larutan pH netral adalah 7, jika
dibawah 7 maka disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Sedangkan pH plasma
normal aldalah 7,35-7,45. Untuk memperthankan pH plasma normal dalam tubuh
terdapat buffer asam-basa yaitu larutan yang terdiri dari dua atau lebih zat kimia
untuk mencegah terjadinya perubahan ion hidrogen.Keseimbangan asam-basa
ditentukan oleh pengaturan buffer pernafasan dan ginjal.

1. Sistem Buffer
Buffer membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan
menetralisir kelebihan asam melalui pemindahan atau pelepasan ion
hydrogen. Jika terjadi kelebihan ion hydrogen pada cairan tubuh maka

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 16


buffer akan meningkat ion hydrogen sehingga perubahan pH dapat
diminimalisir. Sistem buffer utama pada cairan ekstraseluler adalah
bikarbonat ) dan asam karbonat (  ). Selain itu untuk mempertahankan
keseimbangan pH juga berperan plasma protein,hemoglobin,dan posfat.
2. Pengaturan pernapasan
Paru-paru membantu mengatur keseimbangan asam-basa dengan cara
mengeluarkan karbondioksida. Karbondioksida secara kuat menstimulasi
pusat pernapasan. Ketika karbondioksida dan asam bikarbonat dalam darah
meningkat pusat pernapasan distimulasi sehingga menjadi meningkat.
Karbondioksida dikeluarkan dan asam karbonat menjadi turun.  Apabila
bikarbonat berlabihan maka jumlah pernapasan akan diturunkan.

Pengaturan pernapasan dan ginjal saling bekerja sama dalam mempertahankan


keseimbangan asam basa. Di paru-paru karbondioksida bereaksi dengan air
membentuk asam karbonat, yang kemudian asam karbonat akan dipecah di ginjal
menjadi hidrogen dan bikarbonat.

Paru-Paru                                                                                                     Ginjal

CO2 + H2O                  ↔                        H2CO3                                 ↔           H + HCO3

(asam karbonat)

3. Pengaturan oleh Ginjal


Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh ginjal relative lebih lama
dibandingkan dengan pernapasan dan sistem buffer yaitu beberapa jam atau
beberapa hari stelah adanya ketidak-seimbangan asam-basa. Ginjal
mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan pengeluaran selektif
bikarbonat dan ion hydrogen. Ketika kelebihan hydrogen terjadi dan pH
menjadi turun (asidosis) maka ginjal mereabsorpsi bikarbonat dan
mengeluarkan ion hydrogen. Pada  keadaaan alkalosis atau pH tinggi,maka

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 17


ginjal akan mengeluarkan bikarbonat dan menahan ion hydrogen.
Normalnya kadar serum bikarbonat 22-26 mEq/L.

2.3.2 Keseimbangan Asam dan Basa dalam darah

Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan
cairan tubuh lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH:

1. pH 7,0 adalah netral


2. pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
3. pH dibawah 7,0 adalah asam.

Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa
kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki pH antara 7,35-
7,45. Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan
pH yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa
organ. Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-
basa darah:

1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
ammonia ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa
yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan
pH suatu larutan. Penyangga pH yang paliing penting dalam darah
menggunakan bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam
kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam).
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 18


lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan
lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan
terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke
paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida
yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman
pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksidadarah menurun
dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida
darah meningkat dan darah menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan
dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu
mengatur pH darah menit demi menit.

Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu
asidosis atau alkalosis. Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan
menurunnya pH darah. Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya pH darah. Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit
tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan
alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik,
tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau
basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan
oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 19


2.3.3 Gangguan keseimbangan asam dan basa
1. Asidosis Respiratorik

Pengertian : Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena


penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang
buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika
terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya
kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan,
sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Penyebab : Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan


karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat
yang mempengaruhi paru-paru, seperti :

1. Emfisema
2. Bronkitis kronis
3. Pneumonia berat
4. Edema pulmoner
5. Asma.

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat
tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila
penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap
mekanisme pernafasan.

Gejala : Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan
koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti
atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 20


terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan
bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.

Diagnosis : Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah


dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

Pengobatan : Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi


dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada
penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita yang
mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan
buatan dengan bantuan ventilator mekanik.

2. Asidosis Metabolik

Pengertian : Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang


ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring
dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam
dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus
menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan
berakhir dengan keadaan koma.

Penyebab : Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok


utama adalah

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam
atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang
menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 21


Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen
glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolic
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui
metabolisme.Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu
akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus
tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak
dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga
ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari
metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang
asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun
bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan
fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi
pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi
kemampuan ginjal untuk membuang asam.

Gejala : Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam
atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang
luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis
semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.

Diagnosa : Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH


darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah
arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH
darah. Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida
dan bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk
membantu menentukan penyebabnya.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 22


Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya
menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah
menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau
overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan
pengukuran pH air kemih.

Pengobatan : Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.


Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan
membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan
dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat. Asidosis metabolik
juga bisa diobati secara langsung.Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya
cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat,
diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan
kesembuhan sementara dan dapat membahayakan

3. Alkalosis Respiratorik

Pengertian : Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

Penyebab: Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang


menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran
darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah :

1. Rasa nyeri
2. Sirosis hati
3. Kadar oksigen darah yang rendah
4. Demam
5. Overdosis aspirin.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 23


Gejala : Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat
menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk,
bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.

Diagnosa :Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida


dalam darah arteri. pH darah juga sering meningkat.

Pengobatan : Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah


memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat
pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri,
diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan
kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah
penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya
adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian
menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini
dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar
karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi
kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

4. Alkalosis Metabolic

Pengertian : Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan
basa karena tingginya kadar bikarbonat.

Penyebab : Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah
yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti
yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 24


Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium
dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan
keseimbangan asam basa darah. Penyebab utama akalosis metabolik :

1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)


2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat
penggunaan     kortikosteroid).

Gejala : Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung),


otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis
yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang
berkepanjangan (tetani).

Diagnosa : Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam


keadaan basa.

Pengobatan : Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan


elektrolit (natrium dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida
secara intravena. Adaptasi Fisiologi Cairan dan Elektrolit pada Ibu Hamil Cairan dan
elektrolit pada masa kehamilan sangat penting dipertahankan,karena pada awal
kehamilan sering mengalami mual dan muntah serta diare yang berakibat pada
kekurangan cairan dan elektrolit. Perasaan mual dan muntah pada awal kehamilan
disebabkan karena peningkatan hormon human Chorionic Gonadotropin ( hCG).
Selama kehamilan sekitar 500-900 mEq sodium dipertahankan untuk kebutuhan
fetus. Untuk mencegah pengeluaran sodium yang berlebihan,ginjal meningkatkan
reabsorpsi tubular. Pada ibu hamil sering disertai penimbunan cairan pada ekstremitas
bawah karena terhambatnya aliran darah sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus
rate menurun,hal ini menyebabkan edema.

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 25


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting,


yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garan dan
mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan.
Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air
dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam
mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen
dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan
dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion
hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

3.2 Saran

Pembelajaran terhadap sistem-sistem tubuh yang mengatur keseimbangan cairan


dan asam-basa tubuh perlu ditingkatkan, supaya mahasiswa memiliki pengetahuan
yang lebih mendalam tentang regulasi dalam tubuh manusia yang berfungsi
mempertahankan keseimbangan cairan,elektrolit dan asam basa

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 26


DAFTAR PUSTAKA

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalance.pdf diakses
tanggal 30 September 2014 pukul 19:50

https://www.academia.edu/6464886/IBD_makalah_cairan_asam_basa_dan_elektrolit
diakses tanggal 30 September 2014 pukul 19:50

http://blogs.unpad.ac.id/evimuslicha/files/2010/04/Keseimbangan-asam-basa-dan-
elektrolit-kep.kritis.pdf diakses tanggal 30 September 2014 pukul 19:50

http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000114-respiratory-system/
rts145_slide_keseimbangan_asam_basa.pdf diakses tanggal 30 September 2014 pukul
19:50

Cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa 27

Anda mungkin juga menyukai