PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang memiliki
fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan
dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel.
Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur
keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira
50%-60% cairan.
Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :
1. Pelarut universal
1) Senyawa bergerak lebih cepat dan mudah
2) Berperan dalam reaksi kimia. : Contoh: Glukosa larut dalam darah dan
masuk ke sel
3) Sebagai medium untuk reaksi metabolisme dalam sel
4) Transport nutrient, membersihkan produk metabolisme dan substansi lain
2. Pengaturan suhu tubuh
1) Mampu menyerap panas dalam jumlah besar
2) Membuang panas dari jaringan yang menghasilkan panas : Contoh: Otot-
otot selama exercise
3. Pelicin : Mengurangi gesekkan (sebagai pelumas)
4. Pelindung : Cairan Cerebro-spinal, cairan amniotic
1. Cairan Intraselular
Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh.
Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia. Jumlahnya
sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan. Elektrolit
kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah
HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Cl-
2. Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya sekitar
1/3 dari total cairan tubuh atau sekita 20% dari berat badan. Cairan ekstrasel
berperan dalam transport nutrient, elektrolit dan okseigen ke sel dan
membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian dikeluluarkan dari tubuh,
regulasi panas, sebagai pelumas pada persendian dan membran mukosa,
penghancuran makanan dalam proses pencernaan. Cairan ekstrasel terdiri dari:
1) Cairan interstisial
Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel
misalnya cairan limfe, jumlahnya sekitar 10%-15% dari cairan
ekstrasel. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2
kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
2) Cairan intavaskuler
Cairan Intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam pembuluh
darah misalnya plasma, jumlahnya sekitar 5% dari cairan ekstrasel.
Hingga saat ini belum ada alat yang tepat/pasti untuk mengukur
jumlah darah seseorang, tetapi jumlah darah tersebut dapat
diperkirakan sesuai dengan jenis kelamin dan usia, komposisi darah
terdiri dari kurang lebih 55%plasma, dan 45% sisanya terdiri dari
komponen darah seperti sel darah merah, sel darah putih dan platelet.
2.2 Elektrolit
Ion-ion positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium,
kalsium, dan magnesium sedangkan ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion
antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat.
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik.
Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.
Contohnya:
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia
dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman.Dalam kondisi
normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi.Kondisi sakit
dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam
rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain
melalui proses penguapan ekspirasi penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses
metabolisme.
1. Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-
kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per
harisehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan
oksidasi selama proses metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang
diperlukan berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan tabel di bawah
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan
2. Output Cairan
1) Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi normal
output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per
jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat kemungkinan produksi
urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.
2) IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme
difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses
ini adalahberkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu
tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.
3) Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas,
respon iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya
ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan
syaraf simpatis padakulit.
4) Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,yang
diaturmelalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan
cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal
ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh. Misalnya : Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan
kehilangan air melalui IWL. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat
mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa, seperti
asam karbonat ( ). Keadaan asam dan basa ditentukan oleh adanya pH cairan tubuh.
pH adalah sImbol dari adanya ion hydrogen dalam larutan pH netral adalah 7, jika
dibawah 7 maka disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Sedangkan pH plasma
normal aldalah 7,35-7,45. Untuk memperthankan pH plasma normal dalam tubuh
terdapat buffer asam-basa yaitu larutan yang terdiri dari dua atau lebih zat kimia
untuk mencegah terjadinya perubahan ion hidrogen.Keseimbangan asam-basa
ditentukan oleh pengaturan buffer pernafasan dan ginjal.
1. Sistem Buffer
Buffer membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan
menetralisir kelebihan asam melalui pemindahan atau pelepasan ion
hydrogen. Jika terjadi kelebihan ion hydrogen pada cairan tubuh maka
Paru-Paru Ginjal
(asam karbonat)
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan
cairan tubuh lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH:
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa
kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki pH antara 7,35-
7,45. Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan
pH yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa
organ. Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-
basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
ammonia ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa
yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan
pH suatu larutan. Penyangga pH yang paliing penting dalam darah
menggunakan bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam
kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam).
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu
asidosis atau alkalosis. Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan
menurunnya pH darah. Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya pH darah. Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit
tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan
alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik,
tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau
basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan
oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.
1. Emfisema
2. Bronkitis kronis
3. Pneumonia berat
4. Edema pulmoner
5. Asma.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat
tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila
penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap
mekanisme pernafasan.
Gejala : Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan
koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti
atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak
2. Asidosis Metabolik
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam
atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang
menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Gejala : Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam
atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang
luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis
semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.
3. Alkalosis Respiratorik
Pengertian : Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
1. Rasa nyeri
2. Sirosis hati
3. Kadar oksigen darah yang rendah
4. Demam
5. Overdosis aspirin.
4. Alkalosis Metabolic
Pengertian : Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan
basa karena tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab : Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah
yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti
yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalance.pdf diakses
tanggal 30 September 2014 pukul 19:50
https://www.academia.edu/6464886/IBD_makalah_cairan_asam_basa_dan_elektrolit
diakses tanggal 30 September 2014 pukul 19:50
http://blogs.unpad.ac.id/evimuslicha/files/2010/04/Keseimbangan-asam-basa-dan-
elektrolit-kep.kritis.pdf diakses tanggal 30 September 2014 pukul 19:50
http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000114-respiratory-system/
rts145_slide_keseimbangan_asam_basa.pdf diakses tanggal 30 September 2014 pukul
19:50