Anda di halaman 1dari 14

KEGAWATDARURATAN PADA IBU BERSALIN

DENGAN SOLUSIO PLASENTA


DI

OLEH:

NAMA : 1. CINDY PETRINASARI GOWASA

2. NABILA SAFITRI

3. NEVITA LAIA

4. NURMALA SARI

5. RANI AGITA P.E. BR. BARUS

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Solusio plasenta atau disebut juga  abruptio placenta atau ablasio  placenta adalah


separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpusuteri) dalam masa
kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak
pembuluh darah yang memungkinkan  pengantaran zat nutrisi dari ibu ke janin, jika plasenta
ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan
perdarahan yang hebat. Hebatnya perdarahan tergantung pada luasnya area plasenta yang
terlepas. 

Frekuensi solusio plasenta adalah sekitar 1 dari 200 pelahiran. Intensitas solusio plasenta
sering bervariasi tergantung pada seberapa cepat wanita mendapat pertolongan. Angka
kematian perinatal sebesar 25 %. Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih
berbahaya daripada plasenta previa oleh karena  pada kejadian tertentu perdarahan yang
tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan
yang berlangsung internal yang sangat banyak. Pemandangan yang menipu inilah
sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan yang
demikian seringkali  perkiraan jumlah darah yang telah keluar sukar diperhitungkan, padahal
janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok 

 Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus berat
didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskuler menahun, dan 15,5% disertai pula
oleh preeklamsia. Faktor lain yang di duga turut berperan sebagai penyebab terjadinya
solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.

1.2 Tujuan
 
1.2.1. Tujuan Umum
  Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan terhadap klien dengan solusio
plasenta 

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian solusio plasenta.
b.  Untuk mengetahui dan memahami macam solusio plasenta. 
c. Untuk mengetahui dan memahami patologi dan etiologi dari solusio plasenta 
d. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan keperawatan dari solusio
plasenta. 
e. Untuk mengetahui dan memahami tindakan keperawatan yang dilakukan  pada klien
solusio plasenta.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu memberikan informasi kepada tenaga
kesehatan terutama dibidang kebidanan tentang solusio plasenta.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat melekatnya yang normal pada
uterus sebelum janin dilahirkan. Hal ini berlaku pada kehamilan dengan massa
gestasidiatas minggu ( trimester ketiga ) atau berat janin diatas 500 gram.

2.2 Etiologi
Penyebab utama dari solusi plasenta masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun
demikian ,beberapa hal ini di duga merupakan factor-faktor yang mempengaruhi pada
kejadiannya antara lain sebagai berikut:
a. Hipertensi esensial atau preeclampsia
b. Adanya tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin.
c. Uterus yang sangat kecil
d. Ketuban pecah sebelum waktunya
e. Umur ibu (<20 tahun atau >35 tahun)

2.3 gejala solusio plasenta


Berdasarkan gejalanya, solusio plasenta dibagi menjadi 3 kelas yaitu:
l. gejala ringan.
a. tidak ada perdarahan pada vagina
b. nyeri rahim ringan
c. tekanan darah atau denyut nadi ibu normal
d.tidak ada gangguan koagulasi darah.
e. tidak ada gawat janin

2. Gejala sedang
a. tidak ada perdarahan atau perdarahan vagina
b. nyeri rahim sedang dengan kontraksi tetanik
c. Peningkatan denyut nadi ibu dengan perubahan tekanan darah dan denyut nadi
orthostatic (dipengaruhi posisi berdiri\duduk)
d. Adanya gawat janin

3. Gejala berat.
a. tidak ada perdarahan sampai perdarahan vagina berat
b. kejang rahim yang berat dan sangat nyeri
c. syok maternal
d. kematian janin

2.4 pencegahan solusio plasenta


1. tidak merokok dan tidak mengonsumsi narkoba terutama saat hamil.
2. menghindari aktifitas fisik berat saat hamil
3. rutin memeriksa kehamilan
4. mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang seimbang
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN 7 HELEN VARNEY

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS Ny. “Y” DI BPM

NO REGISTER : 033

MASUK RS TANGGAL JAM : 23-11-2021

DIRAWAT DIRUANG : BPS

I. PENGUMPULAN DATA

DATA SUBJEKTIF

 Biodata Pasien

Istri Suami

 Nama : Ny. “Y” Tn. “S”


 Umur : 28 tahun 30 tahun
 Agama : Kristen/indonesia Kristen/indonesia
 Suku/bangsa : Batak/Indonesia Batak/Indonesia
 Pendidikan : SMA SMA
 Pekerjaan : IRT wiraswasta
 Alamat : Jl. sakura Jl. sakura
 No. Telepon : 081267155187 081267155187

 Anamnesa
1. Kunjungan saat ini :  Kunjungan Pertama  Kunjungan Ulang
- Keluhan utama : Ibu mengatakan ada perdarahan dari kemaluan, perut tegang dan
penglihatan kabur

2. Riwayat Penyakit
- Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit apapun
-Riwayat Penyakit Sistematik
1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa berdebar-debar, tidak keringat dingin
2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri bawah perut sebelah kanan kiri
3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas
4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami batuk berkepanjangan
5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kekuningan dari ujung kuku, kulit
6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh lelah, dn sering BAK
7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah tekanan darah lebih 150/80 mmHg
8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang disertai keluar busa dari
mulut
9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak menderita HIV/AIDS
- Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak menderita penyakit menular dan penyakit menurun
- Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dalam keluarga besarnya tidak ada yang mempunyai keturunan kembar
- Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi atau tindakan bedah apapun
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 12 tahun. Siklus : 28 hari. Teratur : ya/tidak. Lama : 7 hari. Sifat darah :
encer. Bau khas : ya/tidak. Flour albus : tidak. Dismenorroe : tidak ada. Banyaknya : 3x ganti
duck.

4.Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatkan belum pernah memakai alat kontrasepsi apapun

5.Riwayat Perkawinan

 Status perkawinan : Sah


 Kawin : Istri umur 28tahun, Suami umur 30 tahun
 Lamanya : 10 tahun
6. Riwayat Hamil

HPHT : 16-02-2021 HPL : 23-11-2021

a. ANC

Trimester I : 1 kali

Trimester II : 1 kali

Trimester III : 1 kali

b. Pergerakan Janin

Ibu mengatakan mulai merasakan pergerakan janin 24 j.am terakhir 10 kali selama 2 jam pada
umur kehamilan 20 minggu

7. Pola Kebiasaan
- Nutrisi

Sebelum nifas : Ibu mengatakan makan 2-3x/hari dgn porsi sedang (nasi,sayur,tahu,ikan)
Selama nifas : Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan porsi banyak (nasi,buah,sayuran
hijau, daging, ikan, tahu, tempe, sop)

- Istirahat

Sebelum nifas : Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam, malam 8 jam

Sesudah nifas : Ibu mengatakan jarang untuk tdiur siang, makam 7 jam

- BAB

Sebelum nifas : Ibu mengatakan 2x/hari dengan warna kuning kecoklatan

Sesudah nifas : Ibu mengatakan 2-3x/hari dengan warna kuning kecoklatan

- BAK

Sebelum nifas : Ibu mengatakan 5-7x/hari dengan warna kuning jernih

Sesudah nifas : Ibu mengatakan 6-8x/hari dengan warna kuning jernih


- Personal Hygine

Sebelum nifas : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu

Sesudah nifas : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas, 2x
seminggu, dan 3x ganti pembalut

- Psikologis

Sebelum nifas : Ibu mengatakan sangat senang atas kehamilannya

Sesudah nifas : Ibu sangat senang atas kelahiran anaknya teteapi masih khawatir dalam
merawatnya

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 90/60 mmHg
 Nadi : 90x/i
 Suhu : 360C
 Pernapasan : 24 x/i
d. Tinggi Badan : 155 cm
e. Berat Badan : Sebelum hamil 55 kg, sekarang 63 kg
f. LILA : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Leher
Edema wajah : Tidak ada
Cloasma gravidarum : Negatif
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera tidak ada icterus
Mulut/gigi : Tidak ada stomatitis, mulut tampak bersih, tidak ada carises pada gigi
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
b. Payudara
Bentuk : Simetris
Areola mamae : Hiperpigmentasi
Putting susu : Menonjol
Colostrum : Ada
c. Abdomen
Pembesaran perut : Normal
Linea alba/nigra : Linea nigra
Kelainan : Tidak ada
TFU : 3 jari dibawah pusat
d. Mulut/ gigi
Mulut : Mulut tampak bersih, mukosa tampak lembab
Gigi : Tidak ada karises pada gigi, tidak berdarah
e. Genetalia Luar
Tanda chadwich : Tidak ada tanda chadwich pada genetalia luar ibu
Varices : Tidak ad avarices pada genetalia luar ibu
Bekas luka : Tidak ada bekas luka pada genetalia luar ibu
Kelenjar bartholini : Tidak terdapat kelenjar bartholini pada genetalia luar ibu
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran pada genetalia luar ibu
f. Ekstremitas
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada

II. INTERPRESTASI DATA DASAR, DIAGNOSA MASALAH, DAN KEBUTUHAN

Diagnosa : Seorang wanita G2P1A0 umur 28tahun, usia kehamilan 38 minggu dengan solusio
plasenta

Data Dasar :  Seorang wanita G2P1A0

Ibu mengatakan melahirkan anak sekali, dan belum pernah abortus

 Umur 28 tahun

Ibu mengatakan usia saat ini 28 tahun

 Usia kehamilan

Ibu mengatakan usia 38 minggu dengan solusio plasenta

Masalah : Psikis ibu akan terganggu, selalu merasa cemas berlebihan, pola istirahat ibu
terganggu dan penglihatan kabur
Data Dasar :  Ibu mengatakan tidak nyaman akan kondisinya saat ini karena salalu merasa
khawatir dn cemas, dia jarang tidur siang, dan terlihat dari wajah ibu bahwa ia merasa cemas dn
khawatir

Kebutuhan :  Support mental

 Penkes tentang mengatasi solusio plasenta

III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL

Solusio plasenta

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA


KOLABORASI/RUJUKAN

Tidak ada

V. PERENCANAAN
 Beritahukan ibu hasil pemeriksaan keadaan umum baik TTV dalam batas normal
 Berikan support mental kepada ibu
 Anjurkan ibu mengonsumsi makanan bergizi
 Anjurkan ibu untuk senam hamil
 Memberitahukan kepada ibu tanda-tanda persalinan

VI. PELAKSANAAN

Tanggal : 23-11-2021 Pukul : 10. 30 WIB

 Memberitahukan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam batas normal.
Pemeriksaan keadaan umum dn TTV dalam keadaan normal

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 90/80 mmHg
 Nadi : 90x/i
 Suhu : 360C
 Pernapasan : 24 x/i
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : Sebelum hamil 55 kg, sekarang 63 kg
LILA : 26 cm
 Memberikan support mental agar ibu jangan mudah gampang menyerah dalam merawat bayinya.
Support mental yang diberikan kepada ibu berupa :
 Selalu mendukung ibu dalam situasi apapun
 Memberikan motivasi agar ibu tetap optimis dan tidak merasa khawatir, cemas lagi
 Selalu memberikan ibu pujian bahwa ia adalah wanita yang kuat dan pantang menyerah
 Memberitahukan kepada ibu bahwa hal yang dialaminya saat ini bahwa keadaan janinnya sehat,
letak puki presentasi kepala dan anjurkan pada ibu untuk melahirkan ditenaga kesehatan atau
rumah sakit.
 Menganjurkan ibu untuk makan-makan yang bergizi seperti nasi, sayur, tempe, telur dl
 Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu: sakit dan tegang pada perut dengan
jarak 2-5 menit, bila berjalan semakin sakit, kadang-kadang disertai dengan pengeluaran lender
dan vagina berwarna merah muda

VII. EVALUASI

Tanggal : 23-11-2021 Pukul : 10.30 WIB

 Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan bidan


 Ibu sudah terinspirasi
 Ibu sudah menegerti penjelasan yang telah diberikan kepadannya
 Ibu bersedia melakukannya
BAB IV

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian
Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinyasebelum
janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidentalhaemorage. Beberapa
jenis perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembesdiantara selaput ketuban dan
uterus dan kemudian lolos keluarmenyebabkan perdarahan eksternal. Yang lebih jarang,
darah tidak keluar daritubuh tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dn uterus
sertamenyebabkan perdarahan yang tersembunyi. Solusio plasenta dapat total atau parsial.

3.2 Klasifikasi dan Macam Solutio Plasenta

a. Solusio plasenta ringan.


Perdarahannya kurang dari 500 cc denganlepasnya plasenta kurang dari seperlima
bagian. Perut ibu masih lemas sehingga bagian janin mudah di raba. Tanda gawat
janin belum tampak dan terdapat perdarahan hitam per vagina.

b. Solusio plasenta sedang .


Lepasnya plasenta antara seperempat sampaidua pertiga bagian dengan perdarahan
sekitar 1000 cc. perut ibu mulai tegangdanbagian janin sulit di raba. Janin sudah
mengalami gawat janin berat sampaiIUFD. Pemeriksaan dalam menunjukkan ketuban
tegang. Tanda persalinantelahada dan dapat berlangsung cepat sekitar 2 jam.

c. Solusio plasenta berat.


Lepasnya plasenta sudah melebihi dari dua pertiga bagian. Perut nyeri dan tegang dan
bagian janin sulit diraba, perutsepertipapan. Janin sudah mengalami gawat janin berat
sampai IUFD.Pemeriksaan dalam ditemukan ketuban tampak tegang. Darah dapat
masuk ototrahim, uterus Couvelaire yang menyebabkan Antonia uteri serta perdarahan
pasca partus. Terdapat gangguan pembekuan darah fibribnogen kurang dari100-150mg
%. pada saat ini gangguan ginjal mulai nampak.Cunningham dan Gasong masing-
masing dalam bukunyamengklasifikasikan solusio plasenta menurut tingkat gejala
klinisnya, yaitu :
1. Ringan : perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum adatanda renjatan,
janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan,kadaras fibrinogen
plasma lebih 150 mg%.
2. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda prerenjatan, gawat
janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar
fibrinogen plasma 120-150 mg%.
3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janinmati,
pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian ataukeseluruhan.

Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namunada


beberapa faktor yang menjadi predisposisi :
1. Faktor kardiorenovaskuler Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma
preeklamsiadaneklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa
terdapathipertensipada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari
wanitayang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik,
sisanyahipertensiyang disebabkan oleh kehamilan.

2. Faktor trauma Trauma yang dapat terjadi antara lain :


a. Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
b. Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang
c. banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan.
d. Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.

3. Faktor paritas ibu Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara.
Holmermencatat bahwa dari 83 kasus solusio plasenta yang diteliti dijumpai 45 kasusterjadi pada
wanita multipara dan 18 pada primipara. Pengalaman diRSUPNCMmenunjukkan peningkatan
kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu dengan paritas tinggi. Hal ini dapat diterangkan karena
makin tinggi paritas ibu makin kurang baikkeadaan endometrium.

4. Faktor usia ibu Dalam penelitian Prawirohardjo di RSUPNCM dilaporkan bahwa


terjadinya peningkatan kejadian solusio plasenta sejalan dengan meningkatnya umur ibu.
Halini dapat diterangkan karena makin tua umuribu, makin tinggi frekuensi
hipertensimenahun.

. 5. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) Leiomioma uteri dapat menyebabkan solusio


plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma.

6. Faktor pengunaan kokain Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan


darah dan peningkatan pelepasan katekolamin, yang mana bertanggung jawab
atasterjadinya vasospasme pembuluh darah uetrus dan dapat berakibat terlepasnya
plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif. Angka kejadiansolusio
plasenta pada ibu-ibu penggunan kokain dilaporkan berkisar antara 13-35%.

7. Faktor kebiasaan merokok Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan
kasus solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per
hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameterlebih
luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya.

3.3. Gambaran Klinik


Gambaran klinik penderita solusio plasenta bervariasi sesuai dengan berat ringannya
atau luas permukaan maternal plasenta yang terlepas. Belum ada uji coba yang khas untuk
menentukan diagnosisnya. Gejala dan tanda klinisnya yang klasik dari solusio plasenta adalah
terjadinya perdarahan yang berwarna tua keluar melalui vagina (80% kasus), rasa nyeri perut dan
uterus tegang terus-menerus mirip his partus prematurus. Sejumlah penderita bahkan tidak
menunjukkan tanda atau gejala klasik, gejala yang lahir mirip tanda persalinan prematur saja.
Oleh karena itu, kewaspadaan atau kecurigaan yang tinggi diperlukan dari pihak pemeriksa.

4.4. Diagnosis

Keluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup luas.Sebagai contoh,
perdarahan eksternal dapat banyak sekali meskipun pelepasan plasenta belum begitu luas
sehingga menimbulkan efek langsung pada janin, ataudapat juga terjadi perdarahan eksternal
tidak ada, tetapi plasenta sudahterlepas seluruhnya dan janin meninggal sebagai akibat langsung
dari keadaanini. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi mengandung ancaman bahaya
yang jauh lebih besar bagi ibu, hal ini bukan saja terjadi akibatkemungkinan koagulopati yang
lebih tinggi, namun juga akibat intensitas perdarahan yang tidak diketahui sehingga pemberian
transfusi sering tidak memadai atau terlambat.

Menurut penelitian retrospektif yang dilakukan Hurd dankawan-kawan pada 59 kasus


solusio plasenta dilaporkan Solusio plasenta klasik mempunyai ciri-ciri nyeri yang hebat pada
perutyang datangnya cepat disertai uterus yang tegang terus menerus seperti papan, penderita
menjadi anemia dan syok, denyut jantung janin tidak terdengar dan pada pemeriksaan palpasi
perut ditemui kesulitan dalam meraba bagian-bagian janin. Prosedur pemeriksaan untuk dapat
menegakkan diagnosis solusio plasentaantara lain :

1. Anamnesis.

a. Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasiendapatmenunjukkan tempat


yang dirasa paling sakit.
b. Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-konyong
(non-recurrent)
terdiri dari darah segar dan bekuan- bekuandarah yang berwarna kehitaman.
c. Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan danakhirnya berhenti (anak tidak
bergerak lagi).
d. Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.Ibu terlihat anemis yang
tidak sesuai dengan jumlah darahyang keluarpervaginam.
e. Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.

2. Inspeksi.

a. Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.


b. Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
c. Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
3. Palpasi
a. Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
b. Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus inbois (wooden uterus)
baik waktu his maupun di luar his.
c. Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
d. Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.

4. Auskultasi Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut jantungterdengarbiasanya di


atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnyahilangbila plasenta yang terlepas
lebih dari satu per tiga bagian.

5. Pemeriksaan Dalam Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.


a. Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang, baiksewaktu his
maupun di luar his.
b. Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta iniakan turun
ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus placenta, ini sering
meragukan dengan plasenta previa.

6. Pemeriksaan Umum Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien


sebelumnyamenderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien
jatuhdalamkeadaan syok. Nadi cepat, kecil dan filiformis.

7. Pemeriksaan Laboratorium
a. Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukansilinder dan leukosit.
b. Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match test. Karena pada
solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah hipofibrinogenemia, maka
diperiksakan pula COT (Clot Observation test) tiap l jam, tes kualitatiffibrinogen
(fiberindex), dan tes kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya15O mg%).

8. Pemeriksaan Plasenta Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan. Biasanya tampak tipis
dancekung di bagian plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum ataudarah
beku yang biasanya menempel di belakang plasenta yang disebu hematomaretroplacenter
9. . Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG) Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan
antara lain:
a. Terlihat daerah terlepasnya plasenta-Janin dan kandung kemih ibu.
b. Darah.
c. Tepian plasenta.
BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinyasebelum janin


lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidentalhaemorage. Keadaan klien
dengan solutio plasenta memiliki beberapa macam berdasarkan tingkat keparahannya,
tingkat keparahan ini dilihat dari volume perdarahan yang terjadi mulai dari solutio ringan
hingga berat. Trauma langsung abdomen, hipertensi ibu hamil, umbilicus pendek ataulilitan
tali pusat, janin terlalu aktif sehingga plasenta dapat terlepas, tekanan padavena kafa
inferior, dan lain-lain diketahui bahwa sebagai penyebab dari solution plasenta. Beberapa
faktor yang menjadi faktor predisposisi solution plasenta itusendiri didapat dan diketahui
mulai dari faktor fisik dan psikologis dengan katalain ditinjau dari kebiasaan-kebiasaan klien
yang dapat mendukung timbulnyasolution plasenta. Adapun komplikasi dari solusio plasenta
pada ibu dan janintergantung dari luasnya plasenta yang terlepas, usia kehamilan dan
lamanyasolusio plasenta berlangsung. Komplikasi terparah dari solution plsenta
dapatmengakibatkan syok dari perdarahan yang terjadi, keadaan seperti ini sangat
berpengaruh pada keselamatan dari ibu dan janin.

3.2 Saran

Penulis harapkan semoga dimasa yang akan datang, para tenaga kesehatandapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien kasus solusio plasenta. Dan harapan
penulis kepada para pembaca semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
menambah keterampilan kita dalam memberi pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai