OLEH:
2. NABILA SAFITRI
3. NEVITA LAIA
4. NURMALA SARI
MEDAN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Frekuensi solusio plasenta adalah sekitar 1 dari 200 pelahiran. Intensitas solusio plasenta
sering bervariasi tergantung pada seberapa cepat wanita mendapat pertolongan. Angka
kematian perinatal sebesar 25 %. Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih
berbahaya daripada plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang
tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan
yang berlangsung internal yang sangat banyak. Pemandangan yang menipu inilah
sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan yang
demikian seringkali perkiraan jumlah darah yang telah keluar sukar diperhitungkan, padahal
janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus berat
didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskuler menahun, dan 15,5% disertai pula
oleh preeklamsia. Faktor lain yang di duga turut berperan sebagai penyebab terjadinya
solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan terhadap klien dengan solusio
plasenta
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat melekatnya yang normal pada
uterus sebelum janin dilahirkan. Hal ini berlaku pada kehamilan dengan massa
gestasidiatas minggu ( trimester ketiga ) atau berat janin diatas 500 gram.
2.2 Etiologi
Penyebab utama dari solusi plasenta masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun
demikian ,beberapa hal ini di duga merupakan factor-faktor yang mempengaruhi pada
kejadiannya antara lain sebagai berikut:
a. Hipertensi esensial atau preeclampsia
b. Adanya tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin.
c. Uterus yang sangat kecil
d. Ketuban pecah sebelum waktunya
e. Umur ibu (<20 tahun atau >35 tahun)
2. Gejala sedang
a. tidak ada perdarahan atau perdarahan vagina
b. nyeri rahim sedang dengan kontraksi tetanik
c. Peningkatan denyut nadi ibu dengan perubahan tekanan darah dan denyut nadi
orthostatic (dipengaruhi posisi berdiri\duduk)
d. Adanya gawat janin
3. Gejala berat.
a. tidak ada perdarahan sampai perdarahan vagina berat
b. kejang rahim yang berat dan sangat nyeri
c. syok maternal
d. kematian janin
TINJAUAN KASUS
NO REGISTER : 033
I. PENGUMPULAN DATA
DATA SUBJEKTIF
Biodata Pasien
Istri Suami
Anamnesa
1. Kunjungan saat ini : Kunjungan Pertama Kunjungan Ulang
- Keluhan utama : Ibu mengatakan ada perdarahan dari kemaluan, perut tegang dan
penglihatan kabur
2. Riwayat Penyakit
- Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit apapun
-Riwayat Penyakit Sistematik
1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa berdebar-debar, tidak keringat dingin
2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri bawah perut sebelah kanan kiri
3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas
4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami batuk berkepanjangan
5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kekuningan dari ujung kuku, kulit
6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh lelah, dn sering BAK
7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah tekanan darah lebih 150/80 mmHg
8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang disertai keluar busa dari
mulut
9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak menderita HIV/AIDS
- Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak menderita penyakit menular dan penyakit menurun
- Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dalam keluarga besarnya tidak ada yang mempunyai keturunan kembar
- Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi atau tindakan bedah apapun
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 12 tahun. Siklus : 28 hari. Teratur : ya/tidak. Lama : 7 hari. Sifat darah :
encer. Bau khas : ya/tidak. Flour albus : tidak. Dismenorroe : tidak ada. Banyaknya : 3x ganti
duck.
5.Riwayat Perkawinan
a. ANC
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 1 kali
b. Pergerakan Janin
Ibu mengatakan mulai merasakan pergerakan janin 24 j.am terakhir 10 kali selama 2 jam pada
umur kehamilan 20 minggu
7. Pola Kebiasaan
- Nutrisi
Sebelum nifas : Ibu mengatakan makan 2-3x/hari dgn porsi sedang (nasi,sayur,tahu,ikan)
Selama nifas : Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan porsi banyak (nasi,buah,sayuran
hijau, daging, ikan, tahu, tempe, sop)
- Istirahat
Sebelum nifas : Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam, malam 8 jam
Sesudah nifas : Ibu mengatakan jarang untuk tdiur siang, makam 7 jam
- BAB
- BAK
Sebelum nifas : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x seminggu
Sesudah nifas : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas, 2x
seminggu, dan 3x ganti pembalut
- Psikologis
Sesudah nifas : Ibu sangat senang atas kelahiran anaknya teteapi masih khawatir dalam
merawatnya
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 90x/i
Suhu : 360C
Pernapasan : 24 x/i
d. Tinggi Badan : 155 cm
e. Berat Badan : Sebelum hamil 55 kg, sekarang 63 kg
f. LILA : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Leher
Edema wajah : Tidak ada
Cloasma gravidarum : Negatif
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera tidak ada icterus
Mulut/gigi : Tidak ada stomatitis, mulut tampak bersih, tidak ada carises pada gigi
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
b. Payudara
Bentuk : Simetris
Areola mamae : Hiperpigmentasi
Putting susu : Menonjol
Colostrum : Ada
c. Abdomen
Pembesaran perut : Normal
Linea alba/nigra : Linea nigra
Kelainan : Tidak ada
TFU : 3 jari dibawah pusat
d. Mulut/ gigi
Mulut : Mulut tampak bersih, mukosa tampak lembab
Gigi : Tidak ada karises pada gigi, tidak berdarah
e. Genetalia Luar
Tanda chadwich : Tidak ada tanda chadwich pada genetalia luar ibu
Varices : Tidak ad avarices pada genetalia luar ibu
Bekas luka : Tidak ada bekas luka pada genetalia luar ibu
Kelenjar bartholini : Tidak terdapat kelenjar bartholini pada genetalia luar ibu
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran pada genetalia luar ibu
f. Ekstremitas
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Diagnosa : Seorang wanita G2P1A0 umur 28tahun, usia kehamilan 38 minggu dengan solusio
plasenta
Umur 28 tahun
Usia kehamilan
Masalah : Psikis ibu akan terganggu, selalu merasa cemas berlebihan, pola istirahat ibu
terganggu dan penglihatan kabur
Data Dasar : Ibu mengatakan tidak nyaman akan kondisinya saat ini karena salalu merasa
khawatir dn cemas, dia jarang tidur siang, dan terlihat dari wajah ibu bahwa ia merasa cemas dn
khawatir
Solusio plasenta
Tidak ada
V. PERENCANAAN
Beritahukan ibu hasil pemeriksaan keadaan umum baik TTV dalam batas normal
Berikan support mental kepada ibu
Anjurkan ibu mengonsumsi makanan bergizi
Anjurkan ibu untuk senam hamil
Memberitahukan kepada ibu tanda-tanda persalinan
VI. PELAKSANAAN
Memberitahukan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam batas normal.
Pemeriksaan keadaan umum dn TTV dalam keadaan normal
VII. EVALUASI
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinyasebelum
janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidentalhaemorage. Beberapa
jenis perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembesdiantara selaput ketuban dan
uterus dan kemudian lolos keluarmenyebabkan perdarahan eksternal. Yang lebih jarang,
darah tidak keluar daritubuh tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dn uterus
sertamenyebabkan perdarahan yang tersembunyi. Solusio plasenta dapat total atau parsial.
3. Faktor paritas ibu Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara.
Holmermencatat bahwa dari 83 kasus solusio plasenta yang diteliti dijumpai 45 kasusterjadi pada
wanita multipara dan 18 pada primipara. Pengalaman diRSUPNCMmenunjukkan peningkatan
kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu dengan paritas tinggi. Hal ini dapat diterangkan karena
makin tinggi paritas ibu makin kurang baikkeadaan endometrium.
7. Faktor kebiasaan merokok Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan
kasus solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per
hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameterlebih
luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya.
4.4. Diagnosis
Keluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup luas.Sebagai contoh,
perdarahan eksternal dapat banyak sekali meskipun pelepasan plasenta belum begitu luas
sehingga menimbulkan efek langsung pada janin, ataudapat juga terjadi perdarahan eksternal
tidak ada, tetapi plasenta sudahterlepas seluruhnya dan janin meninggal sebagai akibat langsung
dari keadaanini. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi mengandung ancaman bahaya
yang jauh lebih besar bagi ibu, hal ini bukan saja terjadi akibatkemungkinan koagulopati yang
lebih tinggi, namun juga akibat intensitas perdarahan yang tidak diketahui sehingga pemberian
transfusi sering tidak memadai atau terlambat.
1. Anamnesis.
2. Inspeksi.
7. Pemeriksaan Laboratorium
a. Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukansilinder dan leukosit.
b. Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match test. Karena pada
solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah hipofibrinogenemia, maka
diperiksakan pula COT (Clot Observation test) tiap l jam, tes kualitatiffibrinogen
(fiberindex), dan tes kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya15O mg%).
8. Pemeriksaan Plasenta Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan. Biasanya tampak tipis
dancekung di bagian plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum ataudarah
beku yang biasanya menempel di belakang plasenta yang disebu hematomaretroplacenter
9. . Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG) Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan
antara lain:
a. Terlihat daerah terlepasnya plasenta-Janin dan kandung kemih ibu.
b. Darah.
c. Tepian plasenta.
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis harapkan semoga dimasa yang akan datang, para tenaga kesehatandapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien kasus solusio plasenta. Dan harapan
penulis kepada para pembaca semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
menambah keterampilan kita dalam memberi pelayanan kesehatan.