Anda di halaman 1dari 6

UKM

F2.

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


“PELAKSANAAN 4MPLUS DI KELURAHAN PESAWAHAN”

I. LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit infeksi yang ditandai
dengan gejala klinis berupa demam bifasik, bintik-bintik perdarahan (petekie)
spontan, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri pada pergerakan bola mata dengan / tanpa
ruam (rash) dan dicirikan dengan adanya peningkatan hematokrit, penumpukan
cairan tubuh, serta abnormalitas hemostasis karena trombositopenia.
Penyebab DBD ini adalah virus Dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4) yang
dibawa oleh vektor nyamuk genus Aedes (terutama A.Aegpty dan A.Albopticus).
Nyamuk ini berkembang biak di air bersih misalnya di bak mandi pot tanaman
dan kaleng bekas.
Dalam menekan kejadian DBD, pencegahan adalah cara yang paling tepat yakni
melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lewat gerakan 4M Plus. Gerakan
4M plus meliputi gerakan menguras, menutup, mengubur, dan memantau
ditambah dengan plus mencegah gigitan nyamuk, misalnya dengan memakai
lotion anti nyamuk, menggunakan larvasida dan memelihara ikan pemakan jentik
nyamuk. Diharapkan melalui gerakan 4 M Plus ini, Angka Bebas Jentik (ABJ)
semakin meningkat setiap tahunnya.

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2020 lalu,
terdapat 1.048 kasus penderita DBD. Dari jumlah tersebut, 1 orang diantaranya
meninggal dunia.
III. PEMILIHAN INTERVENSI
Dalam rangka melaksanakan upaya kesehatan lingkungan, salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk memberantas DBD yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah dengan 4M plus. PSN dilaksanakan dalam rangka mengendalikan
perkembangbiakan nyamuk demam berdarah dan mencegah demam berdarah.

IV. PELAKSANAAN
Kegiatan 4Mplus dilakukan oleh dokter, petugas kesehatan, kader Puskesmas, bapak dab
ibu kelurahan Pesawahan. PSN dilaksanakan pada tanggal 1 April 2021 pukul 10.00 WIB
dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Pada kegiatan ini dilakukan kegiatan 4Mplus yakni
menguras, menutup, mengubur, dan memantau ditambah dengan plus mencegah gigitan
nyamuk.

V. EVALUASI
Kesimpulan
Setiap warga yang hadir menunjukkan antusias yang baik dan dengan
semangat mendapatkan edukasi tentang penyakit DBD dan 4Mplus. Warga juga
sangat antusias membersihkan halaman rumahnya dan mencari genangan air yang
terdapat jentik saat kegiatan berlangsung. Hal ini membuktikan bahwa warga sadar
akan pentingnya mencegah penyakit demam berdarah.

Saran
 Kegiatan penyuluhan upaya kesehatan lingkungan sebaiknya diperluas
cakupannya.
 Perlu dilakukan monitoring atau follow up untuk memastikan bahwa masyarakat
telah berperan aktif dalam melaksanakan pencegahan demam berdarah
 Penyuluhan tidak hanya terbatas pada kader-kader puskesmas atau masyarakat
yang terjangkau dari puskesmas tetapi juga penting pada masyarakat pedalaman.
KEGIATAN PENYULUHAN JAMBAN SEHAT DI KELURAHAN TALANG

I. LATAR BELAKANG
Jamban sehat merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi semua
masyarakat. Setiap petugas kelurahan harus menggunakan jamban untuk buang air
besar dan buang air kecil sehingga menjaga lingkungan balai desa agar tetap bersih,
sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya dan tidak
mengundang lalat atau serangga yang menjadi penular penyakit diare, kolera,
disentri, tifoid, cacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit, dan
keracunan. Terdapat 7 kriteria jamban sehat:

1. Tidak mencemari air


2. Tidak mencemari tanah permukaan
3. Bebas dari serangga
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
5. Aman digunakan oleh pemakainya
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

Beberapa cara dan langkah untuk memelihara jamban sehat:


1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air
2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih)
6. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki

II. PERMASALAHAN
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pengertian jamban sehat
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penerapan jamban sehat
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pengaruh kesehatan lingkungan
terhadap timbulnya penyakit
4. Kurangnya antusias masyarakat saat diberi penyuluhan yang terlihat dari tidak
adanya masyarakat yang bertanya atau menanggapi saat diberi pertanyaan.

III. PEMILIHAN INTERVENSI


1. Penyuluhan mengenai definisi jamban sehat, manfaat, dan cara pemeliharaan
2. Pengaruh penerapan jamban sehat terhadap kesehatan lingkungan seperti sumber
air dan lain-lain
3. Penyuluhan mengenai pengaruh kesehatan lingkungan terhadap timbulnya
penyakit
4. Penilaian dan diskusi mengenai Jamban Sehat di kelurahan Talang

IV. PELAKSANAAN
Penilaian dan penyuluhan tentang jamban sehat dilaksanakan di wilayah kebon jeruk.
Penilaian jamban sehat dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2021. Kegiatan yang
dilakukan antara lain tinjauan langsung terhadap jamban di daerah tersebut dan
memberikan penyuluhan.. Materi penyuluhan berupa pengetahuan mengenai definisi
jamban sehat, manfaat menggunakan jamban bersih, syarat-syarat jamban sehat, dan
cara memelihara jamban

V. EVALUASI
Dari hasil penilaian jamban beberapa rumah tersebut didapatkan kesimpulan yaitu
hanya beberapa rumah yang memiliki jamban sehat. Selain itu, dilakukan pula
kegiatan penyuluhan dan himbauan kepada masyarakat untuk memelihara
kebersihan jamban dan senantiasa menggunakan jamban. Kegiatan ini berjalan
sebagaimana yang diharapkan. Namun tingkat pengetahuan peserta masih kurang
mengenai materi penyuluhan sebelum diadakannya penyuluhan. Hampir sebagian
besar yang hadir masih memiliki pengetahuan yang minim berkaitan dengan materi
penyuluhan yang akan disampaikan. Namun setelah penyuluhan, peserta cukup
antusias untuk berdiskusi terkait materi penyuluhan.

Anda mungkin juga menyukai