Anda di halaman 1dari 32

BAB II

PEMBAHASAN

A. Visi dan Misi STAIMI

Pendidikan adalah proses menuju kesempurnaan yang tidak ada batasnya, dan
suatu upaya untuk merealisasikan asma Allah dalam diri manusia. Pendidik dan yang
dididik adalah mitra dalam kafilah ruhani yang sedang menempuh perjalanan di
sahara yang tak berujung. Di sisi lain, pendidikan khususnya pendidikan tinggi adalah
lembaga penyelenggaraan dan pengembangan ilmu pengetahuan, budaya dan
teknologi, serta wahana mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di masa-masa ketika kemajuan peradaban manusia telah membawa bersamanya
berbagai problema besar seperti sekarang ini, pendidikan kiranya tak dapat dibatasi
pada sekadar penyampaian ilmu-ilmu dan keterampilan-keterampilan praktis (know-
how) belaka, melainkan juga pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan-
keterampilan hidup (know-why), termasuk didalamnya keterampilan sosial, moral,
dan spiritual.
Dalam kerangka ini, Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi didirikan
untuk mengemban tugas dan fungsi perguruan tinggi dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan tinggi. Misi Sekolah Tinggi
Agama Islam Madinatul Ilmi adalah berpartisipasi aktif dalam upaya melahirkan
sarjana-sarjana tercerahkan yang dapat menjadi motor penggerak proses
pemberdayaan sumberdaya insani masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat
madani.
Adapun tujuannya adalah menjadikan peserta didik anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan, kecakapan dan keterampilan dalam pengembangan dan
penyebarluasan ilmu-ilmu serta pengupayaan penerapannya bagi kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara.

2
2

Secara lebih khusus, pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi
ditujukan untuk menghasilkan sarjana-sarjana muslim tercerahkan yang, selain
kompeten di bidangnya, faham (knowledgeable) mengenai ajaran Islam dan
bertingkahlaku sesuai dengannya, sekaligus mampu memandang dan memecahkan
persoalan hidup dari sudut pandang Islam.
Kelak, Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul IImi akan diproyeksikan
menjadi sebuah Universitas Pusat Unggulan yang menyeimbangkan kajian dan
pengembangan disiplin ilmu agama dan umum secara sinergis dan terpadu

B. Maksud dan Tujuan Pendidikan


Program pendidikan yang diselenggarakan STIA Madinatul Ilmi, terutama
diarahkan kepada pencapaian sasaran berikut :
1. Membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yang memiliki keseimbangan kualitas
Iptek dan Imtak.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu, seni dan spiritualitas melalui
kegiatan edukatif dan pelayanan kepada masyarakat.
2. Mengembangkan bentuk pendidikan yang mampu melahirkan lapisan intelektual
yang dapat dirujuk dan diandalkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Adapun tujuan pendidikan STAI Madinatul Ilmi, selaras dengan tujuan
Pendidikan Nasional, yaitu, “mendidik dan melahairkan sarjana muslim yang
berwawasan luas, memiliki kemampuan akademik, berakhlak mulia, integritas
pribadi tinggi, bertanggungjawab, taat beribadah, bersifat terbuka, tanggap terhadap
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta dapat
menerapkan dan menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.”
3

C. Program Studi
Program studi yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul
Ilmi saat ini adalah :
a. Program Sarjana (S1) :
1. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI-Tarbiyah)
2. Program Studi Perbankan Syariah (segera dibuka)

D. Kurikulum
Materi pendidikan STAI Madinatul Ilmi mengacu kepada kurikulum IAIN dan
STAIN yang ditetapkan Departemen Agama RI serta Kurikulum muatan lokal STIA
Madinatul Ilmi. Muatan lokal dirancang untuk menumbuh-kembangkan potensi
keimanan, kepemimpinan, intelektualitas, serta kecerdasan emosional dan spiritual
mahasiswa. Kedua muatan kurikulum tersebut diramu sedemikian rupa sehingga
sinergis dan holistik dalam mengembangkan Kegiatan Belajar Mengajar yang
terstruktur dan sistematis berbasis kompetensi, yang diarahkan kepada penguasaan
life skill secara komprehensif.
Dalam penjabarannya, kurikulum program S1 yang holistik berbasis
kompetensi tersebut dipetakan dalam bentuk beban studi perkuliahan (sks). Untuk
program S1 minimal 145 sks dan maksimal 153 sks, yang dapat diselesaikan
mahasiswa dalam jangka waktu 8 (delapan) semester dan paling lama 14 semester.

Kurikulum Unggulan
Kurikulum unggulan yang ditambahkan sebagai pengetahuan dan keterampilan
yang perlu dimiliki seluruh mahasiswa STAI Madinatul Ilmi termasuk mata kuliah
dalam kelompok ilmu-ilmu dasar atau fardh 'ayn*1 guna mempersiapkan diri
terhadap tuntutan globalisasi. Kelompok Ilmu-ilmu dasar ini diajarkan pada Tahun
Perkuliahan Bersama (TPB) kepada seluruh mahasiswa STAI Madinatul Ilmi secara
lintas jurusan. Dalam pemetaan silabus mata kuliah program S1 yang berlaku di
1
4

STAIMI, kelompok mata kulkiah dasar ini dimasukkan ke dalam kategori MKDU
Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) dan Mata Kuliah Dasar Agama (MKDA ).2

E. Staf Pengajar/ Tenaga Pendidik


Staf pengajar yang mengasuh mata kuliah di STAI Madinatul Ilmi terseleksi
berdasarkan profesionalme dan komitmennya terhadap dunia pendidikan dan
pengembangan keilmuan. Saat ini staf pengajar yang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar di STAI Madinatul Ilmi berasal dari lulusan berbagai perguruan tinggi
terkemuka Luar dan Dalam Negeri, antara lain : Al-Azhar (Mesir), Ummul Qura dan
Riyadh University (Saudi), Mc. Gill University dan Harvard University (USA),
Punjab University (Pakistan), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ITB, UPI, UI, UNJ,
UHAMKA, Universitas Gunadarma, dan Universitas Paramadina Jakarta.
Nama-nama Dosen Tetap STAIMI mencakup:
Dr. Abdurrahman Abdullah, MA
Drs. Asep Kusnadi, M.Pd.
Alwi Husein, MA. Hum
Mahdi Alaydrus, M.Ag
Hasan Mawardi, M.Si
Eva Fitriati, MA
Salman Parisi, M.Ud
Wirdah Fachiroh, MA
Jazim Khamidi, SQ, MA
Rd. Arif Mulyadi, M. Ud
Umroni Djayadi, MA
Nurfaizah, M. Hum
Nama- nama Dosen tidak tetap STAIMI mencakup:

2
Konsep ini mengacu kepada pembagian tradisional ilmu-ilmu dalam Islam, yakni ilmu-ilmu fardh 'ayn dan ilmu-
ilmu fardh kifayah. Ilmu-ilmu fardh kifayah adalah ilmu-ilmu khusus (terspesialisasi) yang sesuai dengan bidang
studi. Sementara ilmu-ilmu fardh 'ayn adalah ilmu-ilmu yang wajib dipelajari dan dimiliki oleh setiap orang, apa
pun bidang studi atau spesialisasi yang diambilnya.
5

Dr. Abdul Rouf, MA


M. Zuhdi Zaini, M. Ag
Suyudi, M. Hum
Azam Bahtiar, M. Si
Tanenji, MA
Yudhi Munadi, M. Ag
Amin Johari, MA
Andri Syawaludin, M. Pd
Bahrissalim, M. Ag
Hadi Kharisman, M. Ud
Abdullah Beik, MA

F. Fasilitas Pendidikan
1. Gedung Perkuliahan milik sendiri di lingkungan Kampus yang nyaman dan
asri.
2. Ruang kuliah ber-AC/Van
3. Laboratorium Komputer Multimedia.
4. Perpustakaan (Digital)
5. Sarana Olahraga
6. Masjid (di tengah kampus)
7. Asrama Mahasiswa (Putra/ Putri)
8. Koperasi mahasiswa
9. Laboratorium PAI
10. Laboratorium Micro Teaching
11. Unit-unit kegiatan mahasiswa (BEM)
12. Ruang sekretariat ILMI (Ikatan Alumni Madinatul Ilmi)3

3
Tim Penyusun, Profile STAIMI Terbaru, (Depok: STAIMI, 2015).
6

G. Lembaga-lembaga Internal Kampus dan Pusat Kegiatan


a. Lembaga Penelitian, Pengembangan & Pengabdian Masyarakat (LP3M)
Mencakup 2 (dua) deputi, yaitu Deputi Penelitian & Pengembangan dan
Deputi Pengabdian pada Masyarakat.
Deputi Penelitian & Pengembangan, merupakan unsur pelaksana di
lingkungan STAI Madinatul Ilmi yang menyelenggarakan berbagai penelitian yang
berkaitan dengan akademik, potensi-potensi Sumber Daya Insani (SDI), bidang-
bidang keilmuan, teknologi dan sains serta sosial kemasyarakatan. Deputi ini
diarahkan kepada upaya memberikan masukan bagi peningkatan mutu Sekolah
Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi maupun untuk kemajuan dan pengembangan
ilmu pengetahuan.
Deputi Pengabdian Kepada Masyarakat, merupakan unsur pelaksana di
lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan dan pelatihan kepada masyarakat, yang mencakup training-
training, pola desa-binaan, bakti sosial, Kuliah Kerja Nyata, Kemah Kerja
Mahasiswa dsb.
b. Pusat Kajian Filsafat Madinatul Ilmi (PKFMI)
Lembaga ini bertujuan menyediakan wadah bagi para peneliti dan peminat
kajian-kajian filsafat sebagai sarana untuk meneliti, mengkaji dan
mengembangkan studi-studi kefilsafatan.
c. Lembaga Penerbitan Madinatul Ilmi
Berperan sebagai sarana informasi dan komunikasi yang berhubungan dengan
civitas akademika, perkembangan ilmu-teknologi, karya ilmiah serta pembinaan
mental dan spiritual. Lembaga ini akan menerbitkan sejumlah media komunikasi
yang handal, seperti Buletin Madina, Buletin Dakwah Madina, Jurnal Ilmu dan
Spiritualitas dan media informasi lainnya.
d. Lembaga Konsultasi & Bimbingan Islam
Lembaga Konsultasi & Bimbingan Islam bertujuan memberikan pelayanan
konsultasi dan bimbingan ilmu dan spiritualitas kepada civitas akademika dan
7

masyarakat. Lembaga ini akan berkiprah baik melalui pusat-pusat kajian, mesjid-
mesjid, maupun media masa cetak dan elektronik.
e. Dewan Kemakmuran Mesjid Kampus (DKMK)
DKMK bertugas memakmurkan mesjid kampus dengan menyelenggarakan
berbagai kegiatan ritual dan dakwah, menyelenggarakan peringatan Hari-hari
Besar Islam (PHBI) serta pemberdayaan aktivitas keagamaan dan nilai-nilai tradisi
masyarakat sekitar kampus.
f. Koperasi Mahasiswa
Koperasi mahasiswa Madinatul Ilmi memberikan pelayanan kesejahteraan
secara profesional bagi seluruh civitas akademika STAI Madinatul Ilmi, baik
dalam pengadaan sembilan bahan pokok. Buku-buku maupun kebutuhan sehari-
hari civitas akademika lainnya.

g. Islamic Research For Art & science media Network (IRFAN)


Lembaga ini menyelenggarakan kegiatan mengumpulkan, mengolah,
menyiapkan, menyimpan data dan informasi serta memberikan layanan program-
program multimedia pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat,
memberikan kursus komputer bagi mahasiswa, dosen, staf dan umum dengan
sarana fasilitas yang terus dikembangkan sesuai kemajuan teknologi. Selain itu
juga, mengembangkan jaringan penelitian sain dan teknologi serta seni pada situs-
situs di seluruh dunia, yang selanjutnya akan diolah dengan sistem multimedia
network.
h. Pusat Pelayanan Informasi & Perpustakaan (P2IP)
Lembaga ini berfungsi memberikan pelayanan berbagai referensi dan
kepustakaan untuk keperluan penelitan, pendidikan, pengabdian masyarakat dan
kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. Saat ini P2IP, selain memiliki koleksi
bahan pustaka dari berbagai sumber dan bahasa Internasional serta dikembangkan
8

dengan pelayanan profesional. Selain itu, juga dilengkapi sistem multimedia dan
digital untuk memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan.
i. Organisasi Intra Mahasiswa
Organisasi Intra Mahasiswa berperan mengelola dan melaksanakan kegiatan-
kegiatan kemahasiswaan di bidang keilmuan, pengembangan minat-bakat-
keterampilan dan pengabdian masyarakat. Organisasi ini terdiri dari Badan
Permusyawaratan Mahasiswa (BPM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan
unit-unit penunjang kegaiatan mahasiswa lainnya sebagai lembaga yang
mengelola berbagai kegiatan kreativitas mahasiswa. Tergabung ke dalamnya
antara lain : Balebat, Club Jurnalistik MI, Gress, MAPALA dll.

B. PROFILE UNIT-UNIT ORGANISASI STAIMI

1. Bidang Akademik

Eksistensi STAI Madinatul Ilmi, yang meskipun usianya relatif masih muda,
telah mempunyai komitmen kuat untuk berperan serta meningkatkan mutu
pendidikan bersama-sama pemerintah dan Perguruan Tinggi Swasta lainnya, dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai UUD 1945 dan GBHN. Hal ini
ditunjang oleh adanya respon masyarakat yang cukup positif terhadap keberadaan
STAIMI.

a. Visi Akademik
STAI Madinatul Ilmi sebagai subsistem pendidikan nasional, memiliki peran dan
fungsi membina watak manusia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,
membangun masyarakat yang menguasai IMTAQ dan IPTEK. Peranan tersebut
diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang salah
satunya ditempuh melalui pengembangan pendidikan. Karena itu, dalam
perealisasiannya pendidikan di STAIMI harus memiliki ciri khas dalam pembangunan
9

Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang dijiwai sikap dan perilaku pengabdian dari
seluruh civitas akademikanya, dengan berlandaskan idealisme dan kreativitas untuk
turut serta mewujudkan program pendidikan nasional.
Berdasarkan pergaulan dan pembauran dengan masyarakat akademis, sikap dan
orientasi pengembangan pendidikan tinggi yang dijalankan STAI Madinatul Ilmi
diarahkan kepada :
1) Pertama, penegakkan eksistensi perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah
intelektual yang harus dipercaya dan disegani masyarakat.
2) Kedua, menciptakan kondisi yang dapat melahirkan pribadi-pribadi yang
memegang teguh prinsip-prinsip dasar keilmuan, berpola hidup sederhana,
berakhlak mulia, bertanggung jawab dan memiliki solidaritas tinggi.4

b. Unsur-unsur Penopang Bidang Akademik


Terdapat tiga unsur utama dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, yaitu
mahasiswa, dosen dan bahan ajar. Ketiga unsur utama tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Mahasiswa, merupakan sentral pengembangan pendidikan tinggi, bahkan
menjadi sentral pengembangan PT sebagai satuan penyelenggara pendidikan tinggi.
Seluruh kelengkapan penyelenggaraan pendidikan disediakan untuk mempermudah
pengembangan potensi mahasiswa, (termasuk di dalamnya jumlah dosen, jumlah
tenaga administrasi, buku, biaya, luas ruang kuliah dan lainnya senantiasa
dibandingkan dengan jumlah mahasiswa).
Dosen, merupakan tenaga inti dalam pengembangan dan penyelenggaraan
pendidikan tinggi, di samping tenaga peneliti, tenaga administrasi, tenaga pustakawan
dan tenaga laboran yang menjadi penunjangnya. Ia juga merupakan tenaga pelaksana
pendidikan, yang tugas pokoknya mentransformasikan bahan pengajaran, yang digali
dari kegiatan penelitian secara terus menerus, dalam kegiatan belajar mengajar. Ia

4
Tim Penyusun, Profile STAIMI Terbaru, (Depok: STAIMI, 2015).
10

juga menjadi pembimbing yang memfasilitasi mahasiswa bimbingannya dalam upaya


meraih prestasi pendidikan.
Bahan ajar, merupakan suatu rangkaian mata kuliah yang mengandung bahan
kajian dan pengajaran yang dikenal sebagai kurikulum. Ia ditata dalam bentuk
program studi, yakni suatu kesatuan rencana belajar sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan tinggi atas dasar suatu kurikulum. Maka setiap
mahasiswa memiliki kebebasan untuk memilih program studi sesuai minat,
kemampuan dan peluang yang dimilikinya.
Dengan memadukan ketiga unsur diatas, proses pembelajaran yang dijalankan
di STAIMI diharapkan dalam melahirkan out-put/lulusan yang memiliki kualifikasi
antara lain :
Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi yang
dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan
pelayanan kepada masyarakat.
Menguasai dasar-dasar pengetahuan dan teknologi bidang keahlian tertentu, sehingga
mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah
yang ada dalam kawasan keahliannya.
Menguasai dasar-dasar ilmiah sehingga mampu berpikir, bersikap dan bertindak
sebagai ilmuwan. Mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi sesuai
dengan bidangnya.
11

c. Orientasi dan Strategi Pencapaian Program Bidang Akademik


1) Orientai Program Kerja
Tujuan utama program akademik, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
adalah mempertahankan sekaligus meningkatkan status akreditasi program studi
yang dimiliki STAI Madinatul Ilmi kepada status lebih tinggi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program akademik, yaitu :
a) Meningkatkan daya tampung mahasiswa
b) Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang ada dilingkungan STAI
Madinatul Ilmi guna memenuhi tuntutan kemajuan masyarakat dan kebutuhan
pembangunan nasional.
c) Menyiapkan bahan kurikulum yang memiliki nilai jual (marketable) dengan
memberikan muatan-muatan lokal yang kini dibutuhkan masyarakat, dengan
menekankan pada peningkatan bahasa asing.
d) Bekerja secara sistematis, terencana dan terprogram.
e) Mempersiapkan secara dini dalam menghadapi evaluasi akreditasi program
studi yang dilakukan Badan Akreditasi Nasional (BAN) tahun 2016, maupun
evaluasi pihak Kopertais Wilayah II Jawa Barat.
2) Strategis Pencapaian Program
Upaya yang akan dijalankan bidang akademik untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, terakumulasi dalam rencana kerja jangka panjang dan sekaligus
diharapkan mencapai kondisi yang selayaknya berdasarkan tahapan dalam ukuran
tahunan. Keseluruhan upaya yang akan dilakukan, terangkum dalam Program Induk
(IP), yang dijabarkan lebih lanjut ke dlam Program Utama (PU) dan Program Kerja
(PK)
Program Induk
Diarahkan kepada upaya mewujudkan sistem penyelenggaraan pendidikan STAI
Madinatul Ilmi yang lebih dinamis, baik ke dalam maupun keluar, secara efektif untuk
menghadapi tantangan pembangunan nasional, perubahan masyarakat dan globalisasi.
Paling tidak, secara umum penyelenggaraan program pendidikan tinggi, bertujuan
12

untuk memberikan peluang dan menempatkan STAI Madinatul Ilmi dalam kehidupan
modern di era globalisasi.

Dalam perwujudannya, program induk tersebut dijabarkan lebih jelas ke dalam


dua program utama berikut:
(1) Program Peningkatan Kualitas
Rencana peningkatan kualitas berkelanjutan, menyangkut penyediaan dan
pengaturan proses pemanfaatan SDM serta penciptaan suasana akademika yang
kondusif, yang mencakup :
a) Peningkatan Kualitas dan Pengembangan Dosen.
Bertujuan mengupayakan kesempatan tugas belajar bagi dosen dalam rangka
meningkatkan kualitasnya, mengupayakan dosen dapat berperan serta dalam
kegiatan akademik yang relevan, serta meningkatkan pelaksanaan kegiatan
fungsional dosen melalui penyelenggaraan program pelatihan.
b) Peningkatan Kualitas Proses Belajar Mengajar (PBM).
Bertujuan meningkatkan efisiensi, produktivitas dan efektivitas PBM di
masing-masing jurusan melalui peningkatan kepedulian dan kemampuan staf
akademik dalam pelaksanaan fungsi pembelajaran.
c) Peningkatan Kualitas Manajemen Perguruan Tinggi.
Bertujuan melaksanakan program pelatihan dan atau pendidikan lanjut di PT
untuk menghasilkan ahli administrasi dan manajemen PT.
(2) Program Otonomisasi Kampus
Bertujuan mengupayakan manajemen PT, agar mampu mengembangkan
kreativitas dan produktivitas civitas akademika yang bertanggung jawab, yang atas
ditempuh melalui :
(a) Pembinaan suasana akademik, untuk peningkatan kualitas kinerja pribadi
maupun kelembagaan sebagai akibat dari pengelolaan perguruan tinggi yang
dilandasi asas kejelasan, pemahaman dan komitmen.
13

(b) Fungsionalisasi Badan Normatif, menimbulkan pengaruh yang sinergi terhadap


kinerja pengelola perguruan tinggi.
(c) Pengembangan Mekanisme Pengelolaan Dosen, untuk meningkatkan kinerja
dosen karena adanya “kepastian“ dalam pengelolaan dan lingkungan kerja, serta
tercukupinya peraturan sebagai pedoman operasional.
(d) Aktualisasi Otonomi Keilmuan dan Kebebasan akademik, untuk meningkatkan
sikap bertanggung jawab civitas akademika mengenal kualitas dan dampak hasil
kegiatan fungsionalnya.
(e) Peningkatan Tanggung Jawab Kualitas Pelaksanaan Kegiatan fungsional, untuk
meningkatkan tanggung jawab perguruan tinggi beserta civitas akademika
terhadap kualitas kinerjanya.5
(3) Program Peningkatan Relevansi dan Mutu Pendidikan
Upaya ini ditempuh untuk mewujudkan mutu hasil penyelenggaraan fungsi PT
yang senantiasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan memenuhi standar, melalui
(a) Peningkatan mutu dan kemanfaatan lulusan PT terhadap tuntutan masyarakat di
era pasar bebas dan globalisasi, dan (b) Pengembangan kapabilitas sistem dalam
memfungsikan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan produktivitas
masyarakat.
Pada tingkat pelaksanaannya, upaya di atas direalisasikan melalui sejumlah
program berikut :
(a) Peningkatan Relevansi dan Kualitas Pendidikan
Secara umum program ini bertujuan untuk meningkatkan relevansi program S1
terhadap tuntutan dunia kerja dan tuntutan masa depan tentang jumlah, kualifikasi
bidang dan kualifikasi kemampuan lulusan. Opersionalisasi PU ini dilakukan
dengan empat program kerja, yaitu :
(i) Peningkatan kualitas kinerja PT dalam menghasilkan lulusan yang sesuai
secara tepat waktu. Tujuannya meningkatkan kualitas kinerja PT untuk
memperbaiki mutu dan mempercepat waktu penyelesaian program studi.
5
Tim Penyusun, Profile STAIMI Terbaru, (Depok: STAIMI, 2015).
14

(ii) Peningkatan jumlah dosen dan peningkatan proporsi dosen Pascasarjana.


Program ini bertujuan mencapai ratio dosen yang baik dan di masa datang
dosen diharapkan berpendidikan Pascasarjana.
(iii)Peningkatan kesesuaian lulusan. Program ini bertujuan mencapai taraf
kesesuaian yang tinggi, mengenai kemampuan, keahlian dan sikap lulusan
dengan tuntutan masyarakat.
(iv)Pengembangan program studi. Bertujuan mengembangkan program studi yang
ada atau membuka program studi baru, untuk mengantisipasi tuntutan
masyarakat dan pembangunan.
(b) Peningkatan Relevansi dan Mutu Penelitian
Tujuan untuk menghasilkan :
(i) Penelitian yang relevan dengan keperluan pembangunan nasional.
(ii) Penelitian untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
(iii)Peningkatan kemampuan tenaga akademik dan pengadaan sarana penelitian.
(iv)Kerjasama penelitian dengan lembaga-lembaga yang lebih maju di dalam dan
luar negeri.
(v) Keterkaitan penelitian dengan pembelanjaran dan pelayanan pada masyarakat.
(vi)Publikasi hasil penelitian ilmiah.
Opersionalisasinya melalui lima program kerja berikut :
(1) Peningkatan penelitian untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
tertentu. Bertujuan, membangun kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi yang strategis sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diperlukan untuk menyelenggarakan fungsi kelembagaan
PT dalam jangkauan jangka panjang.
(2) Pengembangan tenaga akademik dan sarana penelitian. Program ini bertujuan
mengembangkan kemampuan tenaga akademik dan sarana penelitian untuk
meningkatkan kemampuan dalam penyelenggaraan penelitian.
(3) Peningkatan kerjasama penelitian dengan PT lain/pemerintahan/industri dll.
Tujuannya untuk meningkatkan mutu penelitian pendidikan secara ilmiah ke
15

standar tinggi dan taraf kemampuan peneliti ke tingkat handal, melalui


kerjasama dengan berbagai lembaga dan/atau PT yang lebih maju di dalam
dan luar negeri.
(4) Peningkatan sumbangan kegiatan penelitian pada pembelajaran dan kegiatan
pelayanan pada masyarakat, dalam upaya meningkatkan sumbangan
penelitian pada proses pembelajaran dan kegiatan pelayanan masyarakat
dengan mensinergikan upaya penelitian dengan pendidikan dan pengabdian
pada masyarakat. Terutama mengembangkan penelitian yang akan
dimanfaatkan dalam kegiatan pelayanan masyarakat.
(5) Peningkatan penyebarluasan hasil penelitian melalui media komunikasi
ilmiah. Tujuannya untuk memperbaiki komunikasi ilmiah yang mendukung
perkembangan penelitian ilmiah dengan meningkatkan penulisan artikel
ilmiah dan hasil penelitian dalam jurnal ilmiah nasional maupun internasional.

B. Bidang Administrasi dan Keorganisasian


1. STAI Madinatul Ilmi, Sebuah Sistem Pendidikan
16

Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi adalah sebuah lembaga sosial
yang bergerak di bidang pendidikan. Lembaga ini merupakan salah satu PT Islam
yang ada di Indonesia. Produk lembaga ini jelas lulusan para sarjana/ulama Islam
yang berlandasan akhlak/moral berdasarkan Quran dan Sunah Rasulullah. Para
tamatan/alumni inilah nantinya akan meneruskan/ mengem-bangkan cita-cita kalam
Ilahi di muka bumi yang tercinta ini secara terus menerus sampai akhir zaman.
Melalui para sarjana ini pula kita dapat menanamkan misi/tujuan Islam yang dibawa
Nabi Muhammad SAW.
Untuk menghasilkan sarjana-sarjana mulia, tentu melalui suatu ‘proses.’ Sejak
awal masuk Sekolah Tinggi ini sampai menjadi sarjana. Dengan mengalami suatu
proses/penempaan (seperti sebuah produk dalam suatu pabrik), maka pekerjaan ini
tak bisa dijalankan seorang diri saja. Tentu memerlukan banyak orang. Hal ini perlu
kerjasama antara unit yang satu dengan unit lainnya yang ada di lembaga ini.
Berbicara tentang unit-unit yang ada di STAI Madinatul Ilmi, tiada lain
membicarakan sebuah ‘sistem.’ STAI Madinatul Ilmi merupakan sebuah sistem yang
bekerja untuk menghasilkan lulusannya. Sebenarnya sebuah sistem terdiri atas dua
bagian, yaitu ‘struktur’ dan ‘proses’. Struktur sistem merupakan unsur-unsur yang
membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem menjelaskan cara kerja setiap
unsur sistem tersebut dalam mencapai tujuan. Setiap sistem merupakan bagian dari
sistem lain yang lebih besar, yang disebut ‘ subsistem’.
Pendekatan sistem memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan
kita. Pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu dari sudut pandang sistem,
yang berusaha menemukan unsur struktur yang membentuk sistem tersebut dan
mengidentifikasi proses bekerjanya setiap unsur yang membentuk sistem tersebut.
Dengan memahami struktur dan proses sistem, seseorang akan dapat menjelaskan
mengapa tujuan suatu sistem tidak tercapai.6

2. Unsur-Unsur Sistem STAIMI

6
Tim Penyusun, Profile STAIMI Terbaru, (Depok: STAIMI, 2015).
17

Seperti telah dijelaskan, bagian sistem adalah unsur-unsur yang membentuk


sistem. Dalam hal ini, unsur-unsur sistem yang membentuk lembaga STAIMI
mencakup:
a. Ketua STAIMI.
b. Pembantu Ketua
c. Kepala Unit Kegiatan.
d. Ketua Jurusan/program Studi, dan
e. Karyawan
Unsur-unsur tersebut merupakan bagian sistem dari lembaga STAI Madinatul
Ilmi, yang lebih lanjut dapat dirinci lagi kepada bagian kecil, misalnya Pusat Data,
LP3M, Perpustakaan, Keasramaan (putra dan putri), akademik, keuangan, kearsipan
dan sebagainya, yang disebut subsistem dari STAIMI.
Baik unsur sistem maupun unsur sub-sistem, tak dapat bekerja sendiri-sendiri.
Mereka saling berhubungan erat satu dengan lainnya. Bila suatu subsistem di
STAIMI terganggu jalannya atau macet, maka secara otomatis mempengaruhi
kelancaran unsur-unsur subsistem lainnya. Contohnya Administrasi Keuangan
terganggu jalannya, akan mempengaruhi Bagian Akademik, Bagian LP3M,
Kerumahtanggaan dan seturusnya, bahkan mengganggu secara keseluruhan
operasional lembaga tersebut. Begitu pula Bagian Akademik terganggu, akan
menyebabkan terganggunya perkuliahan. Begitu pula subsistem lainnya, akan bekerja
saling menopang/merajut satu sama lainnya. Untuk itulah pembangunan sistem
lembaga STAIMI yang baik, sangat diperlukan.

a. Administrasi Kepegawaian dan Keuangan


Administrasi merupakan proses penyelenggaraan kerja, untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pekerjaan dapat terselenggara dengan seabaik-baiknya hingga
tujuan yang dikendaki tercapai, bila ada orang-orang melakukannya. Permasalahan
18

orang-orang yang melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan, termasuk bidang


manajemen.
Manajemen merupakan suatu proses/usaha dari sejumlah orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, administrasi
penyelenggaraannya, dan manajemen orang-orang yang menyelenggarakannya.
Kombinasi dari keduanya menghasilkan penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh
sejumlah orang secara bersama-sama (bekerjasama) untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

Administrasi dapat ditinjau dari tiga sudut pandang :


1) Proses, dalam hal ini administrasi merupakan keseluruhan proses
pemikiran, perencanaan, pengaturan, penggerakan dan proses
pengawasan.
2) Fungsi atau tugas. Administrasi berarti keseluruhan tindak (aktifitas) yang
mau-tidak-mau harus dilakukan dengan sadar oleh seseorang atau
kelompok orang yang berkedudukan sebagai ‘administrator’ dalam
organisasi.
Dalam setiap lembaga/organisasi harus ada :
1) orang yang melakukan tugas perencanaan
2) orang yang melakukan tugas memimpin, membimbing dan memberi
teladan pada bawahan.
3) orang yang melakukan pengawasan tugas.
4) orang yang melakukan tugas perbaikan, jika ada kesalahan, dan
5) orang yang mengorganisasikan.
Kelembagaan. Misal, STAI Madinatul Ilmi, tidak dilihat gedungnya, melainkan
kelompok orang yang secara melakukan kegiatan-kegiatan tertentu di dalamnya.
19

Administrasi keuangan merupakan penyelenggaraan aktifitas dan kepegawaian


merupakan orang-orang yang menyelenggarakan kerja dan bertanggung jawab
menyelenggarakan berbagai pekerjaan keuangan dan kepegawaian. Administrasi
keuangan merupakan salah satu unsur subsistem penting lembaga STAIMI dalam
pelaksanakan tugasnya. Bila administrasi keuangan macet, akan menyebabkan
kelancaran pekerjaan lain terganggu, yang berarti secara keluruhan sistem akan
mengalmi hambatan. Dengan saling terkait dan bekerja samanya satu bidang de\ngan
bidang lainnya, akan menyebabkan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Rincian tugas masing-masing bagian admisnistrasi yang ada di STAIMI
mencakup :
(1) Bagian Keuangan:
a) Menangani perhitungan gaji pegawai tetap dan tidak tetap.
b) Menyusun anggaran.
c) Menangani daftar hadir pegawai tetap untuk menghitungan gaji dan honor
uang makan dan transpor.
d) Menangani pembayaran listrik, telepon, internet, dan sebagainya.
e) Membuat dan mengajukan anggaran serta membuatan laporan setiap bulan.
f) Menerima pembayaran.
(2) Bagian kepegawaian:
a) Menghimpun data seluruh pegawai edukatif dan non edukatif, tetap dan tidak
tetap.
b) Membuat rekap hadir pegawai.
c) Mengusulkan perubahan gaji berdasarkan golongan, kepangkatan dan lain-
lain.
d) Mengurus proses penyelesaian kepangkatan dosen.
e) Melakukan hal-hal lain yang ditugaskan pimpinan.
Dengan bekerja secara bersama-sama semua bidang secara sinergis,
menyebabkan ‘proses’ kerja menjadi lancar. Pada gilirannya, apa yang diharapkan
dapat tercapai. Inilah yang kita harapkan bersama. Karena produk akhir STAIMI
20

adalah menghasilkan para sarjana/ulama yang berkualitas dan berakhlak mulia


berdasarkan tuntunan Quran dan Hadist. Pada akhirnya dapat bermanfaat, baik bagi
nusa, bangsa, agama maupun dirinya sendiri. Pada merekalah kita titipkan misi kita.
C. Bidang Kemahasiswaan
Tak pelak lagi, bahwa mahasiswa menempati posisi sentral dalam aktivitas
dunia pendidikan tinggi dan merupakan subyek proses pendidikan di PT. Kenyataan
ini kian disadari para pengelola yang berkecimpung di dunia pendidikan, mulai dari
ahli dan konseptor pendidikan, kaum akademisi (dosen, peneliti), birokrat sampai
para stakeholder pendidikan. Sejalan dengan perkembangan teori dan metodologi
proses pembelajaran, makin disadari bahwa mahasiswa berperan penting dalam
meningkatkan mutu suatu pendidikan tinggi. Prestasi mahasiswa sebuah PT dalam
bidang akademis dan aktivitas sosial, merupakan faktor yang signifikan bagi
penilaian kualitas dan apresiasi masyarakat terhadap perguruan tinggi tersebut.
Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi (STAIMI) merupakan sebuah PT
yang didirikan dengan visi jauh ke depan dan misi yang tinggi, yakni melahirkan
sarjana-sarjana yang dapat menggerakkan proses pemberdayaan masyarakat menuju
terwujudnya masyarakat madani. Untuk menjangkau visi dan mencapai misi
tersebut, paradigma proses pendidikan STAIMI adalah pengintegrasian
pengembangan ilmu pengetahuan dan moral, intelektualitas dan spiritualitas.
Diharapkan STAIMI dapat mewujudkan sarjana-sarjana yang memiliki ketajaman
nalar dan kepekaan hati nurani.
Bidang Kemahasiswaan STAIMI yang menangani langsung aktivitas dinamika
kemahasiswaan, terutama yang berkaitan dengan kehidupan dan kreativitas
ekstrakurikuler mereka, berkewajiban menciptakan iklim yang kondusif untuk
mewujudkan sarjana yang tangguh dalam nalar-intelektual dan moral-spiritual.
Penciptaan iklim tersebut haruslah mempertimbangkan faktor-faktor seperti : latar
belakang mahasiswa, perkembangan zaman yang kian mengglobal dan plural,
infrastruktur dan suprastruktur STIMI, kurikulum dan sistem pendidikan, serta
kondisi sosial masyarakat. Salah satu keunikan atau kelebihan STAIMI, adalah
21

tersedianya asrama mahasiswa/i yang diperuntukkan guna mendukung program-


program intrakulikuler dan ekstrakurikuler kampus. Program pembinaan asrama,
bahkan, menjadi salah satu keunggulan khas (core competence) STAIMI jika
sungguh-sungguh tertangani.
Dengan pemikiran di muka, visi dan misi Bidang Kemahasiswaan STAIMI
dirancang, dan pada gilirannya dijabarkan dan dioperasionalkan dalam program kerja.
Agar terarah, terintegrasi dan tepat sasaran, program kerja tersebut dioperasionalkan
berdasarkan prinsip-prinsip dan etos kerja.7
1. Visi, Misi dan Program Kerja Bidang Kemahasiswaan
a. Visi
Membina potensi kemandirian dan kreativitas mahasiswa dalam ilmu,
spiritualitas, ketrampilan, dan aktivitas keorganisasian dan kemasyarakatan sebagai
bagian integral dari pencapaian visi dan misi STAI Madinatul Ilmi.
b. Misi
(1) Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan kehidupan mahasiswa
yang dinamis, kreatif dan mandiri.
(2) Membangun hubungan kemitraan (partnership relation) antara mahasiswa, dosen
dan PT di atas landasan paradigma komunikasi dialogis.
(3) Ikut menunjang pencapaian tujuan program akademis melalui sinergetika
kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler yang pelaksanaannya
menjalin koordinasi dengan bidang akademik.
(4) Ikut berpartisipasi melakukan pemberdayaan masyarakat melalui aktivitas-
aktivitas sosial.
(5) Memperluas wawasan civitas akademika, terutama mahasiswa, melalui jaringan
kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan PT lain.

7
Tim Penyusun, Profile STAIMI Terbaru, (Depok: STAIMI, 2015).
22

2. Prinsip dan Etos Kerja Bidang Kemahasiswaan


Seluruh kegiatan kemahasiswaan yang dilakukan di bawah koordinasi PK III
Bidang Kemahasiswaan dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip kerja
sebagai berikut :
a. Integral
Prinsip ini mengarahkan keterpaduan kegiatan antar jalur intrakurikuler, ko-
kurikuler dan ekstrakurikuler, dan keterpaduan intern kegiatan ekstrakurikuler.
b. Sinergis
Prinsip ini dilakukan dengan membangun jaringan kerja (network) yang
transparan, accountable dan dinamis.
c. Smart work
Prinsip ini menandaskan bahwa kegiatan-kegiatan dilaksanakan secara cerdas,
yaitu bekerja secara efektif, efisien dan tepat sasaran (menerapkan Management By
Objective atau Manajemen Berdasarkan Sasaran).
d. Realistis
Bekerja dengan kemampuan menerjemahkan idealisme dalam keterbatasan-
keterbatasan resources dan ruang gerak.
e. Skala prioritas
Mendahulukan kegiatan yang lebih urgen jika kondisi memaksa untuk memilih.
f. Student Centered
Melakukan aktivitas-aktivitas yang berfokus kepada apresiasi kebutuhan
mahasiswa.
g. Optimalisasi resources
Mendayagunakan seoptimal mungkin sumber daya yang ada (SDM, dana dan
fasilitas lain).
h. Penyederhanaan Struktur
Struktur yang dibuat semata-mata berdasarkan fungsional kerja; diusahakan
debirokratisasi dan penyederhanaan jalur koordinasi.
23

i. Desentralisasi
Diupayakan sedemikian rupa melakukan pendelegasian wewenang kepada
mahasiswa guna menumbuhkan sense of responsibility mereka.
j. Keseimbangan individu dan kelompok
Diupayakan sedemikian rupa agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan mampu
secara apik menyelaraskan nilai kreativitas dan kebebasan individu dengan nilai
kerjasama kelompok.8

3. Program Kerja Bidang Kemahasiswaan


Program kerja ini disusun berdasarkan pengelompokan fungsional pembinaan
kegiatan kemahasiswaan, yaitu terdiri atas lima divisi.
a. Bimbingan Akademik dan Kajian
1) Memfasilitasi bimbingan akademik dan karier.
2) Menjalin koordinasi dengan bidang akademik dan dosen-dosen PA
(Pembimbing Akademik).
3) Mewadahi forum-forum kajian dan diskusi ilmiah.
4) Memfasilitasi dialog antara mahasiswa dengan PT.
b. Pembinaan Keorganisasian dan Kemasyarakatan
1) Menata organisasi kemahasiswaan intern (BEM, MPM, SM, UKM,
Forum-Forum Kajian) dan organisasi mahasiswa ekstern (HMI, PMII,
IMM, PII).
2) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan dengan
penyusunan kalender kegiatan, tata tertib kegiatan, dan tenaga instruktur
kegiatan.
3) Melakukan pertemuan-pertemuan berkala dalam bentuk rapat, diskusi,
atau konsultasi dengan berbagai organisasi kemahasiswaan.
4) Melakukan pelatihan-pelatihan keorganisasian dan manajemen (short
course, up-grading, training LDK, dan sebagainya).
8
Tim Penyusun, Profile STAIMI Terbaru, (Depok: STAIMI, 2015).
24

5) Mempersiapkan kegiatan-kegiatan terproyek, seperti Studium General,


peringatan Hari Besar Islam dan Nasional, dan sebagainya dengan
melibatkan mahasiswa secara penuh.
6) Mendorong terbentuknya UKM-UKM yang sesuai dengan minat, bakat
dan kebutuhan mahasiswa.
7) Memfasilitasi sistem jaringan informasi kemahasiswaan.
8) Melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga dan perguruan tinggi
lain.
9) Melakukan studi banding dengan perguruan tinggi lain, baik perguruan
Islam maupun perguruan umum.
10) Mewadahi dan memfasilitasi aktivitas-aktivitas sosial kemasyarakatan
dalam berbagai bentuk, seperti silaturahmi, pelayanan, bakti sosial,
kegiatan ritual (seperti : Shalat Jum’at dan perayaan bersama Hari Besar
Islam dan Nasional), advokasi, dan program-program pemberdayaan
lainnya.
11) Mendorong mahasiswa untuk ikut terlibat dalam gerakan moral
kemasyarakatan dan kebangsaan.
12) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan olahraga dan kesenian, termasuk ikut
mendorong pembentukan tim-tim olahraga dan seni.
13) Mendorong mahasiswa untuk menggelar lomba-lomba (cerdas cermat
agama, pembacaan puisi, olahraga, dan lain-lain) untuk tingkat SD sampai
SMU.
c. Pembinaan Mental Spiritual
1) Menjalin koordinasi dengan Pembina Mental Spiritual dalam merumuskan
program dan kegiatan yang akan dilakukan.
2) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan bimbingan mental spiritual.
3) Mendorong, mengkoordinasi, dan memantau kegiatan-kegiatan ritual
yang dilakukan di bawah koordinasi DKM (seperti shalat fardlu
25

berjama’ah, Shalat Jum’at, muhadharah, khutbah) atau di bawah asuhan


grup-grup praktek ritual (do’a, shalawat, qira`at, hafidz, nasyid).

d. Evaluasi
1) Membuat buku perkembangan aktivitas ekstrakurikuler mahasiswa yang
dipantau bersama dengan Dosen Pembimbing Akademik.
2) Membuat laporan kegiatan kemahasiswaan (bulanan, semesteran,
tahunan).
3) Melakukan pemantauan terhadap seluruh kegiatan kemahasiswaan.
4) Melakukan penelitian dan pengembangan (litbang) kegiatan
kemahasiswaan.9

C. Analisis Terhadap Tenaga Pendidik/ Dosen di STAI Madinatul Ilmi dalam


Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

1. Pengertian Pendidik (Dosen)

Menurut, Abuddin Nata pengertian pendidik adalah orang yang mendidik.


Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan
kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus pendidikan dalam persepektif
pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara fungsional kata
pendidik dapat diartikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan dan
keterampilan.10
Dosen  adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

9
Tim Penyusun, Profile STAIMI Terbaru, (Depok: STAIMI, 2015).
10
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), hal. 5
26

teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada


masyarakat.11
Dosen profesional, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti sesuatu
yang “memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya”.Sementara menurut
Merriam-Webster Dictionary, profesional “dicirikan oleh atau sesuai dengan standar
teknis atau etika profesi”.
Dosen profesional adalah dosen yang memiliki kompetensi khusus di
bidangnya untuk melaksanakan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.Lebih jauh, dosen profesional taat pada etika profesi.Memiliki integritas
yang tinggi, jujur, melakukan sesuatu dengan benar, dan melakukan hanya hal yang
benar.Sebagai insan ilmiah, dosen bisa saja melakukan kesalahan; tetapi ia tidak
boleh berbohong.
Dosen dituntut untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara
profesional.Profesionalisme dosen di Indonesia dilihat dari sertifikat pendidik melalui
program sertifikasi yang diawali sejak tahun 2008. Dosen yang memperoleh sertifikat
disebut dosen profesional (di bidangnya). Sebagai dosen profesional, pemerintah
memberikan tunjangan profesi. Kompetensi di bidang pengajaran dapat dilihat dari
metode, bahan, dan proses pengajaran di dalam kelas.Kompetensi dalam penelitian
dapat dipantau dari kualitas penelitian dan publikasi ilmiah dalam jurnal bereputasi.
Kompetensi dalam pengabdian kepada masyarakat diukur dari, antara lain, peran
dosen dalam praksis pembangunan, terutama di sektor publik. Mengabdi ditandai
bukan dengan sejumlah gelar yang diperoleh, tetapi seberapa peduli seorang dosen
memberi alternatif solusi atas permasalahan masyarakat di sekitarnya.12
Oemar Hamalik mengatakan bahwa guru/ dosen professional harus memiliki
persyaratan yang meliputi: memiliki bakat sebagai guru, memiliki keahlian sebagai
guru, memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi, memiliki mental yang sehat,

Undang-undang  RI  No.  14  tahun  2005. Hal. 2


11

http://www.kompasiana.com/jef_rudiantho_saragih/dosen-profesional diakses pada tanggal 17 Mei


12

2016, jam. 17.01 Wib


27

berban dan sehat, memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, guru adalah
manusia berjiwa pancasila, dan seorang warga Negara yang baik.13

2. Kedudukan Guru dan Dosen Sebagai Tenaga Profesional

Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam 


Pasal 2 ayat (1) dalam (UU RI No. 14 tahun 2005) berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.14
Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) dalam (UU RI No. 14 tahun 2005), profesi guru dan
profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan
prinsip sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; 
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia; 
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas; 
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; 
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; 
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; 
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; 
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan 
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.15

13
Oemar Hamalik, Proses BelajarMengajar. (Jakarta: BumiAksara, 2001)
14
Zinal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, ( Bandung :Yrama Widya,2009), hal.25
15
Zinal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, ( Bandung :Yrama Widya,2009), hal.26
28

3. Kode Etik Guru/ Dosen


Kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam
melaksanakan tugas dan kehidupan sehari-hari. Maka menilik PERMENDIKNAS
No. 16 tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi
Guru, Berkaitan dengan Kompetensi Guru pada poin Kompetensi Kepribadian,
bahwa guru harus Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Kode Etik Guru adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-
guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas
profesi sebagai pendidik, anggota maasyarakat dan warga negara. Kode Etik Guru
merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan menempatkan guru sebagai profesi
terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang.

Kode Etik Guru berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya
dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi
profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan
kemanusiaan.

 Adapun Isi Pokok Kode Etik Guru dan Dosen adalah sebagai berikut:
a. Kewajiban beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Menjunjung tinggi hukum dan peraturan yang berlaku;
c. Mematuhi norma dan etika susila;
d. Menghormati kebebasan akademik;
e. Melaksanakan tri darma perguruan tinggi;
f. Menghormati kebebasan mimbar akademik;
g. Mengikuti perkembangan ilmu;
29

h. Mengembangkan sikap obyektif dan universal;


i. Mengharagai hasil karya orang lain;
j. Menciptakan kehidupan sekolah/kampus yang kondusif;
k. Mengutamakan tugas dari kepentingan orang lain;
l. Pelanggaran terhadap kode etik guru dan dosen dapat dikenai sanksi  akademik,
administrasi dan moral.16

4. Analisis Tenaga Pendidik/ Dosen di STAI Madinatul Ilmi

STAIMI adalah salah satu kampus swasta yang sudah berdiri kurang lebih 18
tahun yang berada di daerah Sawangan Depok. Walaupun cukup lama berdiri kampus
ini nampaknya belum terlalu maju dan dikenal masyarakat sekitar karena banyaknya
perguruan tinggi yang lebih bagus disekitarnya.
Dalam hal ini, bukan berarti kampus tidak memiliki daya tarik bagi sebagian
masyarakat. Pada kenyataannya kampus STAIMI lebih dikenal di luar daerah
jabodetabek dengan daya tarik beasiswanya dan tenaga pengajarnya (dosen). Banyak
yang berpandangan kampus swasta identik dengan kualitas pengajar yang buruk, tapi
bagi masyarakat yang sudah menganal STAIMI seperti penulis maka, akan
menemukan kekaguman karena dosen- dosen yang mengajar di STAIMI rata-rata
dosen dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, selain dosen dari UIN, STAIMI memiliki
dosen dari lulusan Universitas luar negeri seperti Al-Azhar Kairo Mesir, serta dalam
negeri yaitu, UPI, UI, UNJ, UHAMKA, Universitas Gunadarma, dan Universitas
Paramadina Jakarta.
Sistem yang ada di STAIMI sekarang sudah maju, dapat dibuktikan dengan
lulusan dosen yang minimal S2, hal ini senada dengan peraturan Kementerian Agama
RI yang mengharuskan Perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI) yang berada di

http://kompetensi.info/kompetensi-guru/kode-etik-guru-dan-dosen.html diakses pada tanggal 18 mei


16

2016, jam 13.56 Wib.


30

lingkungan Kemenag memiliki dosen dengan lulusan minimal S2 dan memiliki dosen
tetap per-prodi minimal 6 orang dosen.17
Berdasarkan peraturan tersebut, STAIMI termasuk salah satu kampus yang
sudah mengikuti aturan yaitu dengan memiliki 12 orang dosen tetap dalam prodi PAI.
Dosen- dosen tersebut salah satunya sudah ada yang bergelar Doktor. Selain dosen
tetap, STAIMI memiliki 11 orang dosen tidak tetap. Nama-nama dosen tersebut yaitu;

NO NAMA DOSEN TETAP LULUSAN


1 Dr. Abdurrahman Abdullah, MA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Drs. Asep Kusnadi, M. Pd UHAMKA
3 Alwi bin Husin, MA. Hum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 M. Mahdi Alaydrus, M. Ag UHAMKA
5 Hasan Mawardi, M. Si Universitas Indonesia
6 Eva Fitriati, MA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7 Salman Parisi, M. Ud Universitas Paramadina Jakarta
8 Jazim Khamidi, SQ, MA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9 Rd. Arif Mulyadi, M. Ud Universitas Paramadina Jakarta
10 Wirdah Fachiroh, MA Universitas Al-Azhar Kairo Mesir
11 Umroni Djayadi, MA Universitas Al-Azhar Kairo Mesir
12 Nurfaizah, M. Hum Universitas Pendidikan Indonesia

NO NAMA DOSEN TIDAK TETAP LULUSAN


1 Dr. Abdul Rouf, MA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 M. Zuhdi Zaini, M. Ag UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Suyudi, M. Hum Universitas Gunadarma
4 Azam Bahtiar, M. Si Universitas Indonesia

17
Berdasarkan surat edaran Direktur Pendidikan Tinggi Islam kopertais wilayah I-XIII, tanggal 29
September 2015.
31

5 Tanenji, MA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


6 Yudhi Munadi, M. Ag UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7 Amin Johari, MA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8 Andri Syawaludin, M. Pd Universitas Negeri Jakarta
9 Bahrissalim, M. Ag UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10 Hadi Kharisman, M. Ud Universitas Paramadina Jakarta
11 Abdullah Beik, MA Universitas Al-Azhar Kairo Mesir

Table di atas, adalah gambaran bahwa dosen STAIMI sudah memiliki


kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidangnya. Selain
itu dosen di STAIMI memiliki keprofesionalan yang tinggi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai Islam, bertanggungjawab penuh terhadap kompetensi dan perkembangan
mahasiswa semuanya dapat dibuktikan dengan intensitas pengajaran yang dilakukan
dosen sesuai peraturan akademik di STAIMI yaitu melakukan pembelajaran selama
16x pertemuan, 14x tatap muka perkuliahan, 1x UTS, dan Ix UAS. Penunjang yang
lainnya yaitu adanya silabus pembelajaran yang jelas, dan SAP (Satuan Acara
Perkuliahan) yang dibuat oleh dosen.
Dosen-dosen di STAIMI dituntut memberikan pengembangan pengetahuan
mahasiswa dengan memberikan tugas-tugas tambahan yang dilakukan mahasiswa di
luar kampus yaitu dengan observasi ke sekolah-sekolah sekitar atau sekolah-sekolah
unggulan yang berada di daerah depok, bahkan observasi ke daerah pemukiman
warga yang kurang berpendidikan.
Berkat tugas yang diberikan oleh dosen, mahasiswa STAIMI sekarang ini
memiliki sekolah binaan yang dinamakan “Sanggar Pelangi”. Sanggar ini dikelola
secara langsung oleh mahasiswa STAIMI di bawah naungan BEM dan PK. III
(Kemahasiswaan), sanggar ini dikelola sudah hamper 3 tahun berjalan.
Berdirinya sanggar ini berawal dari tugas yang diberikan dosen mata kuliah
civic education (pendidikan kewarganegaraan) yaitu dengan menugaskan para
32

mahasiswanya mengobservasi perkampungan kecil yang terisolir dari jangkauan


pemerintah setempat, setelah mereka mendapatkan perkampungan tersebut ternyata
perkampungan itu adalah perkampungan para pemulung (orang yang mencari barang-
barang rongsokan) yang dinamakan perkampungan batu.
Perkampungan batu ini terdapat di daerah sawangan dalam. Sungguh miris
keadaan perkampungan ini karena, para anak-anak diperkampungan tersebut haus
akan pendidikan, sedangkan pemerintah Depok belum memberikan perhatian penuh
terhadap masyarakat yang hidup di daerah terpencil salah satunya kampung batu atau
kampung pemulung.
Adapun dari inisiatif para mahasiswa yang luar biasa tersebut, tidak jauh karena
peran dosen yang begitu luar biasa selalu memotivasi dan memberikan arahan untuk
menggapai keilmuan yang lebih luas dan dapat berkiprah dan berguna dalam
masyarakat sekitar khususnya dan umumnya untuk bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai