DISUSUN OLEH:
IPNU AKBAR H.
RAVIF WIDYATAMA
HENDI SUROTO
DAFFA RAHMAT F.
SELVIA NOVANDA
NITA DINI M.
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Perumusan masalah
BAB II Pembahasan
2. Keanggotaan
3. Pertumbuhan Ekonomi
4. Kesejahteraan Rakyat
1. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada 1989 beberapa pemimpin negara Asia Pasifik melakukan pertemuan multilateral
yang terjalin dalam satu lingkaran organisasi yang bernama Asia Pacific Economic Cooperation
(APEC). Organisasi ini bergerak pada bidang kerjasama ekonomi yang dilatar belakangi saling
ketergantungan negara-negara di kawasan asia pasifik. Kerja sama APEC dibentuk dengan
pemikiran bahwa dinamika perkembangan Asia Pasifik yang semakin kompleks dengan di warnai
oleh perubahan besar pada pola perdagangan dan investasi, arus keuangan dan teknologi, serta
perbedaan keunggulan komparatif, sehingga diperlukan konsultasi dan kerja sama intra regional.
Anggota ekonomi APEC memiliki keragaman wilayah, kekayaan alam serta tingkat pembangunan
ekonomi, sehingga pada tahun tahun pertama, kegiatan APEC difokuskan secara luas pada
pertukaran pandangan (exchange of views) dan pelaksanaan proyek-proyek yang didasarkan
pada inisiatif-inisiatif dan kesepakatan para anggotanya. Semua ini didasari dengan kemajuan
tranportasi dan teknoloogi yang terus berkembang pesat. Sehingga sangat berpotensial untuk
melakukan kerjasama untuk mengembangkan perdagangan ekonomi. Adapun anggota - anggota
APEC adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang,
Korea Selatan, Malaysia.
BAB II
PEMBAHASAN
APEC adalah Forum Kerjasama Ekonomi negara-negara di kawasan Asia Pasifik (Asia Pacific
Economic Cooperation-APEC) dibentuk pada tahun 1989 berdasarkan gagasan Perdana Menteri Australia,
Bob Hawke. Tujuan forum ini selain untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi kawasan juga
mengembangkan dan memproyeksikan kepentingan-kepentingan kawasan dalam konteks multilateral.
Sebagai forum regional, APEC memiliki karakteristik yang membedakannya dari berbagai forum
kerjasama ekonomi kawasan lainnya, yakni sifatnya yang tidak mengikat (non-binding). Berbagai
keputusan diperoleh secara konsensus dan komitmen pelaksanaannya didasarkan pada kesukarelaan
(voluntarism). Selain itu APEC juga dilandasi oleh prinsip-prinsip konsultatif, komprehensif, fleksibel,
transparan, regionalisme terbuka dan pengakuan atas perbedaan pembangunan antara ekonomi maju
dan ekonomi berkembang. Sejak pembentukannya, berbagai kegiatan APEC telah menghasilkan berbagai
komitmen antara lain pengurangan tariff dan hambatan non tariff lainnya di kawasan Asia-Pasifik,
menciptakan kondisi ekonomi domestik yang lebih efisien dan meningkatkan perdagangan secara
dramatis. Visi utama APEC tertuang dalam 'Bogor Goals' of free and open trade and investment in the
Asia-Pacific by 2010 for industrialised economies and 2020 for developing economies yang diterima dan
disepakati oleh Kepala Negara dalam pertemuan di Bogor, Indonesia pada tahun 1994.
1. Perdagangan dan Investasi yang lebih terbuka. Perdagangan dan investasi yang lebih terbuka,
diharapkan akan:
- Menurunkan dan, dalam jangka panjang, menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif bagi perdagangan
dan investasi,
2. Fasilitasi Perdagangan dan Investasi. Fasilitasi perdagangan dan investasi difokuskan pada
pengurangan biaya transaksi, peningkatan akses terhadap informasi perdagangan, kemudahan
administrasi pelabuhan, serta penyelarasan kebijakan.
3. Kerjasama Ekonomi dan Teknik (ECOTECH). ECOTECH difokuskan pada penyediaan pelatihan dan
kerjasama di bidang pembangunan kapasitas guna membantu Ekonomi anggota APEC mengambil
manfaat dari perdagangan global dan untuk mengembangkan kapasitas institusional dan personil sesuai
dengan potensi Ekonomi masing-masing.
2 .Keanggotaan :
1. Australia.
2. Brunei Darussalam.
3. Kanada.
4. Chile.
5. China.
6. Hong Kong.
7. Indonesia.
8. Jepang.
9. Korea Selatan.
10. Malaysia.
11. Meksiko.
13. Filipina.
14. Peru.
16. Rusia.
17. Singapura.
18. Taiwan.
19. Thailand.
21. Vietnam.
Tujuan APEC yang paling utama adalah untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan
mempererat Negara-negara di asia pasifik Indonesia termasuk salah satu anggota yang berperan
aktif mendukung peranan APEC untuk meningkatkan kerjasama ekonomi. Partisipasi Indonesia
dalam APEC dilandaskan pada keuntungan dan upaya mengamankan kepentingan nasional.
Kontribusi Indonesia pada awal pembentukan APEC, ditandai dengan rumusan Bogor
Declaration dan Bogor Goals pada tahun 1994.
Indonesia juga turut mendorong dibentuknya
salah satu pilar utama APEC yaitu Economic and
Technical Cooperation (ECOTECH), yang
dirancang untuk menciptakan pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan dan merata demi
mengurangi kesenjangan ekonomi di kawasan
melalui pembangunan kapasitas individu dan
institusi.
Bagi Indonesia APEC berperan sebagai komunitas bisnis pengembangan kebijakan seperti
pengembangan kapasitas melalui pemanfaatan proyek-proyek, forum bertukar pengalaman,
forum yang memungkinkan Indonesia untuk memproyeksikan kepentingan-kepentingannya dan
mengamankan posisinya dalam tata hubungan ekonomi internasional yang bebas dan terbuka.
3.Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan nilai serta jumlah produksi barang dan jasa
yang dihitung suatu negara dalam suatu kurun waktu tertentu berdasarkan kepada beberapa
indikator misalnya saja naiknya pendapatan nasional, pendapatan perkapita, jumlah tenaga kerja
yang lebih besar dari jumlah pengangguran, serta berkurangnya tingkat kemiskinan.
4.Meiningkatkan Kesejeteraan
Kesejahteraan adalah kemakmuran utuh,tidak miskin,tidak menderita,tidak menderita
kelaparan,menikmati pendidikan, dan merasakan fasilitas kesehatan.
PENUTUPAN
BAB III
1. Kesimpulan
APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) merupakan suatu forum kerja sama
internasional yang dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dikawasan Asia
Pasifik, terutama di bidang perdagangan dan investasi. Keanggotannya bersifat terbuka dan
mengacu pada APEC ministerial statmen of membersip November 1997. Kegiatannya lebih
menkan pada kerja sama di bidang ekonomi yang memiliki karakteristik yang tidak meningkat.
Berbagai keputusan di peroleh secara konsensus dan komitmen pelaksanaannya didasarkan
pada suka rela.