Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH (HDR)

OLEH :

NI PUTU SHINTA AYU DIANA

PO7120219021

3.A/S. TR KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2021
1. Definisi

Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan dalam segi


kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif
dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti bencana
dan konflik yang dialami sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa
seseorang yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat,
2011).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga
diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku orang lain yang
mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang
berada dalam rentang tinggi sampai rendah.Individu yang memiliki harga diri tinggi
menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk
berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah
melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman. (Keliat,
2011).
Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi mental atau
psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan lingkungan.
Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan
konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-
istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan,
kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa permusuhan, hubungan antara
manusia.
2. Penyebab

- Faktor yang mempengaruhi harga diri

Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain dan ideal diri yang tidak realistis.
- Faktor yang mempengaruhi peran.

Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis kelaminnya.Misalnya


seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang obyektif dan
rasional sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif
dibandingkan wanita.Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan
tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan
sosial.
- Faktor yang mempengaruhi identitas diri.

Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan struktur sosial.
Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan anak menjadi kurang
percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika akan
melakukan sesuatu. Control orang yang berat pada anak remaja akan menimbulkan
perasaan benci kepada orang tua. Teman sebaya merupakan faktor lain yang
berpengaruh pada identitas. Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh
kelompoknya,
- Faktor biologis

Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum,
yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh
kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan
pada pasien depresi kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif
dan tidak berdaya.

Faktor predisposisi:
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang dihadapi
individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat mempengaruhi
komponen.

Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian tubuuh,
tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh,
proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan stressor yang
dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang
penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang tidak tepat,
misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan
kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab
sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa
yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
- Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan
individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk
menyesuaikan diri.
- Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
- Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran,
bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri.

Rentang Respon

Keterangan:

1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang


pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan
konsep diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
3. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012):

4. Klasifikasi harga diri rendah

Menurut fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi dua, yaitu:

- Harga diri rendah situasional adalah keadaan di mana indvidu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam
berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan, perubahan). Harga diri rendah
situasional adalah keadaan yang terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu
karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba). Pada klien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena:

a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan,


pemasangat alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter,
pemeriksaan perineal).

b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.

c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai. Misalnya berbagai


pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.

d. Harga diri rendah kronik adalah keadaan di mana individu mengalami evaluasi diri
yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu yang lama. Harga diri
rendah kronik merupakan perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan
pada klien dengan gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam
tinjauan life span history klien, penyebab Harga Diri Rendah adalah kegagalan
tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang diharga, tidak dibei
kesempatan, dan tidak diterima dalam kelompok. (Yosep, 2007)
5. Gejala Klinis

a. Mengejek dan mengkritik diri.

b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.

c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat.

d. Menunda keputusan.

e. Sulit bergaul.

f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.

g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi.

h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klieb untuk mengakhiri hidup.

i. Merusak atau melukai orang lain.

j. Perasaan tidak mampu.

k. Pandangan hidup yang pesimitis.

l. Tidak menerima pujian.

m. Penurunan produktivitas.

n. Penolakan tehadap kemampuan diri.

o. Kurang memperhatikan perawatan diri.

p. Berpakaian tidak rapi.


q. Berkurang selera makan.

r. Tidak berani menatap lawan bicara.

s. Lebih banyak menunduk.

t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

6. Pemeriksaan Penunjang

Adapun jenis alat untuk mengetahui gangguan struktur otak yang dapat digunakan:

- Electroencephalogram (EEG), suatu pemeriksaan yang bertujuan memberikan


informasi penting tentang kerja dan fungsi otak.

- CT Scan, Untuk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi

- Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT), Melihat wilayah


otak dan tanda – tanda abnormalitas pada otak dan menggambarkan
perubahan-perubahan aliran darah yang terjadi

- Magnetic Resonance Imaging (MRI), Suatu tehnik radiologi dengan


menggunakan magnet, gelombang radio dan computer untuk mendapatkan
gambaran struktur tubuh atau otak dan dapat mendeteksi perubahan yang
kecil sekalipun dalam struktur tubuh atau otak. Beberapa prosedur
menggunakan kontras gadolinium untuk meninkatkan akurasi gambar.

7. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan harga diri rendah dapat dilakukan dengan terapi modalitas antara
lain terapi individu, terapi keluarga, kelompok, lingkungan, komplementer dan terapi
somatoterapi. Adapun beberapa terapi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Terapi Somatoterapi

Farmakologi dan Electro Comfulsif Therapy (ECT) Pemberian terapi medis


pada kasus harga diri rendah tidak digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada
pemberian obat golongan antidepresan, karena fungsi dari obat anti depresan adalah
memblok pengambilan kembali neurotransmitter norepineprin dan serotonin,
meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan mengkoreksi defisit yang diperkirakan
menyebabkan alam perasaan melankolis. Hal ini sesuai dengan masalah
neurotransmitter yang dihadapi oleh klien dengan harga diri rendah yaitu adanya
penurunan neurotransmitter seperti serotonin, norepineprin. Terdapat banyak jenis
antidepresan tetapi pada kasus harga diri rendah kali ini pemberian obat yang dapat
diberikan lebih banyak dalam jenis Tricyclic Anti Depresan (TCA) : Amitriptiline,
Imipramine, desipramine, notriptilin, sesuai dengan fungsi dari obatnya yaitu untuk
meningkatkan reuptake seorotonin dan norepinefrin sehingga meningkatkan motivasi
klien dan sesuai dengan indikasinya yaitu pengobatan yang diberikan pada klien
dengan depresi tetapi juga mengalami skizofrenia sehingga mempunyai efek
pengobatan yang saling meningkatkan (Kaplan & Sadock, 1997). Electro Convulsive
Therapy atau biasa disebut shock therapy adalah pengobatan medis yang modern
dengan cara memberikan rangsangan pada otak dengan pulsa tertentu secara elektrik.
Terapi ini biasa digunakan untuk penyakit-penyakit tertentu yang berhubungan
dengan mental atau gejala emosional. Pada pengobatan ini, pasien tertidur di bawah
anesthesia umum, diberi obat penenang dan oksigen, kemudian pasien diberi
rangsangan singkat secara elektrik pada bagian kulit kepala. Yang menghasilkan
aktivitas sel syaraf melepaskan kimia- kimia yang membuat kegelisahan di dalam
otak dan membantu memulihkan kembali fungsinya secara normal. Electro
Convulsive Therapy hampir menyerupai alat pacu jantung, suatu prosedur medis
secara umum di mana jantung dirangsang secara elektris dalam rangka
mengembalikan atau memulihkan kembali fungsi normal nya, hanya saja ECT
menggunakan energi listrik yang jumlahnya jauh lebih kecil dibanding alat pacu
jantung (Kaplan & Sadock, 1997).
2. Terapi Supportif

Terapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan


motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya. Jenis terapi
suportif diantaranya adalah terapi kognitif yang berorientasi terhadap masalah
sekarang dan pemecahannya (Kaplan, 1997).
3. Terapi Manipulasi Lingkungan

Terapi/pengobatan merupakan cara proses penyembuhan suatu gangguan yang


disebabkan oleh sumber-sumber gangguan. Sumber-sumber yang bersifat terapeutik
(dapat memberikan penyembuhan) dapat berupa orang-orang lingkungan/benda-
benda dan kegiatan-kegiatan yang membawa ke arah penyembuhan. Lingkungan
merupakan kondisi dimana berpengaruh besar terhadap proses penyembuhan
terutama pasien dengan gangguan jiwa (Iyus, 2007). Terapi lingkungan adalah suatu
tindakan penyembuhan pasien dengan gangguan jiwa melalui manipulasi unsur yang
ada di lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Konsep-konsep
tentang terapi lingkungan berasal dari konsep- konsep "The Therapeutic community'
yang diperkenalkan oleh Maxwell Jones yang digunakan dalam lingkungan rumah
sakit. Terapi lingkungan (milieu therapy) adalah perencanaan ilmiah dari lingkungan
untuk tujuan yang bersifat terapeutik (mendukung kesembuhan). Pengertian lainnya
adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan modifikasi unsur-unsur
yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap fisik dan psikis individu
serta mendukung proses penyembuhan. Lingkungan fisik dan psikologis merupakan
suatu kondisi yang memiliki pengaruh besar terhadap proses penyembuhan terutama
pasien dengan gangguan mental. Terapi lingkungan adalah suatu tindakan
penyembuhan pasien dengan gangguan jiwa melalui manipulasi unsur yang ada di
lingkungan dan terpengaruh terhadap proses penyembuhan. Tujuan terapi
Lingkungan adalah membantu individu untuk mengembangkan rasa harga diri,
mengemban, kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu belajar
mempercayai orang lain, dan mempersiapkan diri untuk kembali kemasyarakat.
Meningkatkan pengalaman positif pasien khususnya yang mengalami ganguan
mental, dengan cara membantu individu dalam mengembangkan harga meningkatkan
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, menumbulkan sikap percaya pada
orang lain, mempersiapkan diri kembali ke masyarakat mencapai perubahan
kesehatan yang positif (Iyus, 2007).
KONSEP DASAR ASUHAN KEERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan adalah kumpulan data yang berisikan status kesehatan


klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap
dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

Hal-hal yang perlu dikaji adalah:

1. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, status
mental, suka bangsa, alamat, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, No. rekam
medik.
2. Alasan Masuk RS

Alasan yang menyebabkan pasien atau keluarga datang atau dirawat di rumah
sakit. Faktor pencetus perilaku kekerasan meliputi ancaman terhadap fisik,
ancaman internal dan ancaman eksternal.

3. Faktor Presdiposisi

Faktor-faktor yang mendukung terjadinya masalah perilaku kekerasan adalah faktor


biologi (biasanya klien mempunyai keluarga yang mempunyai riwayat perilaku
kekerasan, klien pernah mengalami gangguan jiwa), psikologis ( harapan yang tidak
sesuai, sering melihat perilaku kekerasan atau mengalami perilaku kekerasan dan
sosiokultural (Dermawan, 2013).

4. Pemeriksaan Fisik

Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan dan tanyakan


apakah ada keluhan fisik yang dirasakan pasien.

5. Keadaan Psikososial
6. Status Mental
7. Kebutuhan Persiapan Pulang
8. Mekanisme Koping
9. Masalah Psikososial dan Lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek Medik
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan gangguan psikiatri dibuktikan
dengan menilai diri negatif (mis. Tidak berguna, tidak tertolong), merasa
malu/bersalah, merasa tidak mampu melakukan apapun, meremehkan kemampuan
mengatasi masalah, merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif,
melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positif
tentang diri sendiri, enggan mencoba hal baru, berjalan menunduk, postur tubuh
menunduk, merasa sulit konsentrasi, sulit tidur, mengungkapkan
keputusasaan, kontak mata kurang, lesu dan tidak bergairah, berbiicara pelan dan
lirih, pasif, perilaku tidak asertif, mencari penguatan secara berlebihan, bergantung
pada pendapat orang lain, sulit membuat keputusan, sering kali mencari penegasan

2. Harga diri rendah situasional b.d perubahan citra tubuh, kegagalan hidup berulang,
riwayat kehilangan, riwayat penolakan, transisi perkembangan d.d menilai diri
negative, merasa malu/bersalah, melebih-lebihkan penilain negative tentang diri
sendiri, menoollak penilaian positif tentang diri sendiri, sulit berkonsentrasi,
berbicara pelan dan lirih, menolak berinteraksi dengan orang lain,
berjalanmenunduk,postur tubuh menunduk,kontak mata kurang, lesu dan tidak
bergairah,pasif, tidak mampu membuat keputusan
3. Risiko harga diri rendah kronis dibuktikan dengan gangguan psikiatri
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi Keperawatan Rasional


Hasil
1 Harga diri rendah Setelah dilakukan Intervensi utama Managemen perilaku
kronis berhubungan asuhan keperawatan Managemen perilaku ( I.12463) ( I.12463)
dengan gangguan selama…x… Observasi Observasi
psikiatri dibuktikan diharapkan Identitas 1. Untuk mengetahui harapan untuk
1. Identifikasi harapan untuk
dengan menilai diri diri (L.09070) mengendalikan perilaku
mengendalikan perilaku
negatif (mis. Tidak Membaik dengan Terapeutik
Terapeutik
berguna, tidak kriteria hasil:
2. Diskusikan tanggung 1. Untuk dapat mendiskusikan
tertolong), merasa 1. Pasien konsisten jawab terhadap tanggung jawab terhadap perilaku
malu/bersalah, merasa meningkat perilaku 2. Untuk dapat menjadwalkan kegiatan
tidak mampu
2. Hubungan yang 3. Jadwalkan kegiatan terstruktur
melakukan apapun,
efektif meningkat terstruktur 3. Untuk dapat menciptakan dan
meremehkan
3. Strategi koping 4. Ciptakan dan pertahankan pertahankan lingkungan dan kegiatan
kemampuan mengatasi
efektif meningkat lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten setiap dinas
masalah, merasa tidak
4. Penampilan peran perawatan konsisten setiap 4. Untuk dapat meningkatkan aktivitas fisik
memiliki kelebihan
efektif meningkat dinas sesuai kemampuan
atau kemampuan
5. Tingkatkan aktivitas fisik 5. Untuk dapat membatasi
5. Perasaan fluktuatif
positif, melebih-
lebihkan penilaian terhadap diri sesuai kemampuan jumlah pengunjung
negatif tentang diri menurun 6. Batasi jumlah pengunjung 6. Untuk dapat membicara dengan nada
sendiri, menolak 6. Kebingungan dengan 7. Bicara dengan nada rendah dan
penilaian positif nilai nilai budaya rendah dan tenang tenang
tentang diri sendiri, menurun 8. Lakukan kegiatan 7. Untuk dapat melakukan
enggan mencoba hal pengalihan terhadap kegiatan pengalihan terhadap sumber
7. Kebingungan dengan
baru, berjalan sumber agitasi agitasi
tujuan hidup
menunduk, postur 9. Cegah perilaku pasif dan 8. Untuk dapat mencegah perilaku pasif
menurun
tubuh menunduk, egresif dan egresif
8. Kebingungan dengan
merasa sulit 10. Beri penguatan posistif 9. Untuk dapat memberi penguatan posistif
jenis kelamin
konsentrasi, sulit tidur, terhadap keberhasilar terhadap keberhasilan mengendalikan
menurun
mengungkapkan mengendalikan periaku periaku
9. Kebingungan dengan
keputusasaan, kontak 11. Lakukan 10. Untuk dapat melakukan pengekangan
nilai ideal menurun
mata kurang, lesu dan pengekangan fisik fisik sesuai
10. Persepsi terhadap
tidak bergairah, sesuai indikasi indikasi
diri membaik
berbiicara pelan dan 12. Hindari bersikap menyu 11. Untuk dapat menghindari bersikap
lirih, pasif, perilaku dutkan dan menghentik an menyudutkan dan menghentikan
tidak asertif, mencari pembicaraan pembicaraan
penguatan secara 13. Hindari sikap mengancam 12. Untuk dapat menhindari sikap
berlebihan, bergantung dan berdebat mengancam dan berdebat
pada pendapat orang 14. Hindari berdebat atau 13. Untuk dapat menhindan berdebat atau
lain, sulit membuat menawar batas perilaku menawar batas perilaku yang telah
keputusan, sering kali yang telah ditetapkan ditetapkan
mencari penegasan Edukasi
Edukasi 14. Agar dapat menginfomasikan keluarga
15. Infomasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar
bahwa keluarga sebagai pembentukan 'kognitf
dasar pembentukan kognitf
Promosi harga diri (I.09308)
Promosi harga diri (I.09308) Observasi
Observasi 1. Untuk mengetahui budaya, agama, ras, jenis
1. Identifikasi budaya, kelamin, dan usia terhadap harga diri
agama, ras, jenis 2. Untuk mengetahui verbalisasi yang
kelamin, dan usia merendahkan diri sendiri
terhadap harga diri 3. Untuk mengetahui tingkat harga diri
2. Monitorverbali setiap waktu, sesuai kebutuhan
sasi yang Terapeutik
merendahkan 4. Untuk Dapat memotivasi terlibat dalam
diri sendiri verbalisasi positif untuk diri sendiri
3. Monitor tingkat harga
diri setiap waktu, 5. Motivasi menerima tantangan atau hal
sesuai 6. Untuk dapat mendiskusikan peryataan
kebutuhan tentang harga diri
7. untuk dapat mendiskusikan kepercayaan
Terapeutik terhadap penilaian diri
4. Motivasi terlibat 8. untuk dapat mendiskusikan pengalaman
dalam verbalisasi yang meningkatkan harga diri
positif untuk diri 9. untuk dapat mendiskusikan persepsi negatif
sendiri 10. Untuk dapat mendiskusikan alasan
5. Motivasi menerima mengkritik diri atau rasa bersalah
tantangan atau hal 11. Untuk dapat mendiskusikan
6. Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai
peryataan tentang harga diri yang lebih tinggi
harga diri 12. untuk dapat mendiskusikan bersama
7. Diskusikan kepercayaan keluarga untuk menetapkan harapan dan
terhadap penilaian diri batasan yang jelas
8. Diskusikan 13. untuk dapat memberikan umpan
pengalaman yang balik positif atas peningkatan mencapai
meningkatkan tujuan
harga diri 14. untuk dapat memfasilitasi
9. Diskusikan persepsi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan
negatif harga diri
10. Diskusikan alasan Edukasi
mengkritik diri atau 15. agar dapat menjelaskan kepada
rasa bersalah keluarga pentingnya dukungan dalam
11. Diskusikan perkembangan konsep positif diri
penetapan tujuan 16. agar dapat menganjurkan
realistis untuk mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
mencapai harga diri 17. agar dapat menganjurkan
yang lebih tinggi mempertahankan kontak mata saat
12. Diskusikan berkomunikasi dengan orang lain
bersama keluarga 18. agar dapat menganjurkan membuka diri
untuk menetapkan terhadap kritik negative
harapan dan batasan 19. agar dapat menganjurkan mengevaluasi
yang jelas perilaku
13. Berikan umpan 20. agar dapat mengajarkan cara
balik positif atas mengatasi bullying
peningkatan 21. agar dapat melatih peningkatan
mencapai tujuan tanggung jawab untuk diri sendiri
14. Fasilitasi
lingkungan dan 22. agar dapat melatih
aktivitas yang pernyataan/kemampuan positif diri
meningkatkan 23. agar dapat melatih cara berfikir
harga diri dan berperilaku positif
24. agar dapat melatih meningkatkan
Edukasi kepercayaan pada kemampuan dalam
15. Jelaskan kepada menangani situasi
keluarga
pentingnya Intervensi pendukung Dukungan
dukungan dalam keyakinan (I.09259)
perkembangan Observasi
konsep positif diri 1. untuk mengetahui dentifikasi
16. Anjurkan keyakinan, masalah, dan tujuan
mengidentifikasi perawatan
kekuatan yang 2. untuk mengetahui kesembuhan jangka
dimiliki panjang sesuai kondisi pasien
17. Anjurkan 3. untuk mengetahui kesehatan
mempertahankan fisik dan mental pasien
kontak mata saat
berkomunikasi dengan Terapeutik
orang lain 4. untuk dapat mengIntegrasikan
18. Anjurkan membuka keyakinan dalam rencana perawatan
diri terhadap sepanjang tidak
19. kritik negativeAnjurkan membahayakan/beresiko keselamatan,
mengevaluasi perilaku sesuai kebutuhan
20. Ajarkan cara mengatasi 5. untuk dapat memberikan harapan yang
bullying realistis sesuai prognosis

21. Latih peningkatan 6. untuk dapat memfasilitasi pertemuan

tanggung jawab antara keluarga dan tim kesehatan untuk

untuk diri sendiri membuat keputusan

22. Latih 7. untuk dapat memfasilitasi memberikan

pernyataan/kemam makna terhadap kondisi kesehatan

puan positif diri


23. Latih cara Edukasi

berfikir 8. agar dapat menjelaskan bahaya atau


dan risiko yang terjadi akibat keyakinan
berperilaku negative
positif 9. agar dapat menjelaskan alternatif yang
24. Latih berdampak positif untuk memenuhi
meningkatk
an keyakinan dan perawatan
kepercayaan 10. agar dapat memberikan penjelasan yang
pada relevan dan mudah dipahami
kemampuan
dalam
menangani
situasi

Intervensi pendukung
Dukungan keyakinan
(I.09259)
Observasi
1. Identifikasi keyakinan,
masalah,
dan tujuan perawatan
2. Identifikasi kesembuhan
jangka panjang sesuai
kondisi pasien
3. Monitor kesehatan
fisik dan
mental pasien
Terapeutik
4. Integrasikan keyakinan
dalam rencana
perawatan sepanjang
tidak
membahayakan/beresik
o keselamatan, sesuai
kebutuhan
5. Berikan harapan yang
realistis
6. sesuai prognosis
Fasilitasi pertemuan
antara keluarga dan
tim kesehatan untuk
membuat keputusan
7. Fasilitasi memberikan
makna terhadap
kondisi kesehatan
Edukasi
8. Jelaskan bahaya atau risiko
yang terjadi akibat
keyakinan negative
9. Jelaskan alternatif
yang berdampak
positif untuk
memenuhi
keyakinan dan
perawatan
10. Berikan penjelasan yang
relevan dan mudah
dipahami
2 Harga diri rendah Setelah dilakukan Managemen perilaku ( I.12463) Managemen perilaku ( I.12463) Observasi
situasional b.d perubahan asuhan Observasi 1. Untuk mengetahui harapan untuk
citra tubuh, kegagalan keperawatan ...x… 1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
hidup berulang, riwayat jam diharapkan mengendalikan perilaku Terapeutik :
kehilangan, riwayat Identitas diri 2. untuk dapat mendiskusikan tanggung jawab
penolakan, transisi (L.09070) Membaik Terapeutik : terhadap perilaku
perkembangan d.d dengan kriteria hasil: 2. Diskusikan tanggung jawab 3. Untuk dapat menjadwalkan kegiatan
menilai diri negative, 1. Pasien konsisten terhadap perilaku terstruktur
merasa malu/bersalah, meningkat 4. Untuk dapat menciptakan dan pertahankan
melebih-lebihkan 2. Hubungan yang lingkungan dan kegiatan perawatan
penilain negative tentang efektif meningkat 3. Jadwalkan kegiatan konsisten setiap dinas
diri sendiri, menoollak 3. Strategi koping terstruktur 5. Untuk dapat meningkatkan aktivitas fisik
penilaian positif tentang efektif meningkat sesuai kemampuan
diri sendiri, sulit 4. Penampilan peran 6. Untuk dapat membatasi jumlah pengunjung
berkonsentrasi, berbicara efektif meningkat 4. Ciptakan dan pertahankan 7. Untuk dapat membicara dengan nada rendah
pelan dan lirih, menolak 5. Perasaan fluktuatif lingkungan dan kegiatan dan tenang
berinteraksi dengan terhadap diri menurun perawatan konsisten setiap 8. Untuk dapat melakukan kegiatan pengalihan
orang lain, 6. Kebingungan dinas terhadap sumber agitasi
berjalanmenunduk,postur dengan nilai nilai 9. Untuk dapat mencegah perilaku pasif dan
tubuh menunduk,kontak budaya menurun egresif
mata kurang, lesu dan 7. Kebingungan 10. Untuk dapat memberi penguatan posistif
tidak bergairah,pasif, dengan tujuan hidup 5. Tingkatkan aktivitas fisik terhadap keberhasilar mengendalikan
tidak mampu membuat menurun sesuai kemampuan periaku
keputusan 8. Kebingungan 11. Untuk dapat melakukan pengekangan fisik
dengan jenis kelamin sesuai indikasi
menurun 6. Batasi jumlah pengunjung 12. Untuk dapat menghindari bersikap menyu
9. Kebingungan dutkan dan menghentik an pembicaraan
dengan nilai ideal 13. Untuk dapat menhindari sikap mengancam
menurun 7. Bicara dengan nada rendah dan berdebat
10. Persepsi terhadap dan tenang 14. Untuk dapat menhindan berdebat atau
diri membaik menawar batas perilaku yang telah
ditetapkan
Edukasi :
8. Lakukan kegiatan 15. Agar dapat menginfomasikan keluarga
pengalihan terhadap sumber bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan
agitasi 'kognitf

Promosi Koping (I.09312)


9. Cegah perilaku pasif dan Observasi
egresif 1. Agar pasien tetap aktif berkegiatan sesuai
dengan tujuan
2. Agar mengetahui kemampuan yang
10. Beri penguatan posistif dimiliki pasien
terhadap keberhasilar 3. Agar mengetahui sumber daya yang
mengendalikan periaku tersedia
4. Agar mengetahui tingkat pemahaman
pasien mengenai proses penyakit
5. Agar mengetahui dampak situasi terhadap
11. Lakukan pengekangan fisik peran dan hubungan
sesuai indikasi 6. Agar mengetahui metode penyelesaian
12. Hindari bersikap menyu masalah
dutkan dan menghentik an 7. Agar dapat memnuhi kebutuhan dan
pembicaraan keinginan terhadap dukungan sosial
13. Hindari sikap mengancam Terapeutik
dan berdebat 8. Agar mengetahui perubahan peran yang
14. Hindari berdebat atau akan dialami
menawar batas perilaku 9. Agar pasien merasa yakin terhadap
yang telah ditetapkan perawatdan merasa tenang
Edukasi : 10. Agar pasien memahami tindakan
15. Infomasikan keluarga bahwa mengkritik diri sendir yang dilakukan
keluarga sebagai dasar 11. Agar pasien mengerti terhadap
pembentukan 'kognitf kesalahpahaman yang terjadi pada
perilaku diri sendiri
Promosi Koping (I.09312) 12. Agar pasien mengerti untuk tidak
Observasi menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
1 Identifikasi kegiatan 13. Agar mengetahui risiko yang
jangka pendek dan menimbulkan bahaya pada diri sendiri
panjang sesuai tujuan 14. Agar lebih mudah untuk mengetahui dan
2 Identifikasi kemampuan memahami informasi yang dibutuhkan
yang dimiliki 15. Agar memudahkan memilih aspek-aspek
3 Identifikasi sumber daya tertentu dalam perawatan
yang tersedia untuk 16. Agar pasien memiliki harapan yang
memenuhi tujuan realistis
4 Identifikasi pemahaman 17. Agar pasien mampu mengambil
proses penyakit keputusan
5 Identifikasi dampak 18. Agar pasien tidak merasa tertekan dalam
situasi terhadap peran dan mengambil keputusan
hubungan 19. Agar pasien mampu kembali terlibat
6 Identifikasi metode dalam kegiatan social
penyelesaian masalah 20. Agar pasien dapat memanfaatkan system
7 Identifkasi kebutuhan dan pendukung yang tersedia
keinginan terhadap 21. Agar pasien merasa termotivasi dengan
dukungan social dengan orang atau kelompok yang
Terapeutik berhasil dengan keadaan tersebut
8 Diskusikan perubahan 22. Agar memahami penggunaan mekanisme
peran yang dialami pertahanan yang tepat
9 Gunakan pendekatan yang 23. Agar pasies merasa nyaman dan tidak
tenang dan meyakinkan berlarut dalam duka
10 Diskusikan alasan 24. Agar pasien merasa nyaman dengan
mengkritik diri sendiri lingkungan
11 Diskusian untuk Edukasi
mengklarifikasi 25. Agar pasien tidakmerasa sendiri dalam
kesalahpahaman dan menjalani keseharian
mengevaluasi perilaku 26. Agar pasien dapat menggunakan sumber
sendiri spiritual
12 Diskusikan konsekuensi 27. Agar pasien dapat mengungkapkan
tidak menggunakan rasa perasaan dan persepsinya sehingga pasien
bersalah dan rasa malu merasa nyaman
13 Diskusikan risiko yang 28. Untuk menetapkan tujuan secara spesifik
menimbulkan bahaya 29. Agar pasien merasa mendapat dukunga
pada diri sendiri dari pihak keluarga
14 Fasilitasi dalam 30. Agar pasien dapat memecahkan masakah
memperoleh informasi dengan pikiran secara konstruktif
yang dibutuhkan 31. Untuk meningkatkan keterampilan social
15 Berikan pllihan realistis sesuai dengan kebutuhan pasien
mengenai aspek-aspek 32. Agar pasien dapat menumbuhkan rasa
tertentu dalam perawatan social sesuai kebutuhan dan pasien dapat
16 Motiyasi untuk merasakan nyaman dengan tekhnik
menentukan harapan yang relaksasi
realistis 33. Agar mampu mengembangkan penilaian
17 Tinjau kembali objektif
kemampuan dalam
pengambilan keputusan
18 Hindari mengambil
keputusan saat pasien Promosi harga diri (I.09308)
berada di bawah Observasi :
tekananan 1. Untuk mengetahui pengaruh budaya, agama, ras,
19 Motivasi terlibat dalam jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri.
kegiatan social 2. Untuk mengetahui penyebab pasien merendahkan
20 Motivasi mengidentifikasi diri sendiri
sistem pendukung yang 3. Untuk mengetahui tingkat harga diri pasien
tersedia
21 Perkenalkan dengan orang Terapeutik
atau kelompok yang 4. Agar pasien lebih percaya diri
berhasil mengalami 5. Untuk meningkatkan harga diri pasien
pengalaman sama 6. Agar pasien mampu memahami harga dirinya.
22 Dukung penggunaan 7. Untuk mengetahui penilaian pasien terhadap diri
mekanisme pertahanan sendiri
yang tepat 8. Untuk mengetahui pengalaman klien dalam
23 Dampingi saat berduka meningkatkan harga diri
(mis. penyakit kronis, 9. Untuk mengetahui alasan pasien mengkritik diri
kecacatan) sendiri
24 Kurangi rangsangan 10. Agar pasien bisa menumbuhkan rasa
lingkungan yang bersalahnya.
mengancaman 11. Untuk mengetahui tujuan mencapai harga diri
Edukasi tinggi
25 Anjurkan menjalin 12. Agar keluarga terlibat dalam menentukan
hubungan yang memiliki harapan dan batasan kepada pasien
kepentingan dan tujuan 13. Untuk meningkatkan semangat pasien
sama 14. Untuk mendukung peningkatan harga diri
26 Anjurkan penggunaan pasien
sumber spiritual, jika Edukasi
perlu 15. Agar keluarga mengerti pentingnya dukungan
27 Anjurkan dalam perkembangan pasien 16. Untuk mengetahui
mengungkapkan perasaan kemampuan pasien
dan persepsi 17. Agar pasien tidak merasa sendiri
28 Anjurkan membuat 18. Agar pasien mampu membuka diri terhadap
tujuan yang lebih spesifik kritik yang diberikan
29 Anjurkan keluarga terlibat 19. Agar pasien mengetahui prilakunya sendiri.
30 Ajarkan cara memecahkan 20. Agar pasien dapat mengatasi bullying
masalah secara konstruktif 21. Agar pasien dapat bertanggung jawab terhadap
31 Latih keterampilan sosial, dirinya
sesuai kebutuhan 22. Agar pasien dapat menyatakan hal positif
32 Latih penggunaan teknik tentang dirinya.
relaksasi 23. Agar pasien dapat berpikir dan berperilaku
33 Latih mengembangkan positif
penilaian obyektif 24. Agar pasien dapat meningkatkan kepercayaan
Promosi harga diri (I.09308) saat menangani situasi apapun.
Observasi :
1. Identifikasi budaya,
agama, ras, jenis kelamin,
dan usia terhadap harga
diri
2. Monitor verbalisasi yang
merendahkan diri sendiri
3. Monitor tingkat harga diri
setiap waktu, sesuai
kebutuha
Terapeutik
4. Motivasi terlibat dalam
verbalisasi positif untuk
diri sendiri
5. Motivasi menerima
tantangan atau hal baru
6. Diskusikan pernyataan
tentang harga diri
7. Diskusikan kepercayaan
terhadap penilaian diri
8. Diskusikan pengalaman
yang meningkatkan harga
diri
9. Diskusikan persepsi
negatif diri
10. Diskusikan alasan
mengkritik diri atau rasa
bersalah
11. Disukusikan penetapan
tujuan realistis untuk
mencapai harga diri yang
lebih tinggi
12. Diskusikan bersama
keluarga untuk
menetapkan harapan dan
batasan yang jelas
13. Berikan umpan balik
positif atas peningkatan
mencapai tujuan
14. Fasilitasi lingkungan dan
aktivitas yang
meningkatkan harga diri
Edukasi
15. Jelaskan kepada keluarga
pentingnya dukungan
dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
16. Anjurkan
mengidentifikasi kekuatan
yang dimiliki
17. Anjurkan
mempertahankan kontak
mata saat berkomunikasi
dengan orang lain
18. Anjurkan membuka diri
terhadap kritik negative
19. Anjurkan mengevaluasi
perilaku
20. Ajarkan cara mengatasi
bullying
21. Latih peningkatan
tanggung jawab untuk diri
sendiri
22. Latih pernyataan/
kernampuan positif diri
23. Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
24. Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
3 Risiko harga diri rendah Setelah dilakukan asuhan Intervensi utama Promosi Harga Diri (l.09308)
kronis dibuktikan dengan keperawatan ..x.. Promosi Harga Diri (l.09308) Observasi
gangguan psikiatrik diharapkan Harga Diri Observasi 1. Untuk mengetahui budaya,agama,jenis
(L.09069) meningkat 1. Identifikasi budaya, agam, kelamin,dan usia terhadap harga diri
dengan kriteria hasil jenis kelamin, dan usia 2. Untuk memantau berbalisasi yang
1. Penilaian diri terhadap harga diri merendahkan diri
positif meningkat 2. Monitor verbalisasi yang 3. Untuk meningkatkan harga diri setiap
2. Perasaan merendahkan diri sendiri waktu,sesuai kebutuhan
memiliki 3. Monitor tingkat harga diri Terapeutik
kelebihan atau setiap waktu, sesuai 4. Untuk mengetahui terlibat dalam verbalisasi
kemampuan kebutuhan positif untuk diri sendiri
positif meningkat Terapeutik 5. Untuk memotivasi menerima tantangan atau
3. Penerimaan 4. Motivasi terlibat dalam hal baru
penilaian positif verbalisasi positif untuk diri 6. Untuk mengetahui pernyataan tenang harga
terhadap diri sendiri diri
sendiri meningkat 5. Motivasi menerima 7. Agar mengetahui kepercayaan terhadap
4. Minat mencoba tantangan atau hal baru penilaian diri
hal baru 6. Diskusikan pernyataan 8. Agar mengetahui pengalaman meningkatkan
meningkat tentang harga diri harga diri
5. Berjalan 7. Diskusikan kepercayaan 9. Untuk mengetahui persepsi negatif
menampakkan terhadap penilaian diri 10. Agar mengetahui alas an mengkritik diri
wajah meningkat 8. Diskusikan pengalaman 11. Agar menetapkan tujuan realistis mencapai
6. Postur tubuh yang meningkatkan harga harga diri lebih tinggi
menampakkan diri 12. Untuk mengdiskusikan bersama keluarga
wajah meningkat 9. Diskusikan persepsi negatif menetapkan harapan dan batasan yang jelas
7. Konsentrasi 10. Diskusikan alas an 13. Agar memberikan umpan balik positif atau
meningkat mengkritik diri atau rasa peningkatan mencapai tujuan
8. Tidur meningkat bersalah 14. Untuk mengetahui fasilitas lingkungan
9. Kontak mata 11. Diskusikan penetapan meningkatkan harga diri
meningkat tujuan realistis untuk Edukasi
10. Gairah aktivitas mencapai harga diri yang 15. Agar menjelaskan kepada keluarga
meningkat lebih tinggi pentingnya dukukungan perkembangan
11. Aktif meningkat 12. Diskusikan bersama konsep diri positif
12. Percaya diri keluarga untuk menetapkan 16. Untuk mengidentifikasi kekuatan yang
berbicara harapan dan batasan yang dimiliki
meningkat jelas 17. Untuk mengetahui pertahanan kontak mata
13. Perilaku esertif 13. Berikan umpan balik positif saat berkomunikasi dengan orang lain
meningkat atau peningkatan mencapai 18. Untuk menganjurkan membuka diri
14. Kemampuan tujuan terhadap kritik negative
membuat 14. Fasilitasi lingkungan dan 19. Untuk mengevaluasi perilaku pasien
keputusan aktivitas yang 20. Untuk mengajarkan cara mengatasi bullying
meningkat meningkatkan harga diri 21. Agar meningkatkan tanggung jawab untuk
15. Perasaan malu Edukasi diri sendiri
menurun 15. Jelaskan kepada keluarga 22. Untuk mengetahui pernyataan/kemampuan
16. Perasaan bersalah pentingnya dukungan dalam positif diri
menurun perkembangan konsep 23. Untuk melatih cara berpikir dan berperilaku
17. Perasaan tidak positif diri pasien 24. Untuk meningkatkan kepercayaan pada
mampu 16. Anjurkan mengidentifikasi kemampuan dalam menangani situasi
melakukan kekuatan yang dimiliki Promosi Koping (l.09312)
apapun menurun 17. Anjurkan memprtahankan Observasi
18. Meremehkan kontak mata saat 1. Untuk mengetahui kegiatan jangka pendek
kemampuan berkomunikasi dengan dan panjang sesuai tujuan
mengatasi orang lain 2. Untuk mengetahui kemampuan yang
masalah menurun 18. Anjurkan membuka diri dimiliki
19. Ketergantungan terhadap kritik negatif 3. Agar mengetahui sumber daya yang tersedia
pada penguatan 19. Anjurkan mengevaluasi untuk memenuhi tujuan
secara berlebihan perilaku 4. Untuk mengetahui pehaman proses penyakit
menurun 20. Ajarkan cara mengatasi 5. Agar mengetahui dampak terhadap peran
20. Pencarian bullying dan hubungan
penguatan secara 21. Latih peningkatan 6. Untuk mengetahui metode penyelesaian
berlebihan tanggung jawab untuk diri masalah
menurun sendiri 7. Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
22. Latih keinginan terhadap dukungan social
pernyataan/kemampuan Terapeutik
positif diri 8. Untuk mengetahui perubahan peran
23. Latih cara berfikir dan 9. Untuk menggunakan pendekatan yang
berperilaku positif tenang dan meyakinkan
24. Latih meningkatkan 10. Untuk mengetahui alas an yang mengkritik
kepercayaan pada diri sendiri
kemampuan dalam 11. Agar mengklarifikasi kasalahpahaman dan
menangani situasi mengevaluasi perilaku
12. Untuk mengdiskusika konsekuensi tidak
Promosi Koping (l.09312) menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
Observasi 13. Untuk mengetahui risiko menimbulkan
1. Identifikasi kegiatan jangka bahaya pada diri sendiri
pendek dan panjang sesuai 14. Untuk memperoleh informasi yang
tujuan dibutuhkan
2. Identifikasi kemampuan 15. Untuk memberikan pilihan realistis
yang dimiliki mengenai aspek-aspek keperawatan
3. Identifikasi sumber daya 16. Agar memberi motivasi menentukan
yang tersedia untuk harapan
memenuhi tujuan 17. Untuk meninjau kembali kemampuan dalam
4. Identifikasi pemahaman pengambilan keputusan
proses penyakit 18. Untuk menghindari keputusan saat pasien
5. Identifikasi dampak situasi berada dibawah tekanan
terhadap peran dan 19. Untuk mengetahui terlibat dalam kegiatan
hubungan sosial
6. Identifikasi metode 20. Untuk mengidentifikasi sistem pendukung
penyelesaian masalah yang tersedia
7. Identifikasi kebutuhan dan 21. Agar mendampingi saat berduka
keinginan terhadap 22. Agar memperkenalkan dengan orang atau
dukungan social kelompok yang berhasil mengalami
Terapeutik pengalaman sama
8. Diskusikan perubahan peran 23. Untuk mendukung penggunaan mekanisme
9. Gunakan pendekatan yang pertahanan yang tepat
tenang dan meyakinkan 24. Untuk mengurangi rangsangan lingkungan
10. Diskusikan alasan yang mengancam
mengkritik diri sendiri Edukasi
11. Diskusikan untuk 25. Agar dianjurkan menjalin hubungan yang
mengklarifikasi memiliki kepentingan dan tujuan
kesalahpahaman dan 26. Untuk mengetahui pengunaan sumber
mengevaluasi perilaku spiritual
sendiri 27. Agar mengungkapkan perasaan dan persepsi
12. Diskusikan konsekuensi 28. Untuk mengetahui keterlibatan keluarga
tidak menggunakan rasa 29. Untuk mengetahui tujuan yang lebih
bersalah dan rasa malu spesifik
13. Diskusikan risiko yang 30. Untuk dianjurkan memecahkan masalah
menimbulkan bahaya pada secara konstruktif
diri sendiri 31. Untuk mengetahui pengunaan teknik
14. Fasilitasi dalam relaksasi
memperoleh informasi yang 32. Untuk melatih keterampilan social
dibutuhkan 33. Agar melatih pengembangan penilaian
15. Berikan pilihan realistis objektif
mengenai aspek-aspek
tertentu dalam perawatan Promosi Sosialisasi (l.13498)
16. Motuvasi untuk menentukan Observasi
harapan yang realistis 1. Untuk mengetahui kemampuan melakukan
17. Tinjau kembali kemampuan interaksi dengan orang lain
dalam pengambilan 2. Untuk mengetahui hambatan saat
keputusan melakukan interkasi dengan orang lain
18. Hindari mengambil Terapeutik
keputusan saat pasien 3. Untuk meningkaykan keterlibatan dalam
berada dibawah tekanan suatu hubungan
19. Motivasi terlibat dalam 4. Agar mengetahui kesabaran dalam
kegiatan sosial mengembangkan suatu hubungan
20. Motivasi mengidentifikasi 5. Agar mengetahui partisipasi dalam
sistem pendukung yang mengembangkan suatu hubungan
tersedia 6. Untuk berpastisipasi dalam aktivitas baru an
21. Dampingi saat berduka kegiatan kelompok
(mis. penyakit kronis, 7. Untuk mengetahui interaksi diluar
kecacatan) lingkungan
22. Perkenalkan dengan orang 8. Agar mengetahui kekuatan dan keterbatasan
atau kelompok yang dalam berkomunikasi dengan orang lain
berhasil mengalami 9. Untuk mengetahui perencaan kegiatan di
pengalaman sama masa depan
23. Dukung penggunaan 10. Untuk memberikan umpan balik dalam
mekanisme pertahanan yang perawatan diri
tepat 11. Untuk memberikan umpan balik positif pada
24. Kurangi rangsangan peningkatan kemampuan
lingkungan yang edukasi
mengancam 12. Agar dianjurkan berinteraksi dengn orang
Edukasi lain secara bertahap
25. Anjurkan menjalin 13. Untuk dianjurkan ikut kegiatan social dan
hubungan yang memiliki kemasyarakatan
kepentingan dan yujuan 14. Untuk mengetahui berbagi pengalaman
yang sama dengan orang lain
26. Anjurkan penggunaan 15. Agar meningkatkan kejujuran diri dan
sumber spiritual,jika perlu menghormati hak orang lain
27. Anjurkan mengungkapkan 16. Agar dianjurkan pengunaan alat
perasaan dan persepsi bantu(mis.kaca mata dan bantu dengar)
28. Anjurkan keluarga terlibat 17. Untuk dianjurkan membuat perencnaan
29. Anjurkan membuat tujuan kelompok kecil kegiatan khusus
yang lebih spesifik 18. Untuk melatih pemain peran untuk
30. Anjurkan cara peningkatan keterampilan komunikasi
memecahkan masalah 19. Agar mengekpresikan marah dengan tepat
secara konstruktif
31. Latih penggunaan teknik Dukungan Emosional (I.09256)
relaksasi Observasi:
32. Latih keterampilan sosial, 1. Untuk mengetahui fungsi marah, frustasi,
sesuai kebutuhan dan amuk bagi pasien
33. Latih mengembangkan 2. Untuk mengetahui hal yang telah memicu
penilaian objektif emosi
Terapeutik:
Promosi Sosialisasi (l.13498) 3. Untuk memfasilitasi dalam mengungkapkan
Observasi perasaan cemas, marah, atau sedih
1. Identifikasi kemampuan 4. Untuk membuat pernyataan suportif atau
melakukan interaksi dengan empati selama fase berduka
orang lain 5. Untuk melakukan sentuhan untuk
2. Identifikasi hambatan memberikan dukungan (mis. Merangkul,
melakukan interaksi dengan menepuk nepuk)
orang lain 6. Agar tetap bersama pasien dan pastikan
Terapeutik keamanan selama ansietas, jika perlu
3. Motivasi meningkatkan 7. Untuk mengurangi tuntutan berpikir saat
keterlibatan dalam suatu sakit atau lelah
hubungan Edukasi:
4. Motivasi kesabaran dalam 8. Untuk menjelaskan konsekuensi tidak
mengembangkan suatu menghadapi rasa bersalah dan malu
hubungan 9. Untuk menganjurkan dalam
5. Motivasi berpartisipasi mengungkapkan perasaan yang dialami
dalam mengembangkan (mis. Merangkul, menepuk-nepuk)
suatu hubungan 10. Untuk menganjurkan dalam
6. Motivasi berpartisipasi mengungkapkan pengalaman emosional
dalam aktivitas baru dan sebelumnya dan pola respons yang biasa
kegiatan kelompok digunakan
7. Motivasi berinteraksi di luar 11. Untuk mengajarkan penggunaan mekanisme
lingkungan (mis jalan-jalan pertahanan yang tepat
ke took buku) Kolaborasi:
8. Diskusikan kekuatan dan 12. Agar dapat merujuk untuk konseling, jika
keterbatasan dalam perlu
berkomunikasi dengan
orang lain
9. Diskusikan perencanaan
kegiatan dimasa depan
10. Berikan umpan balik positif
dalam perawatan diri
11. Berikan umpan balik positif
pada setiap peningkatan
kemampuan
Edukasi
12. Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
13. Anjurkan ikut serta kegiatan
social dan kemasyarakatan
14. Anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain
15. Anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak orang lain
16. Anjurkan penggunaan alat
bantu (mis kacamata dan
alat bantu dengar)
17. Anjurkan membuat
perencanaan kelompok kecil
untuk kegiatan khusus
18. Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
19. Latih mengekspresikan
marah dengan tepat

Intervensi pendukung
Dukungan Emosional (I.09256)
Observasi:
1. Identifikasi fungsi marah,
frustasi, dan amuk bagi
pasien
2. Identifikasi hal yang telah
memicu emosi
Terapeutik:
3. Fasilitasi mengungkapkan
perasaan cemas, marah, atau
sedih
4. Buat pernyataan suportif
atau empati selama fase
berduka
5. Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan
(mis. Merangkul, menepuk
nepuk)
6. Tetap bersama pasien dan
pastikan keamanan selama
ansietas, jika perlu
7. Kurangi tuntutan berpikir
saat sakit atau lelah
Edukasi:
8. Jelaskan konsekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah
dan malu
9. Anjurkan mengungkapkan
perasaan yang dialami (mis.
Merangkul, menepuk-
nepuk)
10. Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola
respons yang biasa
digunakan
11. Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan yang
tepat
Kolaborasi:
12. Rujuk untuk konseling, jika
perlu
2. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Pelaksanaan atau implementasi merupakan realisasi dari rangkaian dan


penentuan diagnosa keperawatan. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan dan
implementasi harus sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat.

4. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan keperawatan. Pada tahap ini
kita melakukan penilaian terakhir terhadap kondisi pasien dan disesuaikan dengan
kriteria hasil sebelumnya yang telah dibuat. Dalam evaluasi asuhan keperawatan
menggunakan format SOAP seperti :

S: Subjective (pernyataan atau keluhan dari pasien)


O: Objective (data yang diobservasi oleh perawat)
A: Analisys (kesimpulan dari subjektif dan objektif)
P: Planning (rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan analisis)
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, W. Gail.(2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa.Singapore: Elsevier


Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic


Course). Jakarta: EGC

Mulyono, Andri,.2013. Asuhan Keperawatan dengan HargaDiri Rendah

Elinia, Sury,.2016. Tinjauan Tero dan Konsep Harga Diri Rendah diakses dari

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta

: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta

: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI . 2018. Standar Luaran Keperawatan Keperawatan
Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
LEMBAR PENGESAHAN

Puskesmas, November 2021

Nama Pembimbing/CI Nama Mahasiswa

Ni Putu Shinta Ayu Diana

NIP : NIM : P07120219021

Nama Pembimbing/CT

I Nengah Sumirta,SST.,S.Kep.Ns.M.Kes

NIP : 196502251986031002

Anda mungkin juga menyukai