Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN KELAS XII SMA

ANALISIS KASUS PENYEBAB


PELANGGARAN HAK DAN
PENGINGKARAN KEWAJIBAN
WARGA NEGARA

NAMA : KELAS :

Imron Wahid, S.Pd


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(Analisis Kasus Penyebab Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga

Pertemuan Ke IV
A. Tujuan:
Melalui pembelajaran model Project Based Learning (PBL) dengan
menggunakan pendekatan Kooperatif Learning peserta didik dapat memahami
kasus yang dapat menjadi penyebab lunturnya rasa persatuan dan kesatauan
bangsa dan mempresentasikan hasil Diskusi dalam bentuk PPT serta project
video. Sehingga terbentuk sikap proaktif peserta didik.

B. Petunjuk
Pengerjaan Tugas
kelompok Petunjuk
:
1. Bentuk kelompok, satu kelompok 5-6 orang
2. Diskusikan uraian yang telah disediakan
Cara kerja :
1. Baca artikel tentang kasus Penyerangan Tokoh Agama
2. Kemudian analisislah dengan menjawab pertanyaan yang telah disediakan
3. Tulislah hasil analisis di kertas folio
4. Kemudian buatlah PPT dan buat project video animasi dari hasil analisis
kasus tersebut
5. Presentasikan hasil diskusi didepan kelas

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XII Semester


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(Analisis Kasus Penyebab Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga

PENYERANGAN TOKOH AGAMA

KOMPAS.com - Pelaku penusukan terhadap ulama Syekh Ali Jaber saat berceramah di Lampung
belum terkait dengan jaringan terorisme, kata Kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT). Hal itu lantaran berdasarkan pemeriksaan bukti dan penelusuran profil
tersangka, penyidik tidak menemukan pernah ada komunikasi dengan kelompok teroris. Namun
polisi menyebut ada "unsur kebencian" dalam diri pelaku sehingga melakukan aksi tersebut.
Sementara Pengamat terorisme, Ridlwan Habib, mengatakan motif kebencian terhadap ulama
terutama yang menyuarakan persatuan dan perdamaian, hanya dimiliki oleh kelompok Jamaah
Ansharut Daulah (JAD). Ia menyarankan polisi menggali lebih dalam apakah insiden tersebut
hanya sebatas tindak kriminal murni atau tidak. Kepolisian Lampung mengatakan mereka
merampungkan proses rekonstruksi kasus penusukan terhadap Syekh Ali Jaber pada Kamis
siang (17/9/2020) di lokasi perkara yakni Masjid Falahuddin, Bandar Lampung.
Juru Bicara Polda Lampung, Zahwani Pandra Arsyad, mengatakan setidaknya ada 17 adegan yang
diperagakan pelaku. Tersangka berinisial AA disebut polisi dalam keadaan sadar dan mengakui
perbuatannya. Motifnya karena rasa kebencian dalam diri pelaku ketika melihat tayangan sang ulama
berceramah. "Kami tanya berkali-kali mengapa (menyerang)? Dia menjawab karena merasa
terbayang-bayang oleh kehadiran Syekh. Jadi saat melihat tayangan (ceramah) Syekh ada perasaan
tidak tenang," ujar Juru Bicara Polda Lampung, Zahwani Pandra Arsyad kepada jurnalis BBC News
Indonesia, Kamis (17/9/2020).
"Ibarat kalau ada pendeta normalnya merasa damai. Kalau dapat sesuatu dari ulama kita tentram.
Dia [pelaku] melihat tayangan [ceramah Syekh Ali Jaber] bergejolak di hati dan sampai kebawa
mimpi," sambungnya. Sejauh pemeriksaan penyidik, kata Pandra, pelaku melakukan aksinya
sendirian alias tidak ada pihak lain yang menyuruh. Merujuk pada penggeledahan di kamar pelaku,
termasuk barang-barang pribadi, dan media sosial tidak ditemukan kaitan dengan kelompok
terorisme
Hal tersebut dikuatkan dengan pemeriksaan 17 saksi yang di antaranya merupakan korban, jemaah
yang berada di lokasi kejadian, dan pihak keluarga pelaku. "Dari penggeledahan di kamar tersangka
tidak menemukan barang-barang yang mencurigakan. Begitupun di media sosial, tidak ada hal yang
menonjol," imbuhnya. "Jadi sejauh ini tidak ada yang mengarah ke tindakan radikalisme. Ini murni
dari pribadi tersangka." Kendati demikian, polisi akan terus mendalami motif pelaku untuk
memastikan ada-tidaknya kaitan dengan jaringan terorisme dengan supervisi dari Densus 88 dan
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) termasuk tim psikiater Pusdokes Polri untuk
memeriksa kejiwaan tersangka.
"Karena kami tidak yakin bahwa pelaku dalam kondisi terganggu jiwanya. Karena dia sadar
melakukan itu [penusukan]." Senada dengan Polda Lampung, Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar, menyatakan sejauh ini tidak ditemukan
keterkaitan dengan jaringan teror dan radikalisme. "Termasuk kita juga menelusuri jejak digitalnya
apakah yang terkait pernah ada komunikasi atau menyampaikan atau penyebarluasan hal-hal terkait
masalah radikal, intoleran. Kita masih belum mendapat hal yang mengarah ke sana," kata Boy Rafli.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XII Semester


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(Analisis Kasus Penyebab Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga

Namun demikian pengamat terorisme, Ridlwan Habib, mengatakan motif kebencian dalam diri
pelaku terhadap Syekh Ali Jaber patut diduga mengarah kepada kelompok Jamaah Ansharut Daulah
(JAD). Pasalnya kelompok JAD kerap melakukan penyerangan terhadap ulama yang menganjurkan
persatuan dan perdamaian. "Karena hanya kelompok JAD yang benci terhadap ulama yang
menganjurkan persatuan. Bagi mereka hal itu sudah keluar dari ajaran Islam dan boleh diserang,"
tutur Ridlwan Habib saat dihubungi BBC
Peristiwa penyerangan terhadap Syekh Ali Jaber terjadi di Masjid Falahuddin yang berlokasi di
Kecamatan Teluk Karang Barat, Bandar Lampung. Kehadiran Syekh Ali Jaber di sana, kata Juru
Bicara Polda Lampung, Zahwani Pandra Arsyad, dalam agenda menghadiri acara Wisuda Tahfidz
Al Quran yang digelar pada Minggu (13/9/2020). Insiden itu terjadi ketika Syekh Ali Jaber hendak
berfoto bersama seorang santri dan orang tuanya di atas panggung.
Namun karena ponsel milik santri tersebut tidak bisa digunakan, Syekh Ali Jaber meminta jemaah
untuk meminjamkan telepon mereka. Di tengah permintaan itu, seorang pria tiba- tiba menghampiri
dan menghujamkan pisau. "Dari sisi kanan Syekh langsung mendekat dengan waktu sangat singkat
dan cepat sekali mengarahkan ke Syekh. Kemudian beliau berhasil menghindar tapi terkena bahu
kanan atas dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat," tutur Juru Bicara Polda Lampung,
Zahwani Pandra Arsyad. Setelah penyerangan itu, pelaku dikeroyok jemaah. Namun Syekh Ali Jaber
melerai dan meminta pelaku diserahkan ke polisi.
Tersangka berusia 24 tahun itu, kata Pandra, beralamat kira-kira 500 meter dari masjid. Dari lokasi
kejadian, polisi menyita barang bukti berupa sebilah pisau yang biasa digunakan keluarganya,
pakaian Ali Syekh Jaber, dan pakaian pelaku. Merujuk pada Berita Acara Pemeriksaan (BAP),
tersangka dikenakan pasal 340 KUHPidana jo Pasal 53 KUHPidana Subsider Pasal 338 KUHPidana
jo Pasal 53 KUHPidana subsider Pasal 351 ayat (2)
KUHPidana dan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan
ancaman pidana penjara seumur hidup atau 20 tahun penjara.
Lewat akun YouTube-nya, Syekh Ali Jaber, mengatakan kondisinya mulai membaik dan akan
melanjutkan kegiatan ceramah ke sejumlah kota. Ia pun meminta umat Islam tidak menjadikan
musibah yang dialaminya untuk menjadi kesempatan memfitnah dan mengadu domba. "Jangan
saling menjelekkan, menjatuhkan justru kesempatan bagi kita semua terus menerus mendekatkan diri
kepada Allah dan menjadi hamba yang tawakal dan waspada." Ia juga tak lupa meminta warga untuk
mengikuti anjuran pemerintah memakai masker untuk menghindari Covid-19. "Jangan lupa kita
gerakkan 3M, selalu cuci tangan, memakai masker, dan jaga jarak," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyerangan Syekh Ali Jaber, Polisi
Temukan Unsur Kebencian, Pengamat: Ada Indikasi ke Kelompok Radikal", Klik untuk baca:
https://regional.kompas.com/read/2020/09/18/16150041/penyerangan-syekh-ali- jaber-polisi-
temukan-unsur-kebencian-pengamat--ada?page=all.

Editor : Rachmawati
Coba analisis artikel diatas:
1. Sebutkan dan jelaskan faktor penyebab kasus diatas!
2. Upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah dalam menyelesaikan
kasus tersebut?
3. Menurut kelompok anda, bagaimana seharusnya usaha warga negara
dalam membantu menyelesaikan kasus tersebut?
4. Menurut kelompok anda, langkah kedepan apa saja yang perlu
dilakukan untuk meminimalisir kasus serupa?

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XII Semester


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(Analisis Kasus Penyebab Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga

RUBRK PENILAIAN LKPD PPKN

NO. SKOR
SOA MAKSIMA KRITERIA JAWABAN NILAI
L L
Jawaban tidak sesuai dengan isi artikel,
10
penjelasan kurang lengkap
Jawaban sesuai dengan isi artikel,
1 30 20
penjelasan kurang lengkap
Jawaban sesuai dengan isi artikel,
30
penjelasan lengkap
Jawaban tidak sesuai dengan isi artikel,
6
penjelasan kurang lengkap
Jawaban sesuai dengan isi artikel,
2 20 7
penjelasan kurang lengkap
Jawaban sesuai dengan isi artikel,
7
penjelasan lengkap
Jawaban tidak sesuai dengan isi artikel,
6
penjelasan kurang lengkap
Jawaban sesuai dengan isi artikel,
3 20 7
penjelasan kurang lengkap
Jawaban sesuai dengan isi artikel,
7
penjelasan lengkap
Jawaban tidak sesuai dengan isi artikel,
6
penjelasan kurang lengkap
Jawaban sesuai dengan isi artikel,
4 30 7
penjelasan kurang lengkap
Jawaban sesuai dengan isi artikel,
7
penjelasan lengkap
TOTAL NILAI

Bojonegoro, 13 September 2021

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMAN 1 Kepohbaru Guru Mata Pelajaran,

Drs. ALI SUFYAN, M.Pd IMRON WAHID, S.Pd


NIP. 19660421 199203 1 005 NIP. 197712

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XII Semester

Anda mungkin juga menyukai