Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTE NATAL HIPERTENSI

Disusun oleh :

RIZAL GUNAWAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP

2022

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1
A. Pengertian

Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang


terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
nifas.

Hipertensi adalah kelainan yang tidak diketahui etiologinya yang terjadi


dalam kehamilan, dimanifestasikan dengan hipertensi, (tekanan sistolik 30 mmHg
dan atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai dasar) edema dan proteinura
(preeklamasia) yang dapat berlanjut pada kejang/koma (eklamsia). (Rencana
Perawatan Material Bayi, 2010)

B. Etiologi

Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui sehingga


disebut hipertensi esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi
merupakan akibat sekunder proses penyakit lainnya, seperti ginjal; defek adrenal;
komplikasi terapi obat.

Penyebab hipertensi dalam kehamilan adalah:

1) Hipertensi esensial: penyakit hipertensi yang disebabkan oleh faktor


herediter, faktor emosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
2) Penyakit Ginjal: Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat
dijumpai pada wanita hamil adalah :
a) Glomerulonefritis akut dan kronik
b) Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)

C. Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan

2
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:

a) Hipertensi esensial.
b) Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced
hypertension.
c) Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH).
d) Pre-eklamsia.
e) Eklamsia.

D. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :

 Tekanan darah diastolik < 100 mmHg


 Proteinuria samar sampai +1
 Peningkatan enzim hati minimal

Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:

 Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih


 Proteinuria + 2 persisten atau lebih
 Nyeri kepala
 Gangguan penglihatan
 Nyeri abdomen atas
 Oliguria
 Kejang
 Kreatinin meningkat
 Trombositopenia
 Peningkatan enzim hati
 Pertumbuhan janin terhambat
 Edema paru

3
Gejala hipertensi pada ibu hamil :

a) Sakit kepala
b) Mudah lelah
c) Mual, Muntah
d) Sesak napas
e) Gelisah
f) Perdarahan dari hidung
g) Wajah kemerahan
h) Pandangan menjadi kabur sebab adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.

E. PATOFISIOLOGI

Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama


kali dianjurkan oleh volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung
pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva
bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang tampak
di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi
terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar
kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan pada
pembuluh darah.

Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi.


Perubahan-perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan
kebocoran di celah antara sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan konstituen
darah, termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di subendotel. Perubahan-
perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia jaringan di sekitarnya,
diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan kerusakan organ lain yang
kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi yang berat.

F. KOMPLIKASI

4
 Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload
jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi
oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan.
 Perubahan hematologis
 Gangguan fungsi ginjal
 Edema paru

Prognosis selalu dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai penyakit


tersebut. Prognosis untuk hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit ini
adalah penyakit paling berbahaya yang dapat mengenai wanita hamil dan
janinnya. Angka kematian ibu akibat hipertensi ini telah menurun selama 3
dekade terakhir ini dari 5% -10% menadi kurang dari 3% kasus.

5
6
faktor emosi (Stress) dan
lingkungan (pola hidup)
G. PATHWAY :

Peningkatan
Konstriksi angiostensin II
vaskuler

Kontraksisel
Retensi aliran endotel
darah

Kerusakan & kebocoran


hipertensi sel endotel

Pengendapan konstituen
darah

TD meningkat

Transport darah ke paru Kerusakan & kebocoran Pembuluh darah otak Pembengkakan epitel
mnrun sel endotel pecah endotel glomerulus

Paru2 bkrja lebih kras u/ Perubahan hemodinamik lesi Gangguan fungsi ginjal
mningkatkan laju darah
Gagal ginjal
Pembekuan darah
hipoperfusi
Edema paru terganggu

Integritas ego
sesak
Transport nutrisi + O2 jg
terganggu
MK: ansietas
MK: gangguan pola MK: Resti
pernafasan cidera
Gangguan perfusi
jaringan

Pd ibu: sianosis Pd janin: kurang nutrisi

MK: Fetal
disstress

Kematian janin

7
H. Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanaannya antara lain :

1) Deteksi Prenatal Dini: Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4


minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu
hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
2) Penatalaksanaan Di Rumah Sakit: Evaluasi sistematik yang dilakukan
mencakup :
a. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk
mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat
b. Berat badan saat masuk
c. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak
setiap 2 hari
d. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali
antara tengah malam dan pagi hari
e. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit,
dan enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh
keparahan hipertensi
f. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik
secara klinis maupun USG
g. Terminasi kehamilan: Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak
membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin
demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi
dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan
hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio
sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.
3) Terapi Obat Antihipertens: Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya
memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada
kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan
telah lama menjadi perhatian.

8
4) Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat: Wanita dengan hiperetensi
berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun
terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan
yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang
jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif
atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan
memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

I. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL


1.Perfusi perifer tidak efektif
2. Gangguan Psikologi (cemas)
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Waktu Dx Tujuan dan hasil yang Intervensi


No diharapkan/Kriteria hasil
1. Sabtu, 10 1 Setelah dilakukan tindakan 1x6 Perawatan sirkulasi (I.0279)
Juli 2021 jam diharapkan masalah perfusi - Periksa sirkulasi perifer (mis,
09.00 perifer tidak efektif dapat teratasi nadi perifer, edema,
WIB dengan indikator pengisian kapiler, warna,
Kriteria hasil: Perfusi Perifer suhu)
(L.02011) - lakukan pencegahan infeksi
- Tekanan darah sistolik - pantau hasil laboratorium
cukup membaik - monitor PPV
- Tekanan darah distolik
cukup membaik
2. 2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri ( I. 08238)
selama 1x6 jam diharapkan
- Identifikasi lokasi,
masalah keperawatan nyeri akut
karakteristik,durasi, frekuensi,
dapat teratasi dengan kriteria
kualitas, intensitas nyeri.

9
hasil : - Identifikasi skala nyeri .
- Identifikasi respon nyeri non
Tingkat Nyeri (L.08066)
verbal.
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi faktor yang dapat
- Meringis menurun memperberat dan
- Gelisah menurun memperingan nyeri.
- Monitor efek samping
pengguna analgetik.
- Kolaborasikan pemberian
analgetik.
- Berikan terapi non
fatmakologi untuk
mengurangi nyeri (nafas
dalam).
- fasilitasi istirahat dan tidur.

3. 3 Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi (I.09326)


selama 1x6 jam diharapkan
- Identifikasi teknik relaksasi
masalah keperawatan ansietas
yang pernah efektif digunaka
dapat teratasi dengan kriteria
- Monitor respon terhadap
hasil:
terapi realaksasi
Ansietas (L.09093)
- Ciptakan lingkungan
- Verbalisasi khawatir terang dan tanpa gangguan
akibat kondisi yang dengan pencahayaan
dihadapi menurun dan suhu ruangan nyaman,
- Perilaku gelisah menurun jika
memungkinkan
- Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih

10
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih

4. 4 Setelah dilakukan tindakan Pemantauan denyut jantung


keperawatan selama 1x6 jam janin (I.02055)
diharapkan masalah keperawatan
- Identifikasi status obstetrik
resiko cedera pada janin dapat
- Identifikasi riwayat obstetrik
teratasi dengan kriteria hasil:
- Identifikasi pemeriksaan
Tingkat Cedera (L.14136) kehamilan sebelumnya
- Periksa denyut jantung janin
- Kejadian cedera menurun
selama 1 menit
- Ketegangan otot
- Monitor denyut jantung
menurun
janin
- Monitor tanda vital ibu
- Atur posisi pasien
- Lakukan maneuver leopold
untuk menentukan posisi
janin
Pengukuran gerakan janin
(I.14554)

- Monitor gerak janin


- Hitung dan catat gerakan
janin minimal 10 kali dalam
12 jam
- Lakukan pemeriksaan CTG

11
(cardiotocography) untuk
mengetahui frekuensi dan
keteraturan denyut jantung
janin dan kontraksi Rahim
ibu
- Catat jumlah gerakan janin
dalam 12 jam perhari
- Kolaborasi dengan tim
medis jika ditemukan gawat
janin

12
BAB III
PEMBAHASAN

Menurut Manuaba (2010), Preeklampsia adalah mulainya kenaikan berat


badan diikuti edema kaki atau tangan, peningkatan tekanan darah , dan terakhir
terjadi di proteinuria. Pada Preeklampsia ringan, gejala subjektif belum dijumpai,
tetapi pada preeklampsia berat diikuti keluhan subjektif berupa sakit kepala
terutama daerah frontalis, rasa nyeri di daerah epigastrium, gangguan mata,
penglihatan menjadi kabur, mual muntah, gangguan pernafasan sampai sianosis,
dan terjadi gangguan kesadaran.

Kecemasan (ansietas) adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari


seseorang. Pengertian lain dari cemas adalah suatu keadaan yang membuat
sesorang tidak nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi, cemas
berkaitan engan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. (Farida & Yudi.H,
2010). Kecemasan ditandai dengan gejala fisik, seperti : kegelisahan, anggota
tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang,
merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung. Berdasarkan gejala-
gejala tersebut, kecemasan dikelompokkan menjadi kecemasan ringan, sedang,
berat dan panik (Resmani Asih,2014).
Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan oleh
Kuswaningsih, dkk (2020) terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi. Relaksasi nafas dalam
secara rutin yaitu 2 kali sehari selama 2 minggu dengan kurang lebih 10 menit
efektif menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi karena
relaksasi nafas dalam dapat meningkatan ventilasi paru dan meningkatkan oksigen
darah. Penelitian ini sejalan dengan Fauzia Laili (2017) bahwa terapi relaksasi
nafas dalam mampu mengurangi kecemasan pada ibu hamil dalam mengalami
kecemasan pada tingkat sedang ke tingkat ringan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kuswaningsih,. Jasmawati,. Nulhakim, L.(2020). Pengaruh Teknik Nafas Dalam


Terhadap Kecemasan Pada Ibu Hami Dengan Hipertensi di Puskesmas
Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Kebidanan. Poltekes
Kalimantan Timur

Laili, Fauzia., Wartini, E. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam


Terhadap Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil.
Jurnal Kebidana. Vol, 3, No. 3 : 152-156

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi Dan Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi Dan Tindakan Keperawatan, edisi 1, Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi Dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

14

Anda mungkin juga menyukai