Anda di halaman 1dari 5

“BELAJAR MENULIS DAN MEMAHAMI SIFAT-SIFAT WACANA’’

Pengertian Menulis
Menulis secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
mengemukakan gagasan pikirannya kepada orang lain dengan media tulisan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian menulis digunakan sebagai membuat huruf,
angka dan sebagainya dengan pena, pensil, kapur, dan lain sebagainya, anak-anak
sedang belajar melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang dan membuat surat.

Menurut Angelo (1980: 5) menulis berarti suatu bentuk berpikir dengan cara
tertentu. Tugas tepenting sang penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan
berpikir yang dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling
penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan
gaya. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) menulis ialah salah satu hal
yang paling sering dilakukan di sekolah-sekolah. Kemampuan menulis yang baik
memegang peranan penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau
tugas di sekolah.

Menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis digunakan sebagai
kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subyek, memilih hal-hal yang
akan ditulis, menentukan cara menuliskannya, sehingga pembaca dapat memahaminya
dengan mudah dan jelas. Tujuan menulis digunakan untuk mengajak,
menginformasikan, meyakinkan, atau menghimbau sang pembaca.

Menurut saya (2019) menulis adalah sebuah kemampuan mengemukakan


gagasan pikiran dalam bentuk tulisan. Wujudnya berupa buku, laporan, proposal, tugas,
dan lain-lain. Tujuan menulis digunakan untuk mengajak seseorang yang ingin belajar
menulis, menginformasikan, meyakinkan, atau menghimbau sang pembaca. Menulis
dapat dilakukan dimana saja tidak perduli di rumah, di sekolah, dan di kantor. Menulis
juga bisa digunakan kapan saja ketika ingin menyampaikan pendapat. Cara
menyampaikannya cukup sederhana sekali jika tidak ingin menyampaikan secara lisan
bisa juga disampaikan dengan bentuk tulisan. Dalam menulis hal pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan tema, menentukan tujuan, mengumpulkan bahan,
membuat kerangka nya, mengembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf yang
utuh. Setiap orang memiliki hak untuk menulis, mereka diberikan kebebasan untuk
mengemukakan gagasannya melalui tulisan. Bahkan bagi mereka yang tidak
mengenyam pendidikan mereka bisa menulis dengan cara mengkritisi pemerintahan
dengan artikel yang sederhana.

Pengertian Wacana
Menurut Kridalaksana (2009: 259) wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam
wujud lisan dapat berupa tuturan, dan dalam wujud tulisan dapat berupa karangan sastra
dan ilmiah. Menurut Fatimah Djasudarma (1994: 1) wacana adalah deretan kalimat
yang saling berhubungan, dan dapat menghubungkan proposisi yang satu dengan yang
lainnya, sehingga membentuk suatu kesatuan.

Menurut Kinneavy (1998: 55) wacana pada umumnya adalah teks yang lengkap
yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan yang tersusun oleh kalimat yang
berkaitan, tidak harus menampilkan isi yang koheren secara rasional.

Menurut saya (2019) wacana berarti Satuan bahasa terlengkap yang terdiri dari
kalimat yang saling berhubungan dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan.
Wujud lisan dapat berupa tuturan dan wujud tulisan dapat berupa karangan sastra dan
ilmiah. Tujuan wacana digunakan untuk memberi informasi kepada orang lain dan
memperoleh informasi dari orang lain mengenai suatu hal, untuk meyakinkan seseorang
mengenai suatu kebenaran. Wacana dapat dijumpai dimana-mana seperti di media cetak
contohnya koran, majalah, dan lain sebagainya. Wacana dapat digunakan kapan saja
dalam keadaan yang sangat dibutuhkan. Dalam wacana langkah-langkah yang harus
diperhatikan adalah menentukan tema, menentukan tujuan, mengumpulkan bahan,
membuat kerangka nya, mengembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf-paragraf
yang utuh dan berkesinambungan. Setiap orang memiliki hak untuk mengerti apa itu
wacana, mereka diberikan kebebasan untuk mengemukakan gagasannya melalui media
lisan maupun tulisan. Bahkan bagi mereka yang tidak mengenyam pendidikan mereka
bisa mengerti wacana dengan cara mengkritisi pemerintahan dengan artikel yang
sederhana.
Berdasarkan Sifatnya, Wacana Meliputi Fiksi Dan Non Fiksi :

Wacana fiksi ialah wacana yang bentuk dan isinya bersifat imajinasi. Maksudnya
adalah cerita yang bersifat rekaan yang tidak berdasarkan kenyataan dan berdasarkan
sifatnya yang imajinasi. Wacana fiksi dapat dicontohkan dengan bentuk wacana puisi,
wacana prosa dan wacana drama. Wacana puisi dituturkan dalam bentuk puisi, bisa
berbentuk tulis maupun lisan. Bahasa dan isinya berorientasi pada keindahan. Wacana
prosa adalah wacana yang disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. Wacana drama
disampaikan dalam bentuk drama, biasanya drama berbentuk percakapan atau dialog.
Oleh sebab itu, dalam wacana drama harus ada pembicara dan yang diajak bicara.
Menurut saya (2019) wacana fiksi adalah kumpulan paragraf-paragraf yang
menjelaskan tentang hal-hal yang tidak nyata (fiksi).

Wacana nonfiksi merupakan kebalikan dari wacana fiksi yaitu wacana yang
memperhatikan aturan dan disampaikan dengan cara yang ilmiah. Wacana ini dapat
dipertanggungjawabkan karena sifatnya yang sangat nyata. Non fiksi juga termasuk
karya sastra yang dapat di lihat antara lain seperti jenis karangan eksposisi, opini dan
masih banyak yang lainnya. Karangan eksposisi adalah sebuah tulisan yang terdiri dari
paragraf-paragraf eksposisi yang bertujuan untuk memaparkan, memberi keterangan,
atau memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada para pembacanya dengan
gaya penulisan yang akurat dan padat. Opini adalah suatu pendapat, tanggapan,
pandangan, atau hasil pikiran seseorang dalam menjelaskan atau menyikapi suatu hal
tetapi sifatnya tidak obyektif dan belum pasti ada kebenarannya.
Menurut saya (2019) wacana nonfiksi kebalikan dari wacana fiksi. Wacana
nonfiksi yaitu kumpulan paragraf-paragraf yang menjelaskan tentang hal-hal yang
nyata. Hal-hal yang nyata adalah hal-hal yang dapat dibuktikan dengan cara melakukan
eksperimen, dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.
Jenis Cerita Fiksi Dapat Berupa Novel Dan Cerpen. Novel ialah karya imajinasi
yang bersifat naratif dan tertulis. Misalnya novel yang direkomendasikan saat ini ialah
novel yang berjudul gagal move on, perempuan bersampur merah, dan me and my
broken heart. Cerpen adalah cerita pendek yang terdiri dari kurang lebih 10 halaman.
Dapat dicontohkan seperti cerpen singkat pengalaman pribadi, cerpen singkat
kehidupan sehari-hari, dan cerpen singkat persahabatan. Ciri-Ciri Cerita Fiksi:
1. Sifatnya adalah imajinasi berdasarkan khayalan sang pengarang.
2. Di dalam cerita fiksi ada sebuah kebenaran yang relatif tidak murni.
3. Fiksi pada umumnya memakai bahasa yang positif maupun negatif yang bukan
kenyataan.
4. Cerita fiksi tidak ada sistematika (runtut) baku di dalamnya.
5. Karya fiksi umumnya sangat menjorok pada emosi dan perasaan sang pembaca,
bukan pada logikanya.
Unsur-Unsur Cerita Fiksi:
1. Tema yakni gagasan dasar yang umum yang terdapat dalam karya yang
terkandung didalamnya.
2. Alur yakni urutan kejadian yang ada di dalam cerita.
3. Tokoh yakni pelaku yang berada didalam cerita.
4. Sudut pandang yakni cara memandang si pengarang untuk bisa menyajikan tokoh
pada tindakan latar dan peristiwa yang terjadi.
5. Konflik yaitu kejadian yang terjadi didalam cerita.
6. Klimaks yakni konflik yang sudah mencapai tingkatan tertinggi yang sudah tidak
bisa dihindari.
7. Latar yaitu tempat kejadian suatu cerita.
8. Amanat yakni pemecahan seorang pengarang atas sebuah persoalan.
9. Penokohan yaitu cara pengarang dalam menampilkan tokoh tersebut.
10. Kesatuan.
11. Logika (pemikiran).
12. Penafsiran (penerjemahan).
13. Gaya

Pembagian Nonfiksi meliputi: Nonfiksi murni adalah buku yang berisi tentang
pengembangan yang berdasarkan data-data yang dapat dipercaya. Dapat dicontohkan
seperti: skripsi, karya ilmiah, laporan, makalah dan lain sebagainya. Nonfiksi kreatif
adalah berawal dari data yang dapat dipercaya kemudian cara mengembangkannya itu
berdasarkan imajinasi yang pada umumnya dalam bentuk novel, puisi maupun prosa.
Jenis-Jenis Nonfiksi meliputi: Karangan nonfiksi ialah karangan yang dibuat
berdasarkan realita atau hal yang benar-benar terjadi di dalam kehidupan kita sehari-
hari. Sedangkan semi fiksi ialah imajinasi yang menerapkan banyak informasi yang
nyata, misalnya penggambaran fiktif yang berdasarkan kisah nyata.
perbedaan fiksi dan nonfiksi hanya terletak pada masalah faktual atau tidak,
imajinasi atau tidak. Jadi hubungan antar keduannya sama sekali tidak ada kaitannya
dengan gaya bahasa atau apapun kecuali masalah fakta atau imajinasi. Dengan
demikian bisa saja tulisan nonfiksi menggunakan gaya bahasa yang sastra yang
biasanya sering kita jumpai di cerita pendek maupun novel. Tulisan nonfiksi bisa saja
menggunakan bahasa yang sangat serius maupun bahasa yang sangat menarik untuk
di dengar dan dipahami.

Anda mungkin juga menyukai