Anda di halaman 1dari 11

3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman pasca modern atau globalisasi sekarang ini, yang sebagian
besar manusia cenderung mengutamakan kesejahteraan materi dibanding
kesejahteraan rohani. Membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat
besar. Tidak banyak orang mementingkan peningkatan spiritual. Sebagian
terbesar dari mereka ingin hidup enak dalam arti jasmaniah. Landasan ekonomi
memberi prespektif tentang potensi-potensi manusia, keuangan, materi,
persiapan yang mengatur sumber keuangan dan bertanggung jawab terhadap
anggaran pembelajaran (Mujib, 2006; 46). Zaman sekarang ini bahwa ekonomi
merupakan salah satu faktot yang terpenting dalam penentuan maju dan
mundurnya pendidikan di suatu lembaga dapat berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan ekonomi dalam pendidikan?
2. Bagaimana peran ekonomi dalam pendidikan?
3. Bagaimana ekonomi sebagai sebuah landasan pendidikan?
C. Tujuan Rumusan Masalah
1. Menjelaskan hubungan ekonomi dalam pendidikan.
2. menjelaskan peran ekonomi dalam pendidikan.
3. menjelaskan ekonomi sebagai sebuah landasan pendidikan.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Ekonomi Dalam Pendidikan.


Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap
barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu
(oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga dan (nomos) yang berarti
“peraturan, aturan, hukum”. Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai
“aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”. Sementara yang
dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan
konsep ekonomi dan data dalam bekerja (http://id.wikipedia.org/, diakses 25
September 2014 Landasan pendidikan)
Pokok persoalan yang dianalisa dalam ilmu ekonomi adalah :
1. Bagaimanakah caranya menggunakan pendapatan atau sumber – sumber
daya tertentu agar ia dapat memberikan kepuasan maksimum kepada
seseorang atau sesuatu masyarakat.
2. Bagaimanakah cara meminimumkan penggunaan pendapatan atau sumber-
sumber daya untuk mencapai suatu tingkat tertentu.

Dalam hubungannya antara biaya dan manfaat, pendidikan dipandang


sebagai salah satu bentuk investasi pertama kali, hal ini dikemukakan oleh
Theodore W Schultz pada tahun 1960 yang berjudul investment capital dalam
forum American Economic Association. Pesan yang disampaikan adalah
“proses pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan
suatu bentuk konsumsi semata – mata, akan tetapi merupakan suatu investasi”.
Teori human capital suatu aliran pengeluaran yang menganggap manusia
merupakan suatu bentuk kapital sebagimana bentuk – bentuk kapital lainnya
seperti mesin, teknologi, uang, tanah, materi yang menentukan pertumbuhan
produktivitas melalui investasi dirinya sendiri. Human capital dapat
diaplikasikan melalui berbagai bentuk investasi SDM diantaranya pendidikan
5

formal, pendidikan informal, pengalaman kerja, kesehatan, gizi, dan


transmigrasi.
Konsep investasi SDM menganggap penting kaitannya antara
pendidikan, produktivitas kerja dan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori human
capital tenaga kerja merupakan pemegang kapital yang tercermin dalam
pengetahuan, keterampilan, dan produktivitas kerjanya. Ekonomi pendidikan
adalah suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun
didalam kelompok masyarakatnya membuat keputusan dalam rangka
mendayagunakan sumber – sumber daya yanag terbatas agar dapat
menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan, pengembangan ilmu
pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap khususnya melalui pendidikan
formal, serta bagaimana mendistribusikannya secara merata dan adil diantara
berbagai kelompok masyarakat. Cohn, 1979 (dalam Fatah, 2002) menyatakan
ekonomi pendidikan adalah studi tentang bagaimana manusia baik secara
individu maupun kelompok masyarakat membuat keputusan dalam rangka
mendayagunakan sumber daya yang langka / terbatas agar dapat menghasilkan
berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan, dan
keterampilan, pendapat, sikap, dan nilai – nilai khususnya melalui pendidikan
formal, serta mendiskusikannya secara merata dan adil diantara berbagai
kelompok masyarakat.
Ilmu ekonomi pendidikan berkembang menjadi perspektif investasi
sumber daya manusia. Investasi ini menganggap ada kaitan antara pendidikan,
produktivitas kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Pusat perhatian mendasar dari
konsep ekonomi adalah bagaimana mengalokasikan sumber – sumber daya
yang terbatas untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam mungkin tak
terhingga jumlahnya. Pertimbangan ekonomi didasarkan pada kemampuan
anggaran, sedangkan pertimbangan politik didasarkan pada tujuan masyarakat
secara menyeluruh.
Di negara sedang berkembang seperti Indonesia skala prioritas tertinggi
adalah pertumbuhan ekonomi dan keadilan. Investasi sebagai suatu konsep
umum dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah barang
atau jasa di kemudian hari dengan mengorbankan nilai konsuksi sekarang
6

(Cohn, 1979, dalam Fatah 2002) investasi dalam SDM dapat diartikan sebagai
suatu entitas yang nilainya bisa berkembang di kemudian hari melalui suatu
proses pengembangan nilai seperti peningkatan sikap. Rich (1992) mengakui
bahwa seseorang memiliki potensi keuangan yang berhubungan dengan
kualitas pengetahuan yang diperolehnya. Rich (1992) menyatakan manfaat
pendidikan juga dapat dilihat sebagai nilai tambah yang diperoleh seseorang
karena mendapat pendidikan tertentu. Nilai tambah secara umum merupakan
peningkatan derajat, harkat, dan martabat seseorang, Secara khusus dipandang
sebagai peningkatan kemampuan berpikir, bersikap, dan berperilaku, dan
keterampilan.
Sedangkan manfaat ekonomi dari pendidikan merupakan nilai tambah
secara ekonomu karena bertambahnya tingkat pendidikan. Manfaat dibagai
menjadi manfaat pribadi dan manfaat masyarakat. Manfaat bagi pribadi adalah
tambahan penghasilan bersih (setelah pajak) seumur hidup dari tenaga kerja
karena bertambahnya tingkat pendidikan tenaga kerja tersebut. Manfaat bagi
masyarakat adalah tambahan output yang dihasilkan oleh tenaga kerja bagi
masyarakat karena meningkatnya tenaga kerja tersebut (Sumarno, 2005).
Investasi Sumber Daya Manusia menurut Todaro (2000) menyatakan
bahwa peran pendidikan formal tidaklah terbatas memberikan pengetahuan dan
keahlian kepada masing – masing individu untuk dapat bekerja sebagai agen
perubahan ekonomi yang baik bagi masyarakatnya, tetapi juga menanamkan
tata nilai luhur, norma – norma, cita – cita, tingkah laku, dan aspirasi yang
saling berkaitan baik langsung maupun tidak langsung. Pendidikan juga
diharapkan mendapatkan tenaga kerja terdidik dalam berbagai tingkatan dalam
rangka menyelenggarakan pembangunan bangsa. 1

B. Peran Ekonomi Dalam Pendidikan.


Dunia sekarang tidak hanya disibukkan oleh masalah-masalah politik yang
membuat banyak pertentangan, melainkan juga masalah ekonomi atau
perdagangan, malah ada yang mengatakan sesudah perang dingin berakhir, kini

1
Zainal Arifin, Relasi Ekonomi dan Pendidikan, di akses dari
http://www.academia.edu/9044753/LANDASAN _EKONOMI_PENDIDIKAN, pada tanggal 11
Maret 2019 pukul 11.35
7

diikuti oleh perang ekonomi. Masing-masing negara berusaha meningkatkan


perekonomiannya. Berbagai cara mereka lakukan termasuk membentuk
organisasi atau blok-blok ekonomi.
Di samping itu memajukan perekonomian di negeri sendiri sejumlah
negara yang sudah makmur juga memberi bantuan kepada negara-negara
berkembang berupa pinjaman lunak atau bantuan khusus. Kerjasama ekonomi
yang lain adalah diperbolehkannya suatu negara membentuk usaha atau
industri di negara lain dengan bentuk perjanjian tertentu.
Globalisasi ekonomi yang melanda dunia, otomatis mempengaruhi hampir
semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Alasannya sederhana, yaitu karena
takut digulung dan dihempaskan oleh gelombang globalisasi ekonomi dunia.
Dampak lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi secara makro adalah
munculnya sejumlah sekolah unggul. Sekolah-sekolah ini didirikan oleh orang-
orang kaya atau konglomerat atau kumpulan dari mereka, yang bertebaran di
seluruh Indonesia. Sudah tentu kondisi sekolah seperti ini berbeda denga
sekolah-sekolah pada umumnya. Sekolah ini lebih unggul dalam prasarana dan
sarana pendidikan lebih unggul dalam menggaji pendidik-pendidik nya
(Pidarta,1997:2003).
Sekolah-sekolah unggul ini tetap diterima oleh negara maupun
masyarakat, selama ia mengikuti atau tunduk kepada undang-undang atau
aturan pemerintah tentang pendidikan dan tidak menanamkan kebudayaan
asing yang tidak cocok dengan kebudayaan Indonesia.
Sekolah-sekolah di luar negeri mempunyai beberapa karakteristik :
1. Mau membuat para siswa mencintai prestasi tinggi.
2. Mau dan bisa bekerja secara sempurna.
3. Memiliki etos kerja dan memberi kerja setengah-setengah.
4. Keseimbangan pengembangan jasmani dan rohani, keseimbangan
pengusahaan pengetahuan masa sekarang dan pengetahuan masa lampau
(Buchori,1996:232).
5. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kemauan para personalia
pendidikan.
6. Meningkatkan motivasi kerja.
8

7. Membuat para personalia pendidikan lebih bergairah lagi.


Peran ekonomi dalam dunia pendidikan sangat menentukan, tetapi bukan
pemegang peranan utama. Sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup
matinya dan maju mundurnya suatu pendidikan. Memang betul, bahwa dunia
modern sekarang ini segala sesuatu dilakukan dengan uang. Tidaklah
mengherankan kalau tujuan pendidikan atau sekolah adalah mencari
pekerjaan dan uang. Contoh riil sekarang ini pada jurusan – jurusan tertentu
banyak peminatnya, hal ini terjadi baik di lingkungan Departemen Pendidikan
Nasional maupun di lingkungan Departemen Agama. Hal seperti ini terjadi
tidak hanya di kota – kota besar saja tetapi sudah merambah sampai ke desa –
desa.
Sekolah adalah merupakan suatu lembaga yang berkewajiban
mengembangkan individu manusia. Kearah mana tujuan hidup seseorang dan
hidup seperti apa yang diinginkannya, banyak dipengaruhi oleh pendidikan
yang diterima di sekolah maupun di perguruan tinggi. Melihat hal demikian,
maka jelaslah bahwa dunia pendidikan membawa peserta didik kea rah
kehidupan yang tidak membingungkan, menyusahkan, dan bahkan
menyengsarakan, tetapi dunia pendidikan bukanlah merupakan dunia bisnis
tempat berlatih mencari uang, dan mencari pekerjaan, melainkan dunia
pembinaan tempat peserta didik belajar agar bisa hidup wajar dan damai.
Meskipun kenyataan sekarang banyak lembaga pendidikan yang secara
tersirat mengandung unsur bisnis.
Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas dalam
hal-hal berikut:
1. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri
atau bersama para siswa, orang tua, masyarakat, atau yang tidak bisa
dipinjam dan ditemukan di lapangan, seperti prasarana, sarana, media,
alat belajar atau peraga, barang habis pakai, dan materi pelajaran.
2. Membiayai segala perlengkapan gedung seperti air, listrik, telepon,
televisi, dan radio.
3. Membayar jasa segala kegiatan pendidikan seperti pertemuan-pertemuan,
perayaan-perayaan, panitia-panitia, darmawisata, pertemuan ilmiah dan
9

sebagainya.
4. Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana, agar bisa
mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi, seperti hidup
hemat, bersikap efisien, memiliki keterampilan produktif, memiliki etos
kerja, dan mengerti prinsip-prinsip ekonomi.
5. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia
pendidikan.
6. Meningkatkan motivasi kerja.
7. Membuat para personalia bagikan lebih bergairah bekerja.
Pada fungsi produksi administrator dipandang sebagai input adalah segala
sesuatu yang menjadi wahana dan proses pendidikan input tersebut adalah :
1. Prasarana dan sarana belajar, yang termasuk hal ini adalah ruang kelas,
perpustakaan, meja kursi, papan tulis dan sebagainya.
2. Perlengkapan belajar, media, alat peraga baik di dalam kelas maupun di
laboratorium.
3. Buku-buku dan bentuk material lainnya seperti film, disket, dan
sebagainya.
4. Barang-barang habis dipakai seperti zat kimia di laboratorium, kapur,
kertas, alat tulis.
5. Waktu guru bekerja dan personalia lain yang dipakai dalam memproses
peserta didik (Pidarta, 1997:235).2

C. Ekonomi Sebagai Sebuah Landasan Pendidikan


Ekonomi sebagai sebuah cabang ilmu yang mengkhususkan kajian tentang
pengelolaan pedapatan dan pengeluaran memiliki implikasi terhadap
implementasi proses pendidikan. Pokok persoalan yang dianalisa dalam ilmu
ekonomi adalah bagaimana cara menggunakan pendapatan atau sumber-
sumber daya tertentu agar ia dapat memberikan kepuasan maksimum kepada
seseorang atau sesuatu masyarakat. Bagaimana cara meminimumkan
penggunaan pendapatan atau sumber-sumber daya untuk mencapai suatu

2
Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd.I, Landasan Pendidikan , TERAS, Yogyakarta, 2009, hlm. 99-101.
10

tingkat kepuasan tertentu. Prinsip ekonomi lain yang juga perlu diperhatikan
dalam implementasi proses pendidikan menurut Pidarta (2007) adalah:
1. Prinsip ekonomi produsen
a) Menghasilkan barang yang berkualitas.
b) Menekan biaya produksi serendah mungkin.
c) Mencari keuntungan maksimal.
d) Menghasilkan barang yang diminati dan selalu dicari oleh konsumen
2. Prinsip ekonomi distributor
a) Menyalurkan barang dan jasa pada konsumen tepat waktu.
b) Memeratakan hasil produksi ke daerah-daerah yang memerlukan.
c) Membuat harga barang stabil atau tidak mengalami gejolak.
3. Prinsip ekonomi konsumen
a) Mendapatkan kepuasan semaksimal mungkin.
b) Terpenuhinya kebutuhan hidup.
c) Terhindar dari sifat konsumtif.
d) Mendapatkan barang yang bermutu dengan harga murah.
e) Terjadinya penghematan atau tidak.
Kajian ekonomi tersebut menekankan pentingnya mengefisienkan
pengeluaran dan mengoptimalkan keuntungan atau pendapatan. Hal ini
tentunya dapat dijadikan sebagai salah satu prinsip dalam menjalankan proses
pendidikan.
Proses pendidikan berkualitas hendaknya dapat dilaksanakan walaupun
fasilitas moderen belum tersedia, guru dan kepala sekolah dituntut untuk
kreatif menciptakan sarana dan prasarana pembelajaran. Implikasi dari prinsip
ini teentunya akan menjadikan proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan
biaya yang lebih ringan namun kualitas tetap terjaga. Peranan ekonomi dalam
dunia pendidikan cukup menentukan tetapi bukan pemegang peranan utama.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan ialah untuk menunjang kelancaran
proses pendidikan dan juga berfungsi sebagai materi pelajaran dalam masa lah
ekonomi pada kehidupan manusia. Kegunaan ekonomi dalam pendidikan
menurut Pidarta (2007) terbatas pada:
11

1. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri


atau bersama siswa.
2. Membiayai segala perlengkapan gedung.
3. Membayar jasa semua kegiatan pendidikan
4. Untuk mengembangkan individu yang berprilaku ekonomi.
5. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia
pendidikan.
6. Meningkatkan motivasi kerja.
7. Membuat para personalia pendidikan lebih bergairah bekerja.
Landasan ekonomi memiliki peran penting dalam keberhasilan
pelaksanaan proses pendidikan, tanpa sokongan ekonomi proses pendidikan
tidak bisa berjalan dengan lancar. Sokongan ekonomi sebagai sebuah
landasan dalam proses pendidikan memiliki implikasi pada dua hal pokok,
yaitu secara prinsipil dan secara material. Secara prinsipil peran tersebut
meliputi prinsip-prinsip ekonomi yang dapat diaplikasikan dalam
implementasi pendidikan, sementara itu secara material peran ekonomi
berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan pembiayaan untuk pelaksanaan
proses pendidikan. Implikasi akhirnya antara pendidikan dan ekonomi
menjadi hubungan yang saling menciptakan. Ekonomi mampu mendorong
pendidikan berjalan secara efektif dan efisien sementara hasil pendidikan
akan menciptakan manusia yang memiliki kualitas sehingga mampu menggali
dan mengoptimalkan sumber sumber ekonomi, sehingga laju pertumbuhan
ekonomi menjadi lebih baik.3

3
Wahyu Nanda Eka Saputra, Landasan Pendidikan dan Pembelajaran ,
http://www.academia.edu/9044753/LANDASAN _EKONOMI_PENDIDIKAN,di akses pada
tanggal 13 Maret 2019 pukul 18.58
12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ilmu ekonomi pendidikan berkembang menjadi perspektif investasi
sumber daya manusia. Investasi ini menganggap ada kaitan antara
pendidikan, produktivitas kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Pusat
perhatian mendasar dari konsep ekonomi adalah bagaimana
mengalokasikan sumber – sumber daya yang terbatas untuk mencapai
tujuan yang beraneka ragam mungkin tak terhingga jumlahnya.
2. Ekonomi memegang peranan dalam pendidikan, walaupun bukan peranan
utama. Peranan ini misalnya dalam hal: pembiayaan kebutuhan
pendidikan, fasilitas sekolah, jasa kegiatan pendidikan dan meningkatkan
motivasi kerja.
3. Kajian ekonomi tersebut menekankan pentingnya mengefisienkan
pengeluaran dan mengoptimalkan keuntungan atau pendapatan. Hal ini
tentunya dapat dijadikan sebagai salah satu prinsip dalam menjalankan
proses pendidikan.Proses pendidikan berkualitas hendaknya dapat
dilaksanakan walaupun fasilitas moderen belum tersedia, guru dan kepala
sekolah dituntut untuk kreatif menciptakan sarana dan prasarana
pembelajaran. Implikasi dari prinsip ini teentunya akan menjadikan proses
pendidikan dapat dilaksanakan dengan biaya yang lebih ringan namun
kualitas tetap terjaga.
B. Saran
Perlunya perhatian terhadap anggaran dana pendidikan, tidak hanya perlu
ditingkatkan jumlahnya, namun juga harus dikontrol efisien dan efektivitasnya.
Hal ini, juga akan berkaitan mengenai investasi SDM. Investasi SDM bisa
dimulai dari dunia pendidikan. Orang-orang terdidik inilah yang nantinya akan
menjalankan roda perekonomian di sebuah negara.
13

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2015 Relasi Ekonomi dan Pendidikan, (Online),
(http://www.portalgaruda.edu.com), di akses pada tanggal 11 Maret 2019
Maemunah, B. M. Pd.I. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: TERAS
Saputra, WNA. 2014. Landasan Pendidikan dan Pembelajaran, (Online)

(http://www.academia.edu/9044753/LANDASAN_EKONOMI_PENDIDIKAN)
di akses pada tanggal 13 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai