Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH MANAGEMEN OLAHRAGA DAN LINGKUNGAN VENUE

OLAHRAGA TERHADAP PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA


AQUATIK DI SUMATERA SELATAN

Proposal Oleh :

ELLA MEILIA ROSITA

01012681822036

Manajemen

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Gelar Magister Manajemen

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI

2020

1
1. LATAR BELAKANG
Olahraga merupakan segala aktifitas fisik yang dilakukan dengan sengaja

dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan potensi jasmani,

rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari penjelasan diatas untuk

mewujudkan olahraga yang selaras dengan hasil maka dibutuhkan managemen

olahraga yang seimbang dari cara mengolah organisasi, program latihan, dan juga

management atlet. Dari hal tersebut dibutuhkan beberapa fasilitas yang sangat

menunjang seperti sarana prasana yang sesuai dengan SNI, supaya atlet dapat

berlatih dengan maksimal dan juga dapat memberikan dampak positif pada

pelatih.

Salah satu cabang olahraga air yang cukup populer dan banyak diminati

oleh masyarakat Indonesia adalah renang. Setiap orang memiliki motif berbeda

dalam melakukan aktivitas air ini. Motif-motif tersebut antara lain untuk menjaga

kesehatan dan kebugaran tubuh, sebagai sarana hiburan, dan untuk mencari

prestasi. Renang sebagai olahraga rekreasi semata-mata bertujuan untuk

mendapatkan kesenangan dan badan yang sehat. Renang juga dapat digunakan

sebagai media aktualisasi diri untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya,

yang disimbolkan dengan menjadi juara, mendapat medali emas dan sebagainya.

Menurut Cox (2002), atlet adalah orang yang ikut serta dalam pertandingan,

mengadu kekuatannya untuk mencapai suatu prestasi dan orang yang melakukan

latihan-latihan agar mendapatkan kekuatan badan, kecepatan, kelincahan, daya

tahan, dan keseimbangan dalam mempersiapkan diri jauh hari sebelum

perlombaan dimulai. Atlet harus mengikuti serangkaian pertandingan dalam

kompetisi yang terstruktur serta memiliki pembinaan dan program latihan tertentu

2
untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, baik kemampuan fisik,

kognitif, maupun kemampuan emosional mereka untuk mencapai prestasi yang

diharapkan.

Prestasi atlet renang dipantau dari kejuaraan yang diikutinya, oleh karena

itu menampilkan yang terbaik merupakan tujuan atlet renang dalam setiap

pertandingan. Kejuaraan juga merupakan media bagi Pelatda (Pemusatan Latihan

Daerah) maupun Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) untuk menjaring atlet-

atlet yang memiliki performa terbaik. Salah satu bentuk penjaringan atlet-atlet

berbakat ini adalah dengan sistem promosi-degradasi (promdeg).

Indonesia memiliki prestasi renang yang cukup membanggakan di tingkat

Asia Tenggara. Tim renang Indonesia mampu memperoleh 5 medali emas, 6

medali perak dan 4 medali perunggu pada Sea Games 2013 di Myanmar.

Beberapa dari para atlet renang ini juga berhasil memecahkan rekor nasional

maupun rekor Sea Games, seperti Triady Fauzi Sidiq yang berhasil membawa

pulang medali emas pada Sea Games 2013 dan berhasil memecahkan rekor

catatan waktu pada nomor perlombaan 100 meter gaya bebas (Sea Games, 2013).

Pada Kejuaraan Renang Terbuka di Hong Kong, 29-31 Agustus 2014, Indonesia

juga berhasil membawa pulang lima belas medali, terdiri dari sepuluh emas, tiga

perak dan dua perunggu (www.tempo.co). Prestasi renang Indonesia di tingkat

yang lebih tinggi masih kurang. Pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea, tim

renang Indonesia tidak berhasil mendapatkan 1 medali pun. (jurnalasia.com).

Prestasi atlet renang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor fisik, teknik,

dan psikologis. Ketiga faktor tersebut merupakan modal bagi seorang atlet untuk

3
menjadi atlet unggul dan mampu mencapai prestasi puncak dalam bidang olahraga

yang digelutinya. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, apabila

ada salah satu faktor yang tidak optimal maka prestasi yang dicapai juga akan

tidak optimal (Adisasmito, 2007). Faktor psikologis memiliki peranan yang

penting pada pencapaian prestasi yang tinggi, 80% faktor kemenangan atlet

profesional ditentukan oleh faktor psikologis (Adisasmito, 2007). Salah satu

faktor psikologis yang dianggap memiliki pengaruh besar terhadap pencapaian

prestasi atlet adalah motivasi. Jarvis (2006) menjelaskan bahwa baik motivasi

ekstrinsik maupun motivasi intrinsik dapat digunakan untuk meningkatkan

performa atlet.

Provinsi Sumatra Selatan memiliki 4 cabang olahraga dalam aquatik,

masing- masing cabor tersebut berlomba- lomba menyumbang medali untuk

provinsi sumsel. Dari salah satu cabor aquatik ditemukan kehilangannya

regenerasi maka cabor tersebut dalam sistem managemen dan sistem latihan yang

seperti biasa dilakukan (Sumber: anggota PRSI Sumsel). Yang tersisa dari cabang

olahraga Aquatik yang masih aktif yaitu renang, polo air, dan loncat indah. Dari

ketiga cabor tersebut dalam 5 tahun terakhir ini sudah menyumbang medali untuk

Sumatra Selatan, yakni sebagai berikut;

CABANG OLAHRAGA : RENANG

No
Hasil
. Nama atlet/ kujaraan Tahun
1. Kejuaraan renang antar SKO- PPLP/ D 2018 Juara 2 (50M Gaya Dada)
se Indonesia Musi banyuasin
2. Kejuaraan reanang Antar SKO- PPLP/D 2018 Juara 2 (100M gaya Dada)
se Indonesia Musi banyuasin
3. Krapsu Padang 2019 Juara 2 (50M gaya Dada)

4
4. Krapsu Padang 2019 Juara 2 (100M gaya Dada)
5. PORPROV XI Palembang 2017 Juara 3 (100 M Gaya Dada)
6. PORPROV XI Palembang 2017 Juara 3 (50M Gaya Dada)
7. PORPROV XI Palembang 2017 Juara 3 (200M Gaya Dada)
8. PORPROV XII PRABUMULIH 2019 Juara 2 (50M Gaya Dada)
9. PORPROV XII PRABUMULIH 2019 Juara 1 (100M Gaya Dada)
10. PORPROV XII PRABUMULIH 2019 Juara 3 (200M Gaya Dada)
Juara 3 (Estafet 4x 100 M
11. PORPROV XII PRABUMULIH 2019
Gaya Ganti)
12. FUN & OPEN TURNAMEN Curup 2019 Juara 1 (100M Gaya Dada)
13. FUN & OPEN TURNAMEN Curup 2019 Juara 2 (50M Gaya Dada)
14. FUN & OPEN TURNAMEN Curup 2019 Juara 3 (50M Gaya bebas)
15. O2SN Provinsi 2016 Juara 3 (50M Gaya Dada)
16. O2SN Provinsi 2016 Juara 3 (100M Gaya Dada)
17. O2SN Provinsi 2016 Juara 3 (200M Gaya Dada)
18. PORWIL Bengkulu 2019 Juara 3 (50M Gaya Dada)
19. Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Juara 3 (100M Gaya Dada)
20. Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Juara 2 (50M Gaya Dada)
Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV)
21. Palembang Juara 3 (100M Gaya Dada)
Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV)
22. Palembang Juara 3 (50M Gaya dada)
Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Juara 2 (4x100M Estafet
23. Palembang Gaya ganti)
Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Juara 2 (4x100M Estafet
24. Palembang Gaya Bebas)
25. Pekan Olahraga Kota (PORKOT) Palembang Juara 1 (200M Gaya Dada)
26. Pekan Olahraga Kota (PORKOT) Palembang Juara 1 (100M Gaya Dada)
27. Pekan Olahraga Kota (PORKOT) Palembang Juara 1 (50M Gaya Dada)
28. Pekan Olahraga Kota (PORKOT) Palembang Juara 3 (100M Gaya Bebas)
29. RD Swimming Club Terbuka (Curup) Juara 3 (100M Gaya Dada)
30. RD Swimming Club Terbuka (Curup) Juara 3 (50M Gaya Dada)
31. RD Swimming Club Terbuka (Curup) Juara 3 (50M Gaya Dada)
32. Pekan Olaharaga provinsi (porprov) Prabumulih Juara 2 (100M Gaya Dada)
33. Pekan Olaharaga provinsi (porprov) Prabumulih Juara 3 (50M Gaya Dada)
Juara 2 (4x100M Gaya
34. Pekan Olaharaga provinsi (porprov) Prabumulih Ganti)
PORWIL
35. M. octarizal Fikri 2019 Juara 1 (50M Gaya Bebas)
PORWIL
36. M. octarizal Fikri 2019 Juara 1 (100M Gaya Bebas)
37. M. octarizal Fikri PORWIL Juara 2 (200M Gaya Bebas)

5
2019
PORWIL Juara 2 (100M Gaya
38. Fahri Samsuddin 2019 Punggung)
PORWIL Juara 3 (50M Gaya
39. Fahri Samsuddin 2019 Punggung)
PORWIL Juara 2 (100M Gaya
40. Siti Fauziah karina 2019 Punggung)
PORWIL
41. Yayang Putra Niaga 2019 Juara 3 (50M Gaya Dada)
PORWIL Juara 3 (200M gaya
42. Fahri Samsuddin 2019 Punggung)
PORWIL Juara 3 (50M Gaya Kupu-
43. M. octarizal Fikri 2019 kupu)
PORWIL
44. Siti Fauziah karina 2019 Juara 3 (400M Gaya Ganti)
PORWIL Juara 3 Estafet (4x100M
45. Fahri Samsuddin 2019 Gaya ganti)
PORWIL
Heryansyah Saputra 2019
PORWIL
M. octarizal Fikri 2019
PORWIL
Harry Sultan Afif 2019
PORWIL Juara 3 Estafet (4x100M
46. M. octarizal Fikri 2019 Gaya Perunggu)
PORWIL
Fahri Samsuddin 2019
PORWIL
Heryansyah Saputra 2019
PORWIL
Harry Sultan Afif 2019
PORWIL Juara 1 Estafet (4x 100M
47. Siti Fauziah karina 2019 Gaya Bebas)
PORWIL
Ashilla Rachma D 2019
PORWIL
Ananda Suci Wulandari 2019
PORWIL
Shinta Nurhidayanti 2019
PORWIL Juara 2 Estafet (4x 100M
48. Siti Fauziah karina 2019 Gaya Ganti)
PORWIL
Riska Rusianto 2019
PORWIL
Ananda Suci Wulandari 2019

6
PORWIL
Shinta Nurhidayanti 2019
Tabel 1.1 Prestasi atlet cabang olahraga renang
(Sumber: data Internal PRSI Sumsel yang dikelola oleh peneliti)
CABANG OLAHRAGA : POLO AIR

NO
. NAMA ATLET UMUR EVENT DAN TAHUN PELAKSANA HASIL
1 Fernando satria 25 thn PON XIX (2016) PERUNGGU
PON XIX & SEA GAMES XXIX PERUNGGU &
2
Muhammad Zaki 21 thn (2016- 2017) PERAK
3 Okta Rizal 26 thn PON XIX (2016) PERUNGGU
4 Alan Delon 27 thn PON XIX (2016) PERUNGGU
5 Kms.Afriady 27 thn PON XIX (2016) PERUNGGU
Muhammad
6
Nurdiansyah 26 thn PON XIX (2016) PERUNGGU
7 Ade Septiadi 21 thn PON XIX (2016) PERUNGGU
M. Alex
8 PON XIX (2016)
Swandono 26 thn PERUNGGU
9 Rendy Septiano 27 thn PON XIX (2016) PERUNGGU
Imam Budi
10 PON XIX (2016)
Wicaksana 25 thn PERUNGGU
11 Indra Saputra 23 thn PON XIX (2016) PERUNGGU
12 Aben Wisander 21 thn PON XIX (2016) PERUNGGU
13 Febriansyah Putra 21 thn PON XIX (2016) PERUNGGU
M. Agung
14 15 thn TEST EVENT ASIAN GAMES (2017) Rank 4
Maulana
15 M. wili Syahrendra 16 thn TEST EVENT ASIAN GAMES (2017) Rank 4
16 Bardan Aji Buana 16 thn TEST EVENT ASIAN GAMES (2017) Rank 4
Ahmad Hidayah
17 18 thn TEST EVENT ASIAN GAMES (2017) Rank 4
Tullah
18 Romy Ardiansyah 16 thn TEST EVENT ASIAN GAMES (2017) Rank 4
Sandi Tirta
19 14 thn TEST EVENT ASIAN GAMES (2017) Rank 4
Erlangga
Tabel 1.2 Prestasi Atlet cabang Olahraga Polo Air
(Sumber: Data Internal PRSI yang dikelola oleh peneliti)

CABANG OLAHRAGA : LONCAT INDAH

No
. Nama Event dan Tahun Pelaksana Hasil

7
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA
1. Dini Rizky Wahyuni BARAT Juara 1 (Papan 1 Meter KU A)
Juara 3 Terbuka 1 Meter
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA
2. Siti Nurshela BARAT Juara 3 (Menara Terbuka Putri)
Juara 2 (Menara KU A Putri)
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Juara 1 (Papan 3 Meter KU A
3. Athirah Ghassani BARAT Putri)
Juara 2 (Papan 2 Meter
Terbuka Putri)
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Juara 1 (Papan 1 Meter KU B
4. Lili Agustina BARAT Putri)
Juara 1 (Papan 3 Meter KU B
Putri)
Juara 3 (Papan 3 Meter
Terbuka Putri)
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Juara 3 (Papan 3 Meter KU C
5. Vivi Mariska BARAT Putri)
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Juara 1 (Papan 1 Meter KU D
6. Tomi Ali BARAT Putra
Juara 1 (Papan 3 Meter KU D
Putra)
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA
7. Yongki BARAT Juara 1 Menara KU A Putra
juara 3 Menara Terbuka Putra
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA
8. Iksan Bahari BARAT Juara 1 Menara KU B Putra
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Juara 3 Papan 1 Meter terbuka
9. Kevin Octara BARAT Putra
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Juara 2 Papan 1 Meter terbuka
10. Hasyim Rizki Alfajri BARAT Putra
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Rangking 4 Terbuka papan 1
11. Maryani BARAT Meter Putri
Rangking 4 Papan 1 Meter KU

8
A Putri
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Juara 1 Papan 3 Meter KU C
12. M. Veril Ariyanto BARAT Putra
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Juara 3 Papan 1 Meter KU C
13. M. Ridho Akbar BARAT Putra
Juara 1 Menara terbuka Putra
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Juara 3 Papan 3 Meter KU C
14. Suhardi Septian BARAT Putra
KUALIFIKASI PON IX
TAHUN 2016 JAWA Rangking 4 Papan 1 Meter KU
15. M. Rizki Anugrah BARAT C Putra

No Event atau Tahun


. Nama Pelaksanaan Hasil
Kualifikasi PON Remaja 1
1. Maryani Tahun 2014 SURABAYA Juara 3 Menara KU A Putri
Juara 3 Papan 3 Meter KU A
Putri
Kualifikasi PON Remaja 1 Juara 2 Papan 1 Meter KU A
2. Dini Rizky Wahyuni Tahun 2014 SURABAYA Putri
Juara 3 Papan 3 Meter KU A
Putri
Kualifikasi PON Remaja 1 Juara 1 Papan 1 Meter KU A
3. Siti Nursela Tahun 2014 SURABAYA Putri
Juara 2 Menara KU A Putri
Kualifikasi PON Remaja 1 Juara 2 Papan 1 Meter KU B
4. Atira Gasani Tahun 2014 SURABAYA Putri
Juara 2 Menara KU B Putri
Juara 2 Papan 3 Meter
Kualifikasi PON Remaja 1 Juara 1 Papan 1 Meter KU C
5. Lili Agustina Tahun 2014 SURABAYA Putri
Juara 1 Papan 3 Meter KU C
Putri
Kualifikasi PON Remaja 1
6. Yongki Tahun 2014 SURABAYA Juara 1 Menara KU B Putra
Juara 3 Papan 3 Meter KU D
Putra
Kualifikasi PON Remaja 1 Juara 1 Papan 1 Meter KU D
7. Suardi Septian Tahun 2014 SURABAYA Putra
Juara 2 Papan 3 Meter KU D

9
Putra
Kualifikasi PON Remaja 1 Rangking 4 Terbuka
8. Kevin Oktara Tahun 2014 SURABAYA Sinkronisasi Papan
3 Meter TBK
Kualifikasi PON Remaja 1 Rangking 4 Terbuka
9. Hasyim Rizky Al Fajri Tahun 2014 SURABAYA Sinkronisasi Papan
3 Meter TBK
Kualifikasi PON Remaja 1 Juara 1 Papan 1 Meter KU C
10. Vivi Mariska Tahun 2014 SURABAYA Putri
Juara 1 Papan 3 Meter KU C
Putri
Kualifikasi PON Remaja 1
11. Ikhsan Bahari Tahun 2014 SURABAYA Peringkat 4 Menara 5 Meter
Peringkat 4 Papan 1 Meter
Kualifikasi PON Remaja 1 Juara 2 Menara 5 Meter KU C
12. M. Veril Vian Ardiyanto Tahun 2014 SURABAYA Putra
Juara 2 Papan 3 Meter KU C
Putra
Kualifikasi PON Remaja 1 Juara 2 Papan 1 Meter KU C
13. M. Ridho Akbar Tahun 2014 SURABAYA Putra
Kualifikasi PON Remaja 1 Juara 3 Papan 3 Meter
14. Athira Gasani Maryani Tahun 2014 SURABAYA Sonkronisasi TBK
Juara 2 Menara Sinkronisasi
TBK
Tabel 1.3 Prestasi Atlet Cabang Olahraga Loncat Indah
(Sumber: Data Internal PRSI yang dikelola oleh peneliti)

Dari data diatas menunjukkan cabang olahraga renang, polo air, dan loncat

indah menyumbang medali untuk sumatra selatan, hal ini sangat di apresiasikan

oleh pihak PRSI sumsel dengan bertambahnya medali untuk sumatra selatan maka

eksistensi aquatik di Sumsel sangatlah berpengaruh terhadap managemen ada

PRSI Sumsel. Namun, dalam hal managemen yang baik apakah sudah ada di

organisasi PRSI? supaya berjalannya antara atlet, pelatih, official dan pegurus

PRSI Sumsel berkensinambungan.

10
Kemauan yang kuat untuk mencapai prestasi akan menentukan seberapa

keras seorang atlet akan berlatih dan bersaing. Hidayat (2008) mengungkapkan

bahwa tanpa adanya kemauan untuk berprestasi, seseorang akan sulit didorong

untuk berprestasi. Hal tersebut juga berlaku pada seorang atlet. Jika atlet kurang

memiliki kemauan untuk berprestasi, maka tidak akan menunjukkan prestasi

olahraga yang tinggi atau bahkan tidak dapat mencapai tujuan atau prestasi yang

diharapkan. Bukan hal itu saja fasilitas dan lingkungan olahraga pun sangat

berperan penting dari prestasi atlet tersebut, karna Prestasi olahraga merupakan

puncak kebanggaan dari seorang atlet. Untuk mencapai prestasi yang tinggi

tidaklah mudah, diperlukan kerja keras dan ketekunan dari atlet tersebut. Latihan

yang progresif saja tidak menjamin seorang atlet dalam meraih prestasi.

Emil Salim (1976) mengemukakan Pengertian lingkungan diartikan

sebagai segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam

ruangan yang kita tempat dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan

manusia. Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Salah

satu faktor yang paling dominan adalah faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan

bisa bersifat positif dan juga dapat memberi pengaruh negatif. Lingkungan yang

dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan tempat bekerja/sekolah dan

lingkungan olahraga itu sendiri. Maka dari itu penulis membatasi hanya

membahas dalam faktor lingkungan olahraga saja . bukan hanya dari dalam segi

lingkungan olahraganya namun dalam manajeman olahraganya atau pengelola

organisasi tersebut sebagai pendukung juga penunjang prestasi atlet

11
Management olaharaga upaya yang sangat penting untuk teraturnya sistem

organisasi tersebut supaya Tipe manajemen disesuaikan dengan filosofi dan

pandangan tentang organisasi atau lembaga serta manajer dan orang-orang yang

terlibat didalamnya.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh manajemen olahraga terhadap prestasi atlet dalam cabang

olahraga aquatik di Sumatra selatan?

2. Bagaimana pengaruh lingkungan venue olahraga terhdap prestasi atlet dalam

cabang olahraga aquatik di sumatra selatan?

3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan utama dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk

mengetahui :

1. Untuk mengetahui Pengaruh managemen olahraga terhadap prestasi atlet dalam

cabang olahraga Aquatik di Sumatra Selatan.

2. Untuk mengetahui Pengaruh Lingkungan Venue Olahraga terhadap prestasi

atlet dalam cabang olahraga Aquatik di Sumatra Selatan.

4. Manfaat Penelitian

4.1 Manfaat Praktis

12
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang

bermanfaat dan masukan bagi Pemerintah dan Pengurus PRSI Provinsi Sumatera

Selatan

4.2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut guna untuk

menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hubungan Manajemen olahraga

dan lingkungan venue aquatik terhadap prestasi atlet cabang olahraga Aquatik

Sumatera Selatan.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Managemen Olahraga

Manajemen adalah segenap aktivitas untuk mengerahkan sekelompok

manusia dan menggerakkan segala fasilitas dalam suatu usaha kerjasama

sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu (Sukintaka, 2000: 15-16).

Hal senada menurut Alex Gunur (1979: 11-12) agar dalam sebuah proses

manajemen dapat berjalan dengan baik maka ada beberapa sarana atau alat yang

harus ada dan dipenuhi oleh seseorang atau organisasi. Saran atau alat tersebut

dikenal dengan istilah “Tool of Manajement atau “6M” yaitu meliputi: manusia

13
(man), uang (money), bahan (material), metode (methods), alat (machins), dan

pasar (market). Menurut Hani Handoko (1998: 8) mengemukakan manajemen

adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi

yang telah ditentukan dapat tercapai.

Manajemen olahraga menunjukan peranan penting dalam pengelolaan

kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga. Dalam pembinan olahraga pada

umumnya memerlukan kemampuan menejerial guna mencapai tujuan tercapainya

pembinaan olahraga tersebut. Dalam pengertian sempit, pembinaannya harus

terlaksana berdasarkan perencanaan yang terbagi-bagi menjadi perencanan jangka

panjang, 6 menengah dan pendek. Dalam pengertian luas, manajemen dibutuhkan

untuk mengintegrasi berbagai aspek, tidak hanya kepentingan teknik dan taktik

saja tetapi juga aspek ekonomi dan komunikasi (Rusli Lutan, 2000: 13). Menurut

Harzuki (2012: 117), menyebutkan bahwa “manajemen olahraga adalah

perpaduan antara ilmu manajemen dan ilmu olahraga”. Istilah manajemen

diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka

pencapaian tujuan dengan melalui kegiatan orang lain. Berdasarkan berbagai

pendapat tersebut menunjukkan adanya kesamaan aspek atau komponen yang

terdapat dalam manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan yang kesemuanya dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Secara umum manajemen merupakan rangkaian kegiatan untuk

mengarahkan seluruh potensi yang ada, baik sumber daya manusia maupun

14
sumber daya lainnya, untuk memperoleh suatu dukungan dalam usaha mencapai

tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien. b. Tujuan manajemen

Manajemen sebenarnya adalah alat suatu organisasi yang digunakan untuk

mencapai tujuan. Menurut Susilo Martoyo (1988) adanya organisasi dapat

digerakkan sedemikian rupa sehingga menghindari sampai tingkat seminimal

mungkin pemborosan waktu, tenaga, materil dan uang guna mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dengan kata lain, organisasi

digerakkan agar segala sesuatu dapat berjalan secara efektif (tepat guna) dan

efisien (tepat waktu, tenaga, dan biaya). Menurut Siswanto (2005: 27) manajemen

bertujuan untuk mencapai sesuatu yang ingin direalisasikan, yang

menggambarkan cakupan tertentu, dan menyarankan pengarahan kepada usaha

seorang manajer. Pendapat lain dikemukakan oleh Malayu S. P Hasibun (1996:

34) yang memberi pengertian manajemen sebagai seni dan ilmu untuk mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang

menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha

seorang manajer, ada empat elemen pokok dari tujuan manajemen (Goal) sesuatu

yang ingin direalisasikan, (Scope) cakupan, (Accuracy) ketepatan, (Direction)

pengarahan (Siswanto, 2005: 29). Adanya organisasi tersebut dapat digerakan

sedemikian rupa sehingga dapat menghindari sampai tingkat seminimal mungkin

pemborosan waktu, tenaga, materil dan uang guna mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Susilo Martoyo, 1988: 35).

15
Menurut (Bucher dan Krotee,1993:4) Management berasal dari kata to

manage yang berarti mengelola atau mengatur. Definisi management adalah

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha para

anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk

mencapai tujuan.

Managemen olahraga adalah suatu kombinasi keterampilan yang

berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,

pengendalian, penganggaran, dan evaluasi dalam konteks suatu organisasi yang

memiliki produk utama yang berkaitan dengan olahraga (Janet Park,1998:4).

Dalam hal ini prestasi dalam bidang olahraga di kelola oleh pemerintah dengan

membentuk suatu lembaga otoritas keolahragaan di Indonesia yaitu Komite

Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mana sebagai payung dari seluruh

olahraga, dan untuk cabang olahraga sendiri di bawah naungan KONI maka dari

itu KONI membentuk kembali suatu organisasi dari setiap cabang olahraga .

Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) yaitu oarganisasi dalam

cabang olahraga aquatik yang dinaungi oleh KONI, berikut olahraga aquatik yang

di naungi oleh PRSI adalah renang, polo air, loncat indah, renang indah, dan yang

terbaru adalaha fin swimming. Pada provinsi Sumatera Selatan PRSI yang di

pimpin oleh ketua umum Bapak Ir. H. Sarimuda, MT dengan kepengurusan 2019-

2023. Dalam kepengurusan tersebut terbagi beberapa bidang untuk membina para

atlet mau pun sistem administrasinya (sumber: Pengurus PRSI Sumsel)

2.2. Lingkungan Venue Olahraga

2.2.1 History Jakabaring Sport center

16
PT Jakabaring Sport City (PT JSC) didirikan berdasarkan visi Gubernur

Provinsi Sumatera Selatan untuk membuat suatu Kawasan olahraga yang modern

bertaraf internasional serta berkarakter “smart” dan “green”. Pembangunan

kawasan Jakabaring Sport City (JSC) dilakukan secara bertahap dan

berkesinambungan, dimulai tahun 2001 dan berlanjut pada pelaksanaan PON

tahun 2004 serta terus dikembangkan hingga pelaksanaan Sea Games tahun 2011,

dan hingga Asian Games 2018. Pada mulanya pengelolaan Kawasan JSC berada

di bawah dan tanggung jawab Badan Pengelola Aset Daerah (BPKAD), instansi

Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan. Pada perkembangannya, efektifitas

pengelolaannya dirasa perlu untuk ditingkatkan, maka pemerintahan Provinsi

Sumatera Selatan berinisiatif untuk membentuk suatu Badan Usaha Milik Daerah

yang mandiri dan dapat mengelola Kawasan JSC secara professional.

Berdasarkan pasal 331 undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah dapat membentuk Badan Usaha Milik

Daerah yang bertujuan untuk memperoleh laba/keuntungan yang didasarkan pada

kelayakan bidang usaha yang akan dibentuk. Sesuai pertimbangan tersebut,

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi

Sumatera Selatan Nomor 8 Tahun 2017 tanggal 12 Juni 2017 Tentang Pendirian

Badan Usaha Milik Daerah Perseroan Terbatas Jakabaring Sport City dengan

Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT JSC Nomor 72 tanggal November 2017

menetapkan pendirian Badan Usaha Miliki Daerah Perseroan Terbatas Jakabaring

Sport City untuk mengelola aset daerah milik Pemerintah Provinsi Sumatera

Selatan berupa Kawasan Jakabaring Sport City di Jalan Gubernur H.A Bastari

17
Jakabaring, Palembang.

Asset PT Jakabaring Sport City (PT JSC) diperoleh melalui Penyertaan

Modal Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sesuai dengan Peraturan Daerah

Nomor 8 tahun 2017 senilai Rp. 5.738.498.385.000,-. Adapun berdasarkan berita

acara serah terima dokumen hasil penilaian tim kantor wilayah Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Selatan, Jambi dan Bangka Belitung Nomor

0289/BA/BPKAD/2017 tanggal 29 September 2017, Kawasan JSC seluas ± 326

Ha bernilai sebesar Rp. 5.738.498.385.000,-. Terdiri dari :

1. Tanah Seluas ± 326 Ha senilai Rp. 5.257.816.946.000,-. 2. Bangunan Senilai

Rp. 480.681.439.000,-.

Gambar 2.1 Kompleks Olahraga Jakabaring (Jakabaring Sport City) Palembang


Sumber: www.jakabaringsportciy.com

Luasan asset PT JSC diperkirakan akan bertambah menjadi ± 700 Ha

seiring dengan selesainya pembebasan lahan yang dilakukan oleh Pemerintahan

18
Provinsi Sumatera Selatan. Sampai dengan saat ini sertifikasi asset tanah seluas ±

326 Ha diatas masih dalam proses di Badan Pertanahan Nasional. Pengembangan

dan peningkatan utilitas asset tanah dimungkinkan sehubungan rencana

pengembangan Kawasan Jakabaring Sport City yang nantinya tidak hanya

menjadi pusat kegiatan olah raga, tetapi juga menjadi Kawasan keolahraga,

rekreasi keluarga, kuliner, budaya dan edukasi serta pusat pameran.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Jakabaring Sport City


Sumber: (JSC, 20219)

Penjelasan sebelumnya adalah kegiatan seluruh atlet Sumsel untuk berlatih

fisik maupun mentalnya di Jakabaring Sport Center, lokasi venue Aquatik

menjadi saksi pertandingan event olahraga dalam ajang internasional maupun

19
nasional, lokasi tersebut juga menjadi tempat berlatihnya olahraga renang,

loncang indah dan polo air. Menurut sumber pengurus PRSI sumsel, cabang

olahraga yang aktif hanya ada 3 cabang olahraga yaitu renang, polo air dan loncat

indah. Karna banyak faktor lain hal yang berpengaruh dalam eksistensi olahraga

Aquatik. Maka dari itu lingkungan yang tepat untuk para atlet dalam mencapai

prestasi sangat mendukung. Slameto (1998) menyebutkan bahwa prestasi belajar

yang dicapai individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal). Faktor

internal meliputi faktor biologis dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal

meliputi lingkungan, yang terbagi menjadi lingkungan sosial, budaya dan

lingkungan fisik (fasiltas). Berdasarkan latarbelakang tersebut, maka peneliti

mencoba untuk melakukan penelitian terkait pengaruh lingkungan terhadap

prestasi atlet.

lingkungan olahraga juga sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap

pengembangan kemampuan dan prestasi atlet. Seperti yang dikatakan Maksum

(2005) Ketika seseorang memusatkan untuk menjadi atlet, lingkungan olahraga

menjadi lingkungan utamanya dalam meraih dan meniti karir sebagi seorang atlet

yang berprestasi. Hal yang menjadi penting dalam lingkungan olahraga adanya

fungsi dan peran pelatih, interaksi antara pelatih dan para atlet, serta adanya

dukungan dari pengurus disertai dengan fasiltas yang memadai untuk proses

latihan. Peran pelatih dalam olahraga adalah sebagai mentor, teman, penyusun dan

pelaksanan dari program latihan yang telah disusun untuk mencapai tujuan yang

telah ditargetkan. Hal inilah yang menjadikan peran serta pelatih menjadi sangat

20
penting dalam olahraga. Seperti sebuah kiasan tidak ada atlet tanpa pelatih dan

tidak ada pelatih tanpa atlet. Ini menandakan bahwa interaksi serta kerjasama

antara atlet dan pelatih dalam proses pelatihan menjadi dasar yang kuat untuk

pembentukan atlet berprestasi. Seperti yang dikatakan Maksum (2005) bahwa

didalam lingkungan olahraga, pelatih merupakan figur sentral. Artinya bahwa

pelatih tidak hanya menyusun program namun juga dapat menunjukkan peran

sosialnya sebagai seorang kawan ataupun orangtua.

pelatih, pengurus cabang olahraga juga cukup berpengaruh terhadap

pencapaian prestasi atlet secara tidak langsung. Pengurus yang mampu

memberikan dorongan atau motivasi kepada atletnya akan membuat atletnya lebih

berkembang. Selain itu, faktor fasilitas fisik yang telah disediakan oleh pengurus

juga ikut andil dalam mendukung perkembangan kemampuan latihan atlet. Seperti

halnya atlet renang, polo air dan loncat indah Sumatera Selatan yang diberikan

fasilitas berupa kolam renang yang bertaraf internasional, alat tambahan polo air

lainnya dan juga gawang, bola dan alat lainnya yang dipinjamkan oleh pengurus

cabang olahraga. Selain itu, juga didukung oleh KONI Sumatera Selatan dengan

memberikan fasilitas beberapa sasaran kolam renang dengan pengaturan

kedalamannya otomatis menggunakan mesin, yang memudahkan para atlet dalam

berlatih maupun dalam ajang pertandingan renang dan polo air.

2.2.2 Lingkungan

Total Quality Management (TQM) merupakan salah satu langkah yang

bijak untuk mencapai tujuan manajemen yang dibangun dalam proses organisasi

atau lembaga.

21
Adapun beberapa indikator lingkungan ;

1. Indikator tekanan (pressure) terhadap lingkungan sebagai akibat dari hasil

kegiatan atau aktivitas manusia,

2. Indikator kondisi lingkungan (state) yaitu pengaruh perubahan dari aktivitas

yang dilakukan pada lingkungan,

3. Indikator respon masyarakat (response) yaitu upaya yang dilakukan untuk

menanggulangi dampak terhadap tekanan dan kondisi lingkungan.

Model PSR (preesure- state- response) terdiri atas aktivitas manusia pada

lingkungan dan pengaruh pada kualitas dan kuantitas pada kondisi lingkungan,

serta respon terhadap perubahan pada lingkungan, kondisi ekonomi secara umum

dan kebijakan sektor dan juga perubahan pada kebiasaan masyarakat. Manajemen

olahraga juga mempunyai peran penting dalam keberlangsungan prestasi atlet,

karna manajemen yang baik akan menciptakan kerjasama tim official, pelatih dan

atlet akan semakin menunjang prestasi atlet tersebut berikut beberapa indikator

dalam manajemen olahraga yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,

pengendalian, penganggaran, dan evaluasi menurut (janet park: 1998,4).

Fasilitas olahraga adalah suatu bentuk yang permane, bisa digunakan di

dalam ruangan ataupun diluar ruangan. Contoh fasilitas olahraga yaitu kolam,

renang, lapangan basket, tenis, dan permainan lainnya (Wirjasantos: 1984). Dalam

dunia olahraga juga terdapat Undang – undang, tentang keolahragaan Nasional

Bab VI , yaitu ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan adalah olahraga

pendidikan, olahraga rekreasi , dan olahraga prestasi.

22
2.4 Prestasi Olahraga

Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan dan

dikerjakan (Kamus besar bahasa Indonesia). Menurut UU RI No. 3 Tahun 2005

tentang sistem Keolahragaan Nasional Prestasi adalah hasil upaya maksimal yang

dicapai olahragawan atau kelompok olahragawan (tim) dalam kegiatan olahraga.

Olahraga merupakan kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang bisa

dikembangkan dan dilatih untuk kepentingan kesehatan bagi dirinya (Jaya

Wardana, 2010:1)

Prestasi Olaharaga adalah hasil upaya maksimal yang dicapai seseorang

olahragawan (atlet) atau sekolompok orang (tim/ regu) dalam bentuk kemampuan

dan keterampilan menyelesaikan tugas- tugas gerakan, baik dalam kegiatan

latihan maupun dalam kompetisi dengan menggunakan parameter evaluasi yang

jelas dan rasional.

Indikator yang digunakan untuk mengukur variable Prestasi Olahraga adalah :

1. fisik

2. Teknik

3. Taktik

4. Mental

2.4 Hubungan Antara Variabel Independen dan Variabel Dependen

2.4.1 Hubungan Managemen Olahraga dengan Prestasi Atlet

Managemen olahraga adalah serangkaian alur atau jalannya sebuah

organisasi supaya terjadi “time management” yang baik, mulai dari perencanaan

perlombaan atau target perlombaan yang akan diikuti, penjaringan atlet,

23
penyusunan makanan yang bergizi kepada atlet supa gizi terpenuhi dan mengatur

pola hidup sehat para atlet. Dari beberapa hal tersebut sangat banyak peran

penting managemen terhadap prestasi atlet karna managemen yang baik akan

tercipta pula sistem organisasi yang rapih dan terprosedur.

2.4.2 Hubungan Lingkungan Venue Olahraga dengan Prestasi Atlet

Lingkungan merupakan faktor penunjang atlet sebagai sarana latihan dan

sebagai motivasi mereka untuk meningkatkan performa berlatih, karna dengan

lingkungan yang sehat dan nyaman maka lebih bersemangat pula atlet untuk

berlatih dalam persiapan berbagai kejuaraan.

2.5 Penelitian Terdahulu


Penulis Tahun Penelitian Variabel Hasil
Lutfi Fuadha 2016 1) Manajemen Hasil dari penelitian ini
2) PPLP menunjukkan bahwa
3) Prestasi Atlet manajemen pembinaan
balap sepeda pada pusat
pendidikan dan latihan
Pelajar (PPLP) dalam
peningkatan prestasi atlet
dan pelatih.

Muhammad 2016 1) Atlet Hasil penelitian ini


Arsyad 2) Prestasi menunjukkan bahwa:
3) Lingkungan dukungan dari keluarga
dalam proses latihan sangat
4) Olahraga
berpengaruh terhadap
penampilan atlet. Selain itu,
situasi lingkungan olahraga
juga sangat berpengaruh
terhadap penampilan dan
prestasi atlet. Lingkungan
olahraga ini diantaranya
adalah interaksi antara atlet
dengan atlet dan antara atlet
dengan pelatih. Pelatih
mempunyai peran yang

24
sangat penting, melatih,
mengarahkan, membuat
program latihan, dan
menjadi teman. Fasilitas
yang menunjang akan
sangat berguna pula dalam
pembentukan atlet menjadi
berprestasi. Selain itu teman
juga sangat berperan dan
dibutuhkan untuk saling
memberi masukan, evaluasi
dan juga menjadi teman
dalam sparing partner.

Anton Komaini 2018 1) Manajemen Hasil penelitian


2) Olahraga menunjukkan bahwa
rekreasi manajemen olahraga
rekreasi trekking di air
3) Trekking
terjun Nyarai Lubuk Alung
Kabupaten Padang
Pariaman secara
keseluruhan sudah cukup
dengan persentase sebesar
40 %, faktor
planning/perencanaan
sebagian besar pada
kategori cukup dengan
persentase sebesar 46,67 %,
faktor
organizing/pengorganisasian
sebagian besar pada
kategori cukup dengan
persentase sebesar 46,67 %,
faktor actuating/pelaksanan
sebagian besar pada
kategori cukup dengan
persentase sebesar 46,67 %
dan berdasarkan faktor
controlling/pengendalian
sebagian besar pada
kategori cukup dengan
persentase sebesar 53,33 %.

Herman Jon 2015 1) Manajemen Hasil dari penelitian adalah


2) Komite bahwa Manajemen Komite
Olahraga Olahraga Nasional
Indonesia telah
Nasional
direncanakan dengan baik,
Indonesia sistimatis dan terorganisir
(KONI) serta didukung oleh
pengorganisasian yang
tepat. Jadi, dalam
menerapkan program
manajemen selalu
memantau dan

25
mengevaluasi dengan
jadwal reguler, meskipun
ada beberapa cobaan yang
harus mereka hadapi
sehingga ada beberapa
faktor pendukung, juga
dalam Organisasi
Manajemen Komite
Olahraga Nasional
Indonesia.

Tabel 2.1 Jurnal dan Penelitian terdahulu

2.6 Alur Pikir

Variabel-variabel yang digunakan untuk mengetahui hubungan management

olahraga dan fasilitas venue olahraga terhadap prestasi Atlet cabang olahraga

panjat tebing kota palembang, kerangka pemikiran penelitian ini dapat

digambarkan dalam skema sebagai berikut :

H1
Managemen Olahraga

Prestasi Atlet

Lingkungan Venue
Olahraga H1

Gambar 2.3 Tahap- tahap Prestasi Atlet

26
2.7 Hipotesis

Hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara bagaimana pengaruh dua

variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Maka, dalam penulisan hipotesis

penelitian ini adalah :

Ha 1: Manajemen Olahraga Berpengaruh terhadap prestasi Atlet cabang olahraga

Aquatik Sumatera Selatan.

Ha 2: Lingkungan olahraga Berpengaruh terhadap prestasi Atlet cabang olahraga

Aquatik Sumatera Seatan.

27
METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup Penelitian ini terletak pada managemen olahraga dan

lingkungan venue olahraga bertempat di PT. Jakabaring Sport City (venue Aquatik

jsc) dan Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Sumatera Selatan. Objek

penelitian ini adalah para atlet aquatik Sumatra selatan, official atlet, pengurus

PRSI Sumatra selatan.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian bersifat deskriptif dan lebih lebih mengarah pada penelitian

deskriptif asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua atapun lebih

variabel di dalamnya. Dalam melakukan penelitian ini penulis telah menentukan

Management olahraga, Lingkungan venue olahraga sebagai variabel (x) dan

Prestasi Atlet sebagai variabel (y).

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana dalam

penelitian ini data-data didapat dari jawaban responden dalam kuesioner yang

28
diajukan. Jawaban responden dirangkum dalam angka 1 sampai 5 berdasarkan

skala likert, sebagai berikut:

3.3.2 Sumber data

Sumber data berasal dari data primer. Data primer merupakan data yang

diperoleh dari angket kuesioner yang telah disebarkan kepada responden yang

dituju yaitu pengurus cabang olahraga Aquatik (PRSI) dan atlet Aquatik (Renang,

Polo Air,dan Loncat Indah) Sumatera Selatan.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Ferdinand (2011:215) populasi merupakan gabungan dari seluruh

elemen yang terbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang

serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang

sebagai sebuah semesta penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengurus

cabang olahraga Aquatik (PRSI), atlet renang, polo air, loncat indah Sumatra

selatan dan venue aquatik Jakabaring Sport Center (JSC).

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian kecil dari dari populasi, terdiri dari beberapa

anggota populasi. Sampel dipilih berdasarkan pertimbangan banyaknya jumlah

populasi yang tidak memungkinkan untuk dipilih semuanya. Sampel merupakan

29
perwakilan dari populasi. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik Non Probability Sampling. Teknik ini tidak memberi

peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Kriteria responden yang ditentukan peneliti yaitu Atlet

renang, polo air, dan loncat indah selaku pelaku atlet aquatik, pengurus olahraga

aquatik (PRSI) selaku yang mengurus manajemen olahraga tersebut dan venue

aquatik Jakabaring Sport Center (JSC) selaku penyedia tempat atlet berolahraga

atau berlatih.

menarik jumlah sampel penulis menggunakan rumus Slovin seperti yang

dibawah ini:

N
n=
1+N ( E)2

1.651 .857
n= =99,993947
1+1.651.857 ( 0,1 )2

Keterangan :

N :kuran populasi

E : Standar error

n : jumlah sampel

Berdasarkan hasil yang telah diuji dengan rumus slovin diatas, jumlah sampel

yang diperoleh adalah 99,993947 yang jika dibulatkan adalah 100. Maka sampel

pada penelitian ini adalah 100 orang responden.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

30
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner (questionnaire) adalah daftar semua pernyataan atau

pertanyaan yang akan digunakan untuk mendapatkan data. Daftar pertanyaan

tersebut dibuat oleh peneliti dan disebarkan kepada responden yang dituju. Daftar

pertanyaan yang dibuat oleh peneliti sesuai dengan variabel penelitian yaitu

pengurus cabang olahraga Aquatik dan atlet atlet Aquatik (Renang, Polo Air, dan

Loncat Indah) Sumatera Selatan. Pertanyaan yang dibuat haruslah bersifat jelas

dan tidak berlama sehingga responden dapat mencerna pertanyaan yang diajukan

dengan cepat dan tepat.

3.6 Definisi Operasional Variabel


Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Indikator Variabel Operasional


1 Manajemen  Perencanaan
Olahraga  Pengorganisasian
(X)  Penentuan keputusan
 Pembimbingan /directing
 Pengendalian
 Evaluasi

2 Lingkunga Tekanan (pressure)


n Olahraga Kondisi Lingkungan (state)
(X) Respon Masyarakat (response)

3. Prestasi  kemampuan berkonsentrasi pada latihan dan


Atlet (Y) belajar
 kemampuan disiplin dalam berlatih, ke-
mampuan merespon atau daya tanggap yang
cepat dan kritis terhadap situasi dan kondisi
yang berubah-ubah
 kemampuan menghadapi rintangan, hambatan
dan lawan dengan daya juang yang tinggi
 kemampuan ketelitian yang tinggi
 kemampuan memahami prosedur pendidikan
dan latihan baik di asrama mau-pun di tempat
latihan
 kemampuan memahami teknis kepelatihan

31
secara spesifikasi kecabangan olahraga,
 kemampuan menerima dan beradaptasi dengan
perubahan
 kemampuan melaksanakan disiplin waktu
dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
 kemampuan loyalitas yang tinggi dan
kemampuan menjalin hubungan serta relasi.

3.7 Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji

reliabilitas, sebagai berikut:

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas dipakai untuk mengukur instrumen penelitian valid atau

tidaknya kuesioner. Kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan dalam

kuesioner tersebut benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Item

dikatakan valid dilihat dari perbandingan antara nilai r hitung dengan nilai r tabel.

Apabila r hitung> r tabel dan bernilai positif,dengan nilai signifikan 0,05 hal itu

berarti signifikan lalu dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid, dan sebaliknya.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Data dalam penelitian bisa disebut reliable (terpercaya) apabila instrumen

tersebut menunjukkan hasil yang sama pada setiap kali pengukuran pada waktu

yang berlainan secara konsisten. Peneliti dalam penelitian kali ini memakai teknik

pengukuran dengan Alpha Cronbanch atau dapat menggunakan program SPSS

(Statistical Product and Service Solutions). Suatu indikator dapat dikatakan

reliabel jika nilai alpha > 0,60.

32
3.8 Pengujian Asumsi Dasar Regresi Berganda

Pengujian asumsi dasar regresi berganda yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji normalitas dan uji heteroskedastisitas sebagai berikut:

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Normal

P-P Plot. Jika signifikansi Kolmogorov Smirnov di atas 0,05 berarti tidak terjadi

perbedaan yang signifikan dan data yang diuji adalah normal. Uji Normal P-P

Plot dilihat dari penyebaran item-item yang berada pada sumbu diagonal dari

grafik Normal P-P Plot, jika titik-titik yang ada menyebar disekitar garis diagonal

serta penyebarannya mengikuti garis diagonal grafik Normal P-P Plot, maka data

tersebut dinyatakan berdistirbusi normal, dan model regresi memenuhi asumsi dan

dapat dijadikan alat ukur.

3.8.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu

pada gambar scatterplot antara residualnya (SRESID) dan variabel terikat

(ZPRED) yang mana sumbu Y adalah residual (Yprediksi-Ysesungguhnya) yang

telah di-studentized, dan sumbu X adalah Y yang telah diprediksi.

Dasar analisisnya yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar atau

menyempit maka data yang digunakan teridentifikasi telah terjadi

33
heteroskedastititas, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9 Model dan Rancangan Uji Hipotesis

Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah uji regresi

berganda, uji koefisien determinasi, dan uji hipotesis.

3.9.1 Model Regresi Berganda

Model regresi linear ganda dalam penelitian ini adalah :

Y =a+b1 X 1 +b 2 X 2 + e

Keterangan :

Y = Prestasi Olahraga

a = Kostanta

b1-b2 = Koefisien Regresi

X1 = Manajemen Olahraga

X2 = Lingkungan Venue Olahraga

e = Koefisien error

3.9.2 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 atau koefisien determinasi majemuk adalah angka yang memperlihatkan

besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel

terikat.Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<Uji R2<1) dengan ketentuan bahwa jika

nilai R2 mendekati angka 1 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat semakin dekat. Dan kebalikannya, jika nilai R2 semakin menjauhi angka 1,

maka hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat juga semakin jauh.

34
3.9.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis yang sudah

diajukan sebelumnya dengan menggunakan uji F dan uji T sebagai berikut:

a. Pengujian Hipotesis F (Uji Simultan)

Uji Anova (Uji F) dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Hal ini dilakukan dengan

membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung > F

tabel dengan signifikansi dibawah 0,05 hal itu berarti secara simultan variabel

bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat dan begitupun

sebaliknya.

b. Pengujian Hipotesis t (Uji Parsial)

Uji t dipakai untuk menguji signifikansi kostanta pada variabel bebas secara

parsial terhadap variabel terikat.Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t

hitung dengan nilai t tabel. Apabila t hitung > t tabel dengan signifikansi dibawah

0,05 hal itu berarti variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikat, dan begitupun sebaliknya secara parsial.

35

Anda mungkin juga menyukai