PEMBERIAN SKOR
A. Pengertian Skor
1. Pengertian bobot, skor, dan nilai
a. Bobot
Bobot adalah bentuk bilangan yang dikenakan terhadap setiap butir soal yang
nilainya ditentukan berdasarkan usaha siswa dalam menyelesaikan suatu soal (Erman
Suherman : 1994 : 213).
Dalam hal ini tinggi-rendahnya usaha itu dipengaruhi oleh derajat kesukaran
dan waktu yang diperlukan untuk menjawab soal dengan baik dan benar. Jika derajat
kesukaran suatu butir soal makin tinggi, makin besar pula bobot untuk butir soal
tersebut, karena memerlukan usaha yang derajatnya lebih tinggi. Begitu pula jika
penyelesaian soal makin memerlukan waktu yang lebih lama dari soal lainnya.
Sebaliknya jika butir soal tersebut tergolong mudah dan waktu penyelesaiannya relatif
lebih singkat dari waktu penyelesaian untuk butir soal lainnya, diberi bobot lebih kecil.
b. Skor
Skor adalah bilangan yang menunjukan hasil perolehan siswa dalam
menyelesaikan setiap butir soal.
Dengan kata lain skor merupakan angka yang menunjukan jumlah jawaban yang
benar dari jumlah butir soal. Dengan demikian skor merupakan data mentah dari hasil
suatu evaluasi siswa yang bersifat kuantitatif.
Skor untuk keseluruhan butir soal dari suatu perangkat tes yang diperoleh
seorang siswa disebut skor tes dari siswa tersebut. Skor ini disebut skor aktual, artinya
skor kenyataan yang diperoleh siswa. Jika skor tersebut paling rendah diantara skor –
skor yang diperoleh siswa lainnya, disebut skor minimal aktual. Sebaliknya jika
tertinggi disebut skor maksimal aktual. Jika seluruh soal dalam perangkat tes itu dapat
dijawab dengan benar (tanpa salah), sesuai dengan harapan pembuat soal, disebut skor
maksimal ideal, sebaliknya untuk kondisi tidak ada satu butir soal pun yang dapat
dijawab dengan benar disebut skor minimal ideal (Erman Suherman : 1994 : 213).
Menurut Anas Sudijono (1996 : 301) skor adalah hasil pekerjaan menyekor yang
diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang oleh
teste dijawab dengan betul, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya.
92
Menurut Arikunto (2003: 235) skor adalah hasil pekerjaan menskor dengan
menjumlahkan angka- angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.
c. Nilai
Nilai adalah skor yang diolah lebih lanjut dengan menggunakan aturan dan
kriteria tertentu sehingga dapat diinterpretasikan. Nilai dapat berupa bilangan atau
kuantitatif dan dapat pula berupa huruf atau kategori (kualitatif).
Menurut Anas Sudijono (1996 : 311) nilai adalah angka (bisa juga huruf), yang
merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya,
serta disesuaikan pengaturannya dengan standar tertentu.
Menurut Arikunto (2003: 235) nilai adalah angka ubahan dari skor dengan
menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal dan acuan standar.
B. Pemberian Skor
Menurut Anas Sudijono (1996 : 301) Pemberian skor merupakan langkah pertama
dalam proses pengolahan hasil tes, yaitu proses pengubahan jawaban-jawaban soal tes
menjadi angka-angka. Dengan kata lain, pemberian skor itu merupakan tindakan kuantifikasi
terhadap jawaban-jawaban yang diberikan oleh teste dalam suatu tes hasil belajar.
Angka-angka hasil penilain itu selanjutnya sudah menjadi nilai-nilai melalui proses
tertentu. Pengubahan simbol untuk menyatakan nilai-nilai hasil tes itu ada yang tertuang
dalam bentuk angka dengan rentangan antara 0 sampai dengan 10, atara 0 sampai dengan
100, dan ada pula yang menggunakan simbol huruf yaitu huruf A,B,C,D dan E.
93
1. Pemberian skor untuk soal tes subyektif
Soal tes ini pada umumnya berbentuk essay (uraian). Tes bentuk essay adalah
sejenis tes yang memberikan kesempatan pada peserta tes untuk memperlihatkan
kemampuannya dalam hal penguasaan bahan, penulisan, analisis, sintesis, evaluasi dan
daya cipta (Suke Silverius : 1991 : 104).
Sebelum penyusunan sebuah tes sebaiknya ditentukan terlebih dahulu pokok- pokok
jawaban yang dikehendaki, karena hal ini akan mempermudah dalam pengerjaan
mengoreksi tes tersebut. Tes bentuk uraian tidak memiliki jawaban yang pasti, setiap
siswa yang satu dengan yang lain mempunyai jawaban yang beraneka ragam. Langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk mengoreksi dan memberi angka tes bentuk uraian,
antara lain:
a. Membaca soal pertama dan melihat seluruh jawaban siswa di nomor pertama, maka
diharapkan akan diperoleh gambaran lengkap tidaknya jawaban yang diberikan
seluruh siswa.
b. Menentukan besarnya angka untuk soal pertama. Misalnya jika jawabannya lengkap
digunakan angka 5, kurang sedikit diberi angka 4, begitu seterusnya sampai kepada
jawaban yang paling minim jika jawabannya meleset sama sekali (Arikunto, 2003:
230).
Untuk menentukan angka dalam pada hal terakhir ini umumnya guru tidak perlu
berfikir adanya unsur tebakan. Sedangkan untuk jawaban salah, terdapat dua
pendapat untuk menentukan apakah jawaban salah akan mendapatkan angka atau
tidak, angka 1 atau 2 untuk jawaban yang salah, dan satu pendapat lagi menentukan
angka 0 untuk jawaban salah. Jawaban yang kosong (tidak ada jawaban sama sekali)
angkanya adalah 0.
c. Memberikan skor untuk soal pertama.
d. Mengulangi langkah yang sama dalam menentukan angka bagi soal berikutnya
e. Menjumlahkan angka yang diperoleh siswa untuk setiap soal.
Pembuat soal hendaknya menyusun rambu-rambu penilaian yang harus diberikan
kepada pemeriksa agar mengurangi perbedaan hasil pemeriksaan yang mencolok dan
unsur subyektivitas.
Susunan rambu-rambu yang dibuat oleh pembuat soal kepada pemeriksa sebagai
berikut :
a. Tentukan besar bobot yang akan diberikan untuk masing-masing butir soal.
94
b. Berikan skor untuk setiap langkah pengerjaan siswa sehingga skor untuk baris
(langkah) terakhir sama dengan bobot untuk butir soal tersebut.
Pada soal subyektif untuk setiap langkah pengerjaan dengan bobot yang berlainan
untuk setiap soal, tergantung dari kadar kesulitan dan usaha yang dituntut dari siswa.
Cara pemberian skor ada dua, yaitu skor yang diberikan sifatnya pasti karena jika
benar diberi skor 1 dan jika salah skornya 0 untuk setiap langkah pengerjaan yang
dilakukan oleh siswa, sedangkan untuk cara yang kedua dengan menggunakan selang
nilai seperti contoh soal di bawah ini:
1. Carilah himpanan penyelesaian dari x (x - 3) = x + 5!
2. Pak Ali membeli bak mandi berbentuk tabung dengan jari-jari 0,7 m, dan tinggi 0,5 m.
Berapa literkah volume bak tersebut?
3. Selesaikanlah 145 x 20 dengan cara panjang!
Penyelesaian soal-soal diatas serta rentang skornya adalah :
1. Jawab : Bobot Rentang skor
x (x - 3) = x + 5
x2 - 3x = x + 5 ..................... 2 2
x2 - 3x – x - 5 = 0 ................. 2 4
x2 - 4x - 5 = 0 ....................... 1 5
( x + 1) (x - 5) = 0 ............... 3 8
x = -1 atau x = 5 ............... 1 9
HP : {-1, 5} .............................. 1 10
Pada contoh no.1 skor maksimal untuk soal tersebut dimisalkan 10. Skor yang
dicapai siswa ditulis di sebelah kanan bersifat kumulatif. Ini berarti jika siswa telah
mengerjakan dengan benar sampai langkah tersebut maka akan mendapat skor yang
tertulis disampingnya. Skor tersebut diperoleh dari bobot yang telah ditetapkan oleh guru,
sehingga besarnya skor merupakan penjumlahan daripada bobot yang telah ditetapkan.
Apabila ada siswa yang mengerjakan seperti dibawah ini :
x (x - 3) = x + 5 Bobot Rentang skor
x2 - 3x = x + 5 2 2
x2 - 4x - 5 = 0 1 3
(x + 1) (x - 5) = 0 3 6
x = -1 atau x = 5 1 7
95
HP : {-1, 5} 1 8
maka siswa tersebut mendapat skor 8.
2. Jawab : Bobot Rentang skor
Volume bak = π r 2 t .......................................... 1 1
22
(tabung) = x 0,7 m x 0,7 m x 0,5 m ...... 1 2
7
= (22 x 0,1 x 0,7 x 0,5) m3…….... 1 3
= 0,77 m3...................................... 3 6
= 0,77 x 1000 dm3 ....................... 1 7
= 770 dm3 .................................... 2 9
= 770 liter .................................... 1 10
3. Jawab : Bobot Rentang skor
145 x 20 = (100 + 40 + 5) x 20 ............................1 1
= (100 x 20) + (40 x 20) + (5 x 20) ...... 1 2
= 2000 + 800 +100 ............................... 1,5 3,5
= 3000 + 900 ........................................ 0,5 4
= 3900 ................................................. 1 5
Pada contoh diatas, andaikan diambil 1 siswa untuk nomor 1 mendapatkan skor 4,
soal nomor 2 dengan skor 4, dan soal nomor 3 dengan skor 2, maka skor akhir diperoleh
dengan rumus :
b1 S +b2 S +b3 S
1 2 3
S =
a n
96
Soal obyektif terdiri dari soal pilihan ganda, menjodohkan, bentuk B-S dan bentuk
jawaban atau isian singkat. Maka pemberian skor pada masing- masing bentuk ini adalah
S k =∑ B−
∑S
n−1
97
Contoh penggunaan :
1. Jumlah soal: 20 item
Option : 4 item (a, b, c, d)
Jawaban betul : 14 item
Jawaban salah : 6 item
Maka skor yang diperoleh adalah sebagai berikut :
S k =∑ B−
∑S
n−1
6
S k =14− =14−2=12
4−1
2. Jumlah soal: 20 item dengan options 4.
Jawaban benar: 16 item
Jawaban salah : 3 item
Tidak dijawab : 1 item
Skor yang diperoleh :
S k =∑ B−
∑S
n−1
3
S k =16− =16−1=15
4−1
jadi, yang diperhitungkan dalam penskoran hanya 19 soal.
98
b. Pemberian skor untuk soal bentuk B – S
Menurut Ngalim Purwanto (2004 : 66-67) setiap item tes bentuk benar-salah diberi skor
maksimum 1 (satu). Jadi, apabila suatu item dijawab benar, maka skornya adalah 1 (satu).
Akan tetapi, jika dijawab salah, maka skornya 0 (nol).
Untuk menghitung skor terakhir dari seluruh item tes bentuk benar salah biasanya dipergunakan
rumus sebagai berikut :
99
2) Tidak mempertimbangkan faktor tebakan
S k =∑ Bxb
Sk =
(∑ B−
∑S
( N 1−1 )( N 2 −1 ) ) xb
Sk : skor (koreksi)
Sk =
( ∑ B− N −1∑ N −1
( 1
S
)( 2 ) ) xb
(
S k = 6−
4
( 10−1 )( 10−1 ) )
x 1,5=8,9
101
b : bobot soal
Contoh penggunaan :
Jumlah soal : 10 item
Jumlah benar : 6 item
Jumlah salah : 4 item
Bobot soal : 2 (ditentukan)
Skor yang diperoleh : 6 x 2 = 12
Sebelum tes dimulai, sebaiknya guru menjelaskan terlebih dahulu bagaimana
cara menskor akan dilakukan, dan bagaimana pula cara mengolah skor menjadi nilai.
Dengan demikian, siswa yang dites akan lebih berhati – hati dalam mengerjakannya.
Misalkan suatu tes matematika terdiri dari 10 item soal B – S, 20 item bentuk P
– G dengan 4 option, 5 item bentuk menjodohkan dengan 7 alternatif jawaban, dan
10 item isian. Mengingat kadar kesulitan dan usaha siswa dalam mengerjakan setiap
bentuk tersebut berlainan maka bobot untuk soal bentuk B – S ditentukan 1, bentuk
P – G bobotnya 3, bentuk menjodohkan bobotnya 1,5, dan bentuk isian bobotnya 2.
Jika seorang siswa dapat menjawab benar bentuk B – S 7 item, bentuk P – G
15 item, bentuk menjodohkan 2 item dan bentuk isian 8 item, maka skor yang
diperoleh siswa tersebut adalah :
Skor (B – S) = (7 – 3) x 1 = 4,0
Skor (P – G)
(= 15− 53 ) x 3 = 40,0
Skor (M - I) =
( 2− ) x 1,5
4
3
.6 = 2,8
Skor isian = 8 x 2 = 16,0 +
Skor total = 62,8
Jika seorang siswa dapat menjawab soal tersebut dengan benar, maka skor
(maksimal ideal) yang diperoleh adalah :
10 x 1,0 = 10,0
20 x 3,0 = 60,0
5 x 1,5 = 7,5
10 x 2,0 = 20,0 +
Skor maksimal ideal = 97,5
Jadi tingkat penguasaan siswa tersebut adalah :
102
62 ,8
x100=64,4
97 ,5
TUGAS
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian skor dan nilai sehingga tampak perbedaannya!
2. Jelaskan bagaimana pemberian skor untuk soal bentuk uraian dan bentuk objektif!
3. Sebutkan susunan rambu – rambu yang dibuat oleh pembuat soal kepada pemeriksa
dalam pemberian skor untuk soal subjektif!
4. Siswa yang menjawab dengan benar 60 butir soal dari 100 butir soal pilihan ganda
dengan option 5 secara menerka – nerka, berapa banyaknya soal yang sungguh –
sungguh dikuasai siswa tersebut?
5. Diberikan 50 soal berbentuk pilihan ganda biasa dengan 4 option, siswa A
menjawab 40 soal dengan benar dan 4 soal dikosongkan. Berapa tingkat penguasaan
siswa terhadap soal tersebut?
6. Dalam tes matematika yang terdiri atas 10 butir soal isian singkat dengan bobot masing-
masing 10, seorang siswa berhasil menjawab benar 8 soal, salah 2 soal. Berapa skor yang
diperoleh oleh siswa tersebut?
7. Dalam tes matematika yang terdiri atas 10 butir soal menjodohkan dengan bobot 1,5 dan
jumlah alternatif jawaban 10 butir, seorang siswa dapat menjawab dengan benar 6 butir
soal, salah 4 butir soal, berapa skor yang diperoleh siswa tersebut?
8. Suatu tes dengan komposisi terdiri dari 20 soal B – S dengan bobot 1; 20 soal P - G
dengan 4 option diberi bobot 2; 20 soal menjodohkan dengan bobot 2 dan 2 soal uraian
dengan bobot 10. Untuk bentuk B – S dan P – G pemberian skor dengan tebakan. Jika
seorang siswa dapat menjawab dengan benar B – S 17 soal, P – G 15 soal, menjodohkan
18 soal, dan isian 1 soal, berapa skor total siswa tersebut?
9. Dari soal nomor 8 diatas berapa tingkat penguasaan siswa terhadap soal tersebut?
103
DAFTAR PUSTAKA
Kusno. 2004. Buku Ajar Penilaian Proses dan Hasil Belajar, FKIP UMP,
Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT Remaja Rosda
Karya. Bandung.
Silverius, Suke, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, PT Grasindo, Jakarta, 1991.
Suherman, Erman, Drs, M.Pd, Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika, Depdikbud
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara
DIII, Jakarta, 1994.
104