Anda di halaman 1dari 6

Disampaikan pada LPK MTs.

Assalafiyah
Kota Tegal, 3 Pebruari 2011

KEPEMIMPINAN
A. ARTI KEPEMIMPINAN

Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, seorang dikatakan pemimpin apabila dia
mernpunyai pengikut atau bawahan. Sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang
harus dimiliki seorang pemimpin.
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan
sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Seseorang pemimpin selalu melayani bawahannya lebih baik daripada bawahannya tersebut
melayani dia. Pemimpin memadukan kebutuhan dari bawahannya dengan kebutuhan
organisasi dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhannya.

Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga:


1. Manager puncak (Top Manager)
2. Manajer menengah (Middle manager)
3. Manajer bawahan (Lower managor/suvervisor)

Perbedaan antara pemimpinan dengan non pemimpin.


Pemimpin:
1. Memberikan inspirasi kepada bawahan
2. Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan bawahan
3. Memberikan contoh kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan
4. Menerima kewajiban-kewajiban
5. Memperbaiki segala kesalahan atau kekeliruan.
Non Pemimpin :
1. Memberikan dorongan kepada bawahan
2. Menyelesaikan pekerjaan dan mongorbankan bawahan
3. Menanamkan perasaan takut pada bawahan dan memberikan ancaman.
4. Melimpahkan kewajiban kepada orang lain.
5. Melimpahkan kesalahan kepada orang lain dengan apabila terdapat kekeliruan atau
penyimpangan-penyimpangan.

B. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Pada umumnya pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type :

1. Tipe pemimpin Otokratis


Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.

Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :


a. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia
menganggap dialah yang paling benar.
e. Selalu bergantung pada kekuasaan formal
f. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang
mengandung unsur paksaan dan ancaman.

2. Tipe kepemimpinan militeristis

Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :


a. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama.
b. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
c. Senang kepada formalitas yang berlebihan

1
Disampaikan pada LPK MTs. Assalafiyah
Kota Tegal, 3 Pebruari 2011

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan


e. Tidak mau menerima kritik dari bawahan
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe pemimpin fathernalistis

Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b. Bersikap terlalu melindungi bawahan
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif
daya kreasi.
e. Sering menganggap dirinya maha tahu.

4. Tipe kepemimpinan karismatis


Tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya
mempunyai pengikut yang sangat besar.

5. Tipe Kepemimpinan Demokratis


Tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:

a. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
b. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan
organisasi.
c. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
d. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada
bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas,
inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
e. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
f. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
g. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Syarat-syarat pemimpin yang baik

1. Pendidikan umum yang luas.


2. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang generalist yang baik juga.
3. Kemampuan berkembang secara mental
4. Ingin tahu
5. Kemampuan analitis
6. Memiliki daya ingat yang kuat
7. Mempunyai kapasitas integratif
8. Keterampilan berkomunikasi
9. Keterampilan mendidik
10. Personalitas dan objektivitas
11. Pragmatisme
12. Mempunyai naluri untuk prioritas
13. Sederhana, Berani, Tegas dan sebagainya.

2
Disampaikan pada LPK MTs. Assalafiyah
Kota Tegal, 3 Pebruari 2011

KEORGANISASIAN
A. Pendahuluan
Tujuan seseorang bergabung ke dalam suatu kelompok organisasi adalah :
1. Kelompok atau organisasi sering dipakai untuk memecahka masalah2
2. Mencegah kesepian dan kerenggangan
3. Kelompok dapat memberikan bantuan pada saat kesusahan / menjumpai masalah
4. Kelompok dapat memberikan tujuan dan nilai hidup yang lebih baik, perilaku, dan
kesetaraan kelompok
5. Kelompok sosial , kerja dan bermacam-macam kelompk lainnya memberikan
prestige, status dan pengakuan.

B. Pengertian organisasi
Pengertian organisasi dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu :
1. Sebagian ahli berpandangan bahwa organisasi adalah kumpulan orang.
2. Sebagian lagi berpendapat bahwa organisasi adalah proses pembagian kerja.
3. Sebagian lagi berpandanga bahwa organisasi adalah system kerja sama, system
hubungan atau system social
Guna memudahkan memahami pengertian maka organisasi dapat didefinisikan sbb:
“ organisasi adalah sistem saling mempengaruhi antar orang dalam kelompok yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu “

C. Komponen Organisasi
Komponen penting organisasi meliputi :
1. Tujuan
Merupakan sesuatu yang akan di capai dalam rentang waktu tertentu, Tujuan
berdasarkan rentang dan cakupanya dapat di bagi :
 Tujuan Jangka panjang
 Tujuan Jangka menengah dan
 Tujuan Jangka pendek
2. Struktur
Susunan yang menempatkan posisi jabatan beserta tugas dan sungsi kerjanya
3. Sistem
Terbagi dalam komponen penyusun yang saling berikatan yaitu : Input, Proses,
Output dan Feedback

D. Asas-asas organisasi
1. Perumusan tujuan dengan jelas
2. Departemenisasi
3. Pembagian kerja
4. Koordinasi
5. Pelimpahan wewenang
6. Rentang control
7. Jenjang organisasi
8. Persatuan perintah
9. Fleksibelitas
10. Berkelangsungan
11. Keseimbangan

3
Disampaikan pada LPK MTs. Assalafiyah
Kota Tegal, 3 Pebruari 2011

KERANGKA MENYUSUN PROGRAM KERJA

Seorang pimpinan harus bisa memilih program kerja yang menjadi prioritas utama dalam
sebuah organisasi, yang menguntungkan untuk organisasi, menentukan sebuah
kepanitiaan dan menentukan bidang-bidang yang dibutuhkan, menentukan garis-garis
besar dan tata cara pelaksanaan program kerja dari tiap-tiap bidang, mengalokasikan
sumberdaya dan mengotrol jalannya pelaksanaan.

1. Dalam perencanaan program kerja komponen-komponen yang harus ada adalah


sebagai berikut:
a. pemilihan program kerja prioritas.
b. menganalisa isu
c. menentukan tujuan program kerja.
d. menentukan cakupan program kerja.
e. menentukan garis besar waktu dan pelaksanaan.

2. PROGRAM KERJA PRIORITAS


“nama program kerja”

3. TUJUAN : mengapa punya program kerja ?


a. mendidik / membangun sekelompok ……(siapa)…agar dapat membuat /
mengembangkan …(apa)….dengan waktu ….(berapa lama) … dengan harapan
terbentuk menjadi….(bagaimana)….dengan segala keterbatasan yang ada.
b. program kerja dapat mengurangi apa ?
c. apa hasilnya untuk organisasi ?
d. apa kelanjutan dari program kerja (terobosan) ?

4. ISU : analisis system.


a. kenapa program kerja ini sampai diajukan ?
b. kelemahan, kekuatan dari organisasi (dari dalam).
c. peluang, ancaman untuk organisasi (dari luar).

5. CAKUPAN : untuk siapa, dan area cakupan seberapa besar ?


a. diperuntukkan untuk siapa ?
b. seberapa besar daerah cakupannya ?

6. WAKTU
a. butuh berapa tahap ?
b. tiap tahap butuh berapa lama ?

4
Disampaikan pada LPK MTs. Assalafiyah
Kota Tegal, 3 Pebruari 2011

CARA MEMIMPIN RAPAT

A. TEKNIK MEMIMPIN RAPAT

Rapat adalah adalah salah satu tindakan manusia untuk berkomunikasi. Kemampuan
memimpin rapat secara efektif adalah suatu ketrampilan yang sangat berguna dan sering
digunakan oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan seseorang juga tercermin dalam
kemampuan dia untuk memimpin rapat
Biasanya semua rapat-rapat yang diadakan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Rapat Tim Inti
2. Rapat KoordinasI
3. Rapat Informasi
4. Rapat Konsultasi

Biasanya ada tiga sampai enam menit yang tersedia bagi pimpinan rapat untuk
menguraikan permasalahan sebagai pembukaan. Semacam pengarahan atau orientasi bagi
semua peserta. Setelah itu diskusi pun meluncur. Sebagai pimpinan pertemuan, maka
tugas utama adalah untuk menjaga agar pembicaraan berjalan lancar. Tugas penting
lainnya adalah untuk memancing pendapat dan pandangan para peserta. Tentunya,
sebagai pemimpin yang menghadapi persoalan, tak melulu ia hanya mengatur lalulintas
pembicaraan tetapi juga ikut di dalamnya. Malah, kerap kali omongannya dibutuhkan
agar perspektif yang jernih dari permasalahan dapat dipertahankan.

Pemimpin yang menghadapi permasalahan harus menahan dua dorongan yang


seringkali muncul dalam kedudukannya sebagai pimpinan pertemuan, yakni:
1. kecenderungan untuk mendominasi forum pembicaraan,
2. kecenderungan untuk memaksakan pendapatnya melalui dominasinya terhadap
peserta rapat yang notabene bawahannya itu.

Demi lancar dan lurusnya pembicaraan, pemimpin perlu melakukan intervensi;


memotong pembicaraan orang bila tidak relevan atau menuntut penjelasan atas suatu
lontaran yang kabur. Namun, ini pun hendaknya dilakukan dengan diplomatis agar tidak
“memadamkan” semangat bicara mereka yang terkena in-tervensi.

Pembicaraan hendaknya diarahkan agar menuju pada semacam kesimpulan. Bila


suatu kesimpulan sudah disepakati untuk suatu masalah, pindah ke hal lain untuk dibahas
lebih lanjut. Kendati kesepakatan itu penting, janganlah dipaksakan. Kesepakatan yang
tidak matang atau semu malah berbahaya karena mempengaruhi komitmen pada saat
implementasi keputusan rapat. Pihak yang merasa dipaksa setuju akan setengah hati
dalam melaksanakan bagian tugasnya yang muncul dari rapat.

Rapat segera bisa diakhiri bila permasalahan-permasalahan yang ada sudah dibahas
dan diperoleh konsensus penyelesaiannya. Demikian pula dengan tindak lanjutnya.
Tinggal pimpinan sidang menegaskan kembali satu per satu kesepakatan itu dan
memastikan siapa-siapa yang akan melakukan hal apa saja. Beri tahu bahwa hasil rapat
secara detail akan diedarkan dan pengawasan pelaksanaan akan segera mulai. Lalu, tanpa
banyak basa-basi, tutup rapat dengan senyum pertanda bahwa salah satu tugas sebagai
pemimpin memimpin rapat telah dilakukan dengan baik.

B. PEMIMPIN RAPAT YANG BAIK


1. Mengerti apa yang menjadi pokok bahasan, atau agenda rapat yang akan
didiskusikan.
2. Memiliki kemampuan dan kesungguhan untuk mendengarkan setiap pendapat yang
muncul.
3. Memiliki kemampuan untuk menjaga, mengarahkan, dan menyimpulkan keputusan-
keputusan yang dibuat.

5
Disampaikan pada LPK MTs. Assalafiyah
Kota Tegal, 3 Pebruari 2011

4. Pengenalan pribadi yang baik terhadap para pengurus


5. Pribadi yang berintegritas
6. Mengerti prinsip-prinsip dasar PMK, hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan.
7. Kemampuan untuk lobi diluar rapat (hal ini dapat dilakukan sebelum rapat atau
sesudah rapat )
8. Adalah penting untuk kita meminta masukan kepada rekan-rekan kita tentang
kemampuan kita memimpin rapat, sehingga kita tahu kelemahan kita, bagaimana
seharusnya pertemuan berlangsung, dll ).

C. ATURAN-ATURAN UMUM SUATU RAPAT

1. Sebelum Rapat:
a. Buatlah agenda rapat dan sangat baik kalau kita telah berikan kepada anggota
sebelumnya (kerjasama dengan sekretaris)
b. Alokasikan waktu untuk tiap pembahasan
c. Buat surat undangan rapat.
d. Pinjamlah atau persiapkan ruang rapat dengan baik. Sediakan alat-alat yang
dibutuhkan (spidol, penghapus , dll)
e. Atur tempat duduk, sehingga menolong orang untuk berkomunikasi secara
optimal.
f. Jadilah orang yang pertama datang dalam rapat tersebut.

2. Pada waktu peserta datang:


a. Sambut dan pastikan telah membawa agenda/alat tulis yang diperlukan.
b. Mulailah tepat waktu
c. Pastikan siapa yang menjadi notulis rapat

3. Mengakhiri Rapat:
a. Selesaikan sesuai dengan kesepakatan awal, mintalah injin kalau rapat butuh
waktu lebih lama.
b. Ringkaskan keputusan-keputusan yang diambil, atau hal-hal lain yang belum
selesai dibicarakan dalam rapat ini.
c. Bicarakan dan pastikan rapat yang akan datang, bicarakan dengan singkat agenda
dan minta anggota mempersiapkan diri

Anda mungkin juga menyukai