Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN ANAK

PADA ANAK “G” DENGAN DIAGNOSA MEDIS DHF (DENGUE HAEMORAGIC


FEVER) DI RUANG ANAK DI RSUD Dr.R.SOEDJONO SELONG

DISUSUN OLEH :

YULIASTRIANI

PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR

LOMBOK TIMUR-NTB

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Profesi Ners Stase Keperawatan Di Ruang Anak

Di RSUD Dr. R. Soedjono Selong

Tanggal 13 s/d 15 Januari 2022

Telah disahkan dan disetujui pada

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa

(Yuliastriani)

Pembimbing Akademik Pembimbing klinik

(Ns. Apriana Sartika.,M.Kep) (Ns. Zurratul Fuadi.,S.Kep)

Kepala Ruangan

(Ns. Zurratul Fuadi.,S.Kep)


LAPORAN PENDAHULUAN

DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi

Dengue Haemorragic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD)


merupakan suatu infeksi arbovirus akut yang masuk kedalam tubu melalui gigitan
nyamuk aedes agepty. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa. Pada
pasien renjatan berat, volume plasma dapat berkurang 30% atau lebih dan jika tak segera
ditangani maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolic, dan kematian.
Gangguan hemostatis pada DHF menyangkut tiga faktor yaitu perubahan vaskuler,
trombositopenia, dan gangguan koagulasi. Prinsip utama dalam penatalaksanaan tirah
baring, pemberian makanan lunak, dan minum banyak, serta kolaborasi dokter dalam
pemberian obat-obatan antipiretik, konsulti, antibiotic kortikosteroid dan anti koagulasi
(Hidayat, 2016).

Demam Dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (Dengue Haemorragic


Fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Dengue
Haemorrhagic Faver (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Pada DHF terjadi pembesaran plasma yang
ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di
rongga tubuh (Sudoyo Aru, dkk, 2009; Nurarif dan Kusuma, 2013).

Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyaki yang disebabkan oleh virus dengue
(arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui infeksi nyamuk Aedes Aegypty. (Suriadi
dkk, 2010, hal :57)

Mufidah (2012), berdasarkan data WHO, diperkirakan 50.000 pasien DBD


membutuhkan perawatan di rumah sakit dalam setahunnya dan sebagian besar
penderitanya adalah anak-anak. Ironisnya, sekitar 2,5% diantara pasien anak tersebut
diperkirakan meninggal dunia. Penyebaran penyakit DBD semakin besar ketika musim
hujan atau pancaroba tiba. Hampir bisa dipastikan terjadi peningkatan jumlah masyarakat
yang terjangkit DBD (Mufidah, 2012).

2. Etiologi
Penyebab DHF ini adalah virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe yaitu, DEN 1,
DEN 2, DEN 3, DEN 4. Penularan DHF ini melalui cara :
a. Manusia sebagai host virus dengue
b. Faktor perantara : nyamuk aedes aegypty (nyamuk rumah), dan aedes albopictus
(nyamuk kebun)
3. Manifestasi Klinis
Menurut (Hidayat, 2016), manifestasi klinis DHF yaitu:
a. Demam
b. Panas malaise
c. Sakit kepala
d. Mual
e. Nyeri: nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia
f. Pegal seluruh tubuh adanya petekia
g. Ruam
h. Limfadenopati
i. Trombositopenia
4. Patofisiologi

Menurut Huda dan Kusuma 2015, virus dengue masuk kedalam tubuh manusia akan
menyebabkan klien mengalami viremia. Beberapa tanda dan gejala yang muncul seperti
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, timbulnya ruam dan kelainan
yang mungin terjadi pada sistem vaskuler. Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yang
umum pada system vaskuler mengakibatkan terjadi peningkatan permeabilitas dinding
pembuluh darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama proses perjalanan
penyakit, dari mulai demam hingga klien mengalami renjatan berat. Volume plasma
dapat menurut hingga 30% .

Hal inilah yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami kegagalan sirkulasi.


Adanya kebocoran plasma ini jika tidak segera ditangani menyebabkan hipokisia
jaringan, asidosis metabolic yang apada akhirnya dapat berakibat timbulnya yaitu
kematian.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Trombosit (100.00/mm³)
b. Hb dan PCV meningkat (20%)
c. Leukosit (mungkin normal atau lekositosis)
d. Isolasi virus
e. Serologi (uji H) : respon antibody sekunder
f. Pada renjatan yang berat, periksa: Hb PCV berulangkali (setiap jam atau 4-6 jam
apabila sudah menunjukkan perbaikan),FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum.
6. Komplikasi

Menurut Widagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai berikut :

a. Gagal ginjal
b. Efusi pleura
c. Hepatomegali
d. Gagal jantung
7. Penatalaksanaan
a. Menganjurkan tirah baring
b. Memberikan makanan lunak
c. Pemberian terapi cairan melalui infus.
d. Pemberian cairan intra vena (biasanya diberikan ringer lactat, nacl) ringer lactate
merupakan cairan intra vena yg paling sering digunakan , mengandung Na + 130
mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3
mEq/liter.
e. Pemberian terapi obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
f. pemberian Anti konvulsi jika terjadi kejang
g. Memonitor  tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
h. Memonitor adanya tanda-tanda renjatan
i. Memonitor apabila ada  tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
j. Melaksanakan pemeriksaan  HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Penyakit ini merupakan penayakit daerah tropis yang siapa saja dapat terkena,
seperti anak-anak, remaja, dan dewasa
b. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan
nafsu makan menurun.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal
seluruh tubuh, sakit apada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan
menurun.
d. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak penyakit yang diderita secara spesifik
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, karena penyakit ini adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty
f. Riwayat kesehatan lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak gangguan air seperti kaleng bekas, ban
bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi yang jarang di
bersihkan
Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breath)
Sesak, perdarahan di hidung, pernafasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada
simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles
b. B2 (Brain)
Pada grade III pasien gelisah, dan terjadi penurunan kesadaran serta garde IV
c. B3 (Blood)
Pada grade I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,
trombositopeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah,
hipertensi, cyanosis pada sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak
teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
d. B4 (Bladder)
Produksi urin menurun, kadang kurang dari 30 jam, akan mengungkapkan nyeri
saat kencing, kencing berwarna merah.
e. B5 (Bowel)
Sealaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastric,
pembesaran limpa, pembesaran hati, abdomen tegang, penurunan nafsu makan, mual
muntah, nyeri saat menelan.
f. B6 (Bone)
Mudah lelah, pucat, lemas, tirah baring
2. Diagnosa Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme.
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
d. Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi.
3. Intervensi
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme.

Tujuan Rencana Rasional


Mempertahankan suhu 1. Ukur tanda-tanda 1. Suhu 38,90C-41,10C
tubuh normal. vital (suhu). menunjukkan proses
Kriteria Hasil : 2. Berikan kompres penyakit infeksi akut.
 S : 36 – 370C. hangat. 2. Kompres hangat akan
 Membrane mukosa 3. Tingkatkan intake terjadi perpindahan
basah. cairan. panas konduksi.
 Nyeri otot hilang. 3. Untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang akibat
evaporasi.

b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

Tujuan Rencana Rasional


Kebutuhan cairan 1. Observasi tanda- 1. Penurunan sirkulasi darah
terpenuhi. tanda vital paling dapat terjadi dari peningkatan
Kriteria Hasil : sedikit setiap tiga kehilangan cairan
 Mata tidak jam. mengakibatkan hipotensi dan
cekung. 2. Observasi dan catat takikardia.
 Membrane intake dan output. 2. Menunjukkan status volume
mukosa tetap 3. Timbang berat sirkulasi, terjadinya /
lembab. badan. perbaikan perpindahan cairan,
 Turgor kulit baik. 4. Monitor pemberian dan respon terhadap terapi.
cairan melalui 3. Mengukur keadekuatan
intravena setiap penggantian cairan sesuai
jam. fungsi ginjal.
4. Mempertahankan
keseimbangan
cairan/elektrolit.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan.

Tujuan Rencana Rasional


Kebutuhan nutrisi 1. Berikan makanan yang 1. Mengganti kehilangan
adekuat. disertai dengan vitamin karena
Kriteria Hasil: suplemen nutrisi untuk malnutrisi/anemia.
 Berat badan stabil meningkatkan kualitas 2. Porsi lebih kecil dapat
atau meningkat. intake nutrisi. meningkatkan masukan.
2. Anjurkan kepada orang 3. Mengawasi penurunan
tua untuk memberikan berat badan.
makanan dengan teknik 4. Mulut yang bersih
porsi kecil tapi sering meningkatkan selera
secara bertahap. makan dan pemasukan
3. Timbang berat badan oral.
setiap hari pada waktu 5. Jelaskan pentingnya
yang sama dan dengan intake nutrisi yang
skala yang sama. adekuat untuk
4. Pertahankan kebersihan penyembuhan penyakit.
mulut klien.
5. Jelaskan pentingnya
intake nutrisi yang
adekuat untuk
penyembuhan penyakit.

d. Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan.

Tujuan Rencana Rasional


Perfusi jaringan 1. Kaji dan catat tanda-tanda 1. Penurunan sirkulasi
perifer adekuat. vital. darah dapat terjadi
KH : 2. Nilai kemungkinan dari peningkatan
 TTV stabil. terjadinya kematian kehilangan cairan
jaringan pada ekstremitas mengakibatkan
seperti dingin, nyeri, hipotensi
pembengkakan kaki. 2. Kondisi kulit
dipengaruhi oleh
sirkulasi, nutrisi, dan
immobilisasi.

e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi

Tujuan Rencana Rasional


Klien mengerti dan 1. Tentukan kemampuan dan 1. Adanya keinginan untuk
memahami proses kemauan untuk belajar. belajar memudahkan
penyakit dan 2. Jelaskan rasional penerimaan informasi.
pengobatan. pengobatan, dosis, efek 2. Dapat meningkatkan
samping dan pentingnya kerjasama dengan terapi
minum obat sesuai resep. obat dan mencegah
3. Beri pendidikan kesehatan penghentian pada obat
mengenai penyakit DHF. dan atau interkasi obat
yang merugikan.
3. Dapat meningkatkan
pengetahuan pasien dan
dapat mengurangi
kecemasan.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E, dkk, 2000. Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan.
Jakarta : EGC

Hendrayanto. 2004. Ilmu Penyakait Dalam. Jilid 1. Jakarta : FKUIM

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran : EGC

Soegijarto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue. edisi 2. Surabaya : Aerlangga

Widyastuti, Palupi. 2004. Pencegahan, Pengendalian Dengue Dan Demam Berdarah. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai