Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA 27

Volume 7 Nomor 1, Januari 2021, hlm 27-32


P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X

EFEKTIVITAS PIJAT PERINEUM PADA IBU PRIMIGRAVIDA TERHADAP


ROBEKAN PERINEUM DI WILAYAH PUSKESMAS SELAKAU
KABUPATEN SAMBAS
Emy Yulianti1, Utin Siti Candra Sari2, Etika Damayanti3
1,2,3
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, Indonesia
Email : yanti7889@gmail.com

Info Artikel Abstrak

Kata Kunci: Latar Belakang: Infeksi merupakan salah satu penyebab penting dalam kematian
Primigravida, pijat dan kesakitan ibu. Faktor risiko terjadinya infeksi nifas salah satunya disebabkan
perineum, robekan tindakan pada saat persalinan seperti episiotomi dan robekan perineum. Perineum
perineum adalah tempat yang paling sering terjadi robekan pada proses persalinan. Robekan
perineum dialami 85% wanita selama masa kelahiran dan 60-70% membutuhkan
penjahitan. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama.
Untuk itu diperlukan upaya untuk pencegahan robekan perineum salah satunya
dengan metode yang sederhana yang dapat dilakukan semua orang dengan
melakukan pijat perineum. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas pijat perineum
pada ibu primigravida dengan robekan perineum di wilayah Puskesmas Selakau
Metode: Desain yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan rancangan
Perbandingan Kelompok Statis (Static Group Comparison). Penelitian dilakukan
di wilayah Puskesmas Selakau pada tanggal 28 Maret sampai dengan 28 April
2019. Populasi seluruh ibu primigravida usia kehamilan 37-40 minggu berjumlah
28 orang. Teknik sampel menggunakan Total Sampling yang dibagi menjadi 14
subjek kelompok intervensi dan 14 orang kelompok kontrol. Teknik pengumpulan
data dengan menggunakan lembar cheklist. Data dianalisis dengan menggunakan
Fisher Exact Test. Hasil: Penelitian menunjukkan pijat perineum berhubungan
dengan robekan perineum dengan p=0,041 dan OR= 16,8. Kesimpulan: Pijat
perineum efektif menurunkan risiko robekan perineum pada ibu primigravida di
wilayah Puskesmas Selakau.

THE EFFECTIVENESS OF PERINEAL MASSAGE IN PRIMIGRAVIDA WITH


PERINEAL RUPTURE IN HEALTH CENTER SAMBAS
Article Info Abstract

Keywords: Background: Infection is one of the important causes of maternal death and illness.
Primigravida, Perineal One of the risk factors for postpartum infection is due to labor at the time of delivery
Massage, Perineal such as episiotomy and perineal tears. Perineum is the place that most often occurs
Rupture during labor. Perineal tears are experienced by 85% of women during birth and 60-
70% require suturing. Perineal tears occur in almost all first deliveries. For this
reason, efforts are needed to prevent perineal tears, one of which is a simple method
that can be done by everyone by doing perineal massage. Purposes: To determine
the effectiveness of perineal massage in primigravida women with perineal tears in
the Selakau Health Center area. Methods: The design used was a quasi-
experimental design with Static Group omparison (Static Group Comparison). The
study was conducted in the Selakau Puskesmas area on 28 March to 28 April 2019.
The population of all 37-40 weeks primigravida mothers was 28 people. The sample
technique used Total Sampling which was divided into 14 subjects in the
intervention group and 14 control groups. Data collection techniques using checklist
sheets. Data were analyzed using Fisher Exact Test. Results: Showed that perineal
massage was associated with perineal tears with p = 0.041 and OR 16,8.
Conclusion: Perineal massage is effective in reducing the risk of perineal tears in
primigravida women in Selakau health center.

© 2021 Poltekkes Kemenkes Pontianak


JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA 28
Volume 7 Nomor 1, Januari 2021, hlm 27-32
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
PENDAHULUAN prolapsus genitalis dan dapat terjadi rektokel.
(Wiknjosastro, 2010).
Infeksi merupakan salah satu penyebab Menurut penelitian di Parland Hospital,
penting dalam kematian dan kesakitan ibu. terjadi kasus dehisense sebesar 80% yang
Faktor risiko terjadinya infeksi nifas salah diakibatkan infeksi luka perineum. Infeksi yang
satunya adalah disebabkan oleh tindakan pada lebih berat mungkin terjadi pada ibu yang
saat persalinan seperti episiotomi dan robekan mengalami robekan perineum tingkat IV.
perineum yang bisa berkembang menjadi infeksi Keluhan yang sering muncul akibat infeksi
yang lebih berat seperti abses, eviserasi dan robekan jalan lahir adalah nyeri dan disuria baik
tromboplebitis. (Saifuddin, 2010). dengan atau tanpa retensi urine, fluor yang
Perineum adalah tempat yang paling sering purulen dan demam. Pada kasus yang lebih berat
terjadi robekan pada saat proses persalinan seluruh vagina akan mengalami edema, ulserasi
(Wiknjosastro, 2011). Robekan perineum dialami dan dapat tertutup oleh eksudat. Komplikasi
85% wanita selama masa kelahiran dan 60-70% dapat terjadi akibat robekan perineum berupa
membutuhkan penjahitan. Robekan perineum komplikasi yang ringan sampai berat berupa
terjadi pada hampir semua persalinan pertama komplikasi permanen dan menahun yang terjadi
dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. sesudah masa nifas (Saifuddin, 2010).
Jaringan lunak jalan lahir dan struktur di
sekitarnya akan mengalami kerusakan pada METODE
setiap persalinan. Kerusakan biasanya lebih Penelitian yang dilakukan adalah rancangan
nyata pada wanita nullipara karena jaringan pada Penelitian Eksperimen Semu (Quasi Eksperiment
nullipara lebih padat dan lebih resisten dari pada Design). Penelitian ini menggunakan rancangan
wanita multipara (Sukarni dan Margareth, 2013). Perbandingan Kelompok Statis (Static Group
Comparison) dimana perlakuan atau intervensi
Berbagai metode telah dilakukan untuk telah ditentukan (X), kemudian dilakukan
mengurangi robekan perineum baik sejak pengukuran (observasi) atau pottest (02) dengan
kehamilan maupun saat persalinan. Robekan menambahkan kelompok kontrol atau kelompok
perineum sebenarnya dapat dicegah dengan pembanding. Hasil observasi ini kemudian
sebuah metode yang sangat sederhana dan bisa dikontrol atau dibandingkan dengan hasil
dilakukan semua orang, yaitu dengan melakukan observasi pada kelompok kontrol yang tidak
massage atau pijat pada daerah perineum atau menerima program atau intervensi.
kerampang vagina. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ibu primigravida mulai kehamilan 37 minggu
Beckmann (2013) di Australia, Antenatal dengan Taksiran Persalinan dari tanggal 28
Perineal Massage for Reducing Perineal Maret sampai dengan 28 April 2019 yang dilihat
Trauma, Cochrane Database of Systematic berdasarkan pada kantong persalinan di wilayah
Reviews, menyatakan bahwa insidensi trauma Puskesmas Selakau Kabupaten Sambas sebanyak
yang membutuhkan penjahitan terdapat 28 orang.
penurunan sebesar 9% (RR=0,91, 95% CI 0,36- Sampel pada penelitian ini adalah seluruh
0,96). Penurunan signifikan terjadi pada wanita populasi atau total sampling yang ada pada saat
yang belum pernah melahirkan pervaginam penelitian yang memenuhi kriteria yang
sebelumnya (95% CI 0,74-0,96). Wanita yang ditentukan dan kontrolnya menyesuaikan
melakukan pijat perineum rata-rata 1,5 kali dengan jumlah kasus dengan perbandingan 1:1.
perminggu mengalami penurunan 16%. Untuk jumlah sampel pada kasus yaitu 14 orang
Penelitian Safitri (2014) membuktikan ada dan jumlah kasus kontrol yaitu 14 orang.
pengaruh pemijatan perineum pada primigravida Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 bulan
terhadap kejadian ruptur perineum (p<0,05) di Maret sampai dengan tanggal 28 bulan April
Bidan Praktik Mandiri di Kota Bengkulu. tahun 2019. Tempat penelitian dilakukan di
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh wilayah kerja Puskesmas Selakau Kabupaten
Dartiwen (2015) yang menyatakan ada pengaruh Sambas.
pemijatan perineum pada primigravida terhadap Jenis data yang digunakan adalah data
kejadian laserasi perineum pada saat persalinan primer berupa cheklist pelaksanaan pijat
di wilayah kerja Puskesmas Margadadi perineum dan sekunder yang didapat dari dan
Kabupaten Indramayu. partograf ibu bersalin di wilayah Puskesmas
Selakau Kabupaten Sambas. Data responden
Robekan perineum juga dapat diperoleh dengan menggunakan alat
mengakibatkan robekan jaringan pararektal, pengumpulan data berupa lembar observasi
sehingga rektum terlepas dari jaringan dan checklist yang dibuat oleh peneliti.
sekitarnya. Perlukaan dapat menyebabkan Dalam lembar observasi ini terdiri atas data
kelemahan dasar panggul sehingga mudah terjadi
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA 29
Volume 7 Nomor 1, Januari 2021, hlm 27-32
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
yaitu usia ibu, usia kehamilan, berat badan lahir, Tabel 2. Analisis Efektivitas Pijat
lingkar kepala bayi dan robekan perineum. Perineum Terhadap Robekan Perineum
Teknik pengumpulan data yang digunakan Robekan
dalam penelitian ini diperoleh dari data primer Pijat Perineum Total % P-Value OR
yang didapat langsung melalui wawancara Perineum Tidak
Robek % %
langsung terstruktur dengan cara pemberian Robek
edukasi kepada responden tentang pelaksanaan Pijat 9 32.1 5 17.9 14 50
pijat perineum meliputi manfaat, indikasi dan Tidak pijat 14 50.0 0 0.0 14 50 0.041 16,8
kontra indikasi, waktu pelaksanaan dan cara pijat Total 23 82.1 5 17.9 28 100
perineum. Kemudian ibu dan suami diminta
untuk membaca dan menandatangani inform
concent sebagai persetujuan ibu untuk ikut serta Tabel di atas menunjukkan hubungan pijat
dalam penelitian ini. Analisis bivariat pada perineum terhadap robekan perineum.
penelitian ini menggunakan uji Fisher Exact Test Diketahui jumlah total responden adalah
dengan tingkat kemaknaan atau Confidence sebanyak 28 responden. Dari 14 responden
Interval (CI) = 95% dan estimasi 5 % (α = 0,05) (50%) yang melakukan pijat perineum,
dengan bantuan Computerized. sebanyak 9 responden (32,1%) mengalami
robekan perineum. Dari 14 responden (50%)
HASIL yang tidak pijat perineum, seluruh responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik mengalami robekan perineum. Berdasarkan itu,
Responden Pijat Perineum Pada Ibu untuk menguji ada tidaknya hubungan pijat
Primigravida di Puskesmas Selakau perineum terhadap kejadian robekan perineum,
No Variabel Frekuensi Persentase maka dilakukan analisis melalui proses
1 Umur komputerisasi. Hasil uji statistik dengan
-<20 tahun 10 35,7 menggunakan uji Fisher Exact Test didapatkan
- 20-35 tahun 18 64,3 p Value = 0.041 kurang dari nilai taraf
Total 28 100
signfikansi yang ditetapkan oleh peneliti yaitu
2 Tingkat Pendidikan
3 10,7
sebesar ɑ = 0.05 dan OR = 16,8 sehingga dapat
- Perguruan Tinggi
7 25,0 disimpulkan ada hubungan pijat perineum
- Menengah (SMA)
18 64,3 terhadap kejadian robekan perineum. perineum
- Rendah (SD dan SMP)
0 0 yang tidak dilakukan pemijatan perineum
- Tidak Sekolah
Total 28 100
memilki risiko sebesar 16,8 kali lebih besar
3 Jenis Pekerjaan untuk terjadinya robekan pada perineum.
- Bekerja 4 14,1 dibandingkan perineum yang dilakukan
- Tidak Bekerja 24 85,7 pemijatan.
Total 28 100
4 Berat Badan Lahir PEMBAHASAN
- 2500-2999 16 57,1
- 3000-3500 12 42,9 Indentifikasi Robekan Perineum Pada Ibu
Total 28 100 Bersalin Primipara Yang Telah Pijat
5 Lingkar Kepala Bayi Perineum di Wilayah Puskesmas Selakau
- < 33 cm 18 64,3
10 35,7
Kabupaten Sambas
- > 33 cm Hasil penelitian diperoleh data pada
Total 28 100
kelompok pijat perineum sebagian besar dari
responden terjadi robekan yaitu 9 responden
Tabel di atas menunjukkan distribusi (64.3%) dan yang tidak terjadi robekan 5
frekuensi responden berdasarkan kelompok umur
responden (35,7%). Menurut Aprillia (2010),
dari 28 responden, sebagian besar dari responden
pijat pada daerah perineum dapat mengurangi
berusia 20-35 tahun yaitu 18 responden (64,3%).
robekan dan kemungkinan episiotomi,
Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar
memperbaiki kemampuan perineum mulai
responden berpendidikan rendah (SD dan SMP)
meregang pada saat pembukaan kala I
yaitu 18 responden (64,3%). Pada kategori jenis
persalinan, memperbaiki aliran darah,
pekerjaan, hampir seluruh responden tidak bekerja
memelihara jaringan di sekitar perineum, serta
yaitu 24 responden (85.7%). Pada kategori berat
mengurangi alat bantu persalinan lainnya.
bayi lahir, sebagian dari responden melahirkan
Penelitian ini didapatkan karakteristik
dengan berat bayi lahir <3000 gram yaitu masing-
sebagian besar dari responden sebanyak 18
masing 16 responden (57,1%). Berdasarkan
responden berusia 20-35 tahun (64.3%).
lingkar kepala bayi sebagian besar responden
Penelitian ini serupa dengan penelitian yang
melahirkan bayi dengan lingkar kepala < 33 cm
dilakukan oleh Handayani (2018) yang
(64,3%).
menunjukkan mayoritas responden pada pada
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA 30
Volume 7 Nomor 1, Januari 2021, hlm 27-32
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
kelompok pijat pada usia reproduksi sehat Identifikasi Robekan Perineum Pada Ibu
sebanyak 90,3 %. Penelitian Rochmayanti Bersalin Primipara Yang Tidak Pijat
(2017) juga menunjukkan sebagian besar Perineum di Wilayah Puskesmas Selakau
responden berusia 20-35 tahun atau berada pada Kabupaten Sambas
usia reproduktif. Pada usia reproduktif ini Penelitian ini didapatkan data pada
respon ibu untuk menerima pengertian tentang kelompok tidak pijat perineum seluruh
pemijatan perineum, manfaat dan cara responden terjadi robekan pada perineum.
pemijatan perineum. Menurut Hurlock, bahwa Robekan pada seluruh responden tidak pijat
usia reproduktif (20-35 tahun) terjadi kesiapan perineum yaitu 14 responden (100%).
respon maksimal baik dalam menyesuaikan hal- Penelitian ini sama dengan penelitian yang
hal tertentu dan sedikit demi sedikit menurun dilakukan Handayani (2018) yang menunjukkan
seiring dengan bertambahnya umur. kejadian laserasi perineum lebih tinggi
Penelitian ini serupa dengan penelitian ditemukan pada kelompok yang tidak dipijat
Anggraini (2015) yang menunjukkan bahwa (93,5%). Penelitian yang sama juga dilakukan
robekan jalan lahir yang dialami ibu bersalin oleh Anggraini (2015) menunjukan hasil bahwa
adalah dengan ruptur spontan yaitu sebesar dari 70 responden dari kelompok ibu yang tidak
61,4%.Penelitian ini serupa dengan penel itian melakukan pijat perineum sebanyak 46 orang
Anggraini (2015) hampir seluruh responden (80,7%) terjadi robekan jalan lahir pada saat
(85,7%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah persalinan.
tangga. Pada ibu yang tidak bekerja atau Hal ini sejalan Wiknjosastro (2011), yang
sebagai ibu rumah tangga lebih mempunyai menyatakan bahwa perineum adalah tempat
waktu luang dibanding dengan ibu yang yang paling sering terjadi robekan pada saat
bekerja, sehingga ibu dapat melakukan pijat proses persalinan Robekan perineum dialami
perineum dengan leluasa tanpa tergesa. 85% wanita selama masa kelahiran dan 60-70%
Penelitian ini tidak sama dengan penelitian membutuhkan penjahitan. Robekan perineum
Dartiwen (2015) yang menunjukkan dari 15 terjadi pada hampir semua persalinan pertama
orang pada kelompok eksperimen terdapat 2 dan tidak jarang juga pada persalinan
orang (13,3%) terjadi laserasi perineum, atau berikutnya. Jaringan lunak jalan lahir dan
hanya sebagian kecil saja yang mengalami struktur di sekitarnya akan mengalami
robekan perineum. Namun pada penelitian ini kerusakan pada setiap persalinan. Kerusakan
hanya sebagian kecil responden tidak biasanya lebih nyata pada wanita nullipara
mengalami robekan perineum. Responden yang karena jaringan pada nullipara lebih padat dan
terjadi robekan perineum dalam melakukan lebih resisten dari pada wanita multipara
pijat perineum tidak secara rutin setiap hari (Sukarni dan Margareth, 2013). Robekan
melakukannya dan terdapat responden yang perineum dapat menyebakan nyeri yang
melakukan pijat perineum kurang dari 1 menetap, kerusakan luka, resiko penyelarasan
minggu. Pada penelitian ini sebagian besar anatomis, dyspareunia, inkontinensia baik urine
responden mempunyai tingkat pendidikan yang maupun alvi selama periode paska melahirkan
rendah (SD/SMP) sehingga mempengaruhi (Lindsay, 2018).
pengetahuan responden akan manfaat
melakukan pijat perineum. Analisis Efektivitas Pijat Perineum Pada Ibu
Berkurangnya robekan perineum dapat Primigravida Terhadap Robekan Perineum
terjadi karena pada saat ibu dilakukan pemijatan Di Wilayah Puskesmas Selakau Kabupaten
perineum, jaringan pada perineum menjadi Sambas
rileks sehingga dapat menyebabkan Hasil penelitian akan diuraikan
peningkatan elastisitas jalan lahir yang dapat pembahasan tentang perbedaan hasil penelitian
mempermudah proses melahirkan serta ini dengan literatur yang berhubungan yakni
mengurangi robekan perineum. Pada perineum efektivitas pemijatan perineum terhadap
terdapat jaringan ikat dan kolagen yang bersifat robekan perineum. Setelah dilakukan penelitian
elastis maka apabila dirangsang dengan terhadap 28 responden yang memenuhi kriteria
melakukan pemijatan perineum akan terjadi inklusi yang dilaksanakan di wilayah
regangan dan kontraksi pada daerah perineum Puskesmas Selakau Kabupaten Sambas
sehingga aliran darah menjadi lancer dan didapatkan karakteristik sebagian besar
perineum menjadi elastis. Hal ini membuktikan responden berusia 20-35 tahun yaitu 18
bahwa manfaat pemijatan perineum dapat responden (64.3%). Berdasarkan tingkat
membantu melunakkan jaringan perineum, pendidikan, sebagian besar responden
jaringan tersebut akan membuka tanpa berpendidikan SD dan SMP yaitu masing-
resistensi pada saat persalinan dan dapat masing 9 responden (32.1%). Pada kategori
mempermudah lewatnya bayi (Aprilia, 2010). jenis pekerjaan, sebagian besar responden tidak
memiliki pekerjaan yaitu 24 responden
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA 31
Volume 7 Nomor 1, Januari 2021, hlm 27-32
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
(85.7%). Pada kategori berat bayi lahir, risiko 16,8 kali terjadinya robekan perineum
sebagian besar responden melahirkan dengan dibandingkan dengan ibu hamil primipara yang
berat bayi lahir <3000 gram yaitu masing- dilakukan pemijatan perineum. Hasil penelitian
masing 16 responden (57.1%). Berdasarkan ini sejalan dengan Anggraini (2015) juga
lingkar kepala bayi sebagian besar responden melakukan penelitian hubungan pijat perineum
melahirkan bayi dengan lingkar kepala < 33 cm. dengan robekan jalan lahir pada ibu bersalin
Hasil penelitian pada kategori berat bayi primipara di BPM Kecamatan Metro Selatan
lahir, pada kedua kelompok sebagian besar Kota Metro menyatakan ada hubungan pijat
responden melahirkan dengan berat bayi lahir perineum dengan robekan jalan lahir pada ibu
2500-2999 gram yaitu masing-masing 8 bersalin (p=0,000 dan OR=10,280). Penelitian
responden (57.1%). Robekan perineum terjadi ini sesuai dengan pernyataan bahwa diperlukan
pada kelahiran bayi yang besar, hal ini karena upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan
semakin besar berat badan bayi yang dilahirkan pada masa antenatal dalam mencegah terjadinya
maka risiko robekan perineum akan semakin robekan perineum salah satunya dengan
meningkatkan karena perineum tidak cukup melakukan pijat perineum (Aprillia, 2010). Pijat
kuat untuk menahan regangan kepala bayi perineum menurut Simkin (2016) adalah
dengan berat bayi yang besar (Wiknjosastro, meregangkan jaringan bagian dalam dari bagian
2011). bawah vagina dan mengajarkan bagaimana
Diketahui dari jumlah total responden memberi respon terhadap tekanan pada vagina
pada kedua kelompok didapatkan 9 responden dengan merelakskan dasar panggul (latihan
(64,3%) terjadi robekan perineum pada yang bermanfaat untuk pelahiran).
kelompok yang tidak pijat perineum. Penelitian menunjukkan, bahwa pijat pada
Berdasarkan keutuhan perineum sebanyak 5 daerah perineum mengurangi robekan dan
orang responden memiliki perineum yang utuh kemungkinan episiotomi, memperbaiki
atau tidak robek setelah dilakukan pijat kemampuan perineum untuk meregang pada
perineum. Seluruh responden (100%) yang saat pembukaan kala I persalinan, memperbaiki
tidak pijat perineum mengalami robekan aliran darah, memelihara jaringan disekitar
perineum. Berdasarkan itu, untuk menguji ada perineum, serta mengurangi penggunaan alat
tidaknya hubungan pijat perineum terhadap bantu persalinan lainnya. Banyak ibu
kejadian robekan perineum, maka dilakukan merasakan perubahan daya regang pada daerah
analisis melalui proses komputerisasi. Hasil uji perineumnya setelah satu hingga dua minggu
statistik dengan menggunakan uji Chi Square pemijatan (Aprillia, 2010). Pemberian informasi
didapatkan p Value = 0.041 kurang dari nilai tentang pijat perineum sangat penting untuk
taraf signfikansi yang ditetapkan oleh peneliti dilakukan terutama pada ibu yang pertama kali
yaitu sebesar ɑ = 0.05 sehingga dapat melahirkan mengingat dampak positif yang
disimpulkan ada hubungan pijat perineum diperoleh sangat besar. Diperlukan kepatuhan
terhadap kejadian robekan perineum. ibu untuk melakukan pijat perineum secara
Hasil penelitian ini sejalan dengan teratur sehingga didapatkan manfaat yang lebih
penelitian Safitri (2014) yang membuktikan ada baik. Selain itu peran bidan, suami dan keluarga
pengaruh pemijatan perineum pada sangat penting dalam memberikan dukungan
primigravida terhadap kejadian ruptur perineum selama ibu melakukan pijat perineum pada
(p<0,05) di Bidan Praktik Mandiri di Kota kehamilan.
Bengkulu. Penelitian yang sama juga dilakukan
oleh Dartiwen (2015) yang menyatakan ada PENUTUP
pengaruh pemijatan perineum pada Ada hubungan yang signifikan antara pijat
primigravida terhadap kejadian laserasi perineum terhadap robekan perineum pada ibu
perineum pada saat persalinan di wilayah kerja primigravida di wilayah Puskesmas Selakau
Puskesmas Margadadi Kabupaten Indramayu. dengan taraf signifikan 0.041 (p<0.05) dan OR
Hal ini sesuai dengan peryataan Aprillia (2010) =16,8. Disarankan untuk meningkatkan
yang mengatakan bahwa pijat perineum pemahaman dan kepatuhan ibu dalam
merupakan sebuah metode yang sangat melakukan pijat perineum pada masa
sederhana dan bisa dilakukan semua orang, kehamilan melalui pendidikan kesehatan, dan
yaitu untuk mengurangi ketidaknyaman dan menjadikan pemijatan perineum sebagai bahan
robekan pada perineum saat persalinan. Pijat masukan pada program kelas ibu hamil.
perineum dilakukan dengan melakukan
massage atau pijat pada daerah perineum atau DAFTAR PUSTAKA
kerampang vagina. Anggraini, Y. 2015. Hubungan Pijat Perineum
Hasil analisis diperoleh nilai OR=16,8 Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu
yang berarti ibu hamil primipara yang tidak Bersalin Primigravida di BPM
dilakukan pemijatan perineum mempunyai Kecamatan Metro Selatan kota Metro.
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA 32
Volume 7 Nomor 1, Januari 2021, hlm 27-32
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X
Jurnal Kesehatan Volume VI.Nomor 2 Padila. 2014. Keperawatan Maternitas.
Aprillia, Y. 2010. Hipnostetri: Rileks, Nyaman, Yogyakarta: Nuha Medika
dan Aman Saat Hamil &Melahirkan. Praptomo, AJ. 2016. Metodologi Riset
Jakarta: Gagas Media Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Rochmayanti, SN. 2018. Pengaruh Pijat
Jakarta: Rineka Cipto Perineum Selama Masa Kehamilan
Bagian Ruang KIA. Data Persalinan Terhadap Kejadian Ruptur Perineum
Puskesmas Selakau Kabupaten Sambas Spontan di PMB Shinta Nur Rochmayanti,
Tahun 2016. Kohort Persalinan. SST.,M.Kes. Jurnal Kebidanan Universitas
Beckmann. 2013. Antenatal Perineal Islam Lamongan. Vol.10, Nomor 1.
Massagefor Reducing Perineal Trauma Rohani. Dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada
(Review). Australia: John Wiley & Son, Masa Persalinan. Jakarta: Selemba
Ltd. Medika.
Bobak, I. Dkk. 2012. Buku Ajar Keperawatan Safitri, W. 2014. Pengaruh Pemijatan
Maternitas (Maternity Nursing). Jakarta: Perineum pada Primigravida Terhadap
EGC. Kejadian Ruptur Perineum Saat
Carsel. S. 2018. Metodologi Penelitian Persalinan di Bidan Praktik Mandiri di
Kesehatan dan Pendidikan. Yogyakarta: Kota Bengkulu Tahun 2014. Jurnal
Penebar Media Pustaka. Kesehatan Andalas 2015.tersedia dalam
Dartiwen, 2015. Pengaruh Pemijatan http://jurnal.fk.unand.ac.id
Perineum Pada Primigravida Terhadap Santoro, GA. 2010. Pelvic Floor Disorders.
Kejadian Laserasi Perineum Saat Milan: Springer-Verlag
Persalinan di Bidan Praktik Mandiri Setiana, A. 2018. Riset Terapan Kebidanan.
(BPM) Wilayah Kerja Puskesmas Jawa Barat: LovRinz Publishing.
Margadadi akabupaten Indramayu Tahun Simkin, P. 2016. Pregnancy, Childbirth and the
2015. Surya Vol. 08 No 02. Newborn. New York: Book Trade
Dinkes Sambas. 2016. Profil kesehatan Distribution. Sinclair, C. 2010. Buku Saku
Kabupaten Sambas 2016. Sambas: Tim Kebidanan. Jakarta: EGC
Penyusun. Smith, J. 2011. Your Body, Your Baby, Your
Handayani, IF. 2018. Efektivitas Pemijatan Birth. London: Rodale
Perineum Pada Primigravida Terhadap Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian.
Kejadian Laserasi Perineum. Jurnal Bandung: Alfabeta
Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Sukarni, I & Margareth. 2013. Kehamilan,
Volume 9 Nomor 2. Persalinan dan Nifas Dilengkapi Dengan
Hermina CW dan Wirajaya A. 2015. Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika
Hipnobirthing The Conny Method. Swarjana, IK. 2016. Statistik Kesehatan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Kettle, C & Ismail, K. 2016. Perineal Trauma Winkjosastro, H. 2011. Ilmu Kebidanan.
at Childbirth. Switzerland: Springer Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
International Publishing Switzerland. Prawirohardjo
Kusumawati, E. 2017. Jurnal Kebidanan 7. Winkjosastro, H. 2010. Ilmu Bedah Kebidanan.
Pengaruh Antenatal Perineal Massage Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
pada Primigravida Terhadap Proses Prawirohardjo
Persalinan di Kota Semarang Tahun 2017
tersedia dalam http://jurnal.unimus.ac.id
/index.php/jur_bid.
Lindsay, P. 2018. Midwifery Skills at a Glance.
Oxford : John Whiley & Son, Ltd.
Lodewig, PW. Dkk. 2006. Asuhan
Keperawatan Ibu – Bayi Baru Lahir.
Jakarta: EGC.
Machfoedz, Irham. 2010. Metodelogi
Penelitian Kualittif dan Kuantitatif.
Yogyakarta: Fitramaya.
Natoatmodjo, S. 2012. Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuraisiah, A.dkk. 2014. Asuhan Persalinan
Normal Bagi Bidan. Bandung: Refika
Aditama.

Anda mungkin juga menyukai