Anda di halaman 1dari 12

PENANGANAN “NIR

TATU”/”KETATON” PADA
KELOMPOK ANAK DENGAN
RISIKO SEXUAL ABUSE
Dr. YESSY DESSY ARNA, M.Kep., Sp.Kom
Types of Child Violences
Physical
Abuse

Sexual
Neglect
Abuse

Emotional
Abuse
DATA of SEXUAL ABUSE on CHILDREN in INDONESIA

CATAHU 2020 Komnas


Perempuan :
1. Kekerasan yang paling menonjol
adalah kekerasan fisik 2.025
kasus (31%) menempati peringkat
pertama.
2. Kekerasan seksual sebanyak 1.983
kasus (30%)
3. Kekerasan psikis 1.792 (28%)
4. Kekerasan ekonomi 680 kasus
(10%).

Pada anak-anak, kasus yang paling


banyak dialami adalah kekerasan seksual
PHYSICAL SIGNS AND SYMPTOMS OF
CHILDREN WITH SEXUAL ABUSE

1. Gangguan gastrointestinal
2. Sulit berjalan atau duduk
3. Pakaian dalam robek dan
terdapat bercak darah, nyeri dan
gatal di sekitar genetalia
3. Pada vagina dan sekitar anal
memar, lebam, kemerahan,
bengkak atau perdarahan
genetalia.
4. Tampak darah pada urin dan feses.
5. Mengeluh nyeri pada daerah genital dan
rektal.
6. Terasa nyeri saat eliminasi.
7. Menderita penyakit akibat hubungan
seksual
EMOTIONAL SIGNS AND SYMPTOMS OF
CHILDREN WITH SEXUAL ABUSE

1. Anak tampak takut.


2. Bingung saat pakaian dalamnya
diganti.
3. Hiperaktif, senang menggangu dan
banyak permintaan.
4. Anak tampak tidak bahagia
seperti, terlihat menangis, terlalu
khawatir, cemas, gelisah,
5. Menunjukkan sikap dan perilaku yang
selalu mengalah, kurang
memperhatikan atau perhatiannya
buruk dan asyik dengan dunianya
sendiri atau sering berkhayal.
EMOTIONAL SIGNS AND SYMPTOMS OF
CHILDREN WITH SEXUAL ABUSE

6. Anak tidak segan-segan mencoba perilaku seksual dengan


anak lain dg memainkan “alat kelaminnya”.
7. Memasukkan benda ke dalam vagina atau rektum.
8. Marah dan agresif.
9. Memperlihatkan tingkah laku regresif (perilaku kekanak-
kanakan seperti, menghisap jari, merangkak, ngompol,dll).
10. Anak mengalami gangguan tidur (sering mimpi buruk dan
takut kegelapan), takut untuk tidur, menjerit, phobia, dan
sering histeris.
11. Peran sosial anak secara emosional mengalami
perubahan seperti takut berada di rumah dan di sekitar
anggota keluarga.
12. Menolak secara tidak langsung untuk pergi bersama-sama
keluarga atau teman, tidak menyukai keberadaan orang-
orang yang dia kenal, seperti sanak famili, tetangga, baby
sitter, dll.
The Role of Family Centered Nursing in Prevention of
Sexual Abuse Risk

• PERAN
STRUKTUR •

SISTEM NILAI
PROSES KOMUNIKASI
KELUARGA • STRUKTUR KEKUASAAN

• AFEKTIF
FUNGSI •

SOSIALISASI
REPRODUKSI
KELUARGA •

EKONOMI
FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
FAMILY ROLES NURSING WITH SEXUAL
ABUSE RISK

COMMUNICATION

SEX EDUCATION

ATTITUDE

RELIGIOUS APPROACH
THE ROLE of COMMUNITY BY USING
THE Health Care System
Resistance
Line of
Defense
Normal Line
of Defense

Flexible Line
of Defense
“The Social Provision Scale”

Emotional Reanssurance
Attachment of Worth Guidance

Social Reliable Opportunity


Integration alliance for
Nurturance
NIR TATU/NIR KETATON IN CHILDREN WITH
SEXUAL ABUSE RISK

Anda mungkin juga menyukai