Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Peran Kereta Api Dalam Mewujudkan
Ekonomi Di Indonesia” untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem ekonomi.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah
diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan makalah ini Penulis
berharap, semoga makalah ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca serta ke depannya dapat menguatkan peran Perkereta apian dalam
mendukung perwujudan ekonomi di Indonesia.
Penulis menyadari mungkin masih terdapat banyak kesalahan dalam kepenulisan.
Saran dan kritik yang membangun akan diterima dengan baik.

Bab 1
Pendahulan
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejarah Perkeretaapian
Perjalanan panjang kereta api di Indonesia dimulai darizaman penjajahan Belanda tahun 1840
sampai dengan saat ini.
Secara historis penyelenggaraan kereta api dimulai sejak zaman Pemerintah kolonial Hindia
Belanda(1840-1942), kemudian dilanjutkan pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) dan
setelah itu diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia (1945–sekarang).
Pada pasca Proklamasi Kemerdekaan (1945-1949) setelah terbentuknya Djawatan Kereta Api
Republik Indonesia (DKARI) pada tanggal 28 September 1945 masih terdapat beberapa
perusahaan kereta api swasta yang tergabung dalam SS/VS (Staatsspoorwagen/Vereningde
Spoorwagenbedrijf atau gabungan perusahaan kereta api pemerintah dan swasta Belanda)
yang ada di Pulau Jawa dan DSM (Deli Spoorweg Maatschappij) yang ada di
Sumatera Utara, masih menghendaki untuk beroperasi diIndonesia.
Berdasarkan UUD 1945 pasal 33 ayat (2), angkutan kereta api dikategorikan sebagai cabang
produksi penting bagi negara yang menguasai hajat hiduporang banyak, oleh karena itu
pengusahaan angkutankereta api harus dikuasai negara. Maka pada tanggal 1
Januari 1950 dibentuklah Djawatan Kereta Api (DKA)yang merupakan gabungan DKARI dan
SS/VS.
Pada tanggal 25 Mei 1963, terjadi perubahan status DKA menjadi Perusahaan Negara Kereta
Api (PNKA) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1963.
Pada tahun 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1971 terjadi pengalihan
bentuk usaha PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
Selanjutnya pada tahun 1990 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1990, PJKA
beralih bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), dan terakhir pada tahun 1998
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998, Perumka beralih bentuk menjadi PT.
KA (Persero).
Pada perjalanannya, PT.KA (Persero) berguna memberikan layanan yang lebih baik
pada angkutan kereta api komuter, telah menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah
Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang (Serpong) dan Bekasi (Jabodetabek) serta
pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang membentuk anak perusahaan PT. KAI
Commuter Jabodetabek.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa peran Kereta Api sangat mendukung Kemajuan di bidang Ekonomi?
2. Bagaimana langkah kereta Api menghadapi persaingan Antar Modal Transportasi Lain di
Era Industri 4.0?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kemajuan Era Transportasi Terutama Kereta Api Indonesia
2. Untuk mengetahui langkah apa yang ditempuh oleh PT Kereta Api Indonesia dalam
mewujudkan ekonomi Indonesia di era revolusi industri 4.0.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Menambah wawasan pembaca umum secara keseluruhan mengenai peran Kemajuan
Modal Transportasi Perkereta Apian dalam penguatan ekonomi
2. Menambah Minat Mahasiswa dan Orang Lain Untuk beralih ke Kereta Api
Bab 2
Pembahasan

2.1 Pengertian Perkeretaapian dan Sejarah

Pada awalnya kereta api di Indonesia muncul karena adanya rasa kesulitan sarana transportasi di
Pulau Jawa ditinjau dari sudut pertahanan dan keamanan serta sudut ekonomi sejak awal abad ke 19.
Karena pada masa itu kriminalitas dan keamanan dalam melakukan perjalanan jauh masih banyaknya
perampokan oleh bandit bandit, maka pada 15 Agustus 1840 Kolonel Jhr. Van Derwijk

mengusulkan agar pulau Jawa dibangun alat transpotasi baru yaitu Kereta Api, berdasarkan keberhasilan
di Eropa yang telah mengatasi masalah yang serupa Selanjutnya pada masa pemerintahan Hindia
Belanda, perkeretaapian di Pulau Jawa dimulai dengan diberikannya konsesi atau pemberian hak izin
perkeretaapian kepada perusahaan swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatshappij (NISM)

pada tahun 1867 untuk membangun jalan rel Semarang-Tanggung yang dapat diselesaikan pada tahun
1870 dan Batavia-Buitenzorg (Bogor) yang dapat diselesaikan pada tahun 1873. Tahap selanjutnya
perusahaan milik negara Staadsspoor (SS) pada tahun 1875 mulai membangun jalan rel kereta api

Surabaya-Pasuruan-Malang yang diresmikan pada tahun 1878.

dibukanya perkebunan wilayah sekitar Bandung, faktor kecepatan dan keamanan dalam daya angkut
barang merupakan faktor pemicunya.

Pada awalnya jalur kereta api dari Batavia ke Bandung melewati Bogor dan Cianjur diresmikan pada

17 Mei 1884, bertepatan dengan diresmikannya Stasiun Bandung.

Selanjutnya jalur ini dilanjutkan menuju Cilacap kemudian Surabaya melewati Yogyakarta.

Pada masa itu jalur kereta api lintas utara belum ada, maka dari itu jika ingin

menuju Surabaya harus melalui Bandung terlebih dahulu.

Stasiun Bandung merupakan stasiun yang dilalui jalur lintas kereta milik pemerintah yaitu SS. Ide awal
pembangunan Stasiun Bandung berkaitan dengan pembukaan lahan perkebunan di Bandung sekitar
1870, dan stasiun ini diresmikan pada 17 Mei 1884, dalam masa pemerintahan Bupati Koesoemadilaga.
Karena pada awalnya stasiun ini dibangun untuk keperluan angkut hasil perkebunan di wilayah Bandung
dan sekitarnya membuat dibangunnya juga gudang-gudang penyimpanan hasil perkebunan di sekitar
stasiun.

2.1 Pengertian Ekonomi Kerakyatan


2.1.1 Definisi
Pada tahap awal pembangunan Stasiun Bandung belum menggunakan jasa seorang arsitektur untuk
rancangannya.

Masih hanya menggunakan pekerja-pekerja kasar saja, menyerap dari tenaga warga sipil.

Perkembangan selanjutnya pada tahun 1909.

Dalam tahap ini pembangunannya sudah menggunakan jasa seorang atsitektur untuk rancangannya.
Stasiun Bandung diperluas oleh seorang arsitek FJA Cousin. Di peron bagian selatan ditandai dengan
hiasan kaca patri begaya art deco.

Stasiun Bandung diresmikan dan pertama kali dioperasikan pertama kali

pada 17 Mei 1884, bertepatan dengan dibukanya jalur kereta api dari Batavia ke

Bandung yang melewati Bogor dan Cianjur, kemudian jalur ini dilanjutkan

menuju Cilacap lalu ke Yogyakarta dan tujuan akhir Surabaya, yang diresmikan

pada 1 November 1884. Pada tahun tersebut belum adanya jalur kereta api lintas

utara yang melewati Cirebon dan Purwokerto seperti sekarang, maka dari itu jalur

kereta api lintas selatan lah yang tersedia dan tentunya melewati Bandung terlebih

dahulu. Sebaliknya, perjalanan Kereta Api dari Surabaya ke Batavia harus stop

over atau berhenti penuh dan menginap di Bandung.

A. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang

terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya

manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan

prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta

api.

B. Perkeretaapian umum adalah perkeretaapian yang

digunakan untuk melayani angkutan orang dan/atau

barang dengan dipungut bayaran.

C. Perkeretaapian khusus adalah perkeretaapian yang

hanya digunakan untuk menunjang kegiatan pokok

badan usaha tertentu dan tidak digunakan untuk

melayani masyarakat umum.

D. Perkeretaapian antarkota adalah perkeretaapian yang

melayani perpindahan orang dan/atau barang dari satu


kota ke kota yang lain.

E. Perkeretaapian perkotaan adalah perkeretaapian yang

melayani perpindahan orang di wilayah perkotaan

dan/atau perjalanan ulang alik.

F. Rencana Induk Perkeretaapian adalah rencana dan

arah kebijakan pengembangan perkeretaapian yang

meliputi perkeretaapian nasional, perkeretaapian

provinsi, dan perkeretaapian kabupaten/kota.

G. Penyelenggara prasarana perkeretaapian adalah pihak

yang menyelenggarakan prasarana perkeretaapian.

H. Penyelenggara sarana perkeretaapian adalah badan

usaha yang mengusahakan sarana perkeretaapian

umum.

2.2.2 Tujuan Kereta api untuk Pendorong ekonomi Di Indonesia


1. Strategi Pengembangan Jaringan dan Layanan Perkeretaapian.

Sasaran dari strategi ini adalah mewujudkan jaringan dan layanan perkeretaapian yang mampu
meningkatkan pangsa pasar angkutan kereta api sesuai dengan target penyelenggaraan perkeretaapian
nasional tahun 2030.

Strategi pengembangan jaringan tersebut harus mampu mengakomodir kebutuhan layanan kereta api
berdasarkandimensi kewilayahan antara lain : jaringan kereta api antarkota di Pulau Jawa difokuskan
untuk mendukung layanan angkutan penumpang dan barang, sedangkan

jaringan kereta api antarkota di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua difokuskan untuk

mendukung layanan angkutan barang.

Adapun strategi pengembangan jaringan kereta api perkotaan sepenuhnya

difokuskan untuk layanan angkutan penumpang/komuter

(urban transport).

Kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh untuk mencapai

sasaran pengembangan jaringan dan layanan

perkeretaapian antara lain:


a) Meningkatkan kualitas pelayanan, keamanan dan keselamatan perkeretaapian.

b) Meningkatkan peran kereta api perkotaan dan kereta api antarkota.

c) Mengintegrasikan layanan kereta api dengan moda lain dengan membangun akses menuju bandara,

pelabuhan dan kawasan industri.

d) Meningkatkan keterjangkauan (aksesibilitas) masyarakat terhadap layanan kereta api melalui

mekanisme kewajiban pelayanan publik (public services obligation).

e) Meningkatkan ekonomi wilayah denganmeningkatnya aksesibilitas masyarakat.

f) Menigkatkan konektivitas perkotaan dan antarkota.

2. Strategi Peningkatan Keamanan dan Keselamatan Perkeretaapian.

Sasaran dari strategi ini adalah mewujudkan peningkatan keamanan dan keselamatan perkeretaapian
dengan indikator menurunnya rasio gangguan keamanan serta sejalan dengan misi yang ingin dicapai
Kementerian Perhubungan, yaitu zero accident.

Kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran peningkatan keamanan dan
keselamatan sebagaiberikut:

a) Meningkatkan pembinaan terhadap stakeholder perkeretaapian melalui penyiapan regulasi (norma,

standar, prosedur dan kriteria) peningkatan keselamatan dan keamanan perkeretaapian.

b) Meningkatkan keandalan/kelaikan sarana dan prasarana perkeretaapian melalui program

pengujian dan sertifikasi sarana, prasarana termasuk fasilitas pendukung lainnya, peningkatan&
rehabilitasi prasarana, pengembangan system dan teknologi perawatan yang modern,

pengembangan sistem dan teknologi keselamatan dan keamanan serta penggunaan teknologi

informasi dalam operasional perkeretaapian.

c) Penguatan Kelembagaan dan kualitas SDM dalam rangka peningkatan keselamatan dan keamanan

perkeretaapian.

d) Koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam mewujudkan program peningkatan keselamatan

dan keamanan perkeretaapian termasuk pelaksanaan monitoring dan evaluasinya.

3. Strategi Alih Teknologi dan Pengembangan Industri.

Sasaran dari strategi ini adalah mewujudkan penguasaan teknologi perkeretaapian dengan mengurangi

ketergantungan teknologi sarana dan prasarana perkeretaapian, peningkatan kandungan lokal dan

peningkatan daya saing industri dalam negeri Kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh untuk mencapai

sasaran alih teknologi dan pengembangan industri


perkeretaapian antara lain:

a) Meningkatkan penguasaan teknologi sarana dan prasarana perkeretaapian melalui kerja sama

penelitian dengan perguruan tinggi dan Lembaga riset.

b) Alih teknologi dalam produk teknologi tinggi melalui kerja sama produksi dan pelatihan dari

negara produsen.

c) Mendorong peningkatan peran industry perkeretaapian dalam negeri termasuk industri

pendukungnya untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian industri perkeretaapian.

d) Mendorong peran serta stakeholder guna terciptanya inovasi baru dalam teknologi sarana

dan prasarana perkeretaapian.

e) Pemilihan teknologi standar disesuaikan dengan kebutuhan serta penetapan standar teknik yang

selaras dengan rencana pengembangan teknologi perkeretaapian.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkeretaapian.

Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkeretaapian.

Sasaran dari strategi ini adalah mewujudkan sumber daya manusia regulator dan operator
(penyelenggara prasarana dan penyelenggara sarana) perkeretaapian yang profesional dan kompeten.

Kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran pembangunan sumber daya manusia

perkeretaapian antara lain:

a) Meningkatkan kemampuan SDM regulator perkeretaapian melalui program pendidikan dan

latihan termasuk pengembangan pola dan kurikulum diklatnya.

b) Mendorong terwujudnya SDM operator

perkeretaapian melalui penyiapan regulasi tentang standar kompetensi dan kualifikasi SDM operator,

sertifikasi kompetensi serta pembinaan SDM operator.

Strategi Pengembangan Kelembagaan.

Sasaran dari strategi ini adalah mewujudkan penyelenggaraan perkeretaapian yang kompetitif,
efisiendan efektif diantaranya melalui terciptanya multioperator.

Pada tahun 2030 nanti diharapkan setiap pulau telah mempunyai operator (penyelenggara prasarana
dan penyelenggara sarana perkeretaapian) yang mandiri.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

KESIMPULAN

1. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas ekonomi,
sosial, dan sebagainya.

2. Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam aspek
sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.

3. Kebanyakan dari negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang
integral dari pembangunan perekonomian.

Ada baiknya pemerintah memperhatikan hal tersebut.

4.2 SARAN
1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian
besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak
kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-
infrastruktur tersebut.

2. Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu
menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah terpencil/pinffiran,
misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi, melakukan
pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan sebagainya.

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_Api_Indonesia

http://bumn.go.id/keretaapi/berita/1-Kerja-Bersama-Kereta-Api-Dorong-Pembangunan-Negeri

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://djka.dephub.go.id/uploads/201907/
RIPNAS_Siap_Cetak-
dikompresi.pdf&ved=2ahUKEwjEu6Wu2vHmAhWVUn0KHfmqCNQQFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw3zZXb
C8HKcaumrtxSkgO6v&cshid=1578407640994

Anda mungkin juga menyukai