Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN PELAYANAN DASAR DI PUSKESMAS PADA MASA

PANDEMI COVID – 19

BIDANG PELAYANAN KESEHATAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN ALOR
TAHUN 2021

Disusun Oleh:
Nicolas E. Wetangki, SKM

Muhtar, SKM

Noi A. Maiateng, Str.Keb

Merits Datemoli, SKM

Yosef Yusran, SKM


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berupaya semaksimal mungkin
untuk meningkatkan derajat Kesehatan. Bahwa pembagunan Kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan peningkatan derajat Kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Salah satu strategi pembangunan
Kesehatan adalah mendorong masyarakat agar mampu memelihara Kesehatan,
serta mengatasi gangguan Kesehatan ringan secara mandiri melalui
kemampuan asuhan mandiri.
Secara hukum pengobatan tradisional ditempatkan pada posisi yang setara
dengan layanan Kesehatan lain. Pengakuan pengobatan tradisional tersebut
tercantum dalam Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 yang menyatakan
bahwa pengobatan tradisional merupakan salah pelayanan yang berperan
mendukung derajat Kesehatan masyarakat secara Empiris, Komplementer, dan
Integrasi berdasarkan PP Nomor 103 Tahun 2014 tentang pelayanan Kesehatan.
Mengingat adanya masa kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan/atau Bencana
Nasional Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Salah satu pendekatan
puskesmas dalam melakukan pelayanan Kesehatan tradisional berupa
pengobatan tradisional dengan memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
di masa Pandemi COVID-19 sesuai dengan Surat Edaran KemenKes Nomor :
HK. 02.02/IV.2243/2020 tentang Pemanfaatan Tanaman Obat Tradisonal untuk
memelihara Kesehatan , pencegahan penyakit, dan perawatan kesehatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan acuan bagi Puskesmas dan jejaring dalam melaksanakan
manajemen di masa pandemic Covid-19 dalam aspek manejerial maupun
penyelenggaraan pelayanan.
2. Tujuan Khusus
Memberikan acuan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional
Puskesmas dan jejaring di masa pandemic Covid-19

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman pelaksanaan Puskesmas di masa pandemic Covid-19
ini secara Empiris, Komplementer, dan Integrasi meliputi:
1. Manajemen Puskesmas dan Jejaring
2. Upaya Kesehatan Masyarakat
3. Upaya Kesehatan Perorangan

D. SASARAN
Puskesmas dan Jejaring Sekabupaten Alor
BAB II
MANAJEMEN PUSKESMAS

A. Perencanaan (P1)
1. Melakukan penyesuaian target kegiatan pelayanan dalam gedung dan luar
gedung sesuai Protap Covid-19 yang telah disusun (kegiatan yang tidak bisa
dilaksanakan, bisa dilaksanakan dengan metode yang berbeda atau ditunda
waktunya)
2. Mencari akar penyebab masalah tidak tercapai indicator program selain
diakibatkan oleh situasi pandemic Covid-19 dan merencakan upaya inovasi
pelayanan yang akan dilakukan pada masa pandemi Covid-19.
3. Pelaksanaan revisi sesuai kebutuhan pandemic Covid-19 mengacu pada
Juknis/Pedoman yang berlaku melalui pembinaan dan koordinasi dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten.
4. Puskesmas menentukan target sasarn kasus terkait Covid-19 dengan angka
prevalensi dari Dinas Kesehatan Kabupaten guna memperkirakan kebutuhan
logistic, termasuk APD,BMHP untuk pengambilan specimen (PT-PCR) dan
Repid Test.
5. Puskesmas menentukan Populasi Rentan untuk menjadi sasaran
pemeriksaan

B. Pergerakan dan Pelaksanaan (P2)


1. Lokakarya Mini Bulanan dan Lokakarya Mini Triwulan tetap dilakukan dengan
memperhatikan kaidah-kaidah pada saat pandemic Covid-19
2. Lokmin bulanan membahas bersama berbagai pedoman terkait pelayanan di
masa pandemic Covid-19
3. Lokmin triwulanan juga menjadi forum untuk menyampaikan informasi
mekanisme pelayanan, hasil pemetaan wilayah serta peran lintas sector pada
saat Pandemi Covid-19
4. Pelaksanaan kegiatan (pemantauan orang dengan riwayat perjalanan dari
daerah transmisi local/zona merah, pemantauan harian OTG.ODP dan PDP
ringan,tracing jika ditemukan kasus konfirmasi Covid-19) dilakukan bersama
lintas sector dengan melibatkan gugus tugas yang ada di tingkatan.
5. Dikembangkan sistem pelaporan online

C. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja Puskesmas (P3)


1. Tetap melakukan pemantauan terhadap pencapaian target-target prioritas
pembangunan kesehatan
2. Menetapkan target indicator keberhasilan penanganan Covid-19 di wilayah
kerja untuk dinilai tiap bulan seperti:
a. Persentase OTG,ODP,PDP yang telah ditemukan, Persentase ODP,PDP
yang telah sembuh,tidak ada OTG,ODP dan PDP yang meninggal di
rumah, persentase pasien konfirmasi yang dilakukan tracking.
b. ODP dan PDP ringan yang diisolasi di rumah dilakukan pemantauan
harian sebesar 100%
c. OTG yang karantina mandiri di rumah dilakukan pemantauan harian
sebesar 100%
BAB III
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

A. Promosi Kesehatan
Ruang lingkup peran promosi kesehatan di Puskesmas dalam penanggulangan
Covid-19 adalah:
1. Melakukan kemitraan untuk mendapat dukungan dan menjalin kerjasama
kegiatan Puskesmas dalam pencegahan Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas.
2. Melakukan Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi (KIS) dengan lintas sector,
Ormas serta mitra potensial lainnya dalam optimalisasi kegiatan
penanggulangan Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas.
3. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan untuk mendapat dukungan
terhadap optimalisasi pencegahan Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas
4. Meningkatkan literasi serta kapasitas kader,toma,toga dan kelompok peduli
kesehatan agar mendukung upaya penggerakan dan pemberdayaan
keluarga dalam pencegahan Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas.
5. Melakukan pengorganisasian dan memobilisasi potensi SDM.
6. Membuat media promosi kesehatan local spesifik
7. Melakukan KIE bersama kader dan tokoh lainnya untuk pemberdayaan
keluarga agar melakukan PHBS untuk pencegahan Covid-19

B. Kesehatan Lingkungan
1. Konseling terhadap OTG dan ODP
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap media sarana dan bangunan yang
pernah dikunjungi langsung oleh OTG dan ODP
3. Intervensi Kesehatan Lingkungan berdasarkan hasil Inpeksi Kesehatan
Lingkungan
4. Pengelolaan air limbah, limbah padat domestic dan limbah B3 medis padat
sesuai dengan pedoman dan aturan yang berlaku.

C. Kesehatan Keluarga ( Sesuai Siklus Hidup)


Dalam situasi pandemic Covid-19 ini, banyak pembatasan hampir ke semua
layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Ibu hamil
menjadi enggan ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
karena takut tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan
kelas ibu hamil serta adanya ketidakpastian layanan dari segi tenaga dan sarana
prasarana termasuk Alat Pelindung Diri.
1. Ibu Hamil
2. Ibu Bersalin
3. Ibu Nifas
4. Bayi baru Lahir
5. Balita dan anak pra sekolah
6. Usia Sekolah dan remaja
7. Calon Pengantin
8. Pasangan usia Subur
9. Lansia
D. Gizi
Pelayanan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat dengan prioritas pada kelompok rawan yaitu bayi dan balita, remaja
putri, ibu hamil dan ibu menyusui pada situasi pandemic Covid-19 diharapkan
tetap berjalan dengan melakukan beberapa penyesuaian dengan kebijakan
PPKM yang diatur oleh pemerintah daerah untuk mencegah terjadinya penularan
Covid-19. Secara rinci mengikuti Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap
Darurat Covid-19. Kegiatan pelayanan gizi antara lain:
1. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dilakukan secara
mandiri di rumah atau di Posyandu dengan memperhatikan protokol
kesehatan berpedoman pada buku KIA.
2. Pemberian suplemen gizi dengan janji temu dengan menerapkan protokol
kesehatan
3. Pemberian edukasi gizi melalui media KIE dengan penerapan protokol
kesehatan
4. Asuhan Gizi pada kasus Covid-19 dengan penerapan protokol kesehatan
5. Kunjungan Rumah dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan
6. Pelayanan Gizi buruk dengan protokol kesehatan.
Pelayanan gizi dilakukan dengan tetap menerapkan prinsip PPI dan Physical
distancing.

E. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


1. Pencegahan dan Pengendalian Covid-19
a. Prevensi
Melakukan komunikasi resiko termasuk penyebarluasan media KIE
Covid-19 kepada masyarakat serta pemantauan ke tempat-tempat umum
bersama lintas sector dan tokoh masyarakat
b. Deteksi
1. Surveilans Ilfluenza Like Illness ( ILI) dan pneumonia melaui Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon (SDKR)
2. Serveilans aktif/pemantauan terhadap pelaku perjalanan dari
wilayah/daerah terjangkit
3. Membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan
pemangku kewenangan, lintas sector dan tokoh masyarakat
4. Surveilans contact tracing pada orang dekat kasus, PDP dan pelaku
perjalanan serta kontaknya.
c. Respon
1. Tatalaksana klinis sesuai kondisi pasien
2. Melakukan rujukan ke RS sesuai indikasi medis
3. Memperhatikan prinsip PPI
4. Notifikasi kasus 1x24 jam secara berjenjang
5. Melakukan Penyelidikan Epidemologi berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan
6. Mengidentifikasi kontak erat yang berasal dari masyarakat atau petugas
kesehatan
7. Melakukan pemantauan kesehatan PDP ringan,ODP danOTG
menggunakan formulir sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease pada revisi terakhir
8. Mencatat dan melaporkan hasil pemantauan secara rutin
9. Edukasi pasien untuk isolasi di rumah
10. Melakukan komunikasi resiko kepada keluarga dan masyarakat
11. Pengambilan dan pengiriman specimen berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan jiwa
a. Pengendalian Covid-19 memerlukan dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial untuk mengurangi masalah kesehatan jiwa yang muncul
akibat pandemic guna melindungi atau meningkatkan kesejahteraan
psikososial dan/atau mencegah serta mengendalikan masalah kesehatan
jiwa yang dijumpai
b. Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial diberikan kepada orang
sehat,OTG,ODP,PDP, kasus konfirmasi, kelompok rentan dan petugas
yang bekerja di garda terdepan dengan kerjasama lintas sector yang
mengacu pada pedoman yang berlaku.
3. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular lainnya
a. Tuberkulosis
1. Pelayanan TB tetap berjalan dengan mempertimbangkan upaya untuk
memisahkan tempat layanan TB dan Covid-19
2. Interval pemberian Obat Anti Tuberkulosis diperpendek melihat kondisi
pasien sesuai denga protocol layanan TBC dalam masa pandemic
Covid-19 yang berlaku dengan memperkuat Pengawas minum Obat
(PMO)
3. Pemantauan pengobatan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi
b. HIV/AIDS
1. Pelayanan HIV/AIDS dan IMS tetap berjalan dengan mendahulikan
ODHA dan penyalahguna Napza dengan batuk, demam dan gejala flu
lain
2. KIE terkait Covid-19 termasuk PHBS kepada pasien HIV/AIDS
3. Mempertimbangkan pemberian ARV multi bulan (2-3 Bulan) bagi
ODHA yang stabil secara efektif hanya dilakukan juka persediaan ARV
mencukupi, diprioritaskan bagi ODHA yang tinggal di wilayah
episentrum Covid-19
c. Demam Berdarah Dengue
Pelaksanaan PE serta fogging sebagai tindak lanjutnya dilakukan oleh
petugas dengan menggunakan masker dan mengedepankan Physical
Distancing.
4. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menularr
a. Pemantauan factor resiko PTM dapat melalui kunjungan rumah, janji temu
atau penjadwalan kususus untuk pelayanan sesuai protocol kesehatan
b. Peningkatan edukasi pencegahan factor resiko PTM tidak menjadi PTM.

BAB IV
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

A. Pelayanan di Dalam Gedung


1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Jadwal pelayanan dimodifikasi berdasarkan sasan program
b. Tata laksana kasus mengacu pada SOP dengan menerapkan prinsip
triase,PPI dan Phsycal distancing.
c. Pembatasan pelayanan gigi dan mulut
d. Surat Keterangan Sehat dapat dikeluarkan berdasarkan hasil
pemeriksaan kondisi pasien secara umum pada saat pemeriksaan
dilakukan.
2. Pelayanan Rawat Inap
a. Pelayanan rawat inap diprioritaskan pada kasus non Covid-19
b. Pelayana rawat inap pada kasus Covid-19 dilakukan berdasarkan
ketentuan yang berlaku sesuai denga SOP Covid -19
c. Persalinan normal tetap dilakukan bagi ibu hamil dengan status bukan
ODP,PDP atau terkonfirmasi Covid-19 sesuai kondisi kebidanan
menggunakan APD sesuai pedoman
3. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan gawat darurat tetap dilaksanakan sesuai standar pelayanan yang
berlaku dengan memperketat proses triase,dan memperhatikan proinsip PPI.

B. Pelayanan Luar Gedung


1. Pelayanan dapat dilakukan dengan kunjungan langsung atau melalui sistem
informasi dan telekomunikasi dengan tetap memperhatikan prinsip PPI,
mengunakan APD sesuai pedoman serta Physical Distancing.
2. Bila pemantauan kasus dengan kunjungan langsung, maka petugas
Puskesmas dapt melakukan pregres hasil PISPK
3. Pelaksana pelayanan kesehatan luar gedung adalah petugas kesehatan
Puskesmas yang dapat melibatkan lintas sector.

C. Sistem Rujukan
1. Merujuk ke fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) sesuai denga
kasus dan sistem rujukan yang telah diterapkan oleh dinas kesehatan
2. Menerapkan standar pelayanan sistem rujukan
3. Rujukan dilaksanakan dengan menerapkan PPI, termasuk desinfeksi
Ambulance.

BAB V
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas bertujuan


untuk memutus penularan penyakit infeksi melalui kewaspadaan standard dan
kewaspadaan berdasarkan transmisi. Komponen rantai penularan yaitu:
1. Agen infeksi adalah mikroorganisme penyebab infeksi
2. Reservoir atau wadah tempat/sumber agen infeksi dapat hidup,
tumbuh,berkembang biak dan siap ditularkan kepada manusia.
3. Pintu keluar adalah lokasi tempat agen infeksi (mikroorganisme) meninggalkan
reservoir.
4. Cara penularan adalah metode transport mikroorganisme dari reservoir ke
penjamu yang rentan
5. Pintu Masuk adalah lokasi agen infeksi memasuki penjamu yang rentan
6. Penjamu rentan adalah seseorang dengan kekebalan tubuh menurun sehingga
tidak mampu melawan agen infeksi

A. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas


1. Kewaspadaan Standar
1) Kebersihan tangan
2) Penggunaan APD
3) Kesehatan Lingkungan
4) Penempatan Pasien
5) Etika Batuk dan Bersin
6) Penyuntikan yang aman
7) Pengelolaan Limbah hasil Pelayanan kesehatan
8) Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
9) Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
10)Perlindungan Kesehatan petugas
2. Kewaspadaan berdasarkan transmisi

B. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bagi Masyarakat


1. Cuci Tangan pakai sabun 6 langkah
2. Hindari kerumunan
3. Hindari menyentuh mata,hidung dan mulut
4. Melakukan etika batuk dan bersin
5. Berdiam diri di rumah
6. Hindari daerah dengan jumlah kasus Covid-19 tinggi
7. Karantina diri
8. Tidak berjabatangan
9. Segera ganti baju dan mandi selepas bepergian
10. Bersihkan barang-barang yang sering disentuh
11. Menggunakan masker

Anda mungkin juga menyukai