5. Apabila kesimpulan Majelis Kehormatan Daerah menyatakan adanya dugaan kuat terjadi
pelanggaran Kode Etik, maka:
(1) Majelis Kehormatan Daerah wajib memanggil anggota yang diduga melanggar untuk didengar
keterangannya
(2) Pemanggilan dilakukan dengan surat tercatat dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal sidang
Majelis Kehormatan Daerah tersebut
(3) Majelis Kehormatan Daerah wajib memanggil anggota yang diduga melanggar untuk diberi
kesempatan membela diri
(4) Keputusan harus diambil pada saat sidang Majelis Kehormatan Daerah yang mengagendakan
keterangan dan pembelaan dari yang bersangkutan
9. Termasuk larangan PPAT yang dikenai sanksi pemecatan sementara sebelum usulan pemecatan
anggota IPPAT tersebut diproses Kongres :
(1) Mengirim minuta kepada klien untuk ditandatangani oleh klien
(2) Menjelek-jelekkan rekan PPAT yang lain
(3) Menahan berkas seseorang dengan maksud untuk memaksa agar diproses di PPAT tersebut
(4) Menggunakan media massa untuk promosi
10. Termasuk larangan PPAT yang dikenai sanksi pemecatan sementara sebelum usulan pemecatan
anggota IPPAT tersebut diproses kongres :
(1) Membujuk klien dengan cara/bentuk apa pun untuk membuat akta padanya
(2) Memaksa klien dengan cara/bentuk apa pun untuk membuat akta padanya
(3) Membujuk klien dengan cara/bentuk apa pun untuk pindah dari PPAT lain
(4) Memaksa klien dengan cara/bentuk apa pun untuk pindah dari PPAT lain
12. Seorang klien merasa tidak puas dengan biaya pembuatan akta dan kemudian membawa
rancangan akta yang sudah disiapkan sebelumnya tetapi tidak jadi diselesaikan. Seorang PPAT
kemudian menerima permintaan dari klien tersebut untuk membuat akta yang rancangannya telat
disiapkan oleh PPAT lain. PPAT tersebut kemudian meminta izin kepada PPAT yang menyiapkan
akta tersebut untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan klien.
(1) Tidak melanggar Kode Etik karena akta yang tidak jadi tersebut adalah milik klien
(2) Tidak melanggar Kode Etik karena klien datang dengan keinginan sendiri dan tidak dibujuk
untuk berpindah PPAT
(3) Tidak melanggar Kode Etik apabila PPAT sebelumnya sudah memberikan izin untuk
menggunakan rancangan kata tersebut
(4) Tidak melanggar Kode Etik apabila PPAT tersebut berada pada wilayah kerja yang sama
13. Karena mengetahui Kepala Kantor Pertanahan di wilayah kerjanya merayakan ulang tahun,
seseorang PPAT mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun secara pribadi.
a. Melanggar Kode Etik karena mengirimkan kartu ucapan pribadi yang bertulisan nama PPAT
yang bersangkutan pada kesempatan ulang tahun secara pribadi
b. Melanggar Kode Etik karena yang menerima sebenarnya tidak mau dirayakan ulang tahunnya
c. Melanggar Kode Etik apabila disertai dengan karangan bunga untuk dipajang di ruangan kerja
pejabat yang bersangkutan
d. Melanggar Kode Etik karena dapat dianggap sebagai upaya promosi PPAT yang bersangkutan
15. Sanksi pelanggaran Kode Etik dapat berupa tindakan di bawah ini, kecuali:
(1) schorsing dari keanggotaan IPPAT
(2) overneming
(3) onzetting dari keanggotaan IPPAT
(4) naasting
16. Apabila Majelis Kehormatan Daerah tidak sanggup menyelesaikan atau memutuskan masalah
pelanggaran Kode Etik, maka:
(1) Majelis Kehormatan Pusat berwenang melaksanakan kewajiban yang seharusnya dilakukan
oleh Majelis Kehormatan Daerah
(2) Majelis Kehormatan Daerah yang bersangkutan menyerahkan maslah tersebut kepada Majelis
Kehormatan Daerah yang terdekat untuk diselesaikan
(3) Majelis Kehormatan Pusat dapat melimpahkan kewenangan Majelis Kehormatan Pusat untuk
melaksanakan kewajiban tersebut kepada Majelis Kehormatan Daerah yang terdekat
(4) Menunggu terbentuknya kepengurusan baru
19. Dalam rangka melayani kebutuhan sebuah bank dengan lebih baik dan lebih cepat, seorang PPAT
menempatkan pegawai di kantor bank tersebut untuk membuat akta yang ditandatangani klien di
kantor bank tersebut untuk kemudian diselesaikan dengan ditandatangani oleh PPAT di kantornya
sendiri sehingga proses pembuatan akta dapat dilakukan dengan cepat.
(1) Tidak melanggar Kode Etik karena memudahkan klien bank dalam membuat akta
(2) Tidak melanggar Kode Etik karena persaingan usaha yang tidak sehat
(3) Tidak melanggar Kode Etik karena mempercepat pembuatan akta yang dibutuhkan klien bank
(4) Melanggar Kode Etik
20. Seorang PPAT menemukan suatu akta yang dibuat oleh PPAT lain terdapat kesalahan yang serius
dan yang dapat membahayakan klien yang bersangkutan.
(1) PPAT tersebut melaporkan kepada PPAT sejawat yang membuat akta yang salah tersebut
supaya tidak terjadi masalah yang lebih besar
(2) PPAT tersebut melaporkan kepada Majelis Kehormatan Daerah atas dugaan pelanggaran Kode
Etik dalam pembuatan akta yang salah
(3) PPAT tersebut menjelaskan kepada klien mengenai hal-hal yang salah dan cara
memperbaikinya
(4) PPAT tersebut tidak perlu mencampuri urusan akta yang dibuat oleh PPAT lain
22. Hubungan antara Kode Etik dengan Sumpah Jabatan, Peraturan Jabatan PPAT dan AD/ART IPPAT:
(1) Boleh melanggar Kode Etik asalkan tidak melanggar Sumpah Jabatan
(2) Boleh melanggar Kode Etik asalkan tidak melanggar Pearturan Jabatan PPAT
(3) Boleh melanggar Kode Etik asalkan tidak melanggar Anggaran Dasar IPPAT
(4) Boleh melanggar Kode Etik asalkan tidak melanggar Anggaran Rumah Tangga IPPAT
a. 1,2,3,4 salah
b. 1,2,3,4 benar
c. hanya 1,2, dan 3 yang benar
d. hanya 1 dan 2 yang benar
23. Dalam hal usulan sanksi pemberhentian sementara atau pemecatan dari keanggotaan IPPAT,
sebelum sanksi itu diputuskan maka:
(1) Majelis Kehormatan Daerah wajib berkonsultasi dengan Pengurus Pusat
(2) Majelis Kehormatan Daerah wajib berkonsultasi dengan Majelis Kehormatan Pusat
(3) Majelis Kehormatan Daerah wajib berkonsultasi dengan Kepala Kantor Pertanahan di
wilayahnya
(4) Majelis Kehormatan Daerah wajib berkonsultasi dengan Pengurus Daerah
24. Majelis Kehormatan Pusat berkewajiban dan berwenang menjalankan kewajiban dan kewenangan
Majelis Kehormatan Daerah dalam rangka penegasan Kode Etik dalam hal:
(1) Pada tingkat kepengurusan Pengurus Daerah belum terbentuk Majelis Kehormatan Daerah
(2) Majelis Kehormatan Daerah tidak sanggup memutuskan
(3) Majelis Kehormatan Daerah tidak sanggup menyelesaikan
(4) Belum dibentuk Pengurus Daerah
a. hanya 1 yang benar
b. hanya 4 yang benar
c. hanya 1,2, dan 3 yang benar
d. 1,2,3, dan 4 benar
25. Dalam hal terjadi pengenaa sanksi pemecatan sementara, sanksi pemecatan, atau sanksi
pemberhentian dengan tidak hormat atas pelanggaran yang mutlak harus dikenai sanksi tersebut,
maka:
(1) Majelis Kehormatan Daerah wajib memberitahukan hal tersebut kepada Menteri ATR/BPN
dengan tembusan kepada Mahkamah Agung
(2) Majelis Kehormatan Pusat wajib memberitahukan hal tersebut kepada Menteri ATR/BPN
dengan tembusan kepada Mahkamah Agung
(3) Pengurus Daerah wajib memberitahukan hal tersebut kepada Menteri ATR/BPN dengan
tembusan kepada Mahkamah Agung
(4) Pengurus Pusat wajib memberitahukan hal tersebut kepada Menteri ATR/BPN dengan
tembusan kepada Mahkamah Agung
27. Seorang PPAT marah kepada Pejabat BPN krena proses penerbitan sertifikat yang diajukan
berjalan sangat lambat dan dikenai tambahan biaya yang belum jelas pertanggungjawabannya.
a. Bukan pelanggaran Kode Etik karena kesalahan ada pada pihak BPN
b. Bukan pelanggaran Kode Etik karena Pejabat BPN diduga melakukan pungli
c. Termasuk pelanggaran Kode Etik karena PPAT wajib bersikap ramah terhadap setiap pejabat
d. Termasuk pelanggaran Kode Etik karena PPAT tidak memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepada kliennya
28. Agar masyarakat menyadari dan menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan
anggota masyarakat khususnya di bidang pertanahan, seorang PPAT berinisiatif melakukan
penyuluhan hukum pertanahan kepada masyarakat.
a. Termasuk pelanggaran Kode Etik karena dianggap sebagai promosi layanan PPAT tersebut
b. Termasuk pelanggaran Kode Etik apabila tidak menarik bayaran atas penyuluhan hukum
tesebut
c. Bukan pelanggaran Kode Etik asalkan peserta penyuluhan hukum membayar biaya
penyuluhan
d. Bukan pelanggaran Kode Etik karena merupakan salah satu kewajiban PPAT
29. Agar klien dapat memahami isi akta dengan baik dan benar PPAT membuat akta dalam bahasa
daerah yang lazim digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari di wilayah tersebut.
a. Termasuk pelanggaran Kode Etik karena tidak berbahasa Indonesia secara baik dan benar
b. Termasuk pelanggaran Kode Etik karena menurunkan martabat PPAT secara nasional
c. Bukan pelanggaran Kode Etik karena memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada para
pihak
d. Bukan pelanggaran Kode Etik karena bertujuan agar dapat dipahami dengan baik dan benar
30. Dalam rangka membantu memudahkan pembuatan akta dan proses sertipikat seorang PPAT
meminta diwawancarai oleh wartawan untuk dimuat di surat kabar setempat selama beberapa
kali pemuatan agar tersosialisasi mengenai kemudahan pembayaran biaya-biaya pembuatan akta
dan proses sertipikat melalui PPAT tersebut yang besarnya hanya setengah dan yang biasanya
dibebankan oleh sejawat PPAT lainnya di wilayah tersebut agar lebih mudah terjangkau oleh
masyarakat banyak.
(1) Pelanggaran Kode Etik berkaitan dengan tindakan mengiklankan diri
(2) Pelanggaran Kode Etik berkaitan dengan penetapan biaya pembuatan akta
(3) Pelanggaran Kode Etik berkaitan dengan persaingan usaha yang tidak sehat
(4) Bukan pelanggaran Kode Etik karena memberikan manfaat besar kepada masyarakat banyak