LP Sle 2
LP Sle 2
Definisi
autoimun pada jaringan penyembuhan yang dapat mencukup ruam kulit, nyeri
sendi, dan keletihan. Penyakit ini lebih sering terjadi pada prempuan dari pada
pria dengan faktor 10:1. Androgen mengurangi gejala SLE dan estrogen
menstruasi, namun tidak dipengaruhi pada derajat yang besar oleh kehamilan
( Elizabeth 2015).
penyakit auroimun,tetapi jauh lebih jarang terjadi dan terutama timbul pada
B. Etiologi
Faktor genetic mempunyai peranan yang sangat penting dalam kerentanan dan
gen yang berperan antara lain haptolip MHC terutama HLA-DR2 dan HLA-DR3,
komplomen yaitu : Crg, Cir, Cis, C3, C4 dan C2 serta gen-gen yang mengode
perubahan sistem imun didaerah tersebut serta menginduksi apoptosis dari sel
keratonosit. SLE juga dapat diinduksi oleh obat tertentu khususnya pada asetilator
lambat yang mempunyai gen HLA DR-4 menyebabkan asetilasi obat menyadi
untuk berikatan dengan protein tubuh. Hal ini direspon sebagai benda asing
mengandung asam aino L-cannavine dapat mengurangi respon dari sel limfosit T
dan B sehingga dapat menyebabkan SLE (Delafuente 2014). Selain intu infeksi
al,2015).
Observasi klinis menunjukan pernan hormone seks steroid sebagai penyebab
SLE. Observasi ini mencakup kejadian yang lebih tinggi pada wanita usia
studi yang dilakukan oleh petri dkk menunjukan bahwa pemberian kontrasepsi
C. Manifestasi
Gambaran klinis SLE sangat bervariasi, baik dalam keterlibatan organ pada
suatu waktu maupun keparahan manifestasi penyakit pada organ tersebut. Sebagai
dari ringan ke sedang sehingga parah atau bahkan membahayakan hidup. Karena
1. Manifestasi Konstitusional
glukokortikoid, dapat menjadi lebih jelas lebih jelas pada tahap selanjutnya.
Kelelahan dan malaise merupakan salah satu gejala yang paling umum dan
seringkali merupakan gejala yang memperberat penyakit. Penyebab pasti
timbulnya gejala konstitusional. Pada kasus ini dijumpai gejala demam namun
gejala ini mungkin juga disebabkan oleh infeksi pneumonia. Penurunan berat
badan juga ditemukan pada pasien. Sesuai dengan teori yang mengatakan
kelelahan dan malaise merupakan salah satu gejala yang paling umum yang
2. Manifestasi Mukokutan
yang telah ada sbelumnya, reaksi terhadap sinar matahari yang berlebihan
ditemukan dan dapat terjadi pada semua kelompok ras dan etnis, walapun
kupu-kupu yang khas, yaitu ruam kemerahan di area malar pipi dan
malar rash atau butterfly ras. Ruam ini dapat ditemukan pada 20-25% pasien.
Gejala ini dapat meningkat dan sangat meradang, bertahan selams berminggu-
minggu atau berbulan-bulan. Gejala ini hilang tanpa jaringan parut. Plak
diwajah,leher dan kulit kepala. Lupus kutis akut dalam bentuk eritema
inflamasi yang jelas dapat dipicu oleh pacaran sinar ultraviolet. Lesi lupus
subakut dan kronik lebih sering ditemukan di kulit yang terpapar sinar
matahari dalam waktu lama (lengan depan, daerah V dileher ) tanpa pacaran
sinar matahari dalam waktu dekat. Lesi kulit lainnya termasuk livedo
vaskulitis. Alopesia dapat timbul akibatlesi pada kulit kepala, namun biasanya
muncul pada puncak SLE. Alopesia bersifat reversible, kecuali jika terdapat
lesi discoid kepala. Ulkus oral dan nasal cukup sering terjadi dan harus
dibedakab dari infers virus maupun jamur. Mata dan mulut kering (sindrom
Sicca) dapat disebabkan oleh inflamasi autoimun pada kelenjar lakrimal dan
mata dan mulut kering merupakan efek samping pengobatan. Pada kasus ini
matahari. Pada kasus ini juga ditemukan ruam berbentuk kupu-kupu (malar
rash atau butterfly rash) pada bagian pipi dan hidung pasien. Alopesia juga
ditemukan pada pasien ini yang mengeluh rambutnya yang sering rontok
3. Manifestasi Muskuloskeletal
Artritis SLE biasanya meradang dan mucul bersamaan dengan sinovitis dan
femoralis, kaput hormonal, lempemg tibia dan talus. Artralgia dan myalgia
endokrinopati dan faktor psikogenik. Pada kasus ini, ditemukan nyeri pada
sendi yaitu nyeri pada sendi jari pada kedua tangan yang tidak disertai dengan
ditemukan pada pasien SLE yaitu non erosive dan non deforming arthritis.
4. Manifestasi Kardiovaskular
dengan SLE aktif dan gejala dada tidak khas, perubahan ECG minimal,
aritmia atau perubahan hemodinamik. Miokarditis dapat mengakibatkan
gejala, namun dapat menimbulkan disfungsi katup mitral atau katup aorta atau
besar cedera vascular trombotik pada pasien SLE dimediasi oleh antibody
antifosfolipid (aPL), ditemukan pada sekitar 30% pasien SLE. aPL dapat
5. Manifestasi Paru
Pleurisy sering ditemukan pada SLE nyeri dada khas pleuritik, rub, dan efusi
sebagian lain mungkin hanya berupa gejala tanpa temuan obyektif. Infeksi
hidup. Perdarahan alveolus difus dapat timbul atau tanpa pneumonitis akut
dan memilik angka mortalitas yang sangat tinggi. Pneumonitas lupus kronik
dengan perubahan fibrotic dan paru mirip dengan fibrosis paru idiopatik,
dengan perjalanan yang progresif dan prognosis yang buruk. Penyakit paru
antifosfilipid harus disingkirkan pada pasien dengan gejala paru yang tidak
dapat dijelaskan.
6. Manifestasi Ginjal
peningkatan kreatinin serum dan uremia. Pada kasus ini ditemukan kelainan
ginjal yang disuspek nefritis karena ditemukan kelainan ginjal yang disuspek
25,00 leu/πL
Keterlibatan sistem saraf pusat (SSP) terjadi pada 5-15% pasien dan terkadang
Pada pasien seperti ini diagnosis dapat didukung oleh temuan abnormal pada
dan /atau autoantibodi karakteristik, pada CT scan atau MRI, dapat ditemukan
lesi inflamasi pada substansia alba dan grisea atau bahkan pada biopsy
gangguan psikiatrik mayor yaitu psikosis. Pada kasus ini cairan serebrospinal
dan pencitraan menujukkan hasil normal dan diagnosis banding dari penysakit
psikogenik primer dan/atau reaksi obat sangat sulit untuk ditentukan. Masalah
ini adalah gangguan kognitif dan kepribadian ringan. Sakit kepala sering
ditemukan dengan intesitas yang beragam. Sakit kepala lupus yang berat dan
8. Manifestasi Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal nonspesifik, termasuk nyeri perut difus dan mual, kas
untuk pasien SLE. Peritonitis steril dengan asites jarang namun merupakan
noninfeksi pada SLE, yang tidak dapat dibedakan dengan hepatitis autoimun
melalui gambar histologis. Peningkatan enzim hati juga dapat disebabkan oleh
9. Manifestasi Hematologi
namun nonspesifik pada SLE aktif. Anemia merupakan temuan khas, dapat
disebabkan oleh hemolysis dengan hasil tes coombs positif, kadar haptoglobin
mielosupresi uremikum pada pasien nefritis lupus. Hal ini dapat diperberat
hematologi sesuai dengan gambaran yang sering ditemukan pada pasien SLE.
Pada kasus ini, ditemukan gejala anemia dengan nilai haemoglobin yang
rendah.
Eksudat dan infarks retina (baan sitoid) relative jarang dan merupakan temuan
Kerusakan organ pada SLE didasari oleh reaksi imunologi. Proses diawali
dengan faktor pencetus yang ada dilingkungan, dapat pula infeksi, sinar
ultraviolet atau bahan kimia. Cetusan ini menimbulkan abnormalitas respon imun
(sebagaimana terbukti oleh penyakit yang biasannya terjadi selama usia prodiktif)
dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). Obat-obatan tertentu seperti
hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat
manifestasi dikulit, ginjal dan neorologis. Penyakit ini ditandai dengan adanya
periode aktivitas (ruam) dan remisi. SLE ditegakan atas dasar gambaran klinis
sering digunakan adalah antinukelar antibody ( ANA, terapi antibody ini juga
dapat ditemukan pada wanita yang tidak menderita SLE. Antibody yang kurang
bermanfaat untuk menilai ruam pada lupus. Anti-Ro, anti-La dan antibody
penyakit dapat sulit untuk didiagnosa. Keterlibatan ginjal sering kali disalah
titer
vena atau pada abortus spontan, bayi meninggal dalam kandungan dan
trombositopeni.
G. Pengkajian
1. Anamnesis
pria, namun penyakit ini sering diderita oleh wanita, dengan perbandingan
b. Biasanya ditemukan pada ras-ras tertentu seperti negro, cina dan filiphina
2. Keluhan Utama
demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta
penyakit ginjal atau manifestasi SLE yang serius, atau penyakit autoimun
yang lain.
5. Riwayat Pengobatan
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakityang
7. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breath)
inspirasi, produksi sputum, reaksi alergi. Patut dicurigai terjadi pleuritis atau
efusi pleura.
b. B2 (Blood)
Tanda-tanda vital, apakah ada nyeri dada,suara jantung (s1,s2,s3), bunyi
systolic click (ejeksi clik pulmonal dan aorta), bunyi mur-mur. Friction rup
c. B3 (Brain)
serangan kejang-kejang.
d. B4 (Bladder)
filtrasi glomelorus)
e. B5 (Bowel)
Pola makan, nafsu makan, muntah, diare, berat badan dan tinggi badan,
H. Diagnosa
mulut
penyakit
. ( NOC)
dengan ketidak mampuan fisik- keperawatan selama 24 jam nyeri kronis 1. Monitor kepuasan pasien terhadap
psikososial kronis (metastase pasien berkurang dengan kriteria hasil: manajemen nyeri
kanker, injuri neurologis, 1. Tidak ada gangguan tidur 2. Tingkat istirahat dan tidur yang
berhubungan dengan inflasi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor TD, nadi dan RR
3. Tidak ada perubahan warna kulit 8. Kompres pasien pada lipat paha dan
Ketidak seimbangan nutrisi a. Nutritional status : adequacty of 1. Kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan tubuh nutrient 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
3. berhubungan dengan ketidak b. Nutritional status : Food and menentukan jumlah kalori dan nutrisi
nutrisi karena gangguan pada c. Weght control 3. Ajarkan pasien bagaimana membuat
4 Kelelahan berhubungan dengan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor respon kardiorespirasi
kondisi fisik yang buruk karena keperawatan selama 2x24 jam kelelahan terhadap aktivitas (takikardi, disritmai,
suatu penyakit pasien teratasi dengan kriteria hasil : dyspnea, diaphoresis, pucat, tekanan
obat depresi
Kerusakan integritas kulit Tujuan : Setelah dilakukan tindakan pakaian yang longgar
5
berhubungan dengan deficit keperawatan selama 2x 24 jam kerusakan 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
1. Intergritas kulit yang baik bisa 5. Mobilasasi pasien ( ubah posisi pasien)
dipertahankan (sensai, elastisitas, setiap dua jam sekali
Burn, Catherine E, et all. (2015). Pediatric Primary Care : A Handbook for Nurse
http://www.sciencedirect.com
Sutarna, Agus, dkk. (2014). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong (Wong’s