Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Untuk memajukan cita-cita bangsa Indonesia diselenggarakan

pembangunan di segala bidang kehidupan secara berkesinambungan dalam

suatu rangkaian pembangunan terpadu dan terarah.pembangun Nasional ini

bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat adil dan makmur, baik

material maupun spritual.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan

hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

kesehataan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari

tujuan nasional (DEPKES RI, 1982:6).

Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut rumah sakit

merupakan salah satu dari tempat-tempat umum dan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang memerlukan

penangan dan perhatian yang seksama sebagaimana yang tercantum dalam

pasal 5 UU Kes RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang berbunyi

“setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga dan lingkungan”.

Pelayanan sanitasi rumah sakit di selenggarakan dalam rangka

menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit yang nyaman dan bersih

1
sebagai pendukung upaya penyembuhan orang sehat, baik petugas maupun

pengunjung.

Bila di tinjau dari segi kesehatan ruang rawat inap dapat merupakan

tempat penularan penyakit dan gangguan penyakit yang bersumber dari

fasilitas sanitasi yang ada pada ruang rawat inap yang tidak memenuhi

persyaratan sehingga dapat menimbulkan dampak negatif pada rumah sakit,

kehilangan citranya dan memeberi kesan kotor, tidak teratur, tidak nyaman

dan dapat menjadi penyebab infeksi nosokomial.

Merry Castle (1980) menyatakan :“About 5 percant of all

patientadmittedto the hospitalin united states asquirea a nosocomial infection

yang artinya : “sekitar 5 persen semua penderita yang dirawat di Rumah

sakit di Amerika terkena infeksi nosokomial dan diperkirakan 100.000 orang

pasien meninggal setiap tahunnya.

Dari survey awal yang dilakukan penulis bahwa ruang rawat inap

Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang belum seluruhnya memiliki tempat

sampah dan tidak mempunyai tutup, lantai kamar mandi dan bak

penampungan air bersih terlihat kotor serta penanagan linen belum di

laksanakan sebagaimana mestinya.

Dari 10 orang yang di tanya persepsinya tentang konstruksi

bangunan,penyediaan air bersih,kebersihan ruangan,pengolahan linen,serta

saluran air limbahnya ternyata 5 orang (50 %) menyatakan masih kurang

memenuhi syarat sesuai dengan peraturan PERMENKES Nomor

1204/Menkes/SK/2004 tentang hygiene sanitasi ruang rawat inap.

2
B.Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut ,Penulis tertarik melakukan penelitian :

“Bagaimana persepsi keluarga pasien tentang sanitasi ruang rawat inap

Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang”.

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui persepsi keluarga pasien tentang sanitasi ruang rawat

inap Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui persepsi keluarga pasien tentang konstruksi

ruang rawat inap

b. Untuk mengetahui persepsi keluarga pasien tentang penyediaan

air bersih di ruang rawat inap

c. Untuk mengetahui persepsi keluarga pasien tentang tempat dan

pembuangan sampah

d. Untuk mengetahui persepsi keluarga pasien tentang pengelolaan

linen

e. Untuk mengetahui persepsi pasien tentang saluran pembuangan

air limbah dari kamar pasien

D.Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang terutama

tentang sanitasi ruang rawat inap.

3
2. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis, rekan mahasiswa/I dan

masyarakat yang ingin membacanya.

E.Ruang Lingkup Penelitian

Agar penulisan ini lebih terarah maka penulis membatasi ruang

lingkup penulisan ini meliputi persepei tentang :

1. Sanitasi konstruksi yang terdiri dari : lantai, dinding, lubang

penghawaan/ventilasi, langit-langit, pencahayaan, suhu dan

kelembaban.

2. Penyediaan air bersih

3. saluran pembuangan air limbah

4. pembuangan sampah

5. pengendalian serangga dan binatang pengganggu.

4
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pengertian Tempat-Tempat Umum

Yang dimaksud dengan tempat-tempat umum adalah suatu tempat

dimana umum(masyarakat ramai) berkumpul untuk melakukan aktivitas-

aktivitas atau kegiatan tertentu.

Menurut Soebagio Resko Soebroto dalam buku “Hygiene dan

sanitasi”

bahwa tempat umum harus dapat memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Diperuntukkan untuk umum artinya masyarakat umum boleh keluar

masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar

2. Harus ada bangunan atau gedung tempat yang permanen atau menetap

yang artinya harus ada gedung tempat dimana masyarakat mengadakan

aktivitas tertentu.

3. Harus ada aktivitas dari pengusaha besar beserta pegawai dan aktivitas

pengunjung tempat tempat umum

4. Harus ada fasilitas artinya bahwa tempat umum tersebut sesuai dengan

macamnya harus mempunyai fasilitas-fasilitas tertentu yang mutlak

diisyaratkan sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat-tempat

umum.

(Reksosoebroto, 1978;105)

5
Jika tempat-tempat dimana banyak orang berkumpul dan memenuhi

kriteria-kriteria digolongkan menjadi tempat-tempat umum yang salah

satunya adalah Rumah Sakit.

B.Pengertian Sanitasi Rumah sakit

Menurut Keputusan menteri kesehatan Indonesia

Nomor1204/Menkes/SK/2004 bahwa Rumah Sakit adalah : “sarana

pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang

sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan

terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”.

Menurut Permenkes RI No.986/MENKES/ Per/XI/1993, tentang

persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit, dalam peraturan yang di

maksud dengan:

1. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan

kegiatan pelayanan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan

tenaga kesehatan dan penelitian

2. Persyaratan kesehatan adalah ketentuan-ketentuan yang bersifat teknis

kesehatan yang harus di penuhi dalam upaya melindungi, memelihara

atau mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.

3. Fasilitas sanitasi sarana fisik mengenai bangunan dan perlengkapan

yang berguna untuk memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan

faktor-faktor lingkungan atau dapat merugikan kesehatan lingkungan.

6
4. Penyehatan lingkungan rumah sakit adalah segala upaya untuk

menyehatkan dan memelihara lingkungan rumah sakit dan pengaruhnya

terhadap manusia.

5. Pengelolaan rumah sakit adalah Direktur yang sehari-harinya memimpin

dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan rumah sakit.

Lebih lanjut ditetapkan bahwa rumah sakit yang hanya mampu

memberikan pelayanan medis umum dan dimaksukkan dalam kelas D,

sedangkan rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan medis spesialis

dalam sekurang- kurangnya lanyanan penyakit dalam,penyakit anak, bedah

dan kebidanan/kandungan dimasukkan kelas C, sementara rumah sakit

mampu memberikan pelayanan medis spesialis semua bidang di masukkan

kekelas B, rumah sakit yang memberikan pelayanan spesialis dan

subspesialissasi di masukkan kelas A.

Menurut WHO, yang dikutip oleh Wibisono Soseanto dalam bukunya

yang berjudul infeksi nosokomial dan kesehatan lingkungan rumah sakit,

pengertian sanitasi atau sering juga disebut sanitasi lingkungan adalah :“The

Control Of All Those Factor In Man’s Physycal Environment Which Exercise

Aades Aegypti Deleterious Effect in His Physical Develompment, Health and

Survival.”

Yang artinya adalah pengawasan terhadap semua faktor lingkungan

fisik manusia yang mempengaruhi atau diperkirakan mempengaruhi

perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.

Sedangkan pengertian sanitasi rumah sakit menurut Djasio Sanropie

dalam bukunya komponensanitasi rumah sakit Umum Institusi Pendidikan

7
Tenaga Sanitasi adala :“upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik,

kimia, dan Biologis di rumah sakit yang dapat menimbulkanatau mun gkin

dapat mengakibatkan pengaruh buruk padakesehatan jasmani, rohani

maupun kesejahteraan sosial bagi petugas, penderita, pengunjung, maupun

masyarakatdi sekitar rumah sakit.”

Dari pengertian rumah sakit di atas maka pengertian sanitasi ruang

rawat inap rumah sakit adalah upaya pengawasan berbagai faktor

lingkungan fisik, kimia, biologi di ruang rawat rumah sakit yang menimbulkan

pengaruh buruk pada kesehatan.

Dari pengrtian uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa dengan

menerapkan sanitasi yang baik di harapkan suatu rumah sakit dapat

menghilangkan atau mengurangi pengaruh buruk yang di timbulkan oleh

faktor lingkungan fisik, kimia, biologi pada kesehatan jasmani maupun rohani

baik terhadap pengunjung maupun petugas rumah sakit.

C.Persyaratan Konstruksi Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Berdasrkan Permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang

persyaratan kesehatan lingkugan rumah sakit Menteri Kesehatan Republik

Indonesi bahwa :

1. Lantai

a. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan

rata, tidak licin, warna terang dan mudah di bersihkan.

b. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan

yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah

8
c. Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung

agar mudah di bersihkan

2. Dinding

Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan

menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak mengandung unsur logam

berat.

3. Ventilasi

a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara didalam

kamar/rungan dengan baik

b. Luas ventilasi alamiah minimum 15% dari luas lantai

c. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara

dengan baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan baik, kamar

atau ruang harus di lengkapi dengan penghawaan buatan/mekanis.

d. Penggunaan ventilsi buatan /mekanis harus disesuaikan dengan

peruntukan ruangan .

4. Atap

a. Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan

serangga, tikus, dan binatan penggangu lainnya

b. Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus di lengkapi penangkal

petir.

5. Langit-Langit

a. Langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersikan.

9
b. Langit-langit tingginya minimal 2, 70 meter dari lantai.

c. Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti

rayap.

6. Pintu

Pintu harus kuat, cukup tinggi, lebar dan dapat mencegah masuknya

serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya.

7. Penerangan atau pencahayaan

a. Ruang bayi

- Untuk ruang perawatan minimal 2m2/tempat tidur

- Untuk ruang isolasi minim al 3,5m2/tempat tidur

b. Ruang dewawsa

- Ruang perawatan minimal 4, 5m2/tempat tidur.

- Ruang isolasi minimal 6m2/tempat tidur.

D.PENYEDIAAN AIR BERSIH

Air bersih di Rumah Sakit merupakan salah satu sarana yang

vital untuk kebutuhan manusia yang berada dirumah sakit. Dalam buku

pedoman Depkes RI disebutkan bahwa: Jumlah kebutuhan air di tetapkan

berdasarkan kapasitas pasien (bed) dalam rumah sakit.

Penyediaan air bersih meliputi :

a. Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan

b. Tersedia air bersih minimal 500 liter/tempat tidur/ hari

c. Air minum dan air bersih pada setiap tempat kegiatan yang

memebutuhkan secara berkesinambungan

10
d. Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruangan / kamar harus

menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan

E.Penanganan Linen (Selimut dan tempat tidur)

1. Linen yang akan di pergunakan harus dalam keadaan bersih dan siap

pakai.

2. Linen bersih harus di simpan dengan rapi, ditempat yang bersih dan

kering.

3. Linen untuk keperluan observasi harus dalam keadaan steril.

4. Linen bersih dan kotor harus di kelola secara terpisah.

positif

F.PEMBUANGAN SAMPAH

Pembuangan Sampah Meliputi :

a. Tempat sampah harus kedap air, tertutup, mudah dibersihkan,

mudah diangkut, kuat/tahan terhadap benda tajam dan tidakmudah

robek

b. Setiap hari diangkat oleh petugas pengelolaan sampah rumah sakit.

c. Tempat sampah harus tersedia minimal 1 buah untuk setiap

kamar/ruangan atau minimum 1 buah untuk setiap radius 10 m dan

setiap jarak 20 m pada ruangan tunggu dan ruangan terbuka.

d. Lokasi tempat sampah sementara harus mudah dikosongkan,

terletak di lokasi yang mudah dijangkau oleh kenderaan pengangkut

sampah dan harus dikosongkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam.

11
G. TOILET DAN KAMAR MANDI

Persyaratan toilet dan kamar mandi, yaitu :

a. Harus tersedia dan slalu terpelihara serta dalam keadaan bersih.

b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna

c. Pada setiap unit bangunan harus tersedia toilet, (jamban,

pengurasan dan tempat pencucian) tersendiri.khusus untuk ruang

rawat inap dan kamar mandi karyawan harus tersedia kamar mandi

d. Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi

dengan penahan bau (waterseal).

e. Letak toilet dan kamar mandi tidak terhubung langsung dengan

dapur, kamar operasi, kamar tidur dan ruang khusus lainnya

f. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara

luar.

g. Letak toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanita .

h. Toilet pengunjung harus terletak ditempat yang mudah dijangkau dan

ada petunjuk arah dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan

1(satu) toilet untuk 1-20 pengunjung wanita, 1 (satu) toilet untuk 30

orang pria.

i. Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara

kebersihan.

j. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat

menjadi tempat perindukan nyamuk

k. Perbandingan jumlah tempat tidur, toilet dan jumlah kamar mandi

adalah seperti terlihat pada tabel berikut :

12
TABEL 1

PERBANDINGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR, TOILET DAN JUMLAH

KAMAR MANDI

NO JUMLAH TEMPAT JUMLAH JUMLAH


TIDUR TOILET KAMAR MANDI

1 1-10 1 1

2 11-20 2 2

3 21-30 3 3

4 31-40 4 4

Setiap penambahan 10 tempat tidur harus di tambah1 toilet


dan1 kamar mandi

Sumber : Persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit

KEPMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/SK/2004

l. Perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah toilet dan jumlah

kamar mandi

13
TABEL 2

PERBANDINGANJUMLAHKARYAWANDENGAN JUMLAHTOILET

DAN JUMLAH KAMAR MANDI

JUMLAH JUMLAH JUMLAH


No
KARYAWAN TOILET KAMAR MANDI

1 1-20 1 1

2 21-40 2 2

3 41-60 3 3

4 61-80 4 4

5 81-100 5 5

Sumber : Persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit

KEPMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/SK/2004

G.AIR LIMBAH DAN SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

Pengertian limbah menurut KEPMENKES RI

NO.1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit adalah :

a. Limbah Rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari

kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas

b. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang

berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari

limbah medis padat dan non-medis.

c. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah

infeksius, limbah patologi, limbah farmasi, limbah sitotoksi, limbah

14
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah

dengan kandungan logam berat.

d. Limbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari

kegiatan di rumah sakit luar medis yang berasal dari dapur,

perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali

apabila ada teknologinya.

e. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal

dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung

mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya

bagi kesehatan

f. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal

dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur,

perlengkapan generator, anestesi dan pembuatan obat sitotoksi.

Air limbah rumah sakit perlu dikelola dengan cermat karena

dapat mencemari lingkungan seperti sumber air minum dan badan air

yang sering digunakan masyarakat, ganguan bau dan estetika .

Sebagai gambaran jika air limbah rumah sakit mengandung

bahan berbahaya, infeksius, bahan radioaktif maka kemungkinan dapat

terjadi “cross infection” ke penderita, pengunjung dan petugas rumah

sakit.

Saluran air limbah meliputi :

15
a. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran

tertutup, kedap air dan air limbah harus mengalir dengan lancar.

b. Rumah sakit harus memiliki unit pengolahan air limbah sendiri atau

bersama-sama secara kolektif dengan bangunan sekitarnya yang

memenuhi persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak

terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan .

c. Kualitas air limbah rumah sakit yang akan dibuang ke lingkungan

seharus memenuhi persyaratan baku mutu air limbah sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

H.PENGENDALIAN SERANGGA DAN BINATANG

PENGGANGGU LAINNYA

Pengertian pengendalian serangga ,tikus dan binatang

penggangu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga,

tikus dan binatang penggangu lainnya sehingga keberadaannya tidak

menjadi vektor penularan penyakit.

Pengadaan serangga dan binatang pengganggu rumah sakit perlu

dilakukan agar kepadatannya di dalam maupun di luar ruangan dapat

ditekan.

Program pengendalian serangga dan binatang pengganggun

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Setiap lubang atau bangunan harus di pasang alat yang dapat

mencegah masuknya serangga dan binatang pengganggu.

b. Setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat

16
c. Setiap sarana penampungan air harus selalu bersih dan tertutup.

I. PENILAIAN SANITASI DAN RUANG RAWAT INAP

Ada 2 cara yang dapat dilakukan antara antara lain :

1. Membandingkan antaraa rill sesuai kenyataan dengan suatu Standard

yang berlaku.

2. Membandingkan hasil hasil pengukuran dengan suatu Standard tertentu

Yang mana dilakukan dengan pemilihan salah satu stetman atau

pendapat yaitu SS (sangat setuju), S (setuju) , TS (tidak setuju) dan TST

(sangat tidak setuju) .

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A.Kerangka konsep

SANITASI RUANG
RAWAT INAP :
- Konstruksi
bangunan
- Penanganan linen Ruang Rawat
KEPMENKES - Penyediaan air
RI No. Inap yang
bersih Memenuhi
1204/Menkes/ - Pengolahan
SK/X/2004 Syarat
sampah Kesehatan
- Saluran
pembuangan air
limbah
Fasilitas lainnya

18
B.Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi salah pengertian serta untuk menyamakan persepsi,

maka penulis memberikan batasan defenisi operasional variabel sebagai

berikut :

TABEL 3
DEFENISI OPERASIONAL

Variabel Defenisi Alat ukur Hasil Skala

ukur ukur

Persepsi keluarga -persepsi keluarga Quisioner Memen Ordinal

pasien tentang pasien tentang uhi

sanitasi ruang keadaan lantai syarat >

rawat inap yang -persepsi keluarga 70%

meliputi : pasien tentang Tidak

1. Konstruksi konstruksi lantai memen

yang meliputi -persepsi keluarga uhi

: pasien tentang syarat <

lantai,dinding konstruksi dindin 70%

ventilasi,atap, -persepsi keluarga

langit- pasien tentang

langit ,pintu, keadaan ventilasi

penerangan di ruangan

dan -persepsi keluarga

pencahayaan pasien tentang

19
langit-langit

Persepsi keluarga

pasien tentang

konstruksi pintu

-persepsi keluarga

pasien tentang

penerangan dan

pencahayaan

dalam ruangan
2. Penyediaan
2.persepsi
nanair bersih
keluarga pasien

tentang

penyediaan air

3. Penanganan bersih

linen 3.persepsi

keluaraga pasien

tentang
4. Pembuangan penanganan line
sampah 4.persepsi

keluarga pasien

tentang

pembuangan
5. Toilet dan
sampah
kamar mandi
5.persepsi

20
keluarga pasien

tentang toilet dan


6. Saluran kamar mandi
pembuangan 6.persepsi
air limbah keluarga pasien

tentang saluran

pembuangan air

limbah

C.Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif , yaitu untuk melihat dan

mendapatka gambaran secara langsung tentang bagaimana persepsi

keluarga pasien mengenai Sanitasi Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang

Tahun 2012.

2. Desain Penelititan

Penelitian bersifat Cross Sectional yaitu penelitian yang dilakukan

hanya sekali dan pada waktu itu juga selesai di laksanakan

D.Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Pelitian

21
Lokasi Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Kabupaten

Dairi

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan…….

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi dan sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(Sugianto; Statistik Untuk Penelitian)

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien yang berada

di ruang rawat inap di ruangan Angrek dan Melati yang ada di RSUD

Sidikalang.

Dimana rata rata kunjungan pasien perbulan yaitu berkisar 600 orang

setiap bulannya.

2. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yaitu Accidental yang artinya siapa keluarga

pasien yang berkunjung pada saat penelitian yang di ambil menjadi

sampel.

F.PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu

22
1. Primer yaitua data yang langsung di peroleh atau di ambil oleh

peneliti tentang persepsi keluarga pasien tentang sanitasi ruang

rawat inap di RSUD Sidikalang Tahun 2012

2. Sekunder adalah data yang tidak langsung di peroleh atau di ambil

oleh peneliti akan tetapi diperoleh dari data yang sudah ada atau

yang telah di kumpulkan oleh pihak lain,berupa demografi dan jumlah

rata-rata kunjungan keluarga pasien/bulan

G.ANALISA DATA

Analisa data yang dibuat yaitu Univariat yang artinya untuk mencari

gambaran dan persentase dari data yang di peroleh.

P =S/N x 100%

P = populasi

S = frekuensi

N = Sampel

23

Anda mungkin juga menyukai