Anda di halaman 1dari 9

ILMU NEGARA TEORI-TEORI YANG MEMBERI

DASAR HUKUM BAGI KEKUASAAN NEGARA

Penyusun :

Nadina Yuriza Quzairi Mongilong (21501065)

Muh. Sulkifli (21501084)

Muh. Nurhaq (21501098)

Muh. Rusdi (21501029)

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


ABSTRAK :

Negara Hukum adalah sebuah teori hukum yang dipengaruhi oleh Romawi.
Konsep Negara Hukum bersandar pada keyakinan bahwa Kekuasaan Negara harus
dijalankan atas dasar Hukum yang Adil dan Baik.Teori-teori yang mendasari hukum
bagi Kekuasaan Negara Terbagi dalam 3 golongan yaitu:Teori Theokrasi,Teori
Kekuasaan,Teori perjanjian masyarakat diantara konsep politik yang banyak dibahas
adalah Kekuasaan.Hal ini tidak mengherankan sebab konsep ini sangat krusial dalam
ilmu social pada umumnya da dalam ilmu politik khususnya.Teori-teori itu hendak
membenarkan adanya kekuasaan negara, oleh karena itu keputusan teori-teori ini
sekaligus dibicarakanbersama sama dengan arti negara dan tujuan negara. Untuk
membenarkan adanya kekuasaan negara biasanya dicari ajaran-ajaran mengenai arti
daripada negara dan kemudian dihubungkan dengan tujuannya.
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Negara Indonesia memiliki kekuasaan dalam mengatur seluruh rakyatnya dalam rangka
kesejahteraan dan keadilan social penduduknya Kekuasaan negara dijadilkan sebagai kewenangan
negara dalam menjalankan system pemerintahan. Tujuan dari adanya pembagian kekuasaan agar tidak
terjadi kekuasaan yang absoult dan adanya penyebaran tugas negara sehingga lebih efisien dan efektif.
Negara hukum adalah sebuah Teori hukum yang dipeengaruhi oleh Romawi. Konsep Negara
Hukum bersandar pada keyakinan bahwa Kekuasaan Negara harus dijalankan atas dasar Hukum yang
adil danbaik.
Menurut Farabi manusia adalah makhluk sosial, yang mempunyai kecenderungan alami untuk
bermasyarakat, karena tudak mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri tanpa bantuan atau
kerjasama dengan pihak lain.Dengan penggambaran yang sangat dramatis Hobbes mengandaikan bahwa
manusia tidak sejak semula berhakikat sosial. Sebelum negara didirikan, manusia hidup dalam keadaan
pra masyarakat yang disebut “state of nature” (keadaan alamiah) karena itu lalu diadakan perjanjian
masyarakat dan dalam perjanjian itu negara tidak diikutsertakan. Jadi perjanjian itu diadakan antara
rakyat dengan rakyat sendiri.setelah diadakan perjanjian masyarakat,dimana individu-individu
menyerahkan haknya (HAM) kepada suatu kolectivitaa. Bagi Hobbes hanya terdapat satu macam
perjanjian yakni pactum subjections (oerjanjian pemerintah) yang mana seganao individu berjanji
menyerahkan kekuasaan kodrat mereka yang dimiliki ketika hidup dalam keadaan alamiah, kepada
seorang atau sekelompok orang yang ditunjuk untuk mengatur kehidupan mereka.Akan
tetapi,perjanjian saja belum cukup.orang atau sekelompok orang yang ditunjuk itu harus diberikan pula
kekuasaan.Negara harus diberikan kekuasaan yang mutlak sehingga kekuasaan negara tidak dapat
ditandingi dan disaingi oleh apapun.
Diantara konsep politik yang banyak dibahas adalah kekuasaan.Hal ini tidak mengherankan
sebab konsep ini sangat krusial dalam ilmu sosial pada umumnya dan dalam ilmu politik khususnya.
Menurut ibnu kaldun kekuasaan negara adalah dominasi dan memerintah atas dasar kekerasan.
Kekuasaan tidak dapat ditegakkan tanpa kekuatan yang menunjangnya. Kekuatan penunjang ini hanya
dapat diberikan oleh solidaritas dan kelompok yang mendukungnya. tanpa suatu kekuatan yang
selaludalam keadaan siap siaga dan bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kepentingan
bersama, maka kekuasaan penguasa tidak akan ditegakan. Keadaan dan kondisi negara saat para ahli
tersebut hidup, yang disampaikannya karena adanya rasa ketidakpuasan atau kondisi negara saat itu.

b. Perumusan masalah

Dari ketiga teori tersebut,mana yang paling benar? Mana yang paling cocok untuk konteks
indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

Teori-teori yang member dasar hukum bagi kekuasaan negara dalam garis besarnya
dapat dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu :

1. TEORI TEOKRASI

Teori teokrasi pada awalnya banyak dianut oleh sebagian besar ilmuan politik pada abad
ke-18 M, dengan tokohnya Thomas Aquinas (1225-1274). Kekuasaan atas negara dan
terbentuknya negara adalah karena hak-hak yang dikaruniakan oleh Tuhan. Dalam
implementasinya setiap kebijakan negara senantiasa mengatasnamakan Tuhan. Sehingga
rakyat harus mematuhi apa yang telah diputuskan oleh pemimpinnya karena pemimpin atau
raja dianggap sebagai kepanjangan Tuhan.
Pada awal-awal munculnya islam hingga penaklukan makkah,seringkali Nabi Muhammad
Saw. Dalam memutuskan sesuatu masalah yang menyangkut masyarakat pada umumnya
menunggu turunnya wahyu dari malaikat jibril.Hal ini juga dapat dikatakan sebagai cirri-ciri
negara Tuhan. Karena kebijakan yang diambil oleh pemimpinnya menunggu perintah dari
Tuhannya.1

Teori teokrasi dibagi atas dua bagian yaitu :

a. Teori Teokrasi langsung

Istilah langsung menunjukan bahwa yang berkuasa di dalam negara itu adalah
langsung tuhan.Adanya negara didunia ini adalah atas kehendak tuhan ,dan yang
memerintahadalah tuhan. Apakah negara semacam ini pernah ada? Persoalan ini sebenarnya
berpusat pada kepercayaan rakyat terhadap rajanya yang disebut sebagai Tuhan.Rakyat lain
yang tidak berkeyakinan seperti itu, tentu akan memberi penilaian yang lain pula terhadap
raja yang dianggapnya Tuhan.

b. Teori Teokrasi tidak langsung

Menurut penganut teori, buksn Tuhansendiri yang memerintah suatu negara,melainkan


seorang Raja atas nama Tuhan.Raja memerintah atas kehendak tuhan sebagai karunia.Pada
teori teokrasi modern ini diusahakan agar kekuasaan raja mendapatkan sifatnya yang suci
(dalam arti “Ketuhanan”) sehingga pelanggaran terhadap kekuasaan raja merupakan
pelanggaran terhadap Tuhan.

1
Dalam bebrapa ayat Al-Quran ditegaskan bahwa diturunkannya Muhammad
bukan untuk mendirikan negara islam melainkan untuk memperbaiki akhlak
manusia.
2. TEORI PERJANJIAN MASYARAKAT

Teori ini mengemukakan bahwa negara didirikan atas dasar kesepakatan para anggota
masyarakat. Thomas Hobbes mengemukakan bahwa lahirnya negara adalah dengan adanya
kesepakatan untuk membentuk negara, maka rakyat menyerahkan semua hak yang mereka miliki
sebelumnya secara ilmiah (sebelum adanya negara) , untuk diatur sepenuhnya oleh kekuasaan
negara.sedangkan menurut M.Kusnardi dan Bintan Saragih 2 sebetulnya perjanjian masyarakat di
dalam sejarah tidak pernah ada, melainkan Hobbes yang membuat ajaran ini hanya sebagai
konstruksi dalam pikiran saja untuk menghalalkan kekuasaan raja.
John Locke3 mengatakan bahawa sebagian besar anggota masyarakat membentuk persatuan
terlebih dahulu, baru kemudian anggota masyarakat tersebut menjadi rakyat dari suatu negara
yang didirikan. Negara dalam pandangan John Locke tidak berkuasa secara absoult
sebagaimana pandangan Hobbes.

Disini terdapat dua model perjanjian yaitu :


1. Pactum Unions yaitu: perjanjian antara individu dengan individu lainnya untuk membentuk
negara.
2. Pactum Subjections yaitu: perjanjian antara masyarakat politik dengan seorang yang diserahi
kekuasaan untuk memerintah.

Jean Jacques Rosseau meletakkan dasar berdirinya sebuah negara,yakni dengan


mengemukakan paham kedaulatan rakyat. Yaituadanya suau perjanjian atau kesepakatan untuk
membentuk negara, tetapi rakyat tidak sekaligus harus menyerahkan hak-hak yang
dimilikinyauntuk diatur negara atau raja. Sejatinya posisi raja hanya sebatas mendataris rakyat.
Menurut Rousseau,4 pemerintah negara tidak lebih dari wakil rakyat, yang apabila tindakannya
tidak sesuai dengan kehendak rakyat, maka rakyat dapat menggantinya dengan pemerintah baru.

2
Kusnardi dan Bintan Saragih, Op Cit, hlm. 69-70
3
Djokosutono, ilmu negara, Jakarta: ghalia , 1982, hlm. 85-86
4
Samidjo, ilmu negara, bandung: Armico, 1986, hlm. 96-97
3. TEORI KEKUATAN ATAU KEKUASAAN

Asal mula kekuasaan karena adanya keunggulan kekuatan dari pada orang yang satu
terhadap lainnya. Kekuasaan merupakan kewenangan yang bisa didapatkan oleh seseorang atau
kelompok untuk menjalankan kewenangan tersebutsesuai dengan kewenangan yang telah
diberikan.5

Menurut Harold D. Iaswell Teori Kekuasaan ini merupakan kemampuan pelaku untuk
memengaruhi tingkah laku pelaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang
mempunyai kekuasaan.
Teori ini mengatakan bahwa manusia itu membentuk negara dengan mengadakan perjanjian
dengan masyarakat.

Teori Kekuasaan dibagi atas dua bagian yaitu:

a. Kekuasaan Jasmaniah (fisik)


Tokoh dari kekuasaan ini adalah Thomas Hobbes dan Machiavelli.
• Thomas Hobbes dalam bukunya yang berjudul Leviathan, ia membedakan dua macam
status manusia yaitu :

1. Status Naturalis
Kedudukan manusia waktu masih belum ada negara. Dalam stataus naturalis,negara
masih belum terbentuk, masyarakatnya masih kacau,Dalam keadaan ini perselisihan mudah
timbul karena sifat manusia dalam keadaan tidak tertib itu merupakan srigala bagi yang lain
(Homo Homini Lupus), kalau keadaan ini dibiarkan terus menerus akan timbul perang
semesta (Bellum Omnium Contra Omnes). Jadi syarat yang penting menurut Thomas
Hobbes menjadi seorang raja adalah yang kuat fisiknya, yang melebihi lainnya agar dapat
mengatasi masalah kekacauan yang timbul dalam masyarakat.

2. Status Civilis
Yaitu kedudukan manusia sebelum ada negara sebagai warga negara.

• Machiavelli, dalam bukunya yang berjudul II Principle, ia mengarjakan kepada raja-raja


bagaimana cara untuk memerintah sebaik-baiknya.Menurut Machiavelli,seorang raja harus
kuat dan tahu cara mengatasi segala kekacauan yang dihadapi negara,ia dapat menggunakan
segala alat untuk menguntungkannya.

5
Fani Novita “Teori-teori yang memebrikan dasar hukum bagi kekuasaan
negara”.2018. hlm 3
b. Teori Kekuasaan Ekonomi

Tokoh dari teori ini adalah Karl Marx. Marx menganggap bahwa negara itu merupakan
alat kekuasaan bagi segolongan manusia di dalam masyarakat untuk menindas golongan
lainnya guna mencapai tujuannya. Sebagai dasar dari ajaran Marx adalah pertentangan kelas
dalam masyarakat dalam dua kelas, yaitu kaum yang ekonominya kuat dan kaum yang
ekonominya lemah. Pertentangan antara dua kelas itu ditujukan untuk merebut kekuasaan
negara sebab negara adalah alat kekuasaan. Yang penting dalam teori kekuasaan ekonomi
dari Karl Marx adalah sandarannya yang disebut historische materialism yaitu bahwa sejarah
kehidupan manusia itu dipengaruhi oleh kebendaan.
BAB III
PENUTUP

Negara Hukum adalah sebuah Teori hukum yang dipengaruhi oleh Romawi. Konsep
negara hukum bersandar pada Keyakinan Negara harus dijalankan atas dasar hukum yang
Adil dan Baik.

Diantara teori-teori diatas yang paling banyak dibahas adalah Kekuasaan. Hal ini tidak
mengherankan sebab konsep ini sangat krusial dalam ilmu sosial pada umumnya dan dalam
ilmu politik khususnya.

Jadi teori-teori ini hendak membenarkan adanya kekuasaan negara, oleh karena itu
kepustakaan teori-teori ini sekaligus dibicarakan bersama-sama dengan arti negara dan tujuan
negara. Untuk membenarkan adanya kekuasaan negara biasanya dicari ajaran-ajaran
mengenai arti daripada negara dan kemudian dihubungkan dengan tujuannya.

Demikian penjelasan berkaitan dengan teori yang memberi dasar hukum bagi kekuasaan
negara.
DAFTAR PUSTAKA

Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.

Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human Trafficking Di


Daerah Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat,Volume 4,Nomor 1, 2016.

Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish, Yogyakarta 2015.

Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai
Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Poplres Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13 Nomor 2,
2016

Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara Ekonomi


Oleh Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor1 2016

Laurensius Arliman s, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan Perundang-


undangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor3,2016.

Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan
Ham Perempuan Indonesia,Justica Islamica Volume 14,Nomor 2, 2017

Laurensius Arliman S, Peranan Pers Untuk Mewujudkan Perlindungan Anak Berkelanjutan di


Indonesia,Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai, Volume 2, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman s, Mewujudkan Penegakkan Hukum Yang Baik Untuk Mewujudkan


Indonesia Sebagai Negara Hukum,Jurnal Hukum Doctrinal, Volume2, Nomor2, 20017.

Anda mungkin juga menyukai