Anda di halaman 1dari 9

Al-Sihah : Public Health Science Journal 76-84

Perilaku Pemberian Asi Ekslusif di Puskesmas Bara-Baraya


Kota Makassar

Nurdiyanah S.1, Nildawati 2


1
Bagian Promosi Kesehatan Ilmu Prilaku Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar
2
Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

ABSTRAK
One important aspect on children’s growth is started from early child-period by giving
6 month-exclusive breast feeding. Therefore, this research was aimed to examine exclusive
breast-feeding behaviors among mothers in Puskesmas Bara-Baraya Makassar. Data were col-
lected using purposive random sampling by reaching 56 mothers who have children age 0-12
months in Puskesmas Bara-Baraya Makassar. The results showed that majority of the moth-
ers, 67, 86%, were having good knowledge of exclusive breast feeding, and 32,14% were less
knowledge of exclusive breast feeding. However, in term of perception, 67,86% of the moth-
ers were having negative perception on breast feeding, and 32,14% of the mothers were hav-
ing a positive perception on breast feeding. Although, in term of practice, 60.71% of the
mothers were having good practice of exclusive breast feeding and only 39, 29% are less
good. Based on those results, there is still a need for health education to increase knowledge
and to change negative perception among mothers, about exclusive breast feeding to gain
better health for children and for the mothers itself.

Keywords: breast-feeding, knowledge, perception and practice.

PENDAHULUAN dilanjutkan sampai bayi berumur 24 bulan.


Oleh karena itu, menyiapkan dan
Peningkatan kualitas sumber daya
mengajarkan ibu agar dapat memberikan
manusia (SDM) dimulai sejak masa hamil,
ASI dengan benar merupakan bagian dari
bayi, anak sekolah, dewasa, sampai usia
upaya peningkatan SDM. Karena bayi dan
lanjut atau yang dikenal dengan pendekatan
anak lebih sehat sehingga akan menurunkan
siklus kehidupan. Setiap tahap dari siklus
angka kesakitan dan kematian bayi,
tersebut, manusia menghadapi masalah gizi
sekaligus meningkatkan kualitas SDM yang
yang berbeda yang harus diatasi dengan
bersangkutan (Depkes RI, 2005).
cepat dan tepat waktu. Salah satu upaya
Undang-Undang no 23 tahun 2002
untuk memperoleh tumbuh kembang yang
tentang Perlindungan Anak menyatakan
baik adalah dengan pemberian Air Susu Ibu
bahwa pemerintah wajib memenuhi hak-hak
(ASI) secara ekslusif sampai bayi berusia 6
anak, yaitu kelangsungan hidup,
bulan, selanjutnya pemberian ASI

Alamat Korespondensi: ISSN-P : 2086-2040


Gedung FKIK Lt.1 UIN Alauddin Makassar ISSN-E : 2548-5334
Email: diyanahkoe@gmail.com Volume 7, Nomor 1, Januari-Juli 2015
77 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

pertumbuhan, dan perkembangan anak. tersebut terjadi pada bulan pertama


Salah satu implementasinya adalah kehidupannya (DepKes RI, 2005). UNICEF
peningkatan kerjasama dan dukungan memperkirakan bahwa pemberian ASI
stakeholder dalam pemberdayaan eksklusif sampai usia 6 bulan dapat
masyarakat untuk memperbaiki pola asuh mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di
balita. Perbaikan pola asuh meliputi bawah 5 tahun. Suatu penelitian di Ghana
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics
eksklusif, penerapan inisiasi menyusui dini, menunjukkan 16% kematian bayi dapat
serta pemberian Makanan Pendamping ASI dicegah dengan pemberian ASI sejak
(MP-ASI) lokal pada bayi 6 bulan ke atas pertama kelahirannya. Angka ini naik 22%
dan meneruskan ASI sampai umur 2 tahun jika pemberian ASI dimulai dalam 1 jam
(Depkes, 2009). pertama setelah kelahiran bayi (Prasetyono,
ASI sudah diketahui keunggulannya, 2009).
namun kecenderungan para ibu untuk tidak Data Riset Kesehatan Dasar
menyusui bayinya secara eksludif semakin (Riskesdas) 2012 menunjukkan, bayi yang
besar. Hal ini dapat dilihat dengan semakin mendapatkan ASI Ekslusif di Indonesia
besarnya jumlah ibu menyusui yang hanya 15,3%. Masalah utama rendahnya
memberikan makanan tambahan lebih awal pemberian ASI di Indonesia adalah faktor
sebagai pengganti ASI. Berbagai alasan sosial budaya dan kurangnya pengetahuan
dikemukakan oleh ibu-ibu sehingga dalam ibu hamil, keluarga dan masyarakat.
pemanfaatan ASI secara ekslusif kepada (Riskesdas, 2012).
bayinya rendah, antara lain adalah pengaruh Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi
iklan/promosi pengganti ASI, ibu bekerja, pemberian ASI Eksklusifnya juga
lingkungan sosial budaya, pendidikan, mengalami penurunan yakni pada tahun
pengetahuan yang rendah serta dukungan 2008 yaitu 48,64% menjadi 30,1% pada
suami yang rendah (Depkes RI, 2007). tahun 2010 dimana data ini masih jauh dari
Menurut WHO setiap tahunnya target nasional yaitu 80%. Walaupun pada
sekitar 132.000 bayi meninggal sebelum tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi
usia 1 tahun. AKB di Indonesia sendiri pemberian ASI Eksklusif yaitu sebesar
adalah sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup 65,4% (Profil kesehatan Sulawesi Selatan,
(SDKI 2002-2003) masih di atas negara- 2013), namun hal tersebut masih belum
negara seperti Malaysia, Thailand, Filipina, mencapai target nasional.
dan Singapura. Sekitar 40% kematian bayi Dalam Rencana Pembangunan Jangka
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 78

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Makassar. Penentuan sampel menggunakan


Makassar tahun 2009-2014, pemerintah teknik purposive sampling. Penelitian ini
kota Makassar mempunyai target untuk menggunakan kuesioner dan disertai
menurunkan prevalensi gizi buruk pada dengan wawancara mendalam untuk
anak/ balita dari 10% menjadi 2%, salah menggali pengetahuan, persepsi dan
satunya melalui pemberian ASI eksklusif perilaku ibu dalam pemberian ASI
sebagai salah satu entry point untuk Eksklusif.
meningkatkan gizi. Akan tetapi,
pemerintah Kota Makassar menemukan HASIL PENELITIAN
banyak hambatan baik dari sisi penyedia Karakteristik Responden
pelayanan dan masyarakat. Data dari Dinas Pada tabel 1 di atas dapat dilihat bah-
Kesehatan Makassar menunjukkan bahwa wa mayoritas responden penelitian ini ada-
beberapa puskesmas masih memiliki lah berusia 24 – 30 tahun, sebanyak 31
cakupan pemberian ASI eksklusif yang orang (55,35%). Tingkat pendidikan re-
tergolong rendah, salah satu diantaranya sponden pada umumnya adalah tamatan
adalah Puskesmas Bara-Baraya dengan SLTA (58,93%). Mayoritas pekerjaan re-
cakupan 42,7%. sponden adalah ibu rumah tangga yaitu
Berdasarkan hal tersebut, maka sebanyak 36 orang (64,38%). Umur bayi
penelitian ini menjadi penting untuk mem- yang paling banyak berumur 0-6 bulan yai-
peroleh gambaran bagaimana perilaku tu 29 bayi (51,78%), sedangkan paling
pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Bara sedikit berumur 10 – 12 bulan yaitu 10 bayi
-Baraya Kota Makassar. (17,86%).
Pengetahuan ibu tentang Pemberian ASI
BAHAN DAN METODE Ekslusif
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa 38 orang
Jenis penelitian yang digunakan
(67,86%) mempunyai pengetahuan baik,
dalam penelitian ini adalah penelitian
dan 18 orang (32,14%) mempunyai penge-
Kualitatif dan Kuantitatif (mixed method).
tahuan kurang.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Persepsi ibu dalam pemberian ASI Ekslu-
Barabaraya Kota Makassar. Populasi sif
Dari tabel 3. dapat dilihat bahwa 18
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
orang (32,14%) mempunyai presepsi yang
yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di
baik dalam pemberian ASI Ekslusif, dan 38
wilayah kerja Puskesmas Barabaraya Kota
orang (67,86%) mempunyai presepsi yang
79 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

kurang baik. (67,86%) dan 18 orang (32,14%)


Perilaku ibu tentang dalam pemberian ASI mempunyai pengetahuan kurang.
Ekslusif
Pengetahuan yang dimiliki oleh responden
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa 32
tentang ASI Eksklusif ini umumnya
orang (60,71%) mempunyai Perilaku yang
diperoleh dari berbagai sumber baik dari
baik dalam pemberian ASI Ekslusif, dan 22
petugas kesehatan/bidan, buku kontrol dari
orang (39,29%) mempunyai perilaku yang
puskesmas, dan dari tetangga.
kurang baik.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Penelitian Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas


Barabaraya Kota Makassar
Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%)
Usia Responden:
24 – 30 tahun 31 55,35
31 – 40 tahun 20 35,72
> 40 tahun 5 8,93
Tingkat Pendidikan Responden:
Tidak sekolah
SD 1 1,78
SLTP 5 8,93
SLTA 7 12,5
S1 33 58,93
S2 10 17,86
0 0
Pekerjaan:
PNS 4 7,14
Wiraswasta 16 28,58
Ibu Rumah Tangga 36 64,28
Umur bayi:
0-6 bulan 29 51,78
7-9 bulan 17 30,36
10-12 bulan 10 17,86
Total 56 100,00
Sumber : Data Primer, 2015

Hasil penelitian ini sejalan dengan


penelitian yang pernah dilakukan oleh
PEMBAHASAN
Aprilia di Desa Harjobinangun Purworejo
Pengetahuan tentang ASI Ekslusif
Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo
Hasil penelitian ini menunjukkan
yang menunjukkan adanya hubungan
bahwa dari 56 responden yang
tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
berpengetahuan baik sebanyak 38 orang
eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 80

dengan X2hitung= 9,908 (p=0,007). pa istilah seperti kolostrum dan Inisiasi


Penelitian lain mengenai pengetahuan ASI Menyusui Dini masih belum dipahami oleh
ekslusif yang dilakukan oleh Ambarwati ibu. Oleh karena itu, masih perlu pening-
(2004) di Kecamatan Banyumanik, Kota katan pengetahuan ibu tentang hal-hal ter-

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI


Eksklusif di Puskesmas Barabaraya Kota Makassar

Pengetahuan Ibu Jumlah (n) Presentase (%)


Baik 38 67,86
Kurang 18 32,14

Total 56 100,00

Sumber : Data Primer, 2015

Semarang menunjukkan bahwa persentase sebut karena dengan memahami dengan


kegagalan pemberian ASI Eksklusif lebih memahami kolostrum dan kandungan da-
tinggi terjadi pada para ibu dengan lam kolostrum, maka ibu-ibu termotivasi
pengetahuan tentang ASI yang kurang untuk memberikan kepada bayi mereka.
daripada para ibu yang memiliki Demikian pula dengan Inisiasi Menyusui
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Ibu dalam Pemberian ASI Ek-
sklusif di Puskesmas Barabaraya Kota Makassar
Persepsi Ibu Jumlah (n) Presentase (%)
Baik 18 32,14
Kurang 38 67,86
Total 56 100,00

Sumber : Data Primer, 2015


pengetahuan tentang ASI yang lebih baik. Dini perlu diajarkan kepada ibu-ibu agar
Pada umumnya responden dalam tidak memberikan susu formula atau minu-
penelitian ini telah mengetahui tentang man lain kepada bayinya dan hanya mem-
manfaat dan keunggulan ASI Eksklusif berikan ASI saja. Kedua hal tersebut pent-
bagi bayi mereka, akan tetapi ibu-ibu be- ing diketahui oleh ibu sebelum ibu me-
lum mengetahui manfaat ASI bagi lahirkan, sehingga pada saat setelah per-
kesehatan mereka, jangka waktu pemberian salinan dan menyusui, ibu-ibu telah siap
ASI Eksklusif dan kapan bayi membutuh- untuk menyusui bayi mereka dan mem-
kan makanan tambahan. Selain itu, bebera- berikan ASI Eksklusif pada bayi mereka.
81 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

Pengetahuan Ibu tentang ASI ek- tingkat sosial ekonomi, ketersediaan sarana
sklusif adalah pengetahuan ibu tentang ASI dan fasilitas kesehatan. Hal tersebut dapat
dalam jumlah cukup merupakan makanan diminimalisir dengan adanya pembinaan
terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi dan peningkatan perilaku kesehatan

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Ek-
sklusif di Puskesmas Barabaraya Kota Makassar

Perilaku Ibu Jumlah (n) Presentase (%)


Baik 32 60,71
Kurang 22 39,29
Total 56 100,00

Sumber : Data Primer, 2015

bayi selama enam bulan pertama. Sesudah masyarakat yang lebih tepat yaitu dil-
umur enam bulan bayi baru memerlukan aksanakan pendidikan edukasi (pendidikan
makanan pelengkap karena kebutuhan gizi kesehatan). Pendidikan kesehatan
bayi meningkat dan tidak seluruhnya dapat mengupayakan agar perilaku individu, ke-
dipenuhi oleh ASI. Pengetahuan ibu tentang lompok atau masyarakat mempunyai
ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu da- pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan
lam memberikan ASI eksklusif. Semakin peningkatan kesehatan, agar intervensi atau
baik pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI upaya efektif. Kemudian untuk meningkat-
eksklusif, maka seorang ibu akan mem- kan pengetahuan tentang ASI juga perlu
berikan ASI eksklusif pada anaknya. Begitu dilakukan penyuluhan dan pembinaan ten-
juga sebaliknya, semakin rendah penge- tang manfaat ASI serta cara memberikan
tahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif, ASI yang benar, sehingga ibu- ibu dapat
maka semakin sedikit pula peluang ibu da- mengerti dan memahami akan pentingnya
lam memberikan ASI eksklusif (Rulina, memberikan ASI eksklusif pada bayinya
2002). (Notoadmodjo, 2002).
Selain pengetahuan faktor lain yang Persepsi Ibu mengenai ASI Ekslusif
mendorong ibu untuk memberikan ASI yai- Hasil penelitian ini memperlihatkan
tu sikap masyarakat terhadap kesehatan, bahwa 18 orang (32,14%) mempunyai per-
tradisi dan kepercayaan masyarakat ter- sepsi yang baik dalam pemberian ASI
hadap kesehatan. Sistem nilai yang dianut Ekslusif, namun 38 orang (67,86%)
masyarakat, budaya, tingkat pendidikan, mempunyai persepsi yang kurang baik.
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 82

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lilik mengetahui prinsip persepsi bagi penyuluh
Handayani mengenai Kontribusi Persepsi dalam mengapresiasikan bagaimana
Dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan seseorang menginterpretasikan persepsi
Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif Di terhadap lingkungannya dan sejauhmana
Wilayah Pedesaan , menunjukkan bahwa persepsi tersebut berpengaruh terhadap pe-
pada ibu yang memiliki persepsi tidak baik rubahan perilaku. Menurut Asngari (1984),
sebagian besar tidak memberikan ASI persepsi orang dipengaruhi oleh pandangan
secara eksklusif, sedangkan pada ibu yang seseorang pada suatu keadaan, fakta atau
memiliki persepsi baik sebagian besar tindakan. Dalam konteks persepsi ibu
memberikan ASI secara eksklusif. Hasil uji bekerja, respon terhadap ASI eksklusif
statistik dengan chi square diperoleh hasil dapat berupa memberikan atau tidak mem-
nilai p sebesar 0,00 yang menunjukkan berikan ASI eksklusif kepada bayinya. Di
bahwa ada hubungan antara persepsi ibu antara karakteristik pribadi yang
dengan status pemberian ASI eksklusif mempengaruhi persepsi adalah
pada masyarakat di wilayah pedesaan. kepribadian, motivasi, kepentingan atau
Salah satu kendala dalam pemberian minat, pengalaman dan harapan.
ASI Eksklusif adalah persepsi ibu bahwa Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI
Ekslusif
produksi ASI kurang, ibu merasa ASI nya
Hasil penelitian menunjukkan bah-
kurang padahal sebenarnya cukup hanya
wa responden dengan perilaku yang baik
ibunya kurang yakin dapat memproduksi
yaitu 34 (60,71%), sedangkan responden
ASI cukup. Payudara makin sering di hisap
dengan perilaku yang kurang baik yaitu 22
menyebabkan ASI akan makin sering
(39,29%). Hasil ini menunjukkan bahwa
dikeluarkan dan produksi ASI makin
mayoritas responden di Puskesmas Bara-
bertambah banyak.
Baraya sudah memberikan ASI Eksklusif
Pengertian persepsi ibu tentang ASI
kepada bayinya, namun 39,29% masih be-
eksklusif yang digunakan dalam penelitian
lum memberikan ASI secara eksklusif sam-
ini adalah pandangan atau interpretasi ibu
pai pada usia 6 bulan. Dari hasil wa-
bekerja tentang ASI eksklusif terhadap im-
wancara mendalam yang dilakukan pada
plementasi pada bayi yang dimilikinya.
responden, ditemukan fakta bahwa walau-
Persepsi adalah interpretasi individu akan
pun ibu-ibu memiliki pengetahuan yang
makna sesuatu bagi dirinya dalam
baik tentang ASI Eksklusif, adanya infor-
menafsirkan suatu obyek dalam ling-
masi dari bidan/tenaga kesehatan di pusk-
kungannya. Hal ini dirasa penting untuk
83 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

esmas dan dukungan dari keluarga, namun bahwa seseorang dapat terserang penyakit,
masih banyak ibu-ibu yang tidak mem- c) Sarana : tersedia atau tidaknya fasilitas
berikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Hal kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh
ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti masyarakat dan d) Cetusan seseorang yang
kurangnya ASI ibu sehingga tidak mempunyai latar belakang pengetahuan
mencukupi kebutuhan bayi, dan mem- yang baik dan bertempat tinggal dekat
berikan makanan tambahan lebih dini, yaitu dengan sarana kesehatan, bisa saja belum
pada usia 3 bulan atau kurang dari usia 6 pernah memanfaatkan sarana kesahatan ter-
bulan. Selain itu, informasi dari keluarga sebut. Suatu ketika orang tersebut terpaksa
bahwa memberikan makanan tambahan pa- minta bantuan dokter karena mengalami
da saat bayi berumur 3 bulan tidak mem- perdarahan ketika melahirkan bayi kejadi-
berikan dampak yang negatif untuk bayi aan itu dapat memperkuat perilaku orang
sendiri. Hambatan dalam pemberian ASI tersebut untuk memanfaatkan sarana
ekslusif yaitu faktor pekerjaan dan faktor kesehatan yang sudah ada.
kesehatan ibu, namun mereka beranggapan
bahwa faktor penghambat tersebut bisa di- KESIMPULAN
antisapi dengan memberikan sementara su- Pengetahuan ibu tentang pemberian
su formula, yang berarti bahwa ASI yang ASI ekslusif menunjukkan bahwa 38 orang
diberikan bukan lagi ASI Eksklusif. (67,86%) mempunyai pengetahuan baik,
dan 18 orang (32,14%) mempunyai
Perilaku kesehatan di bidang pengetahuan kurang.
kesehatan menurut Azwar (1995) di- Persepsi ibu tentang pemberian ASI
pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: a) ekslusif menunjukkan bahwa 18 orang
Latar belakang: latar belakang seseorang (32,14%) mempunyai presepsi yang baik
yang meliputi norma norma yang ada, ke- dalam pemberian ASI Ekslusif, dan 38
biasaan, nilai budaya dan keadaan sosial orang (67,86%) mempunyai presepsi yang
ekonomi yang berlaku dalam masyarakat, b) kurang baik.
Kepercayaan: dalam bidang kesehatan, per- Perilaku ibu tentang pemberian ASI
ilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh ke- ekslusif menunjukkan bahwa 34 orang
percayaan orang tersebut terhadap (60,71%) mempunyai Perilaku yang baik
kesehatan. Kepercayaan yang dimaksud dalam pemberian ASI Ekslusif, dan 22
meliputi manfaat yang akan didapat, ham- orang (39,29%) mempunyai perilaku yang
batan yang ada, kerugian dan kepercayaan
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 84

kurang baik. Keberhasilan Pemberian Asi


Eksklusif Di Wilayah Pedesaan
Lumbung. 2014.
DAFTAR PUSTAKA Nidia, pengaruh kualitas layanan jasa
kesehatan terhadap kepuasan pasien
Anna, LK. Chandra, A. Rendah, Jumlah Puskesmas bara-baraya makassar.
Bayi yang Dapat ASI Ekslusif. Jakar- 2012.
ta : Available at : /avr asi. Palimbo, dkk. Gambaran persepsi ibu me-
Org.htm;2011. nyusui tentang pemberian asi ek-
Astuti L, studi deskriptif tingkat penge- sklusif di rumah sakit sari mulia ban-
tahuan Ibu menyusui tentang ASI jarmasin. 2014.
Eksklusif Prasetyono Dwi Sunar, 2009. A SI Ek-
Di Puskesmas Cilacap Utara, sklusif. Bagian pertama. yogyakarta:
Fakultas Kesehatan Masyarakat diva press.
2013. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Brown, JE. 2005. Nutrition Through the 2013.
life cycle. Balomnt. USA; Thomson Profil Puskesmas Bara baraya tahun 2015.
Wadswort. Santosa, 2004. Pemberian Air Susu Ibu Ek-
Depertemen Kesehatan RI, 2005. sklusif Ditinjau Dari Faktor Motivasi,
Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Persepsi, Emosi, dan Sikap Pada Ibu
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Yang Melahirkan, Tesis.
Masyarakat. Manajemen Laktasi. Ja- Supraptini, Agustina L, Joko I. 2003.
karta. Cakupan Imunisasi Balita dan ASI
Depertemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Eksklusif Di Indonesia: Hasil Survei
Operasional Keluarga Sadar Gizi di Kesehatan Nasional (Surkesnas)
Desa Siaga. Jakarta. 2001. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol-
Depertemen Kesehatan RI, 2009. Rencana ume 2 No.2, 249-254.
Kerja Program Perbaikan Gizi Sanda A, dkk, Gambaran pengetahuan,
(Penanggulangan Gizi Kurang dan pekerjaan, dan dukungan keluarga
Buruk) Tahun 2009. Direktorat Gizi terhadap pemberian asi eksklusif
Masyarakat, Depkes RI, Jakarta. pada bayi umur 6-11 bulan di
Dewi I, Hubungan pengetahuan, sikap dan puskesmas antang perumnas kota
presepsi ibu dengan pemenuhan makassar, 2012.
kecukupan gizi balita. Posyandu de- Saryono. Metodologi Penelitian Kesehatan
lima tiron kabupaten Kediri. 2010. Penuntun Praktis Bagi Pemula. Jogja-
Dinas Kesehatan Kota Makassar 2011 karta: Mitra Cendikia Press, 2008.
Gibney MJ,MM Barrie, MK John, A. Le- Simanjuntak E, Gambaran pengetahuan ibu
onore. Public Health Nutrition. Ox- tentang pola pemberian ASI, MP
ford : Blacwell Publishing Ltd; 2005. ASI dan pola penyakit pada bayi
Hidayat, A. Metode Penelitian Kebidanan usia 0-12 bulan di dusun III desa
dan Teknik Analisa Data. Jakarta: limau manis kecamatan tanjung
Salemba Medika, 2007. morawa.2007.
Hidayani L, Kontribusi Persepsi Dan Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Ban-
Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan dung: Alfa Beta, 2010.
Suryaningtyas A, Hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang ASI Ek-
sklusif dengan perilaku pemberian
ASI Di puskesmas nguter, 2012.

Anda mungkin juga menyukai