ABSTRAK
One important aspect on children’s growth is started from early child-period by giving
6 month-exclusive breast feeding. Therefore, this research was aimed to examine exclusive
breast-feeding behaviors among mothers in Puskesmas Bara-Baraya Makassar. Data were col-
lected using purposive random sampling by reaching 56 mothers who have children age 0-12
months in Puskesmas Bara-Baraya Makassar. The results showed that majority of the moth-
ers, 67, 86%, were having good knowledge of exclusive breast feeding, and 32,14% were less
knowledge of exclusive breast feeding. However, in term of perception, 67,86% of the moth-
ers were having negative perception on breast feeding, and 32,14% of the mothers were hav-
ing a positive perception on breast feeding. Although, in term of practice, 60.71% of the
mothers were having good practice of exclusive breast feeding and only 39, 29% are less
good. Based on those results, there is still a need for health education to increase knowledge
and to change negative perception among mothers, about exclusive breast feeding to gain
better health for children and for the mothers itself.
Total 56 100,00
Pengetahuan Ibu tentang ASI ek- tingkat sosial ekonomi, ketersediaan sarana
sklusif adalah pengetahuan ibu tentang ASI dan fasilitas kesehatan. Hal tersebut dapat
dalam jumlah cukup merupakan makanan diminimalisir dengan adanya pembinaan
terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi dan peningkatan perilaku kesehatan
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Ek-
sklusif di Puskesmas Barabaraya Kota Makassar
bayi selama enam bulan pertama. Sesudah masyarakat yang lebih tepat yaitu dil-
umur enam bulan bayi baru memerlukan aksanakan pendidikan edukasi (pendidikan
makanan pelengkap karena kebutuhan gizi kesehatan). Pendidikan kesehatan
bayi meningkat dan tidak seluruhnya dapat mengupayakan agar perilaku individu, ke-
dipenuhi oleh ASI. Pengetahuan ibu tentang lompok atau masyarakat mempunyai
ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu da- pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan
lam memberikan ASI eksklusif. Semakin peningkatan kesehatan, agar intervensi atau
baik pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI upaya efektif. Kemudian untuk meningkat-
eksklusif, maka seorang ibu akan mem- kan pengetahuan tentang ASI juga perlu
berikan ASI eksklusif pada anaknya. Begitu dilakukan penyuluhan dan pembinaan ten-
juga sebaliknya, semakin rendah penge- tang manfaat ASI serta cara memberikan
tahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif, ASI yang benar, sehingga ibu- ibu dapat
maka semakin sedikit pula peluang ibu da- mengerti dan memahami akan pentingnya
lam memberikan ASI eksklusif (Rulina, memberikan ASI eksklusif pada bayinya
2002). (Notoadmodjo, 2002).
Selain pengetahuan faktor lain yang Persepsi Ibu mengenai ASI Ekslusif
mendorong ibu untuk memberikan ASI yai- Hasil penelitian ini memperlihatkan
tu sikap masyarakat terhadap kesehatan, bahwa 18 orang (32,14%) mempunyai per-
tradisi dan kepercayaan masyarakat ter- sepsi yang baik dalam pemberian ASI
hadap kesehatan. Sistem nilai yang dianut Ekslusif, namun 38 orang (67,86%)
masyarakat, budaya, tingkat pendidikan, mempunyai persepsi yang kurang baik.
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 82
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lilik mengetahui prinsip persepsi bagi penyuluh
Handayani mengenai Kontribusi Persepsi dalam mengapresiasikan bagaimana
Dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan seseorang menginterpretasikan persepsi
Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif Di terhadap lingkungannya dan sejauhmana
Wilayah Pedesaan , menunjukkan bahwa persepsi tersebut berpengaruh terhadap pe-
pada ibu yang memiliki persepsi tidak baik rubahan perilaku. Menurut Asngari (1984),
sebagian besar tidak memberikan ASI persepsi orang dipengaruhi oleh pandangan
secara eksklusif, sedangkan pada ibu yang seseorang pada suatu keadaan, fakta atau
memiliki persepsi baik sebagian besar tindakan. Dalam konteks persepsi ibu
memberikan ASI secara eksklusif. Hasil uji bekerja, respon terhadap ASI eksklusif
statistik dengan chi square diperoleh hasil dapat berupa memberikan atau tidak mem-
nilai p sebesar 0,00 yang menunjukkan berikan ASI eksklusif kepada bayinya. Di
bahwa ada hubungan antara persepsi ibu antara karakteristik pribadi yang
dengan status pemberian ASI eksklusif mempengaruhi persepsi adalah
pada masyarakat di wilayah pedesaan. kepribadian, motivasi, kepentingan atau
Salah satu kendala dalam pemberian minat, pengalaman dan harapan.
ASI Eksklusif adalah persepsi ibu bahwa Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI
Ekslusif
produksi ASI kurang, ibu merasa ASI nya
Hasil penelitian menunjukkan bah-
kurang padahal sebenarnya cukup hanya
wa responden dengan perilaku yang baik
ibunya kurang yakin dapat memproduksi
yaitu 34 (60,71%), sedangkan responden
ASI cukup. Payudara makin sering di hisap
dengan perilaku yang kurang baik yaitu 22
menyebabkan ASI akan makin sering
(39,29%). Hasil ini menunjukkan bahwa
dikeluarkan dan produksi ASI makin
mayoritas responden di Puskesmas Bara-
bertambah banyak.
Baraya sudah memberikan ASI Eksklusif
Pengertian persepsi ibu tentang ASI
kepada bayinya, namun 39,29% masih be-
eksklusif yang digunakan dalam penelitian
lum memberikan ASI secara eksklusif sam-
ini adalah pandangan atau interpretasi ibu
pai pada usia 6 bulan. Dari hasil wa-
bekerja tentang ASI eksklusif terhadap im-
wancara mendalam yang dilakukan pada
plementasi pada bayi yang dimilikinya.
responden, ditemukan fakta bahwa walau-
Persepsi adalah interpretasi individu akan
pun ibu-ibu memiliki pengetahuan yang
makna sesuatu bagi dirinya dalam
baik tentang ASI Eksklusif, adanya infor-
menafsirkan suatu obyek dalam ling-
masi dari bidan/tenaga kesehatan di pusk-
kungannya. Hal ini dirasa penting untuk
83 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4
esmas dan dukungan dari keluarga, namun bahwa seseorang dapat terserang penyakit,
masih banyak ibu-ibu yang tidak mem- c) Sarana : tersedia atau tidaknya fasilitas
berikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Hal kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh
ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti masyarakat dan d) Cetusan seseorang yang
kurangnya ASI ibu sehingga tidak mempunyai latar belakang pengetahuan
mencukupi kebutuhan bayi, dan mem- yang baik dan bertempat tinggal dekat
berikan makanan tambahan lebih dini, yaitu dengan sarana kesehatan, bisa saja belum
pada usia 3 bulan atau kurang dari usia 6 pernah memanfaatkan sarana kesahatan ter-
bulan. Selain itu, informasi dari keluarga sebut. Suatu ketika orang tersebut terpaksa
bahwa memberikan makanan tambahan pa- minta bantuan dokter karena mengalami
da saat bayi berumur 3 bulan tidak mem- perdarahan ketika melahirkan bayi kejadi-
berikan dampak yang negatif untuk bayi aan itu dapat memperkuat perilaku orang
sendiri. Hambatan dalam pemberian ASI tersebut untuk memanfaatkan sarana
ekslusif yaitu faktor pekerjaan dan faktor kesehatan yang sudah ada.
kesehatan ibu, namun mereka beranggapan
bahwa faktor penghambat tersebut bisa di- KESIMPULAN
antisapi dengan memberikan sementara su- Pengetahuan ibu tentang pemberian
su formula, yang berarti bahwa ASI yang ASI ekslusif menunjukkan bahwa 38 orang
diberikan bukan lagi ASI Eksklusif. (67,86%) mempunyai pengetahuan baik,
dan 18 orang (32,14%) mempunyai
Perilaku kesehatan di bidang pengetahuan kurang.
kesehatan menurut Azwar (1995) di- Persepsi ibu tentang pemberian ASI
pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: a) ekslusif menunjukkan bahwa 18 orang
Latar belakang: latar belakang seseorang (32,14%) mempunyai presepsi yang baik
yang meliputi norma norma yang ada, ke- dalam pemberian ASI Ekslusif, dan 38
biasaan, nilai budaya dan keadaan sosial orang (67,86%) mempunyai presepsi yang
ekonomi yang berlaku dalam masyarakat, b) kurang baik.
Kepercayaan: dalam bidang kesehatan, per- Perilaku ibu tentang pemberian ASI
ilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh ke- ekslusif menunjukkan bahwa 34 orang
percayaan orang tersebut terhadap (60,71%) mempunyai Perilaku yang baik
kesehatan. Kepercayaan yang dimaksud dalam pemberian ASI Ekslusif, dan 22
meliputi manfaat yang akan didapat, ham- orang (39,29%) mempunyai perilaku yang
batan yang ada, kerugian dan kepercayaan
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 84