PROPOSAL
OLEH:
DHEA AUDINA ADNIN
NPM 174301004
PROPOSAL
OLEH:
DHEA AUDINA ADNIN
NPM 174301004
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
OLEH:
DHEA AUDINA ADNIN
NPM 174301004
Disahkan Oleh :
Dekan,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Antioksidan Sari Air Buah Srikaya Hijau Dan Srikaya Merah (Annona Squamosa
L.) Dengan Metode DPPH”. Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
melaksanakan tugas akhir Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Tjut
Nyak Dhien.
Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien Apt. Yessi Febriani S.Farm., M.Si. , yang
telah memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan. Bapak Prof. Dr.
tulus dan ikhlas selama penulisan proposal ini berlangsung. Ibu Dra. Hj.
Juwairiah, M. Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Bapak dan Ibu staf
pengajar Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien yang telah mendidik
selama perkuliahan dan Ibu Dra. Sudewi., M.Si., Apt., selaku penasehat akademik
perkuliahan.
kepada orang tua tersayang, keluarga tercinta dan teman-teman seperjuangan atas
doa, dukungan, semangat, dan pengorbanan baik moril maupun materil dalam
iii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,
penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan proposal ini. Akhir kata
iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini menyatakan bahwa proposal yang saya buat adalah asli karya sendiri
dan bukan plagiat. Apabila di kemudian hari diketahui proposal saya tersebut
terbukti plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun
oleh Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak
Dhien. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan dalam
keadaan sehat.
NPM. 174301004
v
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SARI AIR BUAH SRIKAYA
HIJAU DAN SRIKAYA MERAH (Annona Squamosa L.)
DENGAN METODE DPPH
ABSTRAK
Latar Belakang: Srikaya merupakan buah yang terkenal akan kandungan
nutrisinya. Kandungan fitokimia yang utama dari buah srikaya adalah alkaloida,
glikosida, flavonoida, steroid, tanin, terpenoid serta komponen fenolik
Tujuan: Untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan sari air srikaya hijau dan
srikaya merah
Metode: Sampel diskrinning fitokimia dan diuji aktivitas antioksidannya metode
pemerangkapan DPPH yang diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-
Visible pada panjang gelombang 516 nm
vi
ANTIOXDIANT ACTIVITY TESTING OF AQUEOUS EXTRACT OF
GREEN SUGAR APPLE AND RED SUGAR APPLE (Annona Squamosa L.)
USING DPPH METHOD
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN........................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Hipotesis .............................................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................................................3
1.6 Kerangka Pikir Penelitian ...................................................................................4
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
1
kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, asam askorbat, niasin, dan asam nikotinik
(Kowsalya, dkk, 2014).
Berdasarkan reaksi kimia yang terlibat, uji antioksidan pada umumnya
dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu reaksi berbasis transfer atom hidrogen (hydrogen
atom transfer atau HAT) contohnya seperti metode ORAC dan TRAP serta reaksi
berbasis transfer satu elektron (electron transfer atau ET) contohnya seperti metode
ABTS/TEAC, DPPH, FRAP dan CUPRAC (Gupta, 2015).
Penentuan aktivitas antioksidan pada penelitian ini menggunakan metode
DPPH. Metode uji aktivitas antioksidan dengan DPPH (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl) dipilih karena metode ini adalah metode sederhana, mudah, cepat
dan peka serta hanya memerlukan sedikit sampel untuk evaluasi aktivitas
antioksidan dari senyawa bahan alam sehingga digunakan secara luas untuk
menguji kemampuan senyawa yang berperan sebagai pendonor elektron (Ridho,
dkk., 2013).
Prinsip dari metode uji aktivitas antioksidan ini adalah melakukan
pengukuran pemerangkapan radikal DPPH oleh suatu senyawa yang mempunyai
aktivitas antioksidan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis sehingga
dengan demikian akan diketahui nilai aktivitas peredaman radikal bebas yang
dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory Concentration) (Ridho, dkk., 2013).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian uji antioksidan
sari air buah srikaya hijau dan srikaya merah dengan metode pemerangkapan
DPPH dengan mengukur serapannya dengan spektrofotometer sinar tampak.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja golongan senyawa kimia terkandung di dalam buah srikaya hijau
b. Apakah sari air buah srikaya merah (Annona squamosa L.) memiliki
aktivitas antioksidan yang lebih baik daripada sari air buah srikaya hijau
c. Berapakah kekuatan antioksidan dari sari buah srikaya hijau dan srikaya
2
1.3 Hipotesis
a. Buah srikaya hijau dan srikaya merah (Annona squamosa L.) memiliki
steroid/triterpenoid.
b. Sari air buah srikaya merah (Annona squamosa L.) memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih baik daripada sari air buah srikaya hijau (Annona
squamosa L.)
c. Sari air buah srikaya hijau dan srikaya merah memiliki antioksidan yang
a. Untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung pada sari air buah
b. Untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan sari air srikaya hijau dan
1-picrylhydrazyl)
c. Untuk mengetahui besar kekuatan aktivitas antioksidan dari sari air buah
dengan vitamin C.
aktivitas antioksidan yang terkandung pada sari air buah srikaya hijau dan
srikaya merah (Annona squamosa L.) serta memberikan informasi sari air dari
buah varietas warna mana yang memiliki aktivitas antioksidan yang lebih
baik.
3
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1
1. Alkaloida
2. Glikosida
Buah Srikaya Skrinning 3. Saponin
Merah dan Hijau Fitokimia 4. Tanin
5. Flavonoida
6. Triterpen/Steroid
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2. Klasifikasi
2.2.1 Klasifikasi Buah Srikaya Hijau Menurut Herbarium Medanense (2018)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa L. Nama lokal : Srikaya Hijau
2.2.2 Klasifikasi Buah Srikaya Merah Menurut Herbarium Medanense
(2018)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa L. Nama lokal : Srikaya Merah
6
Secara biokimia, oksidasi merupakan proses pelepasan elektron dari suatu
senyawa. Sedangkan reduksi adalah proses pemerangkapan elektron. Senyawa
yang dapat menarik atau menerima elektron disebut oksidan atau oksidator,
sedangkan senyawa yang dapat melepaskan atau memberikan elektron disebut
reduktan atau reduktor. Dalam ilmu kimia, pengertian oksidan adalah senyawa
penerima elektron (electron acceptor), yaitu senyawa yang dapat menarik elektron
(Sayuti dan Yenrina, 2015).
Para ahli biokimia menyebutkan bahwa radikal bebas merupakan salah
satu bentuk senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan. Radikal
bebas adalah atom, molekul atau senyawa yang dapat berdiri sendiri yang
mempunyai elektron tidak berpasangan, oleh karena itu bersifat sangat reaktif dan
tidak stabil. Elektron yang tidak berpasangan selalu berusaha untuk mencari
pasangan baru, sehingga mudah beraksi dengan zat lain (protein, lipid, maupun
deoxyribonucleic acid (DNA)) dalam tubuh (Sayuti dan Yenrina, 2015).
7
sistem pertahanan tubuh yang tidak memadai, sehingga tubuh memerlukan
tambahan antioksidan dari luar yang dapat melindungi dari serangan radikal bebas
(Werdhasari, 2014).
2.4. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam efek
negatif oksidan dalam tubuh, bekerja dengan cara mendonorkan salah satu
elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa
oksidan tersebut dapat dihambat. Antioksidan bermanfaat dalam mencegah stress
oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas sehingga mencegah terjadinya
berbagai macam penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, jantung kororner,
kanker, serta penuaan dini (Ramadhan, 2015).
Stress oksidatif dapat didefinisikan sebagai keadaan di mana radikal bebas
dalam tubuh kita melebihi jumlah pertahanan antioksidan kita. Mereka juga dapat
berfungsi untuk mempersingkat panjang telomere kromosom, yang dipercayai oleh
banyak ahli menjadi jam biologis paling akurat kita memiliki (Gupta, 2015)
Dalam bidang biokimia dan obat-obatan, antioksidan merupakan enzim
atau senyawa organik lain, seperti vitamin E atau β-karoten yang mampu
menangkal efek kerusakan akibat oksidasi pada jaringan hewan. Dalam industri
kimia, antioksidan sering mengacu pada senyawa yang menghambat autoksidasi
produk kimia seperti karet dan plastik. Dalam bidang kimia makanan, antioksidan
dapat mencegah oksidasi lemak, sehingga tidak terjadi ketengikan (Gupta, 2015).
Pada sistem enzim dalam tubuh manusia misalnya enzim superoksida
dismutase yang dapat berfungsi sebagai antioksidan, namun jika jumlah radikal
bebas lebih banyak daripada enzim yang terdapat dalam tubuh maka tubuh perlu
tambahan antioksidan dari luar (Huliselan, dkk., 2015).
Berdasarkan mekanisme kerjanya antioksidan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Antioksidan Primer (Antioksidan Endogenous)
Antioksidan primer ini bekerja untuk mencegah terbentuknya senyawa
radikal bebas baru. Ia mengubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang
berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh
antioksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya
8
sel-sel dalam tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas.
Enzim ini berkerja oleh pengaruh mineral-mineral seperti mangan, seng, tembaga,
dan selenium yang terdapat dalam makanan dan minuman (Ramadhan, 2015)
c. Antioksidan Tersier
Antioksidan Tersier merupakan senyawa-senyawa yang memperbaiki sel-
sel dan jaringan yang rusak karena serangan radikal bebas. Kelompok antioksidan
tersier meliputi sistem enzim DNA-repair dan metionin sulfoksida reduktase yang
dapat memperbaiki DNA dalam inti sel. Enzim tersebut bermanfaat untuk
perbaikan DNA pada penderita kanker (Ramadhan, 2015).
Menurut Lung dan Destiani (2017), tingkat kekuatan antioksidan dapat dilihat dari
Tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Tingkat Kekuatan Antioksidan
Intensitas Antioksidan Nilai IC50 (μg/ml)
Sangat Kuat < 50
Kuat 50-100
Sedang 100-250
Lemah 250-500
Tidak Aktif >500
9
fenolik, khususnya flavonoida sebagai sumber potensi antioksidan alami. Jumlah
senyawa antioksidan alami yang ada dalam buah-buahan, sayuran dan suplemen
diet adalah asam askorbat, α-tokoferol, asam fenolik (asam benzoat, asam Trans-
cinnamic dan asam hydroxycinnamic), kumarin, lignans, stilbenes (dalam bentuk
glikosilat), flavonoida, isoflavonoida dan fenolik polimer (tanin) (Gupta, 2015).
2.5 Vitamin C
Salah satu antioksidan alami yaitu vitamin C. Vitamin C merupakan
antioksidan alami yang mudah dan murah bila dikonsumsi dari alam. Vitamin C
sebagai antioksidan berfungsi untuk mengikat O2 sehingga tidak mendukung reaksi
oksidasi (oxygen scavenger). Vitamin C terdapat dalam seluruh jaringan hidup dan
dapat mempengaruhi reaksi oksidasi-reduksi dalam jaringan tersebut. Sumber
utama vitamin C terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Manusia merupakan satu-
satunya jenis primata yang tidak dapat mensintesis vitamin C. Kebutuhan rata-rata
vitamin C pada manusia per hari antara 45 sampai 75 mg. Keadaan stress yang
berkelanjutan dan terapi obat-obatan bisa meningkatkan kebutuhan akan vitamin C
(Sayuti dan Yenrina, 2015).
Vitamin C mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O2
dalam bentuk kristal tidak bewarna, bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam
aseton/alkohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam
kloroform, eter, dan benzena (Ditjen POM Depkes RI, 1979).
Vitamin C merupakan antioksidan non enzimatis yang larut dalam air.
Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan karena secara efektif menangkap radikal
bebas terutama ROS. Sebagai antioksidan, vitamin C bekerja sebagai donor
elektron ke dalam reaksi biokimia baik intraseluler maupun ekstraseluler. Secara
intrasel vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif di dalam sel
neutrofil, monosit, protein lensa, dan retina serta bereaksi dengan Fe-ferritin.
Diluar sel, vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif, mencegah
terjadinya LDL teroksidasi, mentransfer elektron ke dalam tokoferol teroksidasi
dan mengabsorpsi logam dalam saluran pencernaan (Adawiah, dkk., 2016)
10
Menurut Lung dan Destiani (2017) Vitamin C dapat langsung bereaksi
dengan anion hidroksil dengan mendonorkan satu elektron untuk membentukkan
senyawa semihidroaskorbat yang tidak bersifat reaktif dan selanjutnya mengalami
reaksi disproporsionasi untuk membentuk dehidroaskorbat yang bersifat tidak
stabil. Dehidroaskorbat akan terdegradasi untuk membentuk asam oksalat dan
asam treonat. Reaksi Vitamin C dan DPPH ditunjukan oleh Gambar 2.1
Gambar 2.1 Reaksi Antara Vitamin C dan DPPH (Souza, dkk., 2019)
11
Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menguji aktivitas
antioksidan adalah dengan menggunakan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazil (DPPH). Pengukuran antioksidan dengan metode DPPH adalah
metode pengukuran antioksidan yang sederhana, cepat dan tidak membutuhkan
banyak reagen. Pada metode lain selain DPPH membutuhkan reagen kimia yang
cukup banyak, waktu analisis yang lama, biaya yang mahal dan tidak selalu dapat
digunakan pada semua sampel. Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas
senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat
pada panjang gelombang 517 nm dengan warna violet gelap. Penangkap radikal
bebas menyebabkan elektron menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan
penghilangan warna yang sebanding dengan jumlah elektron yang diambil (Sayuti
dan Yenrina, 2015)
Metode pemerangkapan radikal bebas DPPH diperkenalkan 50 tahun yang
lalu oleh Marsden Blois. Sebagai sampel uji, Blois menggunakan asam amino
sistein yang mengandung gugus thiol. Ketika larutan DPPH dicampurkan dengan
senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, akan dihasilkan bentuk
tereduksi dari DPPH dan berkurangnya warna ungu (Molyneux, 2004)
DPPH merupakan radikal bebas yang stabil. DPPH menerima elektron
atau radikal hidrogen kemudian akan membentuk molekul diamagnetik yang
stabil. Reaksi DPPH dengan senyawa antioksidan dapat dilihat pada Gambar 2.2
berikut:
Gambar 2.2 Reaksi DPPH dengan Senyawa Antioksdian (Liang dan Kitts, 2014)
12
menyebabkan 50% DPPH kehilangan karakter radikal atau konsentrasi zat suatu
antioksidan yang memberikan % penghambatan 50%. Zat yang mempunyai
aktivitas antioksidan yang tinggi akan mempunyai nilai EC50 atau IC50 yang rendah
(Molyneux, 2004).
Pada metode ini, larutan DPPH berperan sebagai radikal bebas yang akan
bereaksi dengan senyawa antioksidan sehingga DPPH akan berubah menjadi 1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazin yang bersifat non-radikal. Peningkatan jumlah 1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazin akan ditandai dengan berubahnya warna ungu tua
menjadi warna merah muda atau kuning pucat dan bisa diamati dan dilihat
menggunakan spektrofotometer sehingga aktivitas peredaman radikal bebas oleh
sampel dapat ditentukan (Sayuti dan Yenrina, 2015).
Panjang gelombang maksimum (λmaks) yang digunakan dalam pengukuran
sampel uji sangat bervariasi. Menurut beberapa literatur panjang gelombang
maksimum untuk DPPH antara lain 515 nm, 516 nm, 517 nm, 518 nm, 519 nm, dan
520 nm (Molyneux, 2004).
13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas
laboratorium, aluminium foil (Total Wrap), blender (Miyako), cawan porselin,
Hotplate (Hanna), kertas perkamen, kertas saring, neraca analitik (Mettler Toledo),
penangas air, spatula, spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu).
3.2 Bahan
Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah srikaya
hijau dan srikaya merah (Annona squamosa L.), air suling, metanol, bahan-bahan
yang berkualitas proanalisa: alfa naftol, amil alkohol, asam nitrat pekat, asam asetat
anhidrat, asam klorida pekat, asam sulfat pekat, benzena, besi (III) klorida, bismuth
nitrat, DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl), etilasetat, iodium, isopropanol,
kalium iodida, kloroform, metanol, natrium hidroksida, raksa (II) klorida, serbuk
magnesium, serbuk seng, dan timbal (II) asetat.
14
3.3.3 Pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 gram kalium iodida dan 2 gram iodium dilarutkan dalam air
suling secukupnya hingga 100 ml (Depkes RI, 1995).
15
3.4 Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Tanaman
3.4.1 Pengumpulan Bahan Tanaman
Pengambilan bahan tanaman dilakukan secara purposif yaitu tanpa
membandingkan tanaman yang sama dengan daerah lain. Bahan tanaman yang
digunakan adalah buah buah srikaya hijau dan srikaya merah. Bahan diambil dari
Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara.
16
disaring. Diambil 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal (II)
asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan 5 menit, lalu disaring. Filtrat diekstraksi dengan
20 ml campuran isopropanol dan kloroform (2:3), dilakukan berulang sebanyak
tiga kali. Kumpulan sari air diuapkan dengan temperatur tidak lebih dari 50 0C.
Sisanya dilarutkan dalam 2 ml metanol. Larutan sisa dipakai untuk percobaan
berikut:
Larutan sisa dimasukkan ke dalan tabung reaksi selanjutnya diuapkan di
atas penangas air, pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi
Molisch. Tambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung,
terbentuk cincin ungu pada batas kedua cairan, menunjukkan adanya ikatan gula.
Larutan percobaan diuapkan di atas penangas air. Larutkan sisa dalam 5 ml asam
asetat anhidrat. Tambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, akan terjadi warna biru
atau hijau, menunjukkan adanya glikosida (Depkes RI, 1995).
17
3.5.5 Pemeriksaan Tanin
Sebanyak 0,5 g buah srikaya segar yang telah dihaluskan, disari dengan 10
ml akuades selama 15 menit lalu disaring. Filtrat diencerkan dengan akuades
sampai tidak berwarna. Lalu diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes
larutan pereaksi besi (III) klorida 10%. Larutan akan terjadi warna biru atau hijau
kehitaman menunjukan adanya tanin (Farnsworth, 1996).
18
3.7.2 Pembuatan Larutan DPPH 40 µg/ml
Larutan DPPH 0,5 mM (konsentrasi 200 µg/ml) dipipet sebanyak 5 ml,
kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan volumenya
dengan metanol sampai garis tanda (konsentrasi 40 µg/ml ).
3.7.4 Pembuatan Larutan Induk Baku Sari Air Srikaya Hijau dan
Merah
Sebanyak 25 mg sari air buah srikaya (Annona squamosa L.) ditimbang
kemudian dilarutkan dalam labu tentukur 25 ml dengan metanol lalu volumenya
dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda (konsentrasi 1000 µg/ml).
3.6.7 Pembuatan Larutan Uji Sari Air Srikaya Hijau dan Merah
Larutan induk dipipet sebanyak 1,25 ml; 2,5 ml; 3,75 ml; 5 ml; 6,25 ml
kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml (untuk
mendapatkan konsentrasi 50 µg/ml, 100 µg/ml, 150 µg/ml, 200 µg/ml, 250 µg/ml),
kemudian dalam masing-masing labu tentukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5
19
mM lalu volume dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda
(konsentrasi 40 µg/ml). Dilakukan perlakuan yang sama untuk memperoleh
konsentrasi tersebut dari masing-masing larutan induk baku sari air srikaya hijau
dan sari air srikaya merah. Diamkan selama 34 menit, lalu diukur serapannya
menggunakan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang serapan
maksimum yang diperoleh pada menit ke 35.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Farmasi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura. 1(1):5-6.
Sayuti, K., Yenrina R., 2015. ANTIOKSIDAN ALAMI dan SINTETIK. Padang:
Andalas University Press. Halaman 7-14.
Silalahi, J. 2006. Makanan Fungsional. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 47-48.
Souza, V.C., Fim, F.C., Lima, M.E.A., Silva, L.B. 2019. Antioxidant Effects of
Vitamin C on Biomedical UHMWPE Compounds. Macromol. Symp.
383(1800002):1-10.
Werdhasari, A. 2014. Peran Antioksidan Bagi Kesehatan. Jurnal Biotek
Medisiana Indonesia. 3(2):59-68.
Yuniarti, T. 2008. ENSIKLOPEDIA TANAMAN OBAT TRADISIONAL. Jakarta:
MedPress. Halaman 381-384.
22
Lampiran 1. Bagan Kerja Penelitian
23
Lampiran 2. Foto Sampel
24
13/04/2020
PROPOSAL PENELITIAN
“UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SARI AIR BUAH
SRIKAYA HIJAU DAN SRIKAYA MERAH (Annona
Squamosa L.) DENGAN METODE DPPH”
DHEA AUDINA ADNIN
174301004
PENDAHULUAN
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat spesies oksigen reaktif dan
juga radikal bebas dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif yang membentuk
radikal bebas tidak reaktif yang tidak stabil sehingga dapat mencegah penyakit‐penyakit
yang dihubungkan dengan radikal bebas seperti karsinogenesis, kardiovaskuler, dan
penuaan. Berdasarkan reaksi kimia yang terlibat, uji antioksidan pada umumnya dibagi
ke dalam 2 jenis, yaitu reaksi berbasis transfer atom hidrogen (hydrogen atom transfer
atau HAT) contohnya seperti metode ORAC dan TRAP serta reaksi berbasis transfer satu
elektron (electron transfer atau ET) contohnya seperti metode ABTS/TEAC, DPPH, FRAP
dan CUPRAC
1
13/04/2020
PENDAHULUAN
Prinsip dari metode uji aktivitas antioksidan ini adalah melakukan pengukuran
pemerangkapan radikal DPPH oleh suatu senyawa yang mempunyai aktivitas
antioksidan dengan menggunakan spektrofotometri UV‐Vis sehingga dengan demikian
akan diketahui nilai aktivitas peredaman radikal bebas yang dinyatakan dengan nilai
IC50 (Inhibitory Concentration) . Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan
penelitian uji antioksidan sari air buah srikaya hijau dan srikaya merah dengan metode
pemerangkapan DPPH dengan mengukur serapannya dengan spektrofotometer sinar
tampak.
RUMUSAN MASALAH
•Apa saja golongan senyawa kimia terkandung di dalam buah srikaya hijau dan
srikaya merah (Annona squamosa L.)?
•Apakah sari air buah srikaya merah (Annona squamosa L.) memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih baik daripada sari air buah srikaya hijau (Annona
squamosa L.)?
•Berapakah kekuatan antioksidan dari sari buah srikaya hijau dan srikaya merah
(Annona squamosa L.) dibandingkan dengan vitamin C?
2
13/04/2020
HIPOTESIS
•Buah srikaya hijau dan srikaya merah (Annona squamosa L.) memiliki golongan
kimia alkaloida, flavonoida, saponin, tanin, glikosida, dan steroid/triterpenoid.
•Sari air buah srikaya merah (Annona squamosa L.) memiliki aktivitas antioksidan
yang lebih baik daripada sari air buah srikaya hijau (Annona squamosa L.)
•Sari air buah srikaya hijau dan srikaya merah memiliki antioksidan yang lebih
kecil dari vitamin C
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung pada sari air buah srikaya
hijau dan srikaya merah (Annona squamosa L.)
Untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan sari air srikaya hijau dan srikaya
merah (Annona squamosa L.) dengan metode DPPH (2,2‐diphenyl‐ 1‐
picrylhydrazyl)
Untuk mengetahui besar kekuatan aktivitas antioksidan dari sari air buah srikaya
hijau dan srikaya merah (Annona squamosa L.) dibandingkan dengan vitamin C.
3
13/04/2020
MANFAAT PENELITIAN
Dapat memberikan informasi terkait golongan senyawa kimia dan kekuatan
aktivitas antioksidan yang terkandung pada sari air buah srikaya hijau dan
srikaya merah (Annona squamosa L.) serta memberikan informasi sari air dari
buah varietas warna mana yang memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara
lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal
sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Sumber penularan yaitu pasien TB BTA
(bakteri tahan asam) positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya.
Sejalan dengan meningkatnya kasus TB, pada awal tahun 1990‐an WHO
mengembangkan strategi pengendalian TB yang dikenal sebagai strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Short‐course).
4
13/04/2020
TINJAUAN PUSTAKA
Srikaya (Annona squamosa) merupakan buah yang terkenal akan kandungan nutrisinya.
Kandungan fitokimia yang utama dari buah srikaya adalah alkaloida, glikosida,
flavonoida, steroida, tanin, terpenoid, serta komponen fenolik. Selain itu juga
mengandung protein, lemak, karbohidrat, fiber kasar, mineral, kalsium, fosfor, zat besi,
magnesium, asam askorbat, niasin, dan asam nikotinik. Srikaya merupakan tanaman
perdu sampai pohon, berumah satu, berkelamin banci, tinggi 2‐7 m, batang gilik,
percabangan sympodial, ujung rebah, kulit batang coklat muda.
TINJAUAN PUSTAKA
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam efek
negatif oksidan dalam tubuh, bekerja dengan cara mendonorkan salah satu
elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa
oksidan tersebut dapat dihambat. Antioksidan bermanfaat dalam mencegah
stress oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas sehingga mencegah
terjadinya berbagai macam penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, jantung
kororner, kanker, serta penuaan dini.
5
13/04/2020
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan reaksi kimia yang terlibat, uji antioksidan pada umumnya dibagi ke
dalam 2 jenis, yaitu reaksi berbasis transfer atom hidrogen (hydrogen atom
transfer atau HAT) dan reaksi berbasis transfer satu elektron (electron transfer
atau ET). DPPH merupakan radikal bebas yang stabil. DPPH menerima elektron
atau radikal hidrogen kemudian akan membentuk molekul diamagnetik yang
stabil. Parameter yang digunakan untuk menunjukan aktivitas antioksidan adalah
harga konsentrasi efisien atau Efficient Concentration (EC50) atau Inhibition
Concentration (IC50)
TINJAUAN PUSTAKA
Pada metode ini, larutan DPPH berperan sebagai radikal bebas yang akan
bereaksi dengan senyawa antioksidan sehingga DPPH akan berubah menjadi 1,1‐
diphenyl‐2‐picrylhydrazin yang bersifat non‐radikal. Peningkatan jumlah 1,1‐
diphenyl‐2‐picrylhydrazin akan ditandai dengan berubahnya warna ungu tua
menjadi warna merah muda atau kuning pucat dan bisa diamati dan dilihat
menggunakan spektrofotometer sehingga aktivitas peredaman radikal bebas
oleh sampel dapat ditentukan
6
13/04/2020
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif di
Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
Universitas Tjut Nyak Dhien meliputi pengumpulan dan pengolahan bahan
tanaman, skrining fitokimia, pembuatan sari air buah srikaya hijau dan srikaya
merah (Annona squamosa L.). Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan
menggunakan metode DPPH (2,2‐diphenyl‐1‐picrylhydrazyl).
METODE PENELITIAN