J
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHF
DI RUANG SADEWA 2
RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG
Asuhan Keperawatan ini disusun untuk memenuhi Tugas
Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah 1
Pembimbing klinik Ibu Nurhayati S. Kep
Dosen Pembimbing Ibu Duwi Pudjiastuti,M.Kep
DISUSUN OLEH :
ARIFAH OKTAFIYANI
P27220019145
D-IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2021
Konsep Asuhan Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN :
A. Pengkajian
1. Biodata
a) Pasien
1) Nama : Ny. J
2) Usia / tanggal lahir : 53 th/31 Desember 1968
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Alamat : Sidodrajat 10/12 Tlogosari Semarang
5) No. Telepon :-
6) No. Registrasi : 412649
7) Status pernikahan : Kawin
8) Agama / keyakinan : islam
9) Pekerjaan / sumber penghasilan : Ibu Rumah Tangga
10) Diagnosa medik : CHF
11) Pendidikan Terakhir : SMA
12) Tanggal masuk : 8 September 2021
13) Tanggal pengkajian : 13 September 2021
14) Lama Bekerja :-
b) Penanggung Jawab (Keluarga)
1) Nama : Tn.K
2) Usia : 59 tahun
3) Jenis kelamin : laki-laki
4) Pekerjaan / sumber penghasilan : Pensiunan Pegawai
5) Hubungan dengan klien : suami klien
6) Pendidikan terakhir : SMA
2. Keluhan Utama
\\
3. Riwayat psikososial
a) Identifikasi klien tentang kehidupan sosialnya :
Selama di kampung klien aktif mengikuti kegiatan yang diadakan seperti pengajian rutin dan
klien sering berbincang-bincang dengan tetangganya. Setelah masuk RS klien tidak dapat
melakukan aktivitas seperti sedia kala
b) Identifikasi hubungan klien dengan yang lain dan kepuasan diri sendiri :
Hubungan klien dengan keluarga baik dan di lingkungan rumah klien dikenal sebagai orang
yang aktif dan ramah
c) Kaji lingkungan rumah klien, hubungkan dengan kondisi RS :
Lingkungan rumah klien yang nyaman sedangan kondisi RS ramai karena banyak pasien dan
pengunjung
a) Tanggapan klien tentang beban biaya RS :
baik klien maupun keluarga klien yang saat ini sebagai penanggung jawab atas klien dan
sebagai pengambil keputusan terhadap klien tidak mempermasalahkan biaya.
4. Riwayat spiritual
Keterangan :
0 = Mandiri
1 = Dibantu sebagian
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat
4 = Total / tidak mampu mobilisasi
2) Aktivitas
Sebelum Sakit
Suami pasien mengatakan sebelum sakit di RS, pasien sehat dan dapat
melakukan aktivitas tanpa hambatan
Saat Sakit
Pasien mengatakan aktivitasnya terganggu penyakit yang dialaminya
f. Pola hubungan dan peran :
1) Pasien sebagai ibu rumah tangga
2) Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga, ditandai dengan
keluarga menemaninya saat sedang sakit dan
3) Pasien aktif dan dekat dengan keluarga dirumah terutama dengan cucu-
cucunya
g. Pola persepsi dan konsep diri :
1) Harga Diri : Pasien menerima penyakitnya dan ingin
segera sembuh
2) Ideal Diri : Pasien ingin dihargai dan dilayani dengan
baik di RS
3) Identitas Diri : Sebagai pasien di RS
4) Gambaran Diri : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan
beraktivitas normal kembali
5) Peran : Peran pasien dalam keluarga sebagai
ibu rumah tangga
h. Pola sensori dan kognitif :
Pasien mengetahui dirinya merasakan nyeri pada daerah dadanya, pasien tidak
merasakan adanya gangguan pada penglihatan, pendengaran, perabaan,
pengecapan dan pembauan.
i. Pola reproduksi seksual :
• Sebelum Sakit
Tidak ada masalah dengan fungsi seksual
• Saat Sakit
Tidak dapat melakukan karena sedang dalam proses perawatan
j. Pola penanggulangan stress :
1) Pasien mengatakan ingin segera pulang dan beraktivitas kembali
2) Karena dirawat di RS, pasien jauh dari keluarga dan tetangga
3) Pasien dapat mengatur emosi dengan baik
k. Pola tata nilai dan keyakinan :
1) Agama pasien adalah islam
2) Pasien beribadah dengan Allah SWT dengan cara sholat dan berdoa
5. Pemeriksaan fisik
PALPASI Tidak terdapat nyeri tekan Ictus cordis teraba pada ICS
dan benjolan V, 1 jari lateral linea
midclavicular kiri, teraba
ventricular tapping
PERKUSI Suara paru sonor Batas jantung normal tidak
melebar
9) Abdomen
Inspeksi : bentuk perut simetris, kulit warna sawo matang, tidak ada asites
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada ulu hati
10) Ekstremitas
5 5
5 5
11) Genetalia
Inspeksi = tidak ada rambut pubis, terlihat bersih
d) Pemeriksaan Penunjang
1) EKG
Pemeriksaan EKG dilakukan pada 9 September 2021 ditemukan hasil
hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas ventrikel kiri dan fibrilasi atrium
2) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada 10 September 2021 dan ditemukan
hasil
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
NORMAL
Hemoglobin L 11,8 g/dl 13,2 - 17,3
Hematokrit L 41,10 % 40 - 52
Eritrosit L 5,75 /uL 4,7 - 6,1
e) Terapi
1) Terapi infus RL 20tpm
2) Terapi injeksi : Cedocard 2mg/jam
Ranitidin 2 x 50 mg
Vasola 1 x 2,5
3) Terapi Oral : Bisoprolol 1 x 2,5
Miniaspi 80 mg 1 x 80
Atorvastin 40 mg tab 1 x 40
Ramipril 5 mg 1x 2,5 mg
Lansoprazole 20 mg 2 x 30 mg
DATA FOKUS
NAMA PASIEN : Ny.J
NO.REKAM MEDIK : 412649
ANALISA DATA
- Pengkajian nyeri
P : nyeri di bagian dada
Q : nyeri seperti ditusuk-
Nyeri Akut Agen Pencedera fisiologis
tusuk
R : Di seluruh bagian dada
S :7
T : nyeri muncul hilang
timbul terutama setelah
beraktivitas berat
DO :
- Pasien tampak
meringis kesakitan
2 DS :
- Pasien mengatakan Pola napas tidak Hambatan upaya
sesak napas efektif napas
DO :
- TTV
TD=163/91 mmHg
N=72x/menit
S=36,0º C,
R=26x/menit
SpO2 ; 93 %
TD=163/91 mmHg
N=72x/menit
S=36,0º C,
R=18x/menit
SpO2 ; 93 %
DIAGNOSA KEPERAWATAN
5) klien
5) terhadap nyeri
Teraupetik : - untuk
1. Berikan terapi mengurangi
nonfarmakologis untuk nyeri yang
mengurangi rasa nyeri dirasakan
(Mis, TENS, hipnosis, klien
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/
dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan - untuk
yang memperberat rasa mengawasi
nyeri (mis, suhu dan menjaga
ruangan, pencahayaan, agar
kebisingan) lingkungan
tidak
memperberat
nyeri yang
dirasakan
klien
3. Pertimbangkan - memilih
sumber nyeri dalam strategi yang
pemilihan strategi tepat agar
meredakan nyeri dapat
meredakan
nyeri yang
dialami klien
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, - agar klien
periode, dan pemicu memahami
nyeri dan
mengetahui
tentang nyeri
yang
dialaminya
2. Jelaskan strategi - agar klien
meredakan nyeri mengetahui
cara
meredakan
nyeri
3. Ajarkan teknik - supaya klien
nonfarmakologis dapat
untuk mengurangi melakukan
rasa nyeri teknik
nonfarmakolo
gis secara
mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian - untuk
analgetik, jika perlu meredakan
nyeri yang
Pemberian dialami klien
Analgetik
Observasi :
1. Identifikasi riwayat
alergi obat - untuk
mengetahui
apakah klien
memiliki
riwayat alergi
2. Identifikasi terhadap obat
kesesuaian jenis - menentukan
analgesik (mis jenis
narkotika, non- analgesik
narkotik,atau yang sesuai
NSAID) dengan berdasarkan
tingkat keparahan tingkat
nyeri keparahan
3. Monitor tanda- tanda nyeri
vital sebelum dan - mengamati
sesudah pemberian kestabilan
analgesik tanda- tanda
vital sebelum
dan sesudah
pemberian
4. Monitor efektivitas analgesik
analgesik - mengamati
tingkat
keefektifan
pemberian
Teraupetik analgesik
1. Diskusikan jenis
analgesik yang - untuk
disukai untuk menentukan
mencapai analgesia jenis
optimal, jika perlu analgesik
yang tepat
agar analgesia
optimal
2. Pertimbangkan
penggunaan infus - bila
kontinu, atau bolus memungkinka
oploid untuk n dapat
mempertahankan menggunakan
kadar dalam serum infus kontinu
atau bolus
oploid agar
kadar dalam
serum
3. Tetapkan target bertahan
efektifitas analgesik - menentukan
untuk target
mengoptimalkan keberhasilan
respons pasien analgesik
dengan
melihat
respons
pasien yang
4. Dokumentasikan optimal
respons terhadap efek - mencatat efek
analgesik dan efek analgesik
yang tidak diinginkan terhadap
tubuh
Edukasi
1. Jelaskan efek terapi
- agar klien
dan efek samping
memahami
obat
efek samping
terapi dan
Kolaborasi
obat
1. Kolaborasi pemberian
- memberikan
dosis dan jenis
analgesik
analgesik, sesuai
dengan dosis
indikasi
dan jenis
yang sesuai
2 Pola napas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan
efektif b,d tindakan keperawatan napas
hambatan upaya selama 2x24jam Observasi :
napas diharapkan pola 1. monitor pola napas - mengamati
napas pasien (frekuensi, pola napas
membaik dengan kedalaman, usaha (frekuensi,
kriteria hasil : napas) kedalaman,
dispnea usaha napas)
menurun pada klien
(skala 5) 2. monitor bunyi napas - mengamati
penggunaan tambahan (mis. bila terdapat
otot bantu Gurgling, bunyi napas
napas mengi,wheezing, tambahan
menurun ronkhi kering) pada
(skala 5) pernapasan
pemanjangan Teraupetik klien
fase ekspirasi 1. posisikan semi fowler - untuk
menurun atau fowler memperlancar
(skala 5) pernapasan
frekuensi klien
(skala 5) memperlancar
kedalaman pernapasan klien
napas 3. berikan oksigen, jika - memberikan
membaik perlu bantuan
(skala 5) oksigenasi bila
klien kesulitan
bernapas normal
Edukasi
1. anjurkan asupan - untuk
cairan 2000 ml/hari, melancarkan
jika tidak pernapasan
kontraindikasi dan
mengurangi
lendir pada
pernapasan
klien
kolaborasi
1. kolaborasi pemberian - untuk
bronkodilator, memperlancar
ekspektoran, pernapasan
mukolitik, jika perlu klien
pemantauan
respirasi
Observasi
Teraupetik
1. atur interval - Mengatur
pemantauan respirasi waktu
sesuai kondisi pasien pemantauan
respirasi klien
Kolaborasi - Untuk
Kolaborasi dengan ahli meningkatkan
gizi tentang cara asupan makan
meningkatkan asupan yang masuk
makanan ke tubuh klien
CATATAN TINDAKAN
O:
- Klien terlihat meringis
- mengukur TTV
P = intervensi dilanjutkan
P = Intervensi dihentikan
A = masalah teratasi
P = Intervensi dihentikan
A = masalah teratasi
P = intervensi dihentikan