Anda di halaman 1dari 10

RESUME

HUKUM AGRARIA
Dosen : Dr. Nanik Sutarni, S.H, M.H.

MELAWAN MAFIA TANAH

DISUSUN OLEH :
NAMA : HENI LESTARI DWIFITRIYANTI
NIM : E20010022

FAKULTAS HUKUM
KELAS SORE
UNIVERSITAS BOYOLALI
STRATEGI MELAWAN MAFIA HUKUM

Tanah dengan dimensinya yang unik kerap melahirkan permasalahan yang


tidak sederhana, baik permasalahan yang berdimensi hukum, politik, sosial, maupun
berdimensi lebih luas dan kompleks di berbagai bidang kehidupan manusia. Salah
satu permasalahan dimensi hukum yang muncul yaitu di bidang berupa konflik
(sengketa) tanah.

Mafia tanah telah lama menjadi aktor masalah agraria. Tak heran, sebagai
akibat dari mafia tanah, persoalan seperti konflik, sengketa, dan perkara agraria dan
pertanahan seolah tak terselesaikan secara adil, dan angkanya naik setiap tahun.

Sebagai masalah lama yang belum terpecahkan, tercatat telah terdapat


beberapa upaya untuk memberantas mafia tanah. Misalnya, pada 2009, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono membentuk Satgas Pemberantasan Mafia Hukum
(Satgas PMH). Dalam laporan satgas ini, kasus pertanahan menempati urutan
pertama. Lalu, pada era Presiden Joko Widodo, pada 2017 dibentuk Tim Percepatan
Penyelesaian Konflik Agraria. Namun, hingga kini persoalan pertanahan tetap
menjadi persoalan utama laporan masyarakat kepada institusi seperti DPR, Kantor
staf kepresiden, dan Komnas HAM, Ombudsman RI yang belum terselesaikan.

Berbagai kasus mafia tanah terus bermunculan di Tanah Air. Kasus terakhir
yang sedang hangat diperbincangkan adalah kasus mafia tanah yang menimpa
keluarga figur publik Nirina Zubir. Ada sebanyak enam aset berupa tanah dan
bangunan dengan nilai mencapai Rp17 miliar milik mendiang ibu Nirina Zubir, yaitu
Cut Indria Marzuki yang dicaplok oleh mafia tanah.
Definisi Mafia tanah adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk
merebut ha katas tanah atau property milik orang/pemegang hak tanah. Mereka
bekerja dengan sangat terencana, rapi, sistematis dan berbagi tugas. Mafia tanah
cenderung tampak berada di ”Ruang Ada dan Tiada”. Artinya, di satu sisi jaringan
kinerja organisasi mafia tanah secara faktual nyata ada dan berlangsung dengan
segala perilaku-perilakunya yang bertentangan dengan hukum atau melanggar hukum
termasuk kerugian-kerugian yang diderita pihak lain yang menjadi korban.  Di sisi
lain, jaringan kinerja mereka yang terorganisir, rapi, dan sistematis telah mampu
menyembunyikan fakta yang sebenarnya ke bawah permukaan sehingga perilaku
yang tampak adalah sebuah kewajaran. aammMereka mampu dengan sangat lihai
memainkan ’confidentisl Game’ yang di permukaan tampak tenang, namun di bawah
permukaan penuh dengan trik-trik pelanggaran,

Modus yang paling kerap digunakan adalah dengan memanfaatkan celah


Hukum Pertanahan di Indonesia. Cara kerja mafia tanah adalah dengan memalsukan
surat/ alas hak atas tanah. Pemalsuan ini bisa terjadi karena di Indonesia, masih
banyak surat atau alat hak atas tanah lama seperti girik, eigendom verponding. surat
keterangan penguasaaan tanah dan bahkan grand sultan. Di lain sisi tidak tertibnya
surat alas hak dimaksud memungkinkan kesempatan bagi orang-orang tertentu seperti
mafia tanah untuk memproduksi Surat-surat dimaksud yang sebetulnya tidak ada dan
dipalsukan. Tahun lalu, kementerian ATR/BPN menemukan pemakaian modus ini di
Kota Bekasi yang berbekal blanko Girik yang tinggal di isi. Jadi bisa dikatakan
(Selembar) Surat Mencari (Sebidang) Tanah.

Di lahan kosong, taruh saja Girik/ Eigendom Verkonding/ Grand Sultan Surat
Penguasaan Bidang Tanah, disita ternyata sudah ada kepemilikan hak atas tanah yang
telah memberi jaminan kepastian hukum yaitu sertipikat. Bahkan mafia tanah ada
yang menggunakan jalur hukum untuk merebut tanah. Dengan bukti yang tumpang
tindih itu, mereka menggugat ke Pengadilan Tata. Usaha Negara (PTUN) untuk
mengklaim suatu bidang tanah yang berujung pada kalahnya pemilik tanah asli
meskipun putusan ini bersifat verstek alias tanpa kehadiran pihak tergugat.
Diputuskanlah penggugat sebagai pemilik tanah. Atas dasar itulah dia mengajukan
permohonan sertipikat ke BPN. Setelah mengajukan permohonan yang berujung
ditolaknya oleh BPN untuk menerbitkan sertipikat karena sejumlah ketentuan, dia
bisa kembali menggugat ke PTUN dengan memegang putusan perdata sebelumnya.
Kalau dikabulkan, maka putusan PTUN akan membatalkan sertipikat yang sudah ada
dan ini jadi modus juga. Parahnya lagi, ada juga yang menggunakan tanah ini untuk
menjadi perumahan. Sehingga menghasilkan perumahan bodong.

Mafia tanah merupakan jaringan kinerja dari sejumlah orang yang


terorganisir, sangat rapi, sistematis, tampak wajar, dan legal, namun di dalamnya
tetap terkandung tindakan yang ilegal dan pelanggaran hukum dengan orientasi pada
perolehan keuntungan bagi diri mereka dan mendatangkan kerugian ekonomi bagi
pihak lain. Mafia Tanah sebagai kelompok yang terstruktur dan terorganisir,
terstruktur karena kelompok mafia tanah mempunyai struktur organisasi dengan
melibatkan banyak aktor dan pembagian kerja yang sistematis dengan susunan. Ada
kelompok sponsor yang berfungsi sebagai penyandang dana, upaya memengaruhi
kebijakan dan memengaruhi instansi pemerintah di semua lapisan, dan ada juga
kelompok Garda Garis Depan yang berfungsi sebagai aktor yang berjuang secara
legal (warga masyarakat biasa) dan illegal (preman dan Pengamanan Swakarsa).

Ada pula kelompok profesi yang berwenang yang terdiri dari para advokat,
Notaris-PPAT, pejabat pemerintah dari pusat – daerah – camat - kepala desa yang
berfungsi sebagai pendukung baik legal dan ilegal. Sementara itu, disebut terorganisir
karena mafia tanah menggunakan berbagai metode kerja yang keras-ilegal yaitu
dengan tindakan perebutan tanah  dan pendudukan tanah yang menjadi objek sasaran,
dan melakukan konflik dengan menggunakan kekerasan yang berpotensi taruhan
nyawa.

Sedangkan cara halus-ilmiah dan tampak legal, adalah upaya pencarian


dokumen kepemilikan tanah, pemalsuan dokumen kepemilikan tanah dengan
tampilan hasilnya mendekati atau bahkan sama dengan aslinya, proses pendekatan
dalam rangka negosiasi dengan pemilik tanah, serta melakukan pengajuan gugatan
dengan logika berpikir yang sistematis dan login

Adanya kesan jaringan kinerja mafia tanah ini wajar, sah, dan legal karena
pelaksanaan kinerjanya ditandai oleh 2 hal yaitu melibatkan simbol-simbol pelaksana
hukum seperti oknum Notaris PPAT dan Aparat Sipil Negara di lingkungan Badan
Pertanahan Nasional beserta jajarannya ke bawah serta penegak hukum seperti
oknum hakim. Oknum pelaksana dan penegak hukum dimaksud dapat berkedudukan
sebagai bagian dari jaringan kinerja Mafia Tanah atau mereka hanya menjadi korban
dari kinerja mafia tanah.

Selain itu, kemampuan mafia tanah mencari celah dari peraturan perundang-
undangan bidang pertanahan, informasi terkait dengan administrasi pemberian hak
atas tanah dan sertifikasi hak atas tanah yang pernah diterbitkan, serta kemampuan
mendapatkan alat bukti kepemilikan tanah dan mengidentifikasi tanah-tanah yang
ditinggalkan dan dibiarkan tidak termanfaatkan oleh pemegang haknya.

Adanya beberapa sumber administrasi pertanahan yang belum terintegrasi,


merupakan peluang bagi mafia tanah untuk melaksanakan jaringan kinerja ilegalnya
melalui penggunaan berbagai alat bukti dari sumber administrasi yang berbeda-beda.
Juga belum tunggalnya atau masih pluralnya tanda bukti hak membuka peluang
masuknya jaringan mafia tanah dengan memanfaatkan keberadaan berbagai bentuk
tanda bukti hak yang ada.

Begitu pula belum tunggalnya tanda bukti hak disebabkan belum selesainya
proses pendaftaran tanah di seluruh Indonesia sehingga masih dibuka penggunaan
tanda bukti hak atas tanah yang ada sebelum UUPA. PP No.24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah yang masih mengakui beberapa alat bukti yaitu di samping
Sertifikat sebagai alat bukti yang kuat, juga beberapa dokumen sebagai alat bukti
awal yaitu Girik/Petuk/Surat Rincikan, serta Surat Pernyataan Subjek yang
menguasai Tanah secara fisik terus-menerus selama 20 tahun atau lebih bagi
kepemilikan tanah yang tidak disertai alat bukti tertulis. Ketentuan tersebut telah
memberi peluang pilihan bagi Mafia Tanah untuk memanfaatkannya. Di samping itu,
belum adanya pengaturan lebih lanjut terjadinya Hak Milik menurut Hukum Adat
sehingga masih diakui alat bukti berupa penguasaan tanah secara fisik terus menerus
dengan iktikad baik berdasarkan hukum adat.

Bagi Jaringan kinerja Mafia Tanah semua celah baik yang terdapat dalam
ketentuan hukum dan administrasi pertanahan maupun sikap abai dari pemegang hak
atas tanah terbuka dijadikan peluang untuk melaksanakan kinerja ilegalnya untuk
memperoleh keuntungan dan merugikan pihak lain. Oleh karena itu, upaya
memberantas mafia tanah harus menutup atau memperbaiki celah yang menjadi
faktor peluang masuknya jaringan mafia tanah. Selama celah tersebut masih terbuka,
maka selama itu pula jaringan Mafia Tanah akan memanfaatkan.

Belum sistematisnya administrasi pertanahan terhadap tanah yang haknya


berakhir atau hapus telah memberikan peluang bagi masuknya Mafia Tanah untuk
memanfaatkan. Juga kebijakan pemberian HAT yang liberal membuka peluang bagi
mafia tanah. Demikian pula adanya tingkat persaingan yang tinggi antar PPAT juga
dimanfaatkan oleh mafia anah untuk memperoleh dokumen peralihan hak atas tanah.

Bagaimanapun negara harus menang dalam persoalan mafia tanah semacam


ini. Masalah mafoa tanah jelas pertama dapat segera diselesaikan secara terbuka oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) jika
tanpa tebang pilih melakukan upaya revisi, ralat. pembatasan atas terbitnya sejumlah
Sertipikat tanah yang telah menghasilkan sejumlah konflik, sengketa agraria, dan
perampasan tanah masyarakat. Tradisi lama BPN dengan melemparkan kasus kepada
pengadilan untuk memutus keabsahan produk BPN sendiri harus ditinjau ulang.
Kepercayaan publik bahwa lembaga pertanahan serius memberantas mafia tanah akan
terbangun dan juga dapat dibuktikan dengan menggandeng lembaga pengawas
pelayanan publik, kepolisian, dan masyarakat sipil. Dengan demikian, proses
penyelesaian masalah publik ini tidak dilokalisir menjadi masalah internal ATR/BPN.
Langkah selanjutnya ialah mencegah dan menghentikan model mafia tanah
kedua dengan menerapkan keterbukaan data pertanahan (open land data) sebagai
bagian dari sistem informasi pertanahan dan tata ruang secar Pembangunan sistem
data pertanahan yang terbuka selama ini justru mendapat tantangan keras dari
ATR/BPN sendiri. Karena itu, berbagai putusan Mahkamah Agung terkait informasi
publik pertanahan justru tidak dilaksanakan.

Menciptakan ekosistem semacam ini sangat penting bagi pemerintah untuk


mengajak semua pemangku kepentingan segera menentukan aspek keterbukaan data
pertanahan selama ini, yakni transparansi vs privasi: ketersediaan vs askesibiltas; data
resmi (official) dan tidak resmi (unofficial), dan umum vs tematik. Tanpa
keterbukaan semacam ini, upaya Kementerian ATR/BPN melakukan proses
Sertipikat elektronik bisa menimbulkan. persoalan baru karena belum didukung
semangat transparansi proses yang diwarisi publik.

Keuntungan utama dari keterbukaan data pertanahan akan mempercepat


lahirnya data agraria nasional yang akurat sehingga t dapat dijadikan dasar bagi
perencenaan pembangunan, baik sebagai langkah untuk melakukan pengurangan
ketimpangan struktur agraria (agrarian reform) maupun proses pembangunan
selanjutnya.

Keberadaan mafia tanah memang harus diberi efek jera. Caranya, dengan
menunjukkan ketegasan dari pemerintah dan penegak hukum untuk selalu serius
menangani masalah pertanahan (agraria) di negeri ini agar tidak ada lagi yang
bermain-main soal tanah dan dapat mewujudkan kesejarteraan masyarakat Indonesia.

Carut marut persoalan agraria di tanah air hingga kini masih menjadi
perhatian banyak pihak termasuk para akademisi yang bersentuhan langsung dengan
persoalan masyarakat. Tanah yang merupakan modal masyarakat lalu menjadi modal
ekonomi sebuah negara menyimpan banyak persoalan mulai dari UU, PP, Perda
sampai SK Bupati. Hal ini, kata Artje, perlu segera dibenahi agar. pemilik sah atas
tanah mendapat perlakuan adil demi mewujudkan masyarakat adil dan makmur.34

Bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa tingginya harga pertanahan di kota-
kota besar merupakan ulah dari mafia tanah. Dikutip dalam Juknis Pencegahan dan
Pemberantasan Mafia. Tanah, disebutkan bahwa mafia tanah adalah individu,
kelompok. dan/atau badan hukum yang melakukan tindakan dengan sengaja untuk
berbuat kejahatan yang dapat menimbulkan dan menyebabkan terhambatnya
pelaksanaan penanganan kasus pertanahan. Keberadaan mafia tanah merupakan
permasalahan yang sudah sangat meresahkan masyarakat. Hingga kini ada banyak
laporan permasalahan pembangunan dan juga kemasyarakatan yang dipicu ulah mafia
tanah yang membuat perkara tanah menjadi tidak berujung pangkal. Mafia tanah
memanfaatkan kelangkaan tanah dengan pihak pihak terkait pertanahan untuk
berbagai kepentingan. Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan
Pertanahan Nasional (BPN)sebagai institusi yang paling bertanggungjawab dalam
administrasi pertanahan hingga kini masih menaruh perhatian terhadap keberadaan
mafia tanah.

Perlu diketahui tentang cara kerja mafia tanah yang akan selalu mencari
informasi tentang perkembangan harga tanah di daerah tertentu oleh Pemerintah
Setempat seperti Pemda. Misalnya pemerintah sudah membuat perencanaan untuk
membangun pusat pusat perekonomian atau wilayah industri di daerah yang baru, dan
selanjutnya mafia-mafia tanah itu akan mencari informasi tentang lokasinya dan
harga pasarannya saat itu di pemerintah khususnya di Bappeda atau Bappenas.
Pejabat setempat dengan mafia tanah akan bertukar informasi demi berbaga
pentingan dan entunya menguntungkan, ketika informasi didapatkan, barulah mereka.
membeli tanah di sekitar lokasi yang akan dibangun oleh pemerintah dengan harga
murah karena wilayah tersebut masih belum dikembangkan.

Setelah wilayah tersebut dikuasai oleh segelintir orang yang memiliki uang
(pemodal), sudah barang tentu untuk kedepannya pemerintah akan membutuhkan
wilayah tersebut untuk pembangunan. Dari situlah dimulai permainan atau
kongkalingkong antara pejabat yang sebagai penentu kebijakan wilayah dengan para
calo-calo tanah atau mafia tanah. Setelah terjadi perencanaan dan pemerintah akan
melaksanakan proyek proyek strategis atau pengembangan ekonomi dan industri,
disitulah para pemilik tanah akan menaikkan harga setinggi tingginya kepada
pemerintah atau pejabat yang memiliki kekuasaan untuk mengeluarkan kebijakan.
Contoh nyatanya kasus kerjasama mafia tanah dengan pemerintah daerah yaitu kasus
Meikarta di Bekasi pada tahun 2018 silam. Kepolisian RI menangkap Bupati Bekasi
bernama Neneng Hassana Yasin yang diduga menerima suap sebesar Rp 10 milliar
dari pengusaha Grup Lippo untuk memuluskan perizinan proyek Meikarta.

Faktanya, pembangunan Meikarta karena mengetahui bahwa nantinya wilayah


tersebut menjadi wilayah strategis yang akan dilintasi oleh kereta cepat atau LRT.
Melihat peluang tersebut maka dibangunlah apartemen-apartemen yang megah
dengan harga mahal. Mafia-mafia tanah sangat berperan dalam merekayasa harga
tanah, mereka membuat harga tanah yang tergolong rendah menjadi sangat mahal.
Apabila masalah tingginya harga tanah di Indonesia akibat adanya mafia tanah ini
bisa diselesaikan, negara. kita akan sangat kondusif untuk investasi, pertumbuhan
ekonomi akan lebih cepat sehingga akan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi
serta pemerintah dapat maksimal dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan.

Oleh sebab itu, dalam memberantas mafia tanah perlu


mEngembangkan pedoman teknis administratif berupa pemberian peringatan kepada
pemegang hak atau penerima SK untuk melaksanakan kewajibannya, dan  pernyataan
secara terbuka adanya penguasaan tanah secara langsung oleh negara dan sekaligus
rencana penggunaannya.  Sedangkan  upaya mencegah konflik-sengketa yang berasal
faktor kebijakan pemberian HAT adalah dengan menata kembali kebijakan
pemberian HAT. Jika karakter liberal tidak dapat diubah, maka pemberiannya
dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan modal, dan potensi tanah terlantar/tidak
produktif harus dihentikan.
Upaya mencegah juga bisa dilakukan dengan membina PPAT baik sikap
profesionalismenya maupun sikap moral pelaksanaan tugasnya, serta  pengawasan
oleh Kantor Pertanahan

Anda mungkin juga menyukai