Anda di halaman 1dari 15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Bengkuang

a. Deskripsi Tumbuhan

Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman Bengkuang

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Pachyrhizus

Spesies : Pachyrhizus erosus L. Urban

Bengkuang adalah tanaman yang akarnya tunggang. Akar

Bengkuang dapat mencapai panjang dua meter. Akar Bengkuang

berkembang menjadi umbi yang berbentuk bulat atau membulat seperti

gasing dengan beratnya mampu mencapai 5 kg. Kulit umbi Bengkuang


4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berwarna pucat dengan bagian dalam berwana putih dan rasanya manis

(Heyne, 1987).

b. Kandungan Bengkuang

Menurut Sekarindah dan Rozaline, Bengkuang termasuk umbi-

umbian yang memiliki kandungan air tinggi. Bentuknya bulat dengan

ujung yang meruncing. Buah ini sering digunakan untuk bahan rujak.

Bengkuang kaya vitamin C, kalsium, fosfor, dan serat makanan (Purba,

2012). Bengkuang memiliki kandungan fitoestrogen. Fitoestrogen

mampu menggantikan fungsi estrogen yang sudah tidak lagi diproduksi

oleh wanita saat memasuki masa menopause. Ketika hormon estrogen

sudah tidak diproduksi lagi, perempuan akan mengalami kemunduran

fisik. Kemunduran tersebut di antaranya adalah kulit yang cepat keriput

dan kerapuhan tulang (Astawan et al., 2008). Sejak bertahun-tahun, akar

(umbi) Bengkuang telah diketahui bermanfaat untuk kosmetik

tradisional dan perlindungan terhadap sinar UV serta pemutih. Akar

Bengkuang setidaknya terdiri dari empat macam fitoestrogen daidzein,

daidzein-7-O-β-glucopyranose, (8,9)-furanyl-pterocarpan-3-ol, dan 5-

hydroxy-daidzein-7-O-β-glucopyranose (Nurrochmad et al., 2010).

Umbi Bengkuang mengandung gizi yang cukup baik, yang

secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi dalam 100 gram Bengkuang

Komposisi Gizi Jumlah


Energi (kcal) 55,00
Protein (g) 1,40
Lemak (g) 0,20
Karbohidrat (g) 12,80
Kalsium (mg) 15,00
Fosfor (mg) 18,00
Kalium (mg) 0,60
Vitamin A (IU) 0,00
Vitamin B1 (mg) 0,04
Vitamin C (mg) 20,00
Air (%) 85,10

Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992)

Selain itu, berdasarkan skrining fitokimia yang dilakukan oleh

Tarigan (2008) Bengkuang mengandung senyawa alkaloid dan saponin

sedangkan kandungan flavonoidnya negatif. Akan tetapi, Astawan et al.

(2008), Kusumaningsih (2005), Lukitaningsih (2009), Damayanti

(2010), menyatakan bahwa Bengkuang mengandung isoflavon,

flavonoid, dan senyawa fenol. Saponin, flavonoid, isoflavon, dan fenol

merupakan senyawa-senyawa yang masing-masing mempunyai efek

hipolipidemia melalui mekanisme yang berbeda-beda (Muruganandan et

al., 2005; Miyake et al., 2006; Silalahi, 2000; Kumarappan et al., 2007;

Carvajall-Zarrabal et al., 2005; Bintang, 2007; Arnelia, 2003).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Lipid dan Trigliserida

a. Lipid

1) Definisi

Lipid adalah senyawa heterogen lemak dan substansi serupa

lemak yang larut dalam pelarut nonpolar. Lipid ini meliputi: (1)

lemak netral yang dikenal sebagai trigliserida; (2) fosfolipid; (3)

kolesterol; (4) dan beberapa lipid lain (Guytonand Hall, 2007a).

2) Pencernaan Lipid

a) Pencernaan Lipid dalam usus

Sejumlah kecil trigliserida dicernakan di dalam

lambung oleh lipase lingual yang disekresikan oleh kelenjar

lingual di dalam mulut dan ditelan bersama dengan saliva.

Jumlah pencernaan ini kurang dari 10 persen dan umumnya

tidak penting (Guyton andHall, 2007b).

b) Emulsifikasi Lemak oleh Asam Empedu dan Lesitin

Tahap pertama dalam pencernaan lemak adalah secara

fisik memecahkan gumpalan lemak menjadi ukuran yang

sangat kecil, sehingga enzim pencernaan yang larut air dapat

bekerja pada permukaan gumpalan lemak. Proses ini disebut

emulsifikasi lemak.

Kebanyakan proses emulsifikasi tersebut terjadi di

dalam duodenum di bawah pengaruh empedu, sekresi dari hati


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang tidak mengandung enzim pencernaan apapun. Akan

tetapi, empedu mengandung sejumlah besar garam empedu

juga fosfolipid lesitin. Keduanya, tetapi terutama lesitin,sangat

penting untuk emulsifikasi lemak.

Enzim lipase merupakan senyawa yang larut air dan

dapat mencerna gumpalan lemak hanya pada permukaannya.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa fungsi deterjen garam

empedu dan lesitin untuk pencernaan lemak sangatlah penting

(Guyton and Hall, 2007b).

c) Pencernaan Trigliserida oleh Lipase Pankreas

Sejauh ini enzim yang paling penting untuk pencernaan

trigliserida adalah lipase pankreas. Enzim ini terdapat dalam

jumlah yang sangat banyak di dalam getah pankreas dan cukup

untuk mencernakan semua trigliserida yang dicapainya dalam

waktu satu menit (Guyton and Hall, 2007b).

d) Peranan Garam Empedu untuk Mempercepat Pencernaa Lemak

Hidrolisis trigliserida merupakan proses yang sangat

reversibel, oleh karena itu akumulasi monogliserida dan asam

lemak bebas di sekitar lemak yang dicerna sangat cepat

menghambat pencernaan lebih lanjut. Namun, garam empedu

memainkan peranan tambahan yang penting dalam

memindahkan monogliserida dan asam lemak bebas dari


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lingkungan pencernaan gelembung lemak hampir secepat

pembentukan produk akhir pencernaan ini (Guyton and Hall,

2007b).

b. Trigliserida

1) Definisi

Trigliserida atau triasilgliserol adalah ester trihidrat alkohol

gliserol dan asam lemak. Mono dan diasilgliserol, di mana satu atau

dua asam lemak teresterifikasi dengan gliserol, juga ditemukan di

jaringan. Senyawa-senyawa ini penting dalam sintesis dan hidrolisis

triasilgliserol (Botham and Mayes, 2009b). Trigliserida dipakai

dalam tubuh untuk menyediakan energi bagi berbagai proses

metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan fungsi

karbohidrat. Akan tetapi, beberapa lipid terutama kolesterol,

fosfolipid, dan sejumlah kecil trigliserida, dipakai untuk

membentuk semua membran sel dan untuk melakukan fungsi-fungsi

sel yang lain (Guyton and Hall, 2007a).

2) Metabolisme Trigliserida

a) Jalur Eksogen

Makanan berlemak yang dikonsumsi manusia terdiri atas

trigliserida dan kolesterol. Trigliserida dan kolesterol dalam usus

halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus.

Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas. Di dalam


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

usus halus, asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi

trigliserida (Adam, 2007). Trigliserida yang berasal dari

makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron. Kilomikron

ini akan diangkut dalam darah melalui duktus torasikus. Dalam

jaringan lemak, trigliserida dan kilomikron mengalami hidrolisis

oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel

endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak

dan kilomikron remnant. Asam lemak bebas akan menembus

endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk

diubah menjadi trigliserida kembali atau dioksidasi (Suyatna,

2007). Trigliserida disimpan kembali di jaringan lemak adiposa,

tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan

diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserida

hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar

trigliserida akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung

kolesterol ester dan akan dibawa ke hati (Adam, 2007).

b) Jalur Endogen

Trigliserida yang disintesis oleh hati diangkut secara

endogen dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL)

kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh

lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu Intermediate Density

Lipoprotein (IDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL). LDL

merupakan lipoprotein yang mengandung kolesterol paling

banyak (60 - 70%) (Adam, 2007; Suyatna, 2007).

3) Biosintesis Trigliserida

Zat-zat penting seperti trigliserida (triasilgliserol),

fosfatidilkolin, fosfotidiletanolamin, fosfatidilinositol, dan

kardiolipin, yang merupakan suatu unsur pokok membran

mitokondria dibentuk dari gliserol 3-fosfat. Pada tahap fosfatidat

dan diasilgliserol, terbentuk titik-titik cabang yang signifikan di

jalur tersebut. Dari dihidroksiaseton fosfat dihasilkan fosfogliserol

yang mengandung satu ikatan eter (─C─O─C─), yang paling

dikenal adalah plasmalogen dan faktor penguat trombosit

(PAF).Gliserol 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat adalah zat-zat

antara dalam glikolisis, dan menjadikan keduanya penghubung

yang sangat penting antara karbohidrat dan lipid (Botham and

Mayes, 2009a).

Fosfatidat adalah prekursor dalam biosintesis trigliserida.

Dua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan asam

lemak oleh asil-KoA sintase berikatan dengan gliserol 3-fosfat

untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol fosfat). Hal ini


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

berlangsung dalam dua tahap, yang dikatalisis oleh gliserol-3 fosfat

asiltransferase dan 1-asilgliserol-3 fosfat asiltransferase. Fosfatidat

diubah oleh fosfatidat fosfohidrolase dan diasilgliserol

asiltransferase (DGAT) menjadi 1,2-diasilgliserol dan kemudian

triasilgliserol. DGAT mengatalisis satu-satunya tahap yang spesifik

untuk sintesis triasilgliserol dan diperkirakan menentukan laju

reaksi pada sebagian besar keadaan. Di mukosa usus,

monoasilgliserol asiltransferase mengubah monoasilgliserol

menjadi 1,2-diasilgliserol di jalur monoasilgliserol. Sebagian besar

aktivitas enzim-enzim ini dijumpai di retikulum endoplasma tetapi

sebagian dijumpai di mitokondria.Fosfatidat fosfohidrolase

terutama ditemukan di sitosol, tetapi bentuk aktif enzim ini terikat

dengan membran (Botham and Mayes, 2009a).

Pengaturan biosintesis trigliserida didorong oleh ketersediaan

asam lemak bebas. Asam-asam lemak yang lolos dari oksidasi

umumnya diubah menjadi fosfolipid, dan jika kebutuhan ini telah

terpenuhi maka asam-asam tersebut digunakan untuk sintesis

trigliserida (Botham and Mayes, 2009a).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

3. Kandungan Bengkuang dan Manfaatnya

Bengkuang mengandung saponin, flavonoid, isoflavon, alkaloid,

vitamin C dan fenol yang merupakan senyawa-senyawa yang masing-masing

mempunyai efek hipolipidemia melalui mekanisme yang berbeda-beda

(Muruganandan et al., 2005; Miyake et al., 2006; Silalahi, 2000;

Kumarappan et al., 2007; Carvajall-Zarrabal et al., 2005; Bintang, 2007;

Arnelia, 2003; Tarigan, 2008; Purba, 2012).

a. Isoflavon

Struktur dasar isoflavon adalah C6-C3-C6.Isoflavon disintesis

secara alami oleh tumbuh-tumbuhan dan senyawa asam amino aromatik

fenilalanin atau tirosin. Isoflavon merupakan senyawa metabolit

sekunder karena biosintesisnya melalui beberapa tahap dan melalui

sederetan senyawa antara yaitu asam sinnamat, asam kumarat, calkon,

flavon, dan isoflavon (Pawiroharsono, 1989).

Isoflavon merupakan salah satu kelompok dari fitoestrogen.

Isoflavon ini adalah sterol tumbuhan (fitosterol) yang berkompetisi

dengan kolesterol untuk memperebutkan asam empedu. Dengan adanya

isoflavon, reaksi antara asam empedu dengan kolesterol agar dapat

diserap oleh usus halus menjadi terhambat. Mekanisme tersebut

menyebabkan kolesterol yang diabsorbsi oleh usus hanya sedikit

sehingga pembentukan kilomikron dan VLDL akan terhambat. Hal

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

tersebut akan menurunkan kadar trigliserida darah (Supriyanto, 2004;

Silalahi, 2000; Anwar, 2004).

b. Fenol

Mekanisme fenol dalam menurunkan kadar lipid serum darah

adalah melalui penghambatan HMG-CoA reduktase mikrosom hati

sehingga aktivitas enzim-enzim biosintesis kolesterol menurun

(Kumarappan et al., 2007; Li et al., 2011). Penghambatan kerja enzim

HMG-CoA reduktase dapat menurunkan kadar kelesterol, jumlah LDL-

kolesterol dan trigliserida. (Wulandari et al., 2012).

c. Flavonoid

Flavonoid memiliki berbagai potensi bagi kesehatan. Penelitian

yang dilakukan pada tahun 1996 di Finland menyebutkan bahwa

flavonoid dapat menurunkan angka kejadian penyakit

kardiovaskular(Knekt et al., 1996). Berdasarkan penelitian, flavonoid

memiliki efek hipolipidemik dengan cara menangkap radikal bebas dan

dapat mencegah proses peroksidasi lipid di mikrosom dan liposom

(Peng and Kuo, 2003; Sudhessh,1997).

d. Saponin

Saponin merupakan suatu zat yang berperan dalam menurunkan

kadar kolesterol (Winarto, 2003). Saponin dapat terikat dengan garam-

garam empedu yang diperlukan untuk proses absorpsi kolesterol.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

Saponin memiliki efek hipolipidemi melalui mekanisme menurunkan

tingkat absorbsi kolesterol dan meningkatkan ekskresi, sehingga secara

langsung dapat mengurangi kolesterol yang masuk ke dalam tubuh

(Bintang, 2007; Arnelia, 2003; Matsui,2009).

e. Alkaloid

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang

terbanyak ditemukan di alam. Alkaloid secara umum mengandung

paling sedikit satu buah atom nitrogen yang bersifat basa dan

merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Alkaloid dapat ditemukan

dalam berbagai bagian tumbuhan, seperti biji, daun, ranting, dan kulit

batang. Alkaloid umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus

dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari

jaringan tumbuhan (Lenny, 2006).

Kandungan alkaloid memiliki efek menghambat aktivitas

enzim lipase, sehingga dapat menghambat pemecahan lemak menjadi

molekul-molekul lemak yang lebih kecil. Hal ini mengakibatkan

terjadinya pengurangan jumlah lemak yang dapat diabsorpsi (Agustina,

2009).

f. Vitamin C

Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan

tertentu merupakan reduktor dan antioksidan (Dewoto, 2007). Vitamin

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

C berperan meningkatkan laju ekskresi kolesterol dalam bentuk asam

empedu, meningkatkan kadar HDL, dan berfungsi sebagai pencahar

sehingga meningkatkan pembuangan kotoran. Pada gilirannya, hal ini

akan menurunkan penyerapan kembali asam empedu dan

pengubahannya menjadi kolesterol (Mulyanto, 2013).

4. Diet Tinggi Lemak

Diet tinggi lemak yang dapat diberikan ke tikus berupa otak sapi.

Dalam 100 gram otak sapi mengandung sekitar 2 gram kolesterol dan 2,9

gram asam lemak jenuh (Naim, 2011). Pemberian otak sapi sebanyak 2

ml/hari selama 21 hari juga mampu meningkatkan kadartrigliserida secara

bermakna (Naim, 2011).

Prinsip metode pemberian diet tinggi lemak adalah diberikan

bersama bahan uji. Setelah tiga minggu perlakuan kemudian dilakukan

pengukuran kadartrigliserida darah tikus (Phyto Medica, 1993).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

B. Kerangka Pemikiran

Diet Tinggi
Mencegah peroksidasi Lemak
lipid di mikrosom

Ekstrak Bengkuang ↓ Absorbsi kembali


asam empedu
Flavonoid
Absorbsi Lipid ↓
Vitamin C
Peningkatan
Berikatan dengan Kadar
Saponin Trigliserida
garam-garam empedu
Darah
Isoflavon
Menghambat
HMG-CoA reductase
Fenol
VLDL,LDL, dan
Alkaloid kilomikron↓

↓ Aktivitas
enzim lipase

↓ Mobilisasi Asam
Lemak

:memacu/menyebabkan

: menghambat

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

C. Hipotesis

Ekstrak Bengkuang (Pachyrhizus erosus) dapat menurunkan kadar

trigliserida darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai