Pengertian
Secara umum, pengertian pajak adalah pungutan wajib berupa uang yang berasal dari rakyat dan
diberikan kepada pemerintah negara. Sehingga, pajak adalah kewajiban bagi seluruh rakyat
Indonesia agar negara mampu meraih pendapatan dan menjalankan pembangunan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pajak adalah pungutan wajib, umumnya
berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan/pemberian kepada
pemerintah negara dan erat kaitannya dengan pendapatan, harga beli barang, pemilikan, dan hal
lainnya.
1. Mardiasmo (2016:3) menjelaskan pengertian pajak adalah iuran yang wajib dibayarkan
oleh rakyat kepada negara dan masuk ke dalam kas negara. Negara atau pemerintah
bertugas melaksanakan undang-undang serta pelaksanaannya bersifat memaksa tanpa
adanya balas jasa.
2. Rochmat Soemitro : Dalam buku Perpajakan Edisi Revisi 2013 (2013:1), Prof. Dr.
Rochmat Soemitro, SH memberikan penjelasan bahwa pengertian pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara Indonesia berdasarkan undang-undang yang berlaku di mana
proses tersebut dapat dipaksakan tanpa memperoleh balas jasa.
Di samping itu, proses tersebut juga langsung bisa ditunjukkan dan digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Jadi, dapat dikatakan bahwa pengertian pajak adalah suatu kontribusi rakyat kepada negaranya
dalam bentuk iuran uang yang sifatnya wajib..
Sebagai pendapatan negara, rupanya pajak telah memberikan berbagai manfaat kepada banyak
pihak termasuk rakyat dan negara itu sendiri. Manfaat pajak tersebut antara lain:
A. Manfaat Pajak Untuk Rakyat
Manfaat pajak yang pertama adalah rakyat bisa menikmati fasilitas umum serta infrastruktur
yang dibangun oleh pemerintah. Contohnya yaitu jalan tol.
1) Manfaat pajak yang kedua adalah membiayai pertahanan dan keamanan negara.
2) Manfaat pajak untuk rakyat yang ketiga adalah menjalankan program pelestarian
lingkungan hidup serta budaya
3) Manfaat pajak yang keempat adalah mendanai pemilihan umum.
4) Manfaat pajak bagi rakyat selanjutnya yakni subsidi pangan serta bahan bakar minyak
yang kerap dinikmati rakyat kecil.
5) Manfaat pajak untuk rakyat yang terakhir adalah meningkatkan kualitas alat transportasi
masal.
B. Manfaat Pajak Untuk Negara
1) Membiayai pengeluaran reproduktif. Pajak bisa menutup pengeluaran reproduktif yang
memberikan keuntungan bagi masyarakat, seperti pengeluaran pada bidang pengairan dan
pertanian.
2) Membiayai pengeluaran negara. Contohnya yaitu untuk proyek pengiriman barang
ekspor.
3) Membiayai pengeluaran yang tidak bersifat self-liquiditing serta tidak reproduktif
Contohnya adalah biaya yang harus dibayarkan untuk pendirian monumen dan tempat
rekreasi.
4) Membiayai pengeluaran yang bersifat tidak produktif. Contoh pengeluarannya seperti
biaya untuk pertahanan negara atau merampungkan peperangan.
Fungsi Pajak
A. Fungsi Regulasi
Manfaat pajak, seperti yang disebutkan sebelumnya, adalah mendukung kondisi ekonomi suatu
negara. Fungsi regulasi yang bisa diterapkan adalah:
B. Fungsi Anggaran
Pajak juga bisa menjadi sumber pendapatan untuk melunasi anggaran, baik pusat maupun
daerah.
1) Fungsi stabilisasi : Fungsi pajak yang ketiga adalah stabilisator kondisi ekonomi,
sehingga suatu negara tidak mengalami krisis ekonomi.
2) Fungsi distribusi/pemerataan : Fungsi pajak yang terakhir adalah alat untuk meratakan
kesejahteraan ekonomi di suatu negara.
Jenis-Jenis Pajak
Jenis-jenis pajak terbagi berdasarkan tiga hal, yaitu cara pemungutannya, sifatnya, serta lembaga
pemungut pajaknya.
Jika dari cara pungut, jenis-jenis pajak terbagi jadi dua, yaitu:
1. Langsung : Pajak langsung adalah beban iuran yang ditanggung sendiri oleh wajib pajak
serta tidak bisa diserahkan pada individu lain. Salah satu jenis pajak yang termasuk pajak
langsung adalah pajak penghasilan. Jika Anda termasuk wajib pajak, maka Anda harus
membayar pajak dari pendapatan tahunan sendiri.
2. Tidak Langsung : adalah kebalikannya. Jenis pajak ini tidak dapat dibebankan pada wajib
pajak jika tidak terkena kondisi tertentu. Maka, pajak jenis tersebut tidak bisa dipungut
secara berkala. Contoh yang sering ditemui pada pajak jenis ini adalah pajak penjualan atas
barang mewah atau PPnBM.
Jenis pajak yang terakhir dibedakan berdasar lembaga pemungut pajaknya, yakni pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
1) Pemerintah Pusat : Jenis pajak ini dikelola oleh pajak pemerintah pusat dan kerap disebut
pajak pusat. Lembaga pengelola biasanya adalah Direktorat Jenderal Pajak yang bernaung di
bawah Kementerian Keuangan. Hasil pungutan sering digunakan untuk membuat fasilitas
umum yang bersifat nasional.
Contoh pajak yang dipungut serta dikelola oleh pemerintah pusat adalah: Bea Meterai, Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
2) Pemerintah Daerah : Pajak jenis ini sering disebut pajak daerah dan pengelolanya adalah
pemerintah daerah masing-masing. Hasil pungutan pajak tersebut biasanya digunakan untuk
membayar anggaran belanja daerah.
Contoh pajak yang dipungut serta dikelola oleh pemerintah daerah, khususnya pemerintah
provinsi adalah: Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, Pajak industri rokok, Pajak air
permukaan, Pajak kendaraan bermotor, Bea balik nama kendaraan bermotor
Pajak hotel, Pajak reklame, Pajak restoran, Pajak parker, Pajak hiburan, Pajak penerangan jalan,
Pajak air tanah, Pajak mineral bukan logam dan bantuan, Pajak sarang burung wallet, Bea
perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan, Pajak bumi dan bangunan untuk pedesaan dan
perkotaan
Biaya pajak yang ditanggung rakyat tergantung dari jenis-jenis pajak. Untuk pajak penghasilan,
seseorang akan dikenakan minimal 5% dan maksimal 30% dari penghasilan per tahunnya.
Semakin tinggi pendapatan yang ia peroleh, semakin besar pula pajak yang dibayar.
Begitu pula pada pajak kendaraan. Di mana biaya pajak bergantung dari nilai jual dan bobot
koefisiennya. Jadi, sebelum bayar, Anda perlu mengetahui kedua hal tersebut.
Pembayaran pajak awalnya hanya dilakukan di kantor pajak secara langsung. Namun, seiring
berkembangannya teknologi, tersedia cara pembayaran pajak online yang tentunya lebih efisien
dan fleksibel.
Nama layanan tersebut adalah DJP Online atau Direktorat Jenderal Pajak Online.
1. Hubungi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di kota Anda lewat email untuk memohon kode
e-FIN pajak dengan mengirimkan foto KTP, foto kartu NPWP, foto Anda memegang
KTP, dan foto Anda memegang kartu NPWP.
2. Biasanya nomor e-FIN langsung diberikan lewat balasan email.
3. Kemudian buatlah akun DJP Online dengan menggunakan e-FIN yang sudah didapatkan.
Anda bisa mengunjungi laman pajak.go.id.
4. Login menggunakan akun Anda dan pilih menu e-Billing System.
5. Pilihlah menu Isi SSE.
6. Sobat OCBC NISP akan mendapatkan form Surat Setoran Elektronik (SSE) yang harus
diisi. Data yang perlu diubah hanya kolom Jenis Pajak, Jenis Setoran, Masa Pajak, Tahun
Pajak, Uraian Pajak, yang dibayarkan, serta Jumlah Setoran.
7. Klik Simpan.
8. Pilih menu Kode Billing.
9. Pilih Cetak Kode Billing.
10. Kita selaku wajib pajak bisa membayar pajak berdasarkan Kode Billing tersebut lewat
bank, menggunakan m-banking, internet banking, ATM, ataupun kantor pos.
Partisipasi warga negara melalui pajak tersebut sifatnya memaksa, setiap warga negara yang
telah secara hukum ditetapkan sebagai wajib pajak membayar kepada negara dengan sanksi yang
ditetapkan oleh negara jika kewajiban tersebut tidak terpenuhi.
Berdasarkan UU No.6 Tahun 1983 yang kemudian diubah menjadi UU Nomor 16 tahun
2009, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak memiliki peran yang penting dalam pembangunan negara kita, dan untuk berjalannya suatu
negara diperlukan partisipasi warga negara yang aktif dalam memajukan negara itu sendiri.
Sistem pemungutannya juga berbeda-beda yaitu retribusi, cukai, bea masuk, dan sumbangan.
Salah satu bentuk sikap yang tidak lagi menghargai norma kolektif bangsa adalahkeengganan
sebagian Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Untukmengatasi persoalan
tersebut, maka diperlukan kecerdasan ideologis sebagai seorangwarga negara. Kecerdasan
ideologis (ideological intelligence) mengacu pada kapasitasseorang warga negara untuk hidup
berdampingan dengan warga negara lainnya dalamsuasana damai dan toleran. Suatu bangsa
merupakan ikatan emosional yang memerlukansemangat kebersamaan (mitsein), sedangkan
negara merupakan institusi yang memilikiaturan bersama sehingga memerlukan semangat
kepatuhan untuk hidup bersama. Olehkarena itu, terdapat beberapa komponen yang diperlukan
untuk mendukung kecerdasanideologis dalam kehidupan bangsa Indonesia
Pertama , pemahaman atas hak dan kewajiban dari setiap warga negara. Seseorang
yangmemahami hak dan kewajibannya dengan baik, berarti ia telah menempatkan diri
secaratepat dan proporsional dalam kedudukannya sebagai warga negara. Hak adalah
sesuatuyang boleh dimiliki dan diperjuangkan dalam kedudukannya sebagai warga
negara.Misalnya, hak untuk memperoleh kedudukan yang sama di depan hukum merupakan
hakikat keadilan atau ingin diperlakukan adil dari setiap orang. Kewajiban merupakan sisi
laindari keadilan di samping hak, karena hak bagi satu pihak menuntut kewajiban dari pihak lain.
Kedua , pemahaman atas semangat toleransi sebagai wujud hidup bersama. Toleransimerupakan
suatu pemahaman atas situasi dan keadaan yang berkembang dalam kehidupanbersama.
Seseorang dikatakan toleran apabila ia dapat memahami situasi dan keadaanorang lain, sehingga
tidak terjadi konflik. Toleransi merupakan sikap mental yangmenghargai perbedaan, serta
memiliki kontrol atau pengendalian diri dalam ruang publik.Toleransi membuka peluang untuk
terjadinya komunikasi dan dialog di antara berbagaipihak sehingga situasi yang semula
beku menjadi cair.
Ketiga , pemahaman atas nilai keberagaman sebagai suatu faktisitas. Keberagaman ataupluralitas merupakan
fitrah manusia, karena tidak ada orang benar-benar sama dalamsegala hal. Perbedaan tidak hanya
merupakan faktisitas, melainkan sebagai ujian untukmembuktikan kematangan (Maturation)
seseorang atau suatu komunitas dalam pergaulanantarsesama.
Ke empat , pemahaman atas nilai luhur sebagai warisan sejarah dalam bentuk norma
kolektif.Sikap menghargai warisan sejarah masa lampau diperlukan untuk mengolah
danmenanamkan memori kolektif dari suatu bangsa. Warisan masa lampau akan bermanfaat
apabila diimplementasikan dalam kondisi saat ini. Interpretasi atas nilai luhur sebagaiwarisan
sejarah masa lampau diperlukan untuk membangun rasa kebersamaan. Warisanmasa lampau
merupakan goresan yang membekas dalam memori banyak orang untukmemahami raison d’etre
bangsa atau kelompok tersebut. Pemahaman atas kehadiran suatubangsa yang mampu
membangkitkan rasa kebangsaan (nasionalisme), pada gilirannyamelahirkan rasa cinta tanah air,
tidak hanya dalam arti fisik dan formal, bahkan tanah airdalam arti mental.
Kelima , pemahaman atas nilai ideal yang diperjuangkan untuk mencapai masa depan yanglebih
baik. Nilai ideal diperlukan sebagai guidance dan leading principle dalam kehidupanberbangsa
dan bernegara. Nilai ideal sebagai guidance memiliki arti bahwa nilai tersebutdapat menjadi
tuntunan dalam kehidupan bersama suatu bangsa. Nilai ideal sebagai leading principle memiliki
arti bahwa nilai tersebut berisikan prinsip-prinsip hukum yang bersifattersirat, sehingga tidak
dapat dilihat, namun bisa dirasakan keberadaannya.
Tidak setiap bangsa mencantumkan kehadiran Tuhan dalam sejarahkelahiran bangsanya. Hal ini
menunjukkan bahwa sejak awal berdirinya bangsa Indonesia,nilai Ketuhanan mendapat perhatian
yang besar dari pendiri negara.Soekarno, dalam pidato 1 Juni 1945, melontarkan gagasan tentang
ke-Tuhanan yangberkebudayaan, ke-Tuhanan yang berbudi pekerti yang luhur, ke-Tuhanan yang
hormat-menghormati satu sama lain (Yudi Latif, 2011: 55). Komponen kecerdasan ideologis
dalamsila pertama ini terletak pada tiga hal.
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu mahluk berbudi yang mempunyai potensipikir,
rasa, karsa, dan cipta. Potensi inilah yang membuat manusia menduduki martabat yangtinggi
dengan akal budinya dan menjadi berkebudayaan dengan budi nuraninya.
Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma
yangobjektif, tidak subjektif, apalagi sewenang-wenang.
Beradab berasal dari kata adab, yangberarti budaya, serta mengandung arti bahwa sikap hidup,
keputusan, dan tindakan selalu berdasarkan nilai budaya, terutama norma sosial dan kesusilaan.
Adab mengandung pengertian tata kesopanan kesusilaan atau moral.
Jadi, kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan
manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-
orma dan kebudayaan umumnya baik terhadap diri pribadi, sesama manusia maupunterhadap alam
dan hewan. Di dalam sila kedua, Kemanusian yang Adil dan Beradab telah tersimpul cita-
citakemanusiaan yang lengkap, yang adil dan beradab. Sila kedua ini diliputi dan dijiwai oleh
silapertama hal ini berarti bahwa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab bagi bangsa
Indonesiabersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan kodrat manusia sebagai
ciptaan-Nya. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab berangkat dari kesadaran historis
bangsaIndonesia”... penjajahan di atas dunia itu harus dihapuskan karena tidak sesuai
denganperikemanusiaan dan perikeadilan”. Bung Hatta sebagai salah seorang pendiri
negaramenegaskan bahwa pengakuan kepada dasar Ketuhanan yang Maha Esa
mengajak manusiamelaksanakan harmoni di alam dengan memupuk persahabatan, persaudaraan
antarmanusia dan bangsa (Yudi Latif, 2011: 125-127).
Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh tidak terpecah belah. Persatuan
berartibersatunya bermacam corak yang beraneka ragam menjadi satu kesatuan. Jadi,
PersatuanIndonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Bangsa
yangmendiami wilayah Indonesia bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan yangbebas
dalam wadah Negara yang merdeka dan berdaulat. Persatuan Indonesia bertujuanuntuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sertamewujudkan
perdamaian dunia yang abadi.
Penyelarasan antara prinsip politik dengan prinsip berbangsa ini memerlukan moralitaspolitik
untuk menjaga vested interest yang berlebihan dalam kehidupan berbangsa danbernegara.
Komponen kecerdasan ideologis yang penting dalam sila ketiga ini ialahmengutamakan
kepentingan bangsa dan memiliki semangat pengorbanan yang terbina daridalam diri setiap
warga negara. Di samping itu, nasionalisme, sebagai sebuah ikatan kebersamaan, mengajarkan
pentingnyamemahami konsensus, terutama dalam memahami simbol-simbol negara, termasuk
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan yang terdapat pada simbol burung Garuda
itumerupakan sebuah komitmen untuk hidup bersama dalam keberagaman yang ada. itu,
kecerdasan simbolis diperlukan untuk menyertai komponen ideologis dalam silaketiga ini.
Dewasa ini, komponen kecerdasan ideologis ini yang mengalami nuansa dalam
kehidupanberbangsa di Indonesia, karena ketidakmampuan menyelaraskan antara kepentingan
politik-khususnya partai politik- dengan kepentingan bangsa dalam lingkup yang lebih
luas,sehingga di kalangan masyarakat berkembang semacam politik ofobia, fobia terhadap
politisi.
Dalam sila keempat ini mengarah pada suasanadialogis dalam suatu komunikasi atau
pengambilan keputusan, sehingga pendirian pribadimencair dengan keputusan yang diambil
bersama. Komponen kecerdasan ideologis dalamsila keempat ini terletak pada kemampuan untuk
berkomunikasi dengan semangatmusyawarah.
Jadi, sila kelima berarti bahwa setiap orang Indonesia berhak mendapat perlakuan yang
adildalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Sila Keadilan sosial adalahtujuan dari empat sila yang mendahuluinya, serta merupakan tujuan
bangsa Indonesia dalam bernegara, yang perwujudannya dilaksanakan dengan menciptakan
masyarakat yangadil dan makmur berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia bertitik tolak dari kesadaran bahwa
adilmerupakan cita-cita yang didambakan setiap insan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,
dan bernegara. Keadilan pada hakikatnya merupakan suatu bentukkeseimbangan antara apa yang
seharusnya (Das Sollen) dengan apa yang sebenarnya (Das Sein). Komponen kecerdasan
ideologis dalam sila keadilan terletak pada dua hal, yaitukemampuan memperlakukan orang lain seperti
memperlakukan dirinya sendiri, dan kemampuan menemukan aspek keseimbangan antara nilai ideal dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan nilai kenyataan dalam tindakan atau keputusan
yang diambil. Keadilan dalam sila kelima harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan hak
dankewajiban pada kodrat manusia. Hakikat keadilan ini berkaitan dengan hidup manusia,
yaituhubungan keadilan antara manusia satu dengan manusia lainnya, manusia dengan Tuhan-
nya, dan manusia dengan dirinya sendiri. Keadilan ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam
pengertian sila kedua, yaitukemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya, hakikat adil
sebagaimana yangterkandung dalam sila kedua ini terjelma dalam sila kelima, yaitu memberikan
kepadasiapapun juga apa yang telah menjadi haknya.
Nilai-nilai Pancasila yang kita dapat apabila kita taat membayar pajak.
Nilai-nilai dalam Pancasila juga menjadi dasar konstitusi dan ideologi dalam membayar pajak,
contohnya:
1. Ketuhanan yang Maha Esa: salah satunya nilai syukur, bentuk tindakannya adalah
menyalurkan kelebihan rezeki. Misalnya warga negara yang memberikan bantuan kepada
orang yang tidak mampu melalui membayar pajak.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab: salah satunya adalah nilai skandal sosial, artinya
kalau sampai ada orang yang tidak mau berbagi dengan orang miskin, maka hal ini
merupakan perbuatan yang merendahkan martabat orang kaya tersebut, melalui membayar
pajak kita dapat berbagi dengan orang miskin.
3. Persatuan Indonesia: Nilai-nilai ini meliputi rasa nasionalisme dan rasa memiliki negara
ini, salah satu mewujudkannya adalah dengan kesadaran akan kewajiban sebagai warga
negara, misalnya kesadaran akan kewajiban membayar pajak.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan: maksudnya sila ini untuk kepentingan umum bukan pribadi, dimana sejalan
dengan tujuan dari fungsi pajak
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Sebagai warga negara Indonesia
hendaknya sama-sama membangun bangsa ini dengan hal-hal sederhana, misalnya dengan
menaati segala aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah salah satunya kewajiban
membayar pajak , karena pada hakitanya pajak merupakan sarana untuk menyejahterakan
masyarakat, termasuk kita sendiri. Dengan begitu, kita akan memiliki karakter bangsa
sesungguhnya yang berpedoman pada nilai-nilai Pancasila dan juga membawa bangsa ini
menjadi lebih sejahtera.
Tugas :
Sila kelima bermakna bahwa setiap orang Indonesia berhak mendapat perlakuan yang adildalam
bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Sila Keadilan sosial adalahtujuan dari
empat sila yang mendahuluinya, serta merupakan tujuan bangsa Indonesiadalam bernegara, yang
perwujudannya dilaksanakan dengan menciptakan masyarakat yangadil dan makmur berdasarkan
nilai-nilai Pancasila.Bagaimana cara negara, baik dari sisi eksekutif, legislatif, maupun yudikatif,
agar dapatmenggunakan instrumen pajak (tarif, PTKP, Objek dan Subjek Pajak) dalam
mewujudkankeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Untuk Materi 31 Janauari 2022
Pentingnya Perwujudan PancasilaSebagai Ideologi Dalam Kesadaran Pajak