Anda di halaman 1dari 3

BISMILLAH

Sebarkanlah Ilmu Yang Bermanfaat Untuk menjadi umat yang terbaik, Islam menganjurkan
umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hayat dikandung badan. Ini menunjukkan betapa
penti ngnya ilmu bagi kehidupan. Untuk memperoleh kebaikan dunia dengan ilmu, untuk
beroleh kebaikan akhirat dengan ilmu. Kriteria ilmu yang berguna   didasarkan pada tujuan
ibadah. Dr Mahdi Ghulsyani menegaskan bahwa salah satu cara untuk […]

Project Detail
DATE:
 

November 30, 2020


CATEGORY:
 

Dakwah
CLIENT:
 
Sebarkanlah Ilmu Yang Bermanfaat

 SHARE:



Description
Sebarkanlah Ilmu Yang Bermanfaat

Untuk menjadi umat yang terbaik, Islam menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang
hayat dikandung badan. Ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan. Untuk
memperoleh kebaikan dunia dengan ilmu, untuk beroleh kebaikan akhirat dengan ilmu.

Kriteria ilmu yang berguna  didasarkan pada tujuan ibadah. Dr Mahdi Ghulsyani menegaskan
bahwa salah satu cara untuk menolong manusia dalam perjalanannya menuju Allah adalah ilmu
dan hanya dalam semacam inilah ilmu dipandang bernilai.

Dengan bantuan ilmu, seorang Muslim, dengan berbagai cara dan upaya dapat  mendekatkan diri
kepada Allah.Berdasarkan landasan ini,  ilmu dikatakan bermanfaat bila pertama, dengan ilmu itu ia
dapat meningkatkan pengetahuannya akan Allah. Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah ditaati dan
disembah dengan ilmu. Begitu juga kebaikan dunia dan akhirat bersama ilmu, sebagaimana
kejahatan dunia dan akhirat karena kebodohan.”

Kedua, dengan ilmu itu, ia dengan efektif dapat membantu mengembangkan masyarakat Islam dan
merealisasikan tujuan-tujuan, yaitu berbagai aktivitas  menuju keridhaan Allah.Orang yang
mencari  ilmu untuk menuju keridaan Allah pun  mendapat kedudukan yang istimewa, seperti yang
diterangkan Nabi, “Barangsiapa mati ketika sedang mencari ilmu untuk menghidupkan Islam, dia di
surge sedearajat di bawah para Nabi.”

Ketiga, dengan ilmu itu,di samping dapat membimbing dirinya, ia dapat juga membimbing orang
lain kepada kebaikan. Nabi bersabda, “Allah akan menyayangi penerus-penerusku.” Belia ditanya,”
Siapakan para penerus itu?” Beliau menjawab,”Mereka yang menghidupkan sunnah-sunnahku dan
mengajarkannya kepada hamba-hamba Allah.”

Keempat, dengan ilmu itu, ia dapat memecahkan berbagai persoalan pribadi, masyarakat dan
lingkungannya.Bukankah sebaik-baik orang itu yang paling bermanfaat bagi sesamanya.Nabi
bersabda,”Setiap manusia itu keluarga Allah, dan manusia yang paling dicintai-Nya adalah yang
paling bermanfaat bagi keluarga-Nya.”

Sebaliknya, bila ilmu itu dicari tidak diniati karena Allah, tidak menambah kebaikan bagi dirinya
dan orang di sekitarnya, ilmu itu tidak bermanfaat. Setiap ilmu yang tidak menolong manusia
menuju Allah seperti muatan buku yang dibawa di atas keledai.Tuhan berfirman,”Perumpamaan
orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah
seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal …(QS 62:5).

Salah satu aktivitas mempelajari dan menguasai ilmu itu adalah berpikir.Berpikir adalah kegiatan
menggunakan potensi akal manusia untuk mendapatkan informasi, dan mengembangkan
ilmu.Banyak ayat Alquran yang menganjurkan manusia itu berpikir,dengan padanan kata, seperti
merenung, memikirkan, memperhatikan,dll.Ini menunjukkan betapa pentingnya kegiatan berpikir
dalam kehidupan manusia. Selain membedakan manusia dari makhluk lain, berpikir juga
mengarahkan manusia kepada kesempurnaan hidup.

Agar manusia itu tidak salah dalam berpikir, Tuhan membimbing manusia bagaimana cara berpikir
sehat.Diturunkannya Alquran dan diutusnya Nabi kepada manusia dimaksudkan agar manusia
berpikir dengan sehat. Dalam pandangan Islam, berpikir sehat itu berpikir yang menghasilkan
berbagai kebaikan dan manfaat.Berkaitan dengan berpikir sehat, Tuhan memerintahkan umat
Islam untuk mendasari berpikir itu dengan ingat kepada Allah dan untuk mencari keridhaan
Allah.Dalam membaca yang di dalamnya ada proses berpikir,  Tuhan memeritahkannya dengan
diiringi nama-Nya ( Al-‘Alaq:1-5).”

Dalam kitab Nashoihul Ibad, Ibnu Hajar Al-Ashqolani mencatat pendapat jumhur ulama tentang 
berpikir yang membawa kesempurnaan hidup .Berpikir dapat dilakukan dalam lima hal.Pertama,
berpikir mengenai tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah sehingga lahir tauhid dan
keyakinan kepada-Nya. Memperhatikan, memahami, dan merenungkan penciptaan diri dan  alam
sekitarnya dapat mengarahkan manusia kepada keyakinan akan keberadaan Tuhan. Tuhan
berfirman,”Dan di bumi terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yakin kepada Allah dan pada diri
kalian, tidakkah kalian memperhatikan? (Q.S. 51:20-21)”

Kedua, berpikir tentang kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan Allah sehingga lahir rasa
cinta dan syukur kepada Allah.Rasa cinta ditandai dengan mementingkan Allah dari lainnya dan
rasa syukur ditandai dengan menggunakan anugerah Allah kepada jalan-jalan yang diridhai-Nya.

Anda mungkin juga menyukai