Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kompetensi
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan
dalam melakukan pemeriksaan fisik pada thorak (jantung paru) dan abdomen
Indikator kompetensi
Mahasiswa mampu:
Melakukan pemeriksaan fisik; Jantung
Melakukan pemeriksaan fisik; Paru
Melakukan pemeriksaan fisik; Abdomen
Jantung berada di bagian depan rongga mediastinum. Ruang mediastinum yang sempit itu
memisahkan jantung dari dinding toraks depan. Di belakang jantung terdapat organ-organ
mediastinum lainnya.
Jantung terletak agak melintang di dalam rongga toraks. Dua per tiga bagiannya berada di
sebelah kiri garis tengah dan sepertiganya di sebelah kanan garis tengah Proyeksi jantung
pada permukaan dada dapat terlihat sebagai beriku:
Atrium kanan: Merupakan bagian jantung yang terletak paling jauh di sisi kanan,
yaitu kira-kira 2 cm di sebelah kanan tepi sternum setinggi sendi kostosternalis ke-3
sampai ke-6.
Ventrikel kanan. Menempati sebagian besar proyeksi jantung pada dinding
dada.Batas bawahnya adalah garis yang menghubungkan sendi kostosternalis ke-6
dengan apeks jantung.
Ventrikel kiri. Ventrikel kiri tidak begitu tampak jika dilihat dari depan. Pada
proyeksi jantung pada dada, daerah tepi kiri –atas selebar 1,5 cm, merupakan wilayah
ventrikel kiri. Batas kiri jantung adalah garis yang menghubungkan apeks jantung
dengan sendi kostosternalis ke-2 sebelah kiri.
Atrium kiri. Adalah bagian jantung yang letaknya paling posterior dan tidak terlihat
dari depan. Kecuali sebagian kecil saja yang terletak di belakang sendi kostosternalis
kiri ke-2.
Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
31
A. Inspeksi jantung
Inspeksi jantung berarti mencari tanda-tanda yang mengungkapan keadaan jantung
pada permukaan dada dengan cara melihat/mengamati.
(1) Bentuk prekordium
Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris. Prekordium yang cekung dapat
terjadi akibat perikarditis menahun, fibrosis atau atelektasis paru, scoliosis atau
kifoskoliosis. Prekordium yang gembung dapat terjadi akibat dari pembesaran
jantung, efusi epikardium, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum dan
scoliosis atau kifoskoliosis.
B. Palpasi jantung
Palpasi pada prekordium harus dilakukan dengan telapak tangan dahulu, baru
kemudian memakai ujung ujung jari. Palpasi mula-mula harus dilakukan dengan
menekan secara ringan dan kemudian dengan tekanan yang keras.
Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
32
C. Perkusi jantung
Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung. Batas kiri jantung
Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial. Perubahan antara bunyi sonor dari
paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri.
Batas kanan jantung. Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial. Batas bawah
kanan jantung adalah disekitar ruang interkostal III-IV kanan, di line parasternalis
kanan. Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis
kanan.
D. Auskultasi Jantung.
Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop. Yang dipakai disini adalah stetoskop
duplek, yang memiliki dua corong yang dapat dipakai bergantian. Corong pertama
berbentuk kerucut yang sangat baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi
tinggi, sedangkan corong yang kedua berbentuk lingkaran yang sangat baik untuk
mendengarkan bunyi dengan nada rendah.
Normalnya pada auskultasi jantung terdengar bunyi S1 & S2. Bunyi S1 terjadi karena
penutupan katup mitral & trikuspidalis. Sedangkan S2 terjaadi karena penutupan
katup semilunar aorta dan arteri pulmonal. Bunyi abnormal adalah S3 dan S4.
INSPEKSI
Perhatikan irama dan frekuensi pernapasan. Dikenal berbagai tipe yaitu:
Normal. Rate dewasa 8 – 16 x/menit dan anak maksimal 44 x /menit
Tachypnoea.Cepat dan dangkal
Hyperpnoea hiperventilasi. Napas cepat dan dalam
Pernapasan Kussmaul. Napas dalam dengan asidosis metabolik
Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
33
PALPASI.
Dengan palpasi ini diharapkan kita dapat menilai semua kelainan pada dinding dada (tumor,
benjolan, muskuloskeletal, rasa nyeri di tempat tertentu, limfonodi, posisi trakea serta
pergeserannya, fraktur iga, ruang antar iga)
Pada waktu melakukan palapasi kita gunakan juga untuk memeriksa fremitus taktil. Dinilai
dengan hantaran suara yang dijalarkan ke permukaan dada dan kita raba dengan tangan kita.
Pasien diminta mengucapkan dengan suara dalam, misalnya mengucapkan sembilan puluh
sembilan (99) atau satu-dua-tiga dan rasakan getaran yang dijalarkan di kedua tangan
saudara.
- Fremitus akan meninggi kalau ada konsolidasi paru (misal: pneumonia, fibrosis)
- fremitus berkurang atau menghilang apabila ada gangguan hantaran ke dinding dada (efusi
Pleura, penebalan pleura, tumor, pneumothorax)
PERKUSI
Dengan perkusi dapat terdengar beberapa kemungkinan suara:
Suara sonor (resonant): suara perkusi jaringan paru normal
Suara redup (dull), ketukan pada pleura yang terisi cairan, efusi pleura.
Suara timpani (tympanic) seperti ketukan di atas lambung yang kembung
Suara pekak (flat), seperti suara ketukan pada otot atau hati misalnya Resonansi
amforik, seperti timpani tetapi lebih bergaung, Metallklang Hipersonor
(hyperresonant) disini justru suara lebih keras, contoh pada bagian paru yang di atas
daerah yang ada cairannya
Suara antara sonor dan timpani karena udara bertambah misalnya pada emfisema
pulmonum, juga pneumothorak.
AUSKULTASI
Bunyi napas yang normal
Vesicular atau pelan dan bernada rendah. Bunyi ini terdengar selama inspirasi,
kemudian berlanjut tanpa henti sepanjang ekspirasi, dan ahirnya terdengar semakin
samar-samar sekitar sepertiga perjalanan sepanjang ekspirasi.
Bronchovesikular dengan bunyi inspirasi dan ekspirasi yang lebih-kurang sama
panjangnya dan terkadang dipisahkan oleh interfal yangsunyi (tanpa suara).
Perbedaan nada dan intensitas sering lebih mudah terdekteksi pada saat ekspirasi.
Bronchial atau bunyi yang keras dan bernada lebih tinggi dengan interval tanpa suara
yang singkat diantara bunyi inspirasi dan ekspirasi. Bunyi ekspirasi berlangsung lebih
lama dari pada bunyi inspirasi
Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
34
Stridor: terdengar secara terus menerus pada fase inspirasi seperti suara kerokan yang
kasar.
Pemeriksaan dilakukan dari sebelah kanan penderita, dengan urutan: inspeksi, auskultasi,
perkusi, palpasi
INSPEKSI
Mulailah menginspeksi dinding abdomen dari posisi Anda berdiri di sebelah kanan penderita.
Apabila anda akan memeriksa gerakan peristaltik sebaiknya dilakukan dengan duduk, atau
agak membungkuk, sehingga Anda dapat melihat dinding abdomen secara tangensial
Perhatikan bentuk permukaan (countour) abdomen termasuk daerah inguinal dan femoral:
datar, bulat, protuberant, atau scaphoid. Bentuk yang melendung mungkin disebabkan oleh
asites, penonjolan suprapubik karena kehamilan atau kandung kencing yang penuh. Tonjolan
asimetri mungkin terjadi karena pembesaran organ setempat atau massa.
Mintalah penderita untuk bernapas, perhatikan apakah nampak adanya hepar atau lien yang
menonjol di bawah arcus costa.
AUSKULTASI
Gunakan bagian diafragma stetoskop, letakkkan diafragma stetoskop dengan tekanan ringan
pada setiap area empat kwadaran abdomen
Catatan: (suara usus meningkat pada orang setelah makan)
PERKUSI
Perkusi dimulai dari kwadran kanan atas kemudian bergerak searah jarum jam, perhatikan
reaksi pasien dan catat bila pasien merasa nyeri atau nyeri tekan.suara timpani memiliki ciri
nada lebih tinggi dari pada resonan karena organ yang berisi udara sedangkan suara redup
mempunyai ciri nada lebih rendah atau lebih datar dari pada resonan suara ini terdengar pada
Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
35
masa padat misalnya keadaan acites, keadaan distensi kandung kemih, serta pada pembesaran
atau tumor hepar dan limfe
PALPASI
Palpasi dalam biasanya diperlukan untuk memeriksa masa abdomen. Dengan menggunakan
permukaan pallar dari ujung jari, lakukan palpasi dalm untuk mengetahui adanya masa.
Tentukanlah lokasinya, ukurannya, bentuknya, konsitensinya, mobilitasnya, apakah pasien
merasakan nyeri pada tekanan
Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
36
Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
37
KET:
0: TIDAK ADA/ TIDAK DILAKUKAN,
1: ADA, KURANG LENGKAP/ KURANG SESUAI PEDOMAN/ KURANG KOMPETEN
2: ADA, LENGKAP/SESUAI PEDOMAN/ KOMPETEN
NILAI TOTAL : SCORE TOTAL X 100
38
nilai yogyakarta/......../....../20
evaluator
( )
38
6. PERKUSI
o TENTUKAN BAGIAN ABDOMEN YANG AKAN DILAKUKAN PERKUSI,
TEMPATKAN TELAPAK TANGAN KIRI PADA BAGIAN YANG AKAN DI
PERKUSI. LAKUKAN PERKUSI SESUAI URUTAN
o KETUK PUNGGUNG JARI TELUNJUK/TENGAH TANGAN KIRI DENGAN
JARI TELUNJUK/TENGAH TANGAN KANAN
o DENGARKAN SUARA YANG DITIMBULKAN (PERKUSI ABDOMEN
NORMAL ADALAH TIMPANI, HATI BERBUNYI REDUP/DULLNESS)
7. PEMERIKSAAN ASITES SHIFTING DULLNESS
o MIRINGKAN PASIEN SALAH SATU SISI
o PERKUSI ABDOMEN BAGIAN ATAS DAN BAWAH (ATAS TERDENGAN
TIMPANI, BAWAH REDUP)
o MEMINTA PASIEN UNTUK BERBARING KE SATU SISI BERLAWANAN
39
TOTAL
KET:
0: TIDAK ADA/ TIDAK DILAKUKAN,
1: ADA, KURANG LENGKAP/ KURANG SESUAI PEDOMAN/ KURANG KOMPETEN
2: ADA, LENGKAP/SESUAI PEDOMAN/ KOMPETEN
NILAI TOTAL : SCORE TOTAL X 100
24
NILAI Yogyakarta/......../....../20........
Evaluator
( )