Anda di halaman 1dari 10

30

PEMERIKSAAN FISIK THORAX DAN ABDOMEN

Kompetensi
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan
dalam melakukan pemeriksaan fisik pada thorak (jantung paru) dan abdomen

Indikator kompetensi
Mahasiswa mampu:
 Melakukan pemeriksaan fisik; Jantung
 Melakukan pemeriksaan fisik; Paru
 Melakukan pemeriksaan fisik; Abdomen

PEMERIKSAAN FISIK; JANTUNG

Jantung berada di bagian depan rongga mediastinum. Ruang mediastinum yang sempit itu
memisahkan jantung dari dinding toraks depan. Di belakang jantung terdapat organ-organ
mediastinum lainnya.

Jantung terletak agak melintang di dalam rongga toraks. Dua per tiga bagiannya berada di
sebelah kiri garis tengah dan sepertiganya di sebelah kanan garis tengah Proyeksi jantung
pada permukaan dada dapat terlihat sebagai beriku:
 Atrium kanan: Merupakan bagian jantung yang terletak paling jauh di sisi kanan,
yaitu kira-kira 2 cm di sebelah kanan tepi sternum setinggi sendi kostosternalis ke-3
sampai ke-6.
 Ventrikel kanan. Menempati sebagian besar proyeksi jantung pada dinding
dada.Batas bawahnya adalah garis yang menghubungkan sendi kostosternalis ke-6
dengan apeks jantung.
 Ventrikel kiri. Ventrikel kiri tidak begitu tampak jika dilihat dari depan. Pada
proyeksi jantung pada dada, daerah tepi kiri –atas selebar 1,5 cm, merupakan wilayah
ventrikel kiri. Batas kiri jantung adalah garis yang menghubungkan apeks jantung
dengan sendi kostosternalis ke-2 sebelah kiri.
 Atrium kiri. Adalah bagian jantung yang letaknya paling posterior dan tidak terlihat
dari depan. Kecuali sebagian kecil saja yang terletak di belakang sendi kostosternalis
kiri ke-2.

Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
31

A. Inspeksi jantung
Inspeksi jantung berarti mencari tanda-tanda yang mengungkapan keadaan jantung
pada permukaan dada dengan cara melihat/mengamati.
(1) Bentuk prekordium
Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris. Prekordium yang cekung dapat
terjadi akibat perikarditis menahun, fibrosis atau atelektasis paru, scoliosis atau
kifoskoliosis. Prekordium yang gembung dapat terjadi akibat dari pembesaran
jantung, efusi epikardium, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum dan
scoliosis atau kifoskoliosis.

(2) Denyut pada apeks jantung


Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus
terlihat didalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea
midclavicularis sinistra. Pada keadaan normal, iktus hanya merupakan tonjolan
kecil, yang sifatnya local. Iktus hanya terjadi selama systole. Oleh karena itu,
untuk memeriksa iktus, kita adakan juga palpasi pada a. carotis comunis untuk
merasakan adanya gelombang yang asalnya dari systole.

(3) Denyut nadi pada dada


Bagian prekordium di samping sternum dapat bergerak naik-turun seirama dengan
diastolic dan sistolik.

(4) Denyut vena


Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denyutan.Vena
yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan eksterna

B. Palpasi jantung
Palpasi pada prekordium harus dilakukan dengan telapak tangan dahulu, baru
kemudian memakai ujung ujung jari. Palpasi mula-mula harus dilakukan dengan
menekan secara ringan dan kemudian dengan tekanan yang keras.

Pemeriksaan iktus cordis


Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal kiri V, agak ke
medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri. Denyutan yang memukul pada daerah
sebelah kiri sternum menandakan keadaan abnormal yaitu ventrikel kanan yang
hipertrofi dan melebar.

Pemeriksaan getaran / thrill


Pada kelainan jantung didapat seperti stenosis mitral akan teraba getaran distolik di
apeks jantung dan pada stenosis aorta akan teraba getaran sistolik di bagian basis
jantung

Pemeriksaan gerakan trachea.


Pada aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat
teraba. Cara pemeriksaannya adalah sebagai berikut : Pemeriksa berdiri di belakang
pasien dan kedua jari telunjuknya diletakkan pada trachea sedikit di bawah krikoid.
Kemudian laring dan trachea diangkat ke atas oleh kedua jari telunjuk itu. Jika ada
aneurisma aorta maka tiap kali jantung berdenyut terasa oleh kedua jari telunjuk itu
bahwa trachea dan laring tertarik ke bawah.

Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
32

C. Perkusi jantung
Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung. Batas kiri jantung
Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial. Perubahan antara bunyi sonor dari
paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri.
Batas kanan jantung. Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial. Batas bawah
kanan jantung adalah disekitar ruang interkostal III-IV kanan, di line parasternalis
kanan. Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis
kanan.

D. Auskultasi Jantung.
Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop. Yang dipakai disini adalah stetoskop
duplek, yang memiliki dua corong yang dapat dipakai bergantian. Corong pertama
berbentuk kerucut yang sangat baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi
tinggi, sedangkan corong yang kedua berbentuk lingkaran yang sangat baik untuk
mendengarkan bunyi dengan nada rendah.
Normalnya pada auskultasi jantung terdengar bunyi S1 & S2. Bunyi S1 terjadi karena
penutupan katup mitral & trikuspidalis. Sedangkan S2 terjaadi karena penutupan
katup semilunar aorta dan arteri pulmonal. Bunyi abnormal adalah S3 dan S4.

PEMERIKSAAN FISIK; PARU


Pada pemeriksaan paru sebaiknya pasien dilepas bajunya sampai pinggang, dan dengan
penerangan yang cukup sebab kontur dan tekstur akan terlihat dengan penerangan yang baik
untuk membandingkan dada kanan dan kiri di tempat yang simetris.

INSPEKSI
Perhatikan irama dan frekuensi pernapasan. Dikenal berbagai tipe yaitu:
 Normal. Rate dewasa 8 – 16 x/menit dan anak maksimal 44 x /menit
 Tachypnoea.Cepat dan dangkal
 Hyperpnoea hiperventilasi. Napas cepat dan dalam
 Pernapasan Kussmaul. Napas dalam dengan asidosis metabolik

Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
33

 Bradypnoea. Napas lambat,


 Napas Cheyne Stokes. Ada perioda siklik antara napas dalam dan apnoe bergantian.
 Pernapasan Biot Disebut pernapasan ataxic, iramanya tidak dapat diramalkan, acap
ditemukan pada kerusakan otak di tingkat medulla

PALPASI.
Dengan palpasi ini diharapkan kita dapat menilai semua kelainan pada dinding dada (tumor,
benjolan, muskuloskeletal, rasa nyeri di tempat tertentu, limfonodi, posisi trakea serta
pergeserannya, fraktur iga, ruang antar iga)
Pada waktu melakukan palapasi kita gunakan juga untuk memeriksa fremitus taktil. Dinilai
dengan hantaran suara yang dijalarkan ke permukaan dada dan kita raba dengan tangan kita.
Pasien diminta mengucapkan dengan suara dalam, misalnya mengucapkan sembilan puluh
sembilan (99) atau satu-dua-tiga dan rasakan getaran yang dijalarkan di kedua tangan
saudara.
- Fremitus akan meninggi kalau ada konsolidasi paru (misal: pneumonia, fibrosis)
- fremitus berkurang atau menghilang apabila ada gangguan hantaran ke dinding dada (efusi
Pleura, penebalan pleura, tumor, pneumothorax)

PERKUSI
Dengan perkusi dapat terdengar beberapa kemungkinan suara:
 Suara sonor (resonant): suara perkusi jaringan paru normal
 Suara redup (dull), ketukan pada pleura yang terisi cairan, efusi pleura.
 Suara timpani (tympanic) seperti ketukan di atas lambung yang kembung
 Suara pekak (flat), seperti suara ketukan pada otot atau hati misalnya Resonansi
amforik, seperti timpani tetapi lebih bergaung, Metallklang Hipersonor
(hyperresonant) disini justru suara lebih keras, contoh pada bagian paru yang di atas
daerah yang ada cairannya
 Suara antara sonor dan timpani karena udara bertambah misalnya pada emfisema
pulmonum, juga pneumothorak.

AUSKULTASI
Bunyi napas yang normal
 Vesicular atau pelan dan bernada rendah. Bunyi ini terdengar selama inspirasi,
kemudian berlanjut tanpa henti sepanjang ekspirasi, dan ahirnya terdengar semakin
samar-samar sekitar sepertiga perjalanan sepanjang ekspirasi.
 Bronchovesikular dengan bunyi inspirasi dan ekspirasi yang lebih-kurang sama
panjangnya dan terkadang dipisahkan oleh interfal yangsunyi (tanpa suara).
Perbedaan nada dan intensitas sering lebih mudah terdekteksi pada saat ekspirasi.
 Bronchial atau bunyi yang keras dan bernada lebih tinggi dengan interval tanpa suara
yang singkat diantara bunyi inspirasi dan ekspirasi. Bunyi ekspirasi berlangsung lebih
lama dari pada bunyi inspirasi

Berikut adalah beberapa bunyi tambahan pada paru-paru


 Ronchi; Terutama terdengar saat inspirasi diatas trakea dan bronkus secara terus
menerus, nadanya rendah, terdengar seperti suara musik.
 Mengi (wheezing) : terdengar terutama saat ekspirasi disemua lapang paru (bisa
bernada rendah atau tinggi)
 Pleural friction rub: terdengar saat inspirasi atau ekspirasi pada paru-paru bagian
anterior sebagai suara gesekan yang sangat kasar.

Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
34

 Stridor: terdengar secara terus menerus pada fase inspirasi seperti suara kerokan yang
kasar.

PEMERIKSAAN FISIK; ABDOMEN

Pemeriksaan dilakukan dari sebelah kanan penderita, dengan urutan: inspeksi, auskultasi,
perkusi, palpasi

Kuadran Kanan Atas Kuadran Kiri Atas


Hati, kantung empedu, paru, esofagus Hati, jantung, esofagus, paru, pankreas,
limfa, lambung
Kuadran Kanan Bawah Kuadran Kiri Bawah
Usus 12 jari (duo denum), usus besar, Anus, rektum, testis, ginjal, usus kecil,
usus kecil, kandung kemih, rektum, usus besar
testis, anus

INSPEKSI
Mulailah menginspeksi dinding abdomen dari posisi Anda berdiri di sebelah kanan penderita.
Apabila anda akan memeriksa gerakan peristaltik sebaiknya dilakukan dengan duduk, atau
agak membungkuk, sehingga Anda dapat melihat dinding abdomen secara tangensial
Perhatikan bentuk permukaan (countour) abdomen termasuk daerah inguinal dan femoral:
datar, bulat, protuberant, atau scaphoid. Bentuk yang melendung mungkin disebabkan oleh
asites, penonjolan suprapubik karena kehamilan atau kandung kencing yang penuh. Tonjolan
asimetri mungkin terjadi karena pembesaran organ setempat atau massa.
Mintalah penderita untuk bernapas, perhatikan apakah nampak adanya hepar atau lien yang
menonjol di bawah arcus costa.
AUSKULTASI
Gunakan bagian diafragma stetoskop, letakkkan diafragma stetoskop dengan tekanan ringan
pada setiap area empat kwadaran abdomen
Catatan: (suara usus meningkat pada orang setelah makan)
PERKUSI
Perkusi dimulai dari kwadran kanan atas kemudian bergerak searah jarum jam, perhatikan
reaksi pasien dan catat bila pasien merasa nyeri atau nyeri tekan.suara timpani memiliki ciri
nada lebih tinggi dari pada resonan karena organ yang berisi udara sedangkan suara redup
mempunyai ciri nada lebih rendah atau lebih datar dari pada resonan suara ini terdengar pada

Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
35

masa padat misalnya keadaan acites, keadaan distensi kandung kemih, serta pada pembesaran
atau tumor hepar dan limfe
PALPASI
Palpasi dalam biasanya diperlukan untuk memeriksa masa abdomen. Dengan menggunakan
permukaan pallar dari ujung jari, lakukan palpasi dalm untuk mengetahui adanya masa.
Tentukanlah lokasinya, ukurannya, bentuknya, konsitensinya, mobilitasnya, apakah pasien
merasakan nyeri pada tekanan

PEMERIKSAAN FISIK THORAK


NAMA :

ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
1. PERSIAPAN ALAT:
o SARUNG TANGAN, STETOSKOP, BALLPOINT, LEMBAR DOKUMENTASI
2. TAHAP ORIENTASI
o MEMBERI SALAM DAN MEMPERKENALKAN NAMA PERAWAT.
o MEMANGGIL KLIEN DENGAN PANGGILAN YANG DISENANGI
o MENJELASKAN PROSEDUR DAN TUJUAN TINDAKAN PADA KLIEN
o MEMBERIKAN POSISI YANG NYAMAN PADA PASIEN
o MENCUCI TANGAN
TAHAP KERJA
3. INSPEKSI BENTUK DAN KESIMETRISAN DADA DARI SUDUT PANDANG
POSTERIOR DAN LATERAL, BANDINGKAN DIAMETER
ANTEROPOSTERIOR DENGAN DIAMETER TRANSVERSUM/LATERAL.
4. INSPEKSI KESEJAJARAN SPINA.
MINTA KLIEN BERDIRI, DARI POSISI LATERAL DAN BELAKANG (KETIKA
INSPEKSI DARI BELAKANG, MINTA KLIEN MEMBUNGKUK)
AMATI 3 LENGKUNG NORMAL : SERVIKAL, THORAKAL, LUMBAL.
5. POSISIKAN PASIEN SUPINE
AMATI POLA PERNAFASAN (FREKUENSI DAN IRAMA PERNAFASAN,
KEDALAMAN, UPAYA BERNAFAS, RETRAKSI SUPRAKLAVIKULA), ICTUS
CORDIS
PEMERIKSAAN THORAK ANTERIOR (POSISI PASIEN TIDUR TERLENTANG)

6. PALPASI THORAK ANTERIOR: KAJI TEMPERATUR DAN INTEGRITAS


SELURUH KULIT DADA (JIKA TIDAK ADA KELUHAN PERNAFASAN).
PALPASI SEMUA AREA DADA UNTUK MENGETAHUI ADANYA MASSA
ATAU PERGERAKAN ABNORMAL, HINDARI PALPASI YANG DALAM JIKA
ADA KELUHAN NYERI (JIKA ADA KELUHAN PERNAFASAN)
7. PALPASI DADA UNTUK MENGETAHUI ADANYA EKSKURSI PERNAFASAN
o LETAKKAN KEDUA TELAPAK TANGAN PADA THORAK BAWAH KLIEN,
JARI-JARI DISEPANJANG SISI LATERAL SELUBUNG IGA (RIB CAGE)
DAN IBU JARI DISEPANJANG COSTA
o MINTA KLIEN MENGAMBIL NAFAS DALAM, AMATI PERGERAKAN
KEDUA TANGAN
(NORMALNYA GERAKAN SIMETRIS KANAN KIRI)
8. PALPASI DADA UNTUK MENGETAHUI FREMITUS VOCAL/TAKTIL
(GETARAN HALUS YANG DIRASAKAN PADA DINDING DADA KLIEN SAAT
KLIEN BERBICARA)

Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
36

o LETAKKAN PERMUKAAN UJUNG JARI/BAGIAN ULNAR TANGAN PADA


DADA ANTERIOR KLIEN, DIMULAI DIDEKAT APEX PARU
o MINTA KLIEN MENGULANGI BEBERAPA KATA, MISSAL : “ SEMBILAN
PULUH SEMBILAN “
o ULANGI 2 LANGKAH DIATAS, GESER KEDUA TANGAN BERURUTAN
SAMPAI BAGIAN DASAR PARU
o BANDINGKAN FREMITUS PADA KEDUA PARU DAN FREMITUS ANTARA
AREA APEX DAN BASIS PARU
(NORMALNYA SAMA ANTARA KANAN DAN KIRI)
9. LAKUKAN PERKUSI SECARA SISTEMATIS DIMULAI DARI ATAS
KLAVIKULA PADA RUANG SUPRAKLAVIKULAR DILANJUTKAN KEBAWAH
HINGGA MENCAPAI DIAFRAGMA
o POSISI TANGAN SAAT PERKUSI: LETAKKAN TANGAN NON DOMINAN
DI ATAS PERMUKAAN TUBUH YANG AKAN DILAKUKAN PERKUSI.
UJUNG JARI TENGAH DARI TANGAN DOMINAN MEMUKUL DASAR
PERSENDIAN (TGN NON DOMINAN)
10. AUSKULTASI DADA, LAKUKAN URUTAN SEPERTI LANGKAH YANG
DIGUNAKAN DALAM PERKUSI YANG DIMULAI DARI BRONKI DIANTARA
STERNUM DAN KLAVIKULA
PEMERIKSAAN THORAK POSTERIOR (POSISI PASIEN DUDUK)

11. PALPASI THORAK POSTERIOR (EKSPANSI THORAK): LETAKKAN KEDUA


TELAPAK TANGAN DIATAS THORAK BAGIAN BAWAH, KEDUA IBU JARI
DIDEKATKAN DIATAS SPINA DAN JARI-JARI DIREGANGKAN KEARAH
LATERAL. MINTA KLIEN MENARIK NAFAS DALAM, AMATI PERGERAKAN
KEDUA TANGAN.
(NORMALNYA GERAKAN SIMETRIS KANAN KIRI)
12. LAKUKAN PALPASI FREMITUS TAKTIL UNTUK BAGIAN POSTERIOR
13. LAKUKAN PERKUSI SECARA SISTEMATIS PD AREA YANG DIGAMBARKAN
DI ATAS
14. AUSKULTASI DADA, LAKUKAN URUTAN LANGKAH PADA AREA YANG
DIGAMBARKAN DI ATAS, BANDINGKAN ANTARA SISI KANAN DAN KIRI
15. PALPASI IMPULS VENTRIKEL KANAN PADA PARASTERNUM KIRI DAN
AREA EPIGASTRIK (KUATNYA IMPULS DIDUGA PEMBESARAN
VENTRIKEL KANAN)
16. PERKUSI JANTUNG
BATAS KIRI JANTUNG: LAKUKAN PERKUSI DARI ARAH LATERAL KE
MEDIAL. PERUBAHAN ANTARA BUNYI SONOR DARI PARU-PARU KE
REDUP RELATIF KITA TETAPKAN SEBAGAI BATAS JANTUNG KIRI.
NORMALNYA :
ATAS : ICS II KIRI DI LINEA PARASTRENALIS KIRI (PINGGANG
JANTUNG)
BAWAH: ICS V KIRI AGAK KE MEDIAL LINEA MIDKLAVIKULARIS KIRI (
TEMPAT IKTUS)

BATAS KANAN JANTUNG: DILAKUKAN DARI ARAH LATERAL KE MEDIAL.


AGAK SULIT MENENTUKAN BATAS JANTUNG KANAN KARENA
LETAKNYA AGAK JAUH DARI DINDING DEPAN THORAK.
NORMALNYA :
ATAS : ICS II KANAN LINEA PARASTERNALIS KANAN
BAWAH : ICS III-IV KANAN,DI LINEA PARASTERNALIS KANAN.

Panum Uji skill Profesi Ners Genap 2020/2021 Stase Keperawatan Medikal Bedah
37

17. AUSKULTASI JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN STETOSKOP PADA


AREA YANG DITUNJUKKAN PADA GAMBAR. GUNAKAN DIAFRAGMA
STETOSKOP UNTUK BUNYI NADA TINGGI (MIS : BUNYI S1 & S2),
SEDANGKAN BEL STETOSKOP UNTUK BUNYI NADA RENDAH PADA BATAS
STERNUM KIRI BAWAH DAN APEKS.

NORMALNYA PADA AUSKULTASI JANTUNG TERDENGAR BUNYI S1 & S2.


BUNYI ABNORMAL ADALAH S3 DAN S4. S1 TERJADI KARENA PENUTUPAN
KATUP MITRAL & TRIKUSPIDALIS. SEDANGKAN S2 TERJAADI KARENA
PENUTUPAN KATUP SEMILUNAR AORTA DAN ARTERI PULMONAL.
18. TERMINASI
o MENYIMPULKAN HASIL PROSEDUR YANG TELAH DILAKUKAN.
o MEMBERIKAN REINFORCEMENT SESUAI DENGAN KEMAMPUAN KLIEN.
o MENGAKHIRI KEGIATAN DENGAN CARA MEMBERI SALAM.
19. DOKUMENTASI
o DOKUMENTASIKAN HASIL PENGKAJIAN,
o WAKTU PENGKAJIAN (JAM,TANGGAL)
o TANDA TANGAN DAN NAMA TERANG
TOTAL

KET:
0: TIDAK ADA/ TIDAK DILAKUKAN,
1: ADA, KURANG LENGKAP/ KURANG SESUAI PEDOMAN/ KURANG KOMPETEN
2: ADA, LENGKAP/SESUAI PEDOMAN/ KOMPETEN
NILAI TOTAL : SCORE TOTAL X 100
38

nilai yogyakarta/......../....../20
evaluator

( )
38

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN


NAMA :

ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
1. PERSIAPAN ALAT
o STETOSKOP
o HANDSCOEN
o SELIMUT
o BULLPEN, LEMBAR DOKUMENTASI
2. TAHAP ORIENTASI
o MEMBERI SALAM DAN MEMPERKENALKAN NAMA PERAWAT.
o MEMANGGIL KLIEN DENGAN PANGGILAN YANG DISENANGI
o MENJELASKAN PROSEDUR DAN TUJUAN TINDAKAN PADA KLIEN
o MEMBERIKAN POSISI YANG NYAMAN PADA PASIEN
o MENCUCI TANGAN
TAHAP KERJA
3. INSPEKSI
o POSISIKAN PASIEN SUPINE (TELENTANG)
o BUKA BAJU PASIEN, TURUNKAN CELANA HINGGA SIMFISIS
o TUTUP DADA DAN DAERAH SIMFISIS PASIEN DENGAN SELIMUT
o AMATI PERMUKAAN ABDOMEN (RATA, ABDOMINAL FROG,
SCAPOID/CEKUNG) KESIMETRISAN ABDOMEN, KULIT (WARNA, LESI,
PENYEBARAN PEMBULUH DARAH VENA), GERAKAN DINDING ABDOMEN
(GELOMBANG PERISTALTIK, PULSASI), UMBILIKUS, PEMBESARAN
ORGAN, MASSA
4. AUSKULTASI
MENDENGARKAN PERISTALTIK USUS
LETAKKAN DIAFRAGMA STETOSKOP PADA KUADRAN KIRI BAWAH
DINDING ABDOMEN
DENGARKAN SUARA PERISTALTIK USUS, HITUNG SELAMA 1 MENIT

NORMAL DEWASA : 5 – 35X/MENIT


NORMAL ANAK : 5 – 15 X/MENIT
5. MENDENGARKAN SUARA PEMBULUH DARAH
LETAKKAN DIAFRAGMA STETOSKOP, DENGARKAN BISING YANG
MUNCUL

6. PERKUSI
o TENTUKAN BAGIAN ABDOMEN YANG AKAN DILAKUKAN PERKUSI,
TEMPATKAN TELAPAK TANGAN KIRI PADA BAGIAN YANG AKAN DI
PERKUSI. LAKUKAN PERKUSI SESUAI URUTAN
o KETUK PUNGGUNG JARI TELUNJUK/TENGAH TANGAN KIRI DENGAN
JARI TELUNJUK/TENGAH TANGAN KANAN
o DENGARKAN SUARA YANG DITIMBULKAN (PERKUSI ABDOMEN
NORMAL ADALAH TIMPANI, HATI BERBUNYI REDUP/DULLNESS)
7. PEMERIKSAAN ASITES SHIFTING DULLNESS
o MIRINGKAN PASIEN SALAH SATU SISI
o PERKUSI ABDOMEN BAGIAN ATAS DAN BAWAH (ATAS TERDENGAN
TIMPANI, BAWAH REDUP)
o MEMINTA PASIEN UNTUK BERBARING KE SATU SISI BERLAWANAN
39

o PERKUSI ABDOMEN BAGIAN ATAS DAN BAWAH (ATAS TERDENGAN


TIMPANI, BAWAH REDUP)
8. PALPASI
LAKUKAN PALPASI DIMULAI DARI DAERAH SUPERFICIAL, LALU KE
DALAM (JIKA PASIEN MENGELUHKAN NYERI, SEBAIKNYA DIPERIKSA
PALING AKHIR)

JIKA DINDING ABDOMEN TEGANG, MINTA PASIEN UNTUK MENEKUK


LUTUT. TEKAN DAERAH MUSKULUS RECTUS ABDOMINALIS, MINTA
PASIEN NAFAS DALAM (MUSKULUS RECTUS RELAKSASI MAKA ADA
SPASME VOLUNTER, JIKA KONTRAKSI/KAKU MAKA ITU SPASME SEJATI)
9. PALPASI BIMANUAL
(DILAKUKAN DGN 2 TANGAN, UNTUK MEMERIKSA ORGAN DALAM)
LETAKKAN TANGAN KIRI DI PINGGANG KANAN ATAU KIRI PASIEN, DAN
TANGAN KANAN PADA BAGIAN DEPAN DINDING ABDOMEN
10. PEMERIKSAAN ASITES DENGAN METODE TES UNDULASI
o MINTA PASIEN UNTUK MENEKAN KEDUA TANGAN DI ATAS GARIS
TENGAH ABDOMEN
o KETOK SALAH SATU SISI ABDOMEN DENGAN UJUNG JARI DAN
RASAKAN PENJALARAN GETARAN PADA SISI ABDOMEN
BERSEBERANGAN
11. TERMINASI
o MENYIMPULKAN HASIL PROSEDUR YANG TELAH DILAKUKAN.
o MEMBERIKAN REINFORCEMENT SESUAI DENGAN KEMAMPUAN
KLIEN.
o MENGAKHIRI KEGIATAN DENGAN CARA MEMBERI SALAM.
12. DOKUMENTASI
o DOKUMENTASIKAN KESIMPULAN HASIL PENGKAJIAN,
o WAKTU PENGKAJIAN (JAM,TANGGAL)
o TANDA TANGAN DAN NAMA TERANG

TOTAL

KET:
0: TIDAK ADA/ TIDAK DILAKUKAN,
1: ADA, KURANG LENGKAP/ KURANG SESUAI PEDOMAN/ KURANG KOMPETEN
2: ADA, LENGKAP/SESUAI PEDOMAN/ KOMPETEN
NILAI TOTAL : SCORE TOTAL X 100
24

NILAI Yogyakarta/......../....../20........
Evaluator

( )

Anda mungkin juga menyukai