Anda di halaman 1dari 6

Bekal kubur 5) Waruga

Benda-benda atau hal-hal lain yang dapat juga berupa hewan yang dikubur bersama dengan
mayat; dianggap berfungsi sebagai bekal bagi roh orang yang meninggal dalam perjalanan ke Waruga adalah kubur batu berbentuk kubus atau bulat.
alam baka atau digunakan roh di alam kubur. Bentuknya sama seperti dolmen dan sarkofagus, yaitu
dibuat dari batu yang utuh. Di Sulawesi Tengah dan
Bangunan-bangunan batu yang dihasilkan pada zaman megalithikum
Utara banyak ditemukan waruga.
antara lain sebagai berikut.

1) Menhir
Menhir merupakan tiang atau tugu batu yang dibuat untuk menghormati 6) Punden berundak-undak
roh nenek moyang. Daerahdaerah tempat ditemukannya menhir di Bangunan lainnya yang dihasilkan pada
Indonesia, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra zaman megalithikum adalah punden
Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan, dan Bali. berundak-undak. Bangunan ini
berfungsi sebagai tempat pemujaan
2) Sarkofagus yang berupa batu tersusun secara
Sarkofagus menyerupai peti mayat atau keranda yang bertingkat-tingkat. Di tempat punden
bentuknya seperti palung atau lesung, tetapi mempunyai berundak-undak biasanya terdapat
tutup. Benda ini terbuat dari batu sehingga diperkirakan menhir. Daerah ditemukannya punden
kehadiran sarkofagus sezaman dengan zaman megalithikum berundak-undak antara lain di Lebak
(zaman batu besar). Adanya sarkofagus ini menandakan Sibedug (Banten Selatan) dan Ciamis
kepercayaan pada waktu itu, bahwa orang yang meninggal (Jawa Barat).
perlu dikubur dalam peti mayat. Di daerah Bali, sarkofagus
ini banyak ditemukan. 7) Arca
Arca ini terbuat dari batu yang
3) Dolmen berbentuk patung binatang atau
Tempat lain untuk melakukan pemujaan pada manusia. Tempat
arwah nenek moyang pada waktu itu ialahDolmen. ditemukannya arca-arca antara
Dolmen ini terbuat dari batu besar yang berbentuk lain di Jawa Tengah, Jawa
meja. Meja ini berkaki yang menyerupai menhir. Timur, Lampung, dan
Dolmen berfungsi sebagai tempat sesaji dalam Sumatera Selatan.
rangka pemujaan kepada roh nenek moyang.
Di beberapa tempat, dolmen berfungsi sebagai peti
mayat, sehingga di dalam dolmen terdapat tulang
belulang manusia. Sebagai bekal untuk yang Kehidupan Manusia Purba
meninggal, di dalam dolmen disertakan benda- Masa perundagian
benda seperti periuk, tulang dan gigi binatang, dan Benda-benda yang dihasilkan pada zaman perundagian mengalami kemajuan dalam hal
alat-alat dari besi. teknik pembuatan. Teknik pembuatan barang dari logam yang utama adalah melebur, yang
kemudian dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Ada dua teknik pencetakan logam
4) Kubur batu yaitu bivolve dan a cire perdue. Teknik bivolve dilakukan dengan cara menggunakan
Selain dolmen dan sarkofagus, ditemukan cetakan-cetakan batu yang dapat dipergunakan berulang kali. Cetakan terdiri dari dua bagian
juga kubur batu yang fungsinya sebagai peti mayat. (kadang-kadang lebih, khususnya untuk benda-benda besar) diikat. Ke dalam rongga cetakan
Bedanya ialah kubur batu ini dibuat dari lempengan itu dituangkan perunggu cair. Kemudian cetakan itu dibuka setelah logamnya mengering.
batu, sedangkan dolmen dan sarkofagus dibuat dari Teknik a cire perdue dikenal pula dengan istilah cetak lilin. Cara yang dilakukan yaitu
batu utuh. Di daerah Jawa Barat, penemuan kubur dengan membuat cetakan model benda dari lilin. Cetakan tersebut kemudian dibungkus
batu banyak ditemukan. dengan tanah liat. Setelah itu tanah liat yang berisi lilin itu dibakar. Lilin akan mencair dan
keluar dari lubang yang telah dibuat. Maka terjadilah benda tanah liat bakar yang berongga.
Bentuk rongga itu sama dengan bentuk lilin yang telah cair. Setelah cairan logam dingin,
cetakan tanah liat dipecah dan terlihatlah cairan logam yang telah membeku membentuk pada saat itu dengan Cina. Jadi, hubungan antara Indonesia dengan Cina sudah ada sejak
suatu barang sesuai dengan rongga yang ada dalam tanah liat. zaman perunggu. .

Pada masa perundagian dihasilkan benda-benda yang terbuat dari perunggu, yaitu sebagai 3) Kapak corong
berikut. Kapak ini disebut kapak corong karena
bagian atasnya berbentuk corong yang sembirnya
1) Bejana belah. Benda ini terbuat dari logam. Ke dalam
Bentuk bejana perunggu seperti gitar Spanyol tetapi tanpa tangkainya. corong itu dimasukkan tangkai kayunya yang
Pola hiasan benda ini berupa pola hias anyaman dan huruf L.Bejana menyiku pada bidang kapak. Kapak tersebut
ditemukan di daerah Madura dan Sumatera. disebut juga kapak sepatu, karena hampir mirip
dengan sepatu bentuknya. Ukuran kapak kecil itu
Gambar 4.20 Bejana perunggu dari Madura beragam, ada yang kecil dan sangat sederhana,
besar memakai hiasan, pendek besar, bulat, dan
2) Nekara panjang sisinya. Ada kapak corong yang satu
Nekara ialah semacam berumbung dari perunggu yang sisinya disebut candrasa.
berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atapnya tertutup. Tempat ditemukannya kapak tersebut yaitu di
Pada nekara terdapat pola hias yang beraneka ragam. Pola Sumatra Selatan, Bali, Sulawesi Tengah dan
hias yang dibuat yaitu pola binatang, geometrik, gambar Selatan, pulau Selayar, dan Irian dekat danau
burung, gambar gajah, gambar ikan laut, gambar kijang, Sentani.
gambar harimau, dan gambar manusia. Dengan hiasan yang
demikian beragam, maka nekara memiliki nilai seni yang Kapak yang beragam bentuknya tersebut,
cukup tinggi. tidak semua digunakan sebagaimana layaknya
kegunaan kapak sebagai alat bantu yang
fungsional. Selain itu, kapak juga digunakan
Beberapa tempat ditemukannya nekara yaitu Bali, Sumatra, sebagai barang seni dan alat upacara, seperti
Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, Alor, dan Kepulauan Kei. Di candrasa. Di Yogyakarta, ditemukan candrasa
Bali ditemukan nekara yang bentuknya besar dan masyarakat yang dekat tangkainya terdapat hiasan gambar
di sana mempercayai bahwa benda itu jatuh dari seekor burung terbang sambil memegang
langit.Nekara tersebut disimpan di sebuah pura (kuil) di desa candrasa.
Intaran daerah Pejeng. Puranya diberi nama Pura Panataran
Sasih (bulan).

Di Alor banyak ditemukan nekara dengan bentuk kecil tapi 4) Perhiasan


memanjang. Nekara ini disebutmoko. Hiasan-hiasan yang ada Manusia pada perundagian sudah memiliki
pada nekara di Alor ini bergambar, bentuk hiasannya ada apresiasi yang cukup terhadap seni. Hal ini dibuktikan
yang merupakan hiasan jaman Majapahit. Hubungan ditemukannya berbagai hiasan. Hiasan yang ditemukan
antarwilayah di Indonesia diperkirakan sudah terjadi pada berupa gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan
masa perundagian dengan ditemukannya nekara. Hal ini bandul kalung. Bendabenda tersebut ada yang diberi
dapat dilihat dari Nekara yang berasal dari Selayar dan pola hias dan ada yang tidak. Benda yang diberi pola
Kepulauan Kei dihiasi gambargambar gajah, merak, dan hias seperti cincin atau gelang yang diberi pola hias
harimau. Sedangkan binatang yang tercantum pada nekara geometrik.
tersebut tidak ada di di daerah itu. Hal ini menunjukkan Ditemukan pula cicin yang berfungsi bukan untuk
bahwa nekara berasal dari daerah Indonesia bagian barat atau dari benua Asia. perhiasan, tetapi sebagai alat tukar. Cincin yang seperti
ini ukurannya sangat kecil bahkan tidak bisa
Hal yang menarik lagi ditemukannya nekara di Sangean. Nekara yang ditemukan di daerah dimasukkan ke dalam jari anak. Tempat-tempat
ini bergambar orang menunggang kuda beserta pengiringnya yang memakai pakaian orang ditemukannya benda-benda tersebut antara lain Bogor,
Tartar. Dengan adanya gambar tersebut menunjukkan terjadi hubungan bangsa Indonesia Malang, dan Bali.
Perhiasan-perhiasan lainnya yang ditemukan pada Upacara sebagai bentuk ritual kepercayaan mengalami perkembangan. Mereka melakukan
masa perundagian yaitu manik-manik. Pada masa prasejarah upacara tidak hanya berkaitan dengan leluhur, akan tetapi berkaitan dengan mata pencaharian
manik-manik banyak digunakan untuk upacara, bekal orang hidup yang mereka lakukan. Misalnya ada upacara khusus yang dilakukan oleh masyarakat
yang meninggal (disimpan dalam kuburan), dan alat tukar. pantai khususnya para nelayan. Upacara yang dilakukan oleh masyarakat pantai ini, yaitu
Pada masa perundagian, bentuk manik-manik mengalami penyembahan kekuatan yang dianggap sebagai penguasa pantai. Penguasa inilah yang
perkembangan. mereka anggap memberikan kemakmuran kehidupannya. Sedang di daerah pedalaman atau
pertanian ada upacara persembahan kepada kekuatan yang dianggap sebagai pemberi berkah
Pada zaman prasejarah lebih banyak terbuat dari batu, terhadap hasil pertanian.
sedangkan pada masa ini sudah dibuat dari kulit kerang, batu
akik, kaca, dan tanah-tanah yang dibakar. Manik-manik Menurut susunannya, lapisan bumi ini makin ke bawah makin tua, makin ke atas makin
memiliki bentuk yang beragam, ada yang berbentuk silindris, muda. Adapun pembagian masa praaksara adalah seperti berikut.
bulat, segi enam, oval, dan sebagainya. Di Indonesia beberapa
daerah yang merupakan tempat ditemukannya manik-manik
antara lain Bogor, Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, dan Besuki.

5) Perunggu
Pada masa perundagian dihasilkan pula
arca-arca yang terbuat dari logam
perunggu. Dalam pembuatan arca ini
dilakukan pula dengan menuangkan
cairan logam. Patung yang dibuat
berbentuk beragam, ada yang berbentuk
manusia dan binatang. Posisi manusia
dalam bentuk arca itu ada yang sedang
menari, berdiri, naik kuda dan sedang
memegang panah. Arca binatang itu ada
yang berupa arca kerbau yang sedang
berbaring, kuda sedang berdiri, dan kuda 1) Arkaeozoikum
dengan pelana. Tempat ditemukan arca- Inilah masa tertua dalam sejarah perkembangan bumi. Pada masa yang berlangsung kira-kira
arca tersebut yaitu di Bangkinang 2.500 juta tahun yang lalu ini, keadaan bumi belum stabil, kulit bumi masih dalam proses
(Provinsi Riau), Lumajang, Palembang, dan Bogor. pembentukan, dan udara saat ini masih sangat panas sehingga belum tampak tanda-tanda
kehidupan.
c. Sistem kepercayaan 2) Palaeozoikum
Pada masa perundagian memiliki sistem kepercayaan yang tidak jauh berbeda Masa ini berlangsung 340 juta tahun yang lalu. Palaeozoikum disebut juga Zaman Primer.
dengan masa sebelumnya. Praktek kepercayaan yang mereka lakukan masih berupa Pada masa ini, terjadi penurunan suhu bumi. Akibatnya, bumi lambat laun menjadi dingin.
pemujaan terhadap leluhur. Hal yang membedakannya adalah alat yang digunakan untuk Sudah ada tanda-tanda kehidupan yang makin jelas, yakni munculnya makhluk bersel satu
praktek kepercayaan. Pada masa perundagian, seperti bakteri dan sejenis amfibi dan reptil 
benda-benda yang digunakan untuk praktek kepercayaan biasanya terbuat dari bahan
perunggu. 3) Mesozoikum
Masa ini berlangsung 140 juta tahun yang lalu.
Sistem kepercayaan yang dilakukan oleh manusia pada zaman perundagian masih Mesozoikum disebut juga Zaman Sekunder. Pada
memelihara hubungan dengan orang yang meninggal. Pada masa ini, praktek penguburan masa ini, kehidupan berkembang dengan sangat
menunjukkan stratifikasi sosial antara orang yang terpandang dengan rakyat biasa. Kuburan cepat. Jumlah ikan, amfibi, dan reptil makin
orang-orang terpandang selalu dibekali dengan barang-barang yang mewah dan upacara yang banyak. Reptil mencapai bentuk yang luar biasa
dilakukan dengan cara diarak oleh orang banyak. Sebaliknya, apabila yang meninggal orang besarnya, seperti Dinosaurus dan Atlantosaurus.
biasa, upacaranya sederhana dan kuburan mereka tanpa dibekali dengan barang-barang Fosil reptil raksasa ini banyak ditemukan hampir di
mewah. seluruh dunia. Fosil yang ditemukan antara lain Dinosaurus panjangnya 12 meter,
Atlantosaurus 30 meter. Pada masa ini, burung dan binatang menyusui sudah ada, namun berburu.
masih rendah tingkatannya. 2) Masa Bercocok Tanam
4) Kaenozoikum Pada masa ini, manusia purba sudah menguasai pengetahuan dan teknologi yang berkaitan
Masa ini dikenal juga sebagai masa Neozoikum yang dengan usaha pertanian. Mereka juga sudah memiliki kemampuan mengadakan persediaan
diperkirakan berusia 60 juta tahun yang lalu. Pada makanan. Kemampuan ini diikuti juga dengan kemahiran membuat wadah untuk menyimpan
masa ini, keadaan bumi sudah mulai stabil. persediaan makanan tersebut. Sistem kehidupan manusia pada masa bercocok tanam sudah
Kehidupan makin berkembang dan beraneka ragam. mulai tinggal menetap di suatu perkampungan. Kebutuhan mereka juga makin luas, misalnya
Masa ini dibagi menjadi dua seperti berikut. kebutuhan akan makanan dan pakaian. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, mereka
(1) Zaman Tersier. Pada masa ini, reptil raksasa bercocok tanam dengan cara berhuma, yaitu dengan menebangi hutan dan menanaminya
lambat laun lenyap, binatang-binatang menyusui (bercocok tanam sederhana). Oleh sebab itu, masa ini dikenal juga sebagai masa food
berkembang dengan baik, dan primat sudah ada. producing karena manusia pada masa itu sudah mampu memproduksi makanannya. Masa
Monyet dan kera sudah ditemukan pada masa ini. bercocok tanam ditandai dengan berkembangnya kemahiran mengasah alat-alat batu dan
(2) Zaman Kuarter. Masa ini berlangsung 600.000 pembuatan gerabah (benda pecah-belah dari tanah liat yang dibakar). Alat yang diasah antara
tahun yang lalu. Tanda-tanda kehidupan manusia lain kapak lonjong, beliung persegi, mata panah, gerabah, dan perhiasan dari batu dan
telah ditemukan pada masa ini. Masa ini dibagi ke kerang.
dalam dua bagian, yaitu:

• Pleistosen yang berlangsung 600.000 tahun yang lalu. Pada masa ini, kehidupan manusia
mulai ada dan terjadi perubahan suhu yang memengaruhi keadaan kehidupan. Banyak air
yang berubah menjadi es, terutama beberapa daratan yang berdekatan dengan Kutub Utara
tertutup es. Di daerah yang berjauhan dari Kutub, terjadi musim hujan.
• Holosen yang dimulai 20.000 tahun hingga dewasa ini. Pada masa ini, muncul manusia
cerdas (homo sapiens) yang merupakan nenek moyang dari manusia modern.

b. Berdasarkan Perkembangan Kebudayaan


Berdasarkan perkembangan kebudayaan dan peralatan yang digunakannya, masa praaksara
dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa berburu dan meramu, masa bercocok tanam, dan masa
perundagian.

1) Masa Berburu dan Meramu


Pada masa berburu dan meramu, keadaan alam masih belum stabil. Manusia hidup
secara berkelompok dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Mereka selalu berpindah-pindah
(nomaden) mencari daerah baru yang dapat memberikan makanan yang cukup. Makanannya
diperoleh dengan cara berburu. Daerah perburuan mereka tidak terlalu jauh dari sungai,
danau, atau sumber-sumber air yang lain karena binatang buruan selalu berkumpul di dekat
sumber air. Hewan yang diburu antara lain kera, badak, rusa, banteng, dan kerbau liar.
Makanan yang mereka kumpulkan adalah umbiumbian, daun-daunan, dan buah-buahan.
Hewan dan tumbuhan yang dikumpulkan diolah dengan cara sederhana. Mereka belum
mengenal cara memasak makanan karena mereka belum mengenal alat memasak seperti
periuk belanga.
Pada masa bercocok tanam, manusia purba juga sudah mengenal atau menemukan api dan
Peralatan yang digunakan oleh manusia untuk berburu pada waktu itu dibuat dari sudah mengembangkan alat transportasi air. Alat transportasi yang pertama digunakan adalah
batu, kayu, maupun tulang-tulang hewan dalam bentuk yang sederhana. Alat-alat yang rakit. Pada masa ini, kesenian pun mulai dikenal. Mereka mulai membuat kalung dari kulit
digunakan manusia purba pada saat itu adalah sebagai berikut. kerang dan gelang dari batu-batu yang indah. Lukisan berwarna pun ditemukan di dalam
(1) Kapak perimbas, digunakan untuk menguliti binatang hasil berburu, merimbas kayu, dan gua-gua.
memecah tulang. 3) Masa Perundagian
(2) Alat serpih, digunakan sebagai gurdi, penusuk, dan sebagai pisau. Pada masa perundagian, manusia mulai mengenal teknologi pertukangan. Mereka telah
(3) Kapak genggam awal, digunakan untuk menggali ubi dan memotong binatang hasil mampu mengolah logam, terutama perunggu dan besi. Kemampuan mengolah logam hanya
dapat dikerjakan oleh orang yang ahli (undagi). Oleh sebab itu, masa ini dikenal dengan
masa perundagian. Masa perundagian merupakan masa perkembangan pesat dari berbagai
kemahiran membuat alat. Pada masa ini, telah dikenal sistem perdagangan. Sistem ini
berkembang pada awalnya untuk mendapatkan timah putih, bahan utama pembuatan alat-alat
perunggu. Alat-alat dari perunggu yang dihasilkan pada masa ini ialah nekara, kapak, bejana,
dan arca-arca. Alat-alat dari besi yang dihasilkan antara lain mata kapak, mata sabit, mata
pisau, mata tembilang, mata pedang, cangkul, tongkat. Kemahiran membuat gerabah dan
manik-manik pun makin baik. Manik-manik sudah dibuat dari kaca.

3. Jenis Manusia Praaksara di Indonesia


Manusia yang hidup pada masa praaksara biasa disebut manusia purba. Seperti apa manusia
purba yang pernah hidup di Indonesia? Ternyata Indonesia merupakan tempat penting bagi
perkembangan penyelidikan tentang manusia purba. Di Indonesia, banyak ditemukan
berbagai fosil manusia purba. Jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah
seperti berikut.

a. Meganthropus
Fosil jenis Meganthropus, yaitu Meganthropus Palaeojavanicus, ditemukan oleh Von
Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941 di Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. c. Homo
Manusia purba tertua di Jawa ini diperkirakan hidup antara 2.500.000 sampai 1.250.000 Manusia jenis homo lebih sempurna dari kedua jenis manusia purba di atas. Manusia dengan
tahun yang lalu. Diperkirakan perawakannya sudah tegap, rahang dan gerahamnya besar, tinggi badan antara 130-210 cm ini hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu. Jenisnya
serta tidak berdagu sehingga menyerupai kera. Mereka hidup dari makanan yang terutama antara lain Homo Soloensis (manusia purba dari Solo), Homo Wajakensis (manusia purba
berasal dari tumbuh-tumbuhan. dari Wajak), dan Homo Sapiens (manusia cerdas). Manusia purba jenis ini telah mampu
membuat alat-alat dari batu dan tulang untuk berburu. Mereka juga telah mampu memasak
b. Pithecanthropus makanannya walau dengan cara sederhana.
Fosil Pithecanthropus paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus tidak setegap
Meganthropus. Jenis-jenis Pithecanthropus di Indonesia antara lain Pithecanthropus
mojokertensis, Pithecanthropus soloensis, dan Pithecanthropus erectus. Manusia purba yang
diperkirakan hidup 2.500.000 sampai 1.250.000 tahun yang lalu ini berbadan tegak sekitar 4. Sistem Kepercayaan Manusia Praaksara
165-180 cm. Mereka masih menyerupai kera dengan tulang tengkorak yang cukup tebal dan Sistem kepercayaan telah berkembang pada masa manusia praaksara. Mereka menyadari
berbentuk lonjong. Pithecanthropus hidup berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka bahwa ada kekuatan lain di luar mereka. Oleh sebab itu, mereka berusaha mendekatkan diri
tinggal di padang terbuka dan hidup secara berkelompok. dengan kekuatan tersebut. Caranya ialah dengan mengadakan berbagai upacara, seperti
pemujaan, pemberian sesaji, atau upacara ritual lainnya. Beberapa sistem kepercayaan
manusia purba adalah seperti berikut.

a. Animisme
Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami semua benda. Manusia purba
percaya bahwa roh nenek moyang masih berpengaruh terhadap kehidupan di dunia. Mereka
juga memercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat jahat dan berbuat baik.
Roh-roh itu mendiami semua benda, misalnya pohon, batu, gunung, dsb. Agar mereka tidak Hasil budaya proto melayu
diganggu roh jahat, mereka memberikan sesaji kepada roh-roh tersebut.

b. Dinamisme 2. Deutro Melayu: sampai di wilayah Nusantara kira-kira tahun 500 SM, membawa
Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang kebudayaan Dongson, wilayah Vietnam bagian utara, benda yang dibawa antara lain: nekara,
dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan candrasa, bejana, arca, manik-manik. Alur penyebaran Melayu Muda ini, berawal dari
hidup. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka. daratan Asia, Thailand, Malaysia Barat, kemudian menyebar ke wilayah Nusantara.
Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar,
dll. Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan upacara
pemberian sesaji, atau ritual lainnya.

c. Totemisme
Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena
memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi, ular, dan
harimau.

\4. Kepercayaan Bersifat Monoisme


Monoisme adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Contoh hasil kebudayaan Dongson (nekara dan moko)
Kepercayaan ini muncul berdasarkan pengalaman-pengalaman dari masyarakat.

Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia

Menurut Von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, China
bagian Selatan.
Kedatangan nenek moyang dari wilayah Yunnan ke wilayah nusantara terbagi dalam dua
gelombang yakni:
1. Proto Melayu: tiba di wilayah nusantara kira-kira tahun 2000 SM, mereka membawa
kebudayaan Neolithikum. Arah persebaran proto melayu terbagi dalam 2 cabang yakni:
Bangsa yang membawa peralatan kapak lonjong (ras papua melanesoid) , datang dari
Yunnan melalui Filipina, kemudian menyebar ke Sulawesi Utara, Maluku, bahkan sampai ke
Papua. Cabang yang kedua adalah Ras Austronesia, membawa kebudayaan kapak persegi,
menyebar melalui Yunnan, Malaya, Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara.

Anda mungkin juga menyukai