Kelas : XI MIPA 2
“ PERANG DIPONEGORO “
Pada tanggal 5 Januari 1808 zaman penguasaan Daendels terjadi perseteruan pihak Belanda dengan
Keraton.
Daendles : “Pembangunan jalan ini harus segera dilakukan!. Dari Anyer hingga Panarukan harus segera
dilaksananakan! Tidak mau tau, segera bukakan akses untuk melancarkan pembangunan jalan ini!”
Pihak Keraton: “Tidak bisa sebelum ada persetujuan dari pihak kami, pilih saja jalur lain”
Hamengkubuwono IV: “naikkan tahta adikku akan memperlancar system birokrasi kita”
Penasehat Keraton: “Bagaimana mungkin di usia yang begitu muda, sri sultan hamengkubuwono lima
bisamemimpin kerajaan kita”
Smissaert: “lebih baik saya gantikan sementara posisi adik baginda sri sultan, setelah beliau tumbuh
dewasaakan saya kembalikan, dengan begitu kehidupan rakyat pasti terjamin”
Hamengkubuwono IV: “ Baiklah, namun masih ada harapan dari bagian keraton yang dapat mempin,
ketururnan wali ia dari pakualam ia diponegoro”
Smissaert: “Mana bisa seperti itu, saya sudah berbaik hati menawarkan tugas seberat ini masih anda
tolak?”
Kepemimpinan Smissaert membuat rakyat menderita. Munculah seorang bangsawan putra dari Ham
engkubuwono III bernama Raden Mas Ontowiryo atau Pangeran Diponegoro.Pangeran DIponegoro in
itidak puas dengan melihat penderitaan rakyat karena kekejaman dan kelicikan Belanda,Mulailah
Pangeran Diponegoro menentang dominasi Belanda.
Rakyat: “Bagaimana kita bisa makan? Untuk berdiri pun rasanya tak kuat menahan pedih, kejam sekali”
Pihak Keraton: ” harus memperoleh uang darimana lagi untuk membayar kompensasi?”
Pihak Keraton: ”entahlah keuangan kita sudah mancapai kebangkrutan”
Pihak Keraton:”Kita manfaatkan saja Diponegoro ia kan memiliki banyak channel dengan sesame
bangsawansepertinya”
Datanglah pihak Keraton ke kediaman diponegoro dan memohon meminjami pihak Keraton sejumlah
uang untuk membayar kompensasi.
Kemudian pangeran diponegoro meminjam uang dari kapten Tiong Hoa.Smissaert berhasil menipu
kedua wali sultan untuk meluluskan kompensasi yang diminta oleh Nahuys atas perkebunan di Bedoyo
sehingga membuat Diponegoro memutuskan hubungannya dengan
keraton Diponegoro sangat membenci perlakuan dan penguasaan belanda di nusantara, beliau melih
at pararakyatnya menderita
Patih Danurejo: “Dengan kami memberi kompensasi tersebut belanda bersedia mengurusi semua tanah
kita”
Ratu Ageng: “ Benar apa yang dikatakan patih danurejo, pihak belanda membantu kita”
Pangeran Diponegoro: “ Seharusnya kalian tidak harus berhubungan dengan Belanda.Apa yang kalian
lakukan itu membuat rakyat menderita dan keuangan keraton menjadi bangkrut,karena kompensasi
tersebut”.
Pangeran Diponegoro:” Memang apa saja keuntungan yang kalian dapat dari Belanda?”
Patih Danurejo:” Banyak sekali , tapi tidak bisa kami sebutkan satu per satu , yang jelas kami akan
tetap bekerjasama dengan pihak Belanda”.
Smissaert: ”Perintahkan pada anak buah kita agar pemasangan patok segera dilaksanakan”
Patih Danu Rejo :”Baik segera saya laksnakan tetapi apakah sudah mendapat persetujuan dari Pangeran
Diponegoro Karen pemasangan patok tersebut akan melewati pekarangan Pangeran DIponegoro”.
Smissaert: ”Biarkan saja apa pedulimu padanya , ini demi kelancaran pembangunan”.
Setelah Pangeran Diponegoro tahu , beliau memerintahkan rakyat untuk mencabuti patok-
patoktersebut.Kemudian Patih Danu Rejo datang.
Patih Danurejo :”Siapa yang menyuruh kalian untuk mencsbuti patok -patok ini?.Pasang kembali
dengan benar!”
Patih Danurejo mengutus pasukan macanan untuk menjaga patok patok tersebut. Dengan
keberaniannya pengikut pangeran Diponegoro mencabuti patok patok tersebut dan menggantikan
dengan tombak sebagai isyarat mulailah pemberontokan
Pangeran Diponegoro:” Lawan dulu sampai habis , saya akan memikirkan di mana kita akan
berlindung”.
Pangeran Diponegoro:” Mari kita buat benteng pertahanan di Gua Selorong ini.
Kemudian Pangeran Diponegoro menyusun siasat perang merencanakan untu menyerang Keraton
Yogyakartadengan mengisolasi pasukan Belanda.
Sebagai Pemimpin Pangeran Diponegoro didampingi oleh Pangeran Mangkubumi Alibasyah Sentot,dan
Kyai Maja sebagai pengawas spiritual dalam perang ini. Perang ini semakin meluas hampir
diseluruh Jawa. Karena itu Belanda berusaha meningkatkan kekuatannya.
Jendral De kock:” Kuatkan pasukan kita untuk melawan Diponegoro. Kirim Letkol Clurens ke Tegal dan
Salah satu pasukan Belanda:”Tetapi kita harus benar-benar memperkuat pasukan.Bagaimana kalau kita
Jendral De Kock :”Bagaimana kalian ini! Kenapa menghadapi Diponegoro saja tidak becus! Kalau begini
Salah satu pasukan Belanda:”Tapi kami sudah menjalankan siasat yang telah disusun”.
Pada tahun 1827 Perlawanan Diponegoro berhasil dikalahkan oleh Belanda.Para pemimpin
yangmembantu Diponegoro mulai banyak yang tertangkap walaupun perlawanan rakyat masih terjadi.
Alibasyah Sentot:”Serang habis pasukan Belanda , jangan sampai kita mau ditindas”.
Pasukan Belanda mencoba mendekati Alibasyah Sentot untuk berunding , tapi ia selalu menolak.
Pasukan Belanda:”Bagaimana ini? Apakah kta bisa membuat Sentot menerima ajakan kita?”.
Aria Prawirodiningrat:”Mengapa tidak kau terima saja rundingan yang akan diadakan oleh Belanda?”
Aria Diningrat:”Yang ku tahu pihak Belanda ingin mengadakan rundingan dengan memberikan banyak
keuntungan”.
Pihak Belanda:”Bagaimana tuan Alibasyah? Apa yang ingin anda pertahankan dan apa yang bisa kami
dapatkan?”.
Alibasyah Sentot :”Biarkanlah aku dan pasukan Pangeran Diponegoro berjuang dijalan Allah dan jangan
cegahaku untuk melepas sorban ini”.
Pihak Belanda:”Baiklah,Akan kami wujudkan .Tetapi setelah perjanjian ini tanggal 24 Oktober 1829
kalian semua harus menyerahkan diri ke Ibu Kota Negeri Yogyakarta”.
Pasukan Belanda:”Tidak tahu tuan.Diponegoro selalu bergerak daru pos satu ke pos yang lain”.
Pasukan Belanda:”Apakah isi sayembara itu? Akan segera kami sebar luaskan”.
Pimpinan Belanda:”Buat saja pengumuman siapapun yang dapat menerahkan Diponegoro dalam
keadaan Hidup atau mati kana mendapat hadiah 20.000 ringgit”.
Segera pihak Belanda menyebarluaskan sayembara tersebut , tetapi tidak ada satupun yang
tertarik. Pihak Belanda berhasil menemukan Diponegoro di daerah Gombong, tipuan dari Belanda be
rhasilmenyerahkan Diponegoro dalam keadaan hidup.Kemudian ia dikirim ke Semarang dan menuju
Pelabuhan untuk diasingkan ke Sulawesi Selatan.Hingga Pangeran Diponegoro meninggal di Benteng
Belanda yangberada di Makasar yaitu Benteng Fort Rotterdam
Sumber: Internet