Anda di halaman 1dari 5

Nama : Viestha Afrilia

Kelas : XI MIPA 2

“ PERANG DIPONEGORO “
Pada  tanggal  5  Januari  1808  zaman  penguasaan  Daendels  terjadi  perseteruan  pihak  Belanda  dengan
Keraton.

Daendles : “Pembangunan jalan ini harus segera dilakukan!. Dari Anyer hingga Panarukan harus segera

dilaksananakan! Tidak mau tau, segera bukakan akses untuk melancarkan pembangunan jalan ini!”

 Pihak Keraton: “Tidak bisa sebelum ada persetujuan dari pihak kami, pilih saja jalur lain”

 Daendels: “Tapi akses jalur ini yang saya mau”


 
Kedua belah pihak sama sama bersikeras mempertahankan.

Hamengkubuwono IV: “naikkan tahta adikku akan memperlancar system birokrasi kita”

Penasehat Keraton: “Bagaimana mungkin di usia yang begitu muda, sri sultan hamengkubuwono lima
bisamemimpin kerajaan kita”

Pada tahun 1823 datangnlah residen belanda Smissaert

Smissaert: “lebih baik saya gantikan sementara posisi adik baginda sri sultan, setelah beliau tumbuh
dewasaakan saya kembalikan, dengan begitu kehidupan rakyat pasti terjamin”

Hamengkubuwono IV: “ Baiklah, namun masih ada harapan dari bagian keraton yang dapat mempin,
ketururnan wali ia dari pakualam ia diponegoro”

Smissaert: “Mana bisa seperti itu, saya sudah berbaik hati menawarkan tugas seberat ini masih anda
tolak?”

Hamengkubuwono IV: “Baiklah kalau memang tujuanya akan mensejahterakan rakyat”

Kepemimpinan  Smissaert  membuat  rakyat  menderita.  Munculah  seorang  bangsawan  putra  dari  Ham
engkubuwono  III  bernama  Raden  Mas  Ontowiryo  atau  Pangeran  Diponegoro.Pangeran  DIponegoro  in
itidak puas dengan melihat penderitaan rakyat karena kekejaman dan kelicikan Belanda,Mulailah
Pangeran  Diponegoro menentang dominasi Belanda.

Rakyat: “Bagaimana kita bisa makan? Untuk berdiri pun rasanya tak kuat menahan pedih, kejam sekali”

Pihak Keraton: ” harus memperoleh uang darimana lagi untuk membayar kompensasi?”
Pihak Keraton: ”entahlah keuangan kita sudah mancapai kebangkrutan”

Pihak Keraton: “Kita harus mencari siasat”

Pihak Keraton:”Kita manfaatkan saja Diponegoro ia kan memiliki banyak channel dengan sesame
bangsawansepertinya”

Datanglah  pihak  Keraton  ke  kediaman  diponegoro  dan  memohon  meminjami  pihak  Keraton  sejumlah
uang untuk membayar kompensasi.

Diponegoro: “Baik akan saya ushakan, inshaaAllah ada jalan”

Kemudian pangeran diponegoro meminjam  uang dari kapten Tiong Hoa.Smissaert berhasil menipu
kedua wali sultan untuk meluluskan kompensasi yang diminta oleh Nahuys atas  perkebunan di Bedoyo
sehingga membuat Diponegoro memutuskan hubungannya dengan
keraton  Diponegoro  sangat  membenci  perlakuan  dan  penguasaan  belanda  di  nusantara,  beliau  melih
at  pararakyatnya menderita

Pangeran Diponegoro: “mengapa kalian bersedia bekerjasama dengan belanda dengan


memberikankompensasi penyewaan tanah?”

Patih Danurejo: “Dengan kami memberi kompensasi tersebut belanda bersedia mengurusi semua tanah
kita”

Ratu Ageng: “ Benar apa yang dikatakan patih danurejo, pihak belanda membantu kita”

Pangeran Diponegoro: “ Seharusnya kalian tidak harus berhubungan dengan Belanda.Apa yang kalian
lakukan itu membuat rakyat menderita dan keuangan keraton menjadi bangkrut,karena kompensasi
tersebut”.

Ratu Ageng: “ Tapi ini juga menguntungkan bagi kita!”

Pangeran Diponegoro:” Memang apa saja keuntungan yang kalian dapat dari Belanda?”

Patih Danurejo:” Banyak sekali , tapi tidak bisa kami sebutkan satu per satu , yang jelas kami akan
tetap bekerjasama dengan pihak Belanda”.

Setelah konflik itu terjadi, akhirnya Pangeran Diponegoro memutusnya hubungannya


dengan  pihak  keraton  .  Akhirnya  Pangeran  Diponegoro  melakukan  perlawanan  dengan  membatalkan 
perja  puwasa  pada Mei 1985 agar petani di Tegal Rejo dapat membeli senjata dan makanan.
MULAI PERANG

Saat proses  pembangunan  jalan Anyer  Panarukan

Smissaert: ”Perintahkan pada anak buah kita agar pemasangan patok segera dilaksanakan”

Patih Danu Rejo :”Baik segera saya laksnakan tetapi apakah sudah mendapat persetujuan dari Pangeran

Diponegoro Karen pemasangan patok tersebut akan melewati pekarangan Pangeran DIponegoro”.

Smissaert: ”Biarkan saja apa pedulimu padanya , ini demi kelancaran pembangunan”.

Setelah Pangeran Diponegoro tahu , beliau memerintahkan rakyat untuk mencabuti patok-
patoktersebut.Kemudian Patih Danu Rejo datang.

Patih Danurejo :”Siapa yang menyuruh kalian untuk mencsbuti patok -patok ini?.Pasang kembali
dengan benar!”

Patih  Danurejo  mengutus  pasukan  macanan  untuk  menjaga patok patok tersebut. Dengan
keberaniannya pengikut pangeran Diponegoro mencabuti patok patok tersebut dan menggantikan
dengan tombak sebagai isyarat mulailah pemberontokan

Di tengah medan perang

Rakyat: ”Tuan,Bagaimana cara kita berlindung untuk sementara ini?”

 Pangeran Diponegoro:” Lawan dulu sampai habis , saya akan memikirkan di mana kita akan
berlindung”.

 Rakyat:”Tetapi keadaanya semakin sengit dari serdadu Belanda”.

Setelah Pangeran Diponegoro mempertimbangkan , beliau telah memutuskan agar


Pasukannyaberlindung kearah bukit Selarung.

Pangeran Diponegoro:” Mari kita buat benteng pertahanan di Gua Selorong ini.

Rakyat:”Siap tuan, akan kami lakukan demi perjuangan kita bersama”.

Kemudian Pangeran Diponegoro menyusun siasat perang merencanakan untu menyerang Keraton
Yogyakartadengan mengisolasi pasukan Belanda.

Sebagai Pemimpin Pangeran Diponegoro didampingi oleh Pangeran Mangkubumi Alibasyah Sentot,dan
Kyai Maja sebagai pengawas spiritual dalam perang ini. Perang ini semakin meluas hampir
diseluruh  Jawa. Karena itu Belanda berusaha meningkatkan kekuatannya.

Jendral De kock:” Kuatkan pasukan kita untuk melawan Diponegoro. Kirim Letkol Clurens ke Tegal dan

Pekalongan dan Lerkol Diell ke daerah Banyumas”.

 Salah satu pasukan Belanda:”Tetapi kita harus benar-benar memperkuat pasukan.Bagaimana kalau kita

meminta bantuan dari pasukan kita yang berada di Sumatra Barat?”

Jendral De Kock:”Lakukan saja kalau memang itu yang terbaik”.


Belanda menghancurkan pos-pos pertahanan Pasukan Diponegoro.Kemudian Pos Diponegoro dariGoa
Selarong dipindahkan ke Dekso oleh pimpina Alibasyah Sentot. Alibasyah Sentot berhasil
mengalahkan  Belanda di daerah bagian barat. Dan pasukan Diponegoropun mendapatkan kemenangan

Jendral De Kock :”Bagaimana kalian ini! Kenapa menghadapi Diponegoro saja tidak becus! Kalau begini

caranya kita bisa habis dalam perang”.

Salah satu pasukan Belanda:”Tapi kami sudah menjalankan siasat yang telah disusun”.

De Kock :”Alasan! Akan kubuat strategi Benteng Stelsel”.

Pada tahun 1827 Perlawanan Diponegoro berhasil dikalahkan oleh Belanda.Para pemimpin
yangmembantu Diponegoro mulai banyak yang tertangkap walaupun perlawanan rakyat masih terjadi.

Alibasyah Sentot:”Serang habis pasukan Belanda , jangan sampai kita mau ditindas”.

Rakyat:”Siap tuan!. Kapten Ingen pun sudah kami tewaskan”. 

Pasukan Belanda mencoba mendekati Alibasyah Sentot untuk berunding , tapi ia selalu menolak.

Pasukan Belanda:”Bagaimana ini? Apakah kta bisa membuat Sentot menerima ajakan kita?”.

Pimpinan Belanda:”Apakah kita bisa meminta bantuan Aria Prawirodiningrat?”

Pasukan Belanda:”Mungkin bisa , Kami akan meminta bantuan kepadanya”.

Setelah itu pihak Belanda berhasil meminta bantuan  Aria Prawirodiningrat.

Aria Prawirodiningrat:”Mengapa tidak kau terima saja rundingan yang akan diadakan oleh Belanda?”

Alibasyah Sentot:”Untuk apa? Belanda itu musuh kita”.

Aria Diningrat:”Yang ku tahu pihak Belanda ingin mengadakan rundingan dengan memberikan banyak
keuntungan”.

Alibasyah Sentotpun menerima ajakan untuk berunding.

Pihak Belanda:”Bagaimana tuan Alibasyah? Apa yang ingin anda pertahankan dan apa yang bisa kami

dapatkan?”.

Alibasyah Sentot :”Biarkanlah aku dan pasukan Pangeran Diponegoro berjuang dijalan Allah dan jangan
cegahaku untuk melepas sorban ini”.

Pihak Belanda:”Baiklah,Akan kami wujudkan .Tetapi setelah perjanjian ini tanggal 24 Oktober 1829
kalian semua harus menyerahkan diri ke Ibu Kota Negeri Yogyakarta”.

Kemudian ditandatanganilah perjanjian Imogiri antara Alibasyah Sentot dengan pihak


Belanda.  Penyerahan  diri  atau  tertangkapnya  para  pemimpin  pengikut  Diponegoro  merupakan  pukul
an  berat  bagi  perjuangan Pangeran Diponegoro.
Pimpinan Belanda :”Keparat!!!! Kemana Diponegoro pergi?! Cari sampai dapat”.

Pasukan Belanda:”Tidak tahu tuan.Diponegoro selalu bergerak daru pos satu ke pos yang lain”.

Pimpinan Belanda:”Kita buat saja sayembara”.

Pasukan Belanda:”Apakah isi sayembara itu? Akan segera kami sebar luaskan”.

Pimpinan Belanda:”Buat saja pengumuman siapapun yang dapat menerahkan Diponegoro dalam
keadaan Hidup atau mati kana mendapat hadiah 20.000 ringgit”.

Segera pihak Belanda menyebarluaskan sayembara tersebut , tetapi tidak ada satupun yang
tertarik.  Pihak  Belanda  berhasil  menemukan  Diponegoro  di  daerah  Gombong,  tipuan  dari  Belanda  be
rhasilmenyerahkan Diponegoro dalam keadaan hidup.Kemudian ia dikirim ke Semarang dan menuju
Pelabuhan untuk diasingkan ke Sulawesi Selatan.Hingga Pangeran Diponegoro meninggal di Benteng
Belanda yangberada di  Makasar yaitu  Benteng Fort  Rotterdam

Karya : Nurkhalifah Anwar

Sumber: Internet

Anda mungkin juga menyukai