BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perbuatan yang tidak baik, terlebih lagi Pendidikan Agama Islām. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 20 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional
dalam kaitannya dengan pendidikan agama Islām adalah mengembangkan
manusia seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti yang luhur. Hal ini menunjukkan
bahwa jelas sekali pendidikan agama bagian pendidikan yang amat penting
yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai, keimanan, dan
ketaqwaan.
Peranan sekolah dalam pembentukan perilaku terutama perilaku
keagamaan sangat penting. Secara umum, tugas pendidik menurut Islam ialah
mengupayakan perkembangan seluruh potensi subyek didik. Guru bukan saja
bertugas mentransfer ilmu tetapi ia juga yang lebih tinggi dari itu adalah
mentransfer pengetahuan sekaligus nilai-nilai antaranya yang terpenting
adalah nilai ajaran Islam. Mengingat tugas guru antara lain untuk
mengembangkan akhlak mulia. Maka sudah barang tentu dia harus
memberikan contoh untuk berakhlak mulia terlebih dahulu. Akhlak mulia
yang yang harus dicerminkan dalam kehidupannya adalah sikap bersabar
menghadapi suatu persoalan, berdisiplin dalam menunaikan tugas, jujur
dalam menyelesaikan pekerjaan, sikap adil kepada semua orang, tidak pilih
kasih, mampu menjalin kerjasama dengan orang lain, gembira memberikan
pertolongan kepada orang lain, menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi,
dan lain-lain (Nurfuadi, 2012: 109-110).
Menurut ibnu Miskawaih dalam abudi Nata (2012; 9), pendidikan
akhlak berupaya mewujudkan sikap batin yang mampu mendorong secara
spontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilai baik dari diri seseorang.
Dalam pendidikan akhlak ini, kriteria benar dan salah untuk menilai perbuatan
yang muncul yang merujuk kepada al qur’an dan sunnah sebagai sumber
tertinggi ajaran Islam. Dengan demikian pendidikan akhlak dikatakan sebagai
pendidikan moral yang melahirkan sebuah sikap, perbuatan dan tingkah laku
pada dirinya, sebab ruang lingkup akhlak adalah manusia dalam bidang
3
atas, menunjukkan betapa pentingnya akhlak untuk dibina dan dibentuk sejak
usia dini, terlebih di usia remaja.
SMPN 2 Diwek Jombang merupakan salah satu sekolah negeri
terfavorit dan maju di Desa Njasem, karena sekolah SMPN 2 Diwek Jombang
memiliki staf pengajar guru yang kompeten pada bidang pelajarannya
sehingga berkualitas dan menjadi salah satu yang terbaik di Kabupaten
Jombang, memiliki penerapan disiplin yang bagus dan tentunya diimbangi
dengan program keagamaan yang bertujuan untuk membina Akhlak siswa
agar menjadi siswa yang berakhlakul karimah sesuai dengan misinya “Unggul
dalam Prestasi, Berbudaya santun, Berprilaku sehat, Peduli dan Berbasis
Lingkungan Berdasarkan IMTAQ dan IPTEK”. Pelaksanaan pembinaan
akhlakul karimah di SMPN 2 Diwek Jombang terimplementasikan dari staf
pengajar guru yang kompeten pada bidang pelajarannya dan dalam program
rutinitas keagamaan dan insindental yang menjadi keharusan bagi peserta
didik. Adapun bentuk keteladanan yang ditunjukkan oleh guru-guru meliputi
disiplin waktu, disiplin menegakkan aturan, disiplin dalam bersikap, disiplin
dalam beribadah. Sedangkan pembiasaan meliputi pembiasaan membaca
ayat- ayat Al-Qur`ān, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, jamaah sholat
dhuha dan dhuhur, Infaq seikhlasnya setiap hari Jum’at, Khotmil Qur’an
setiap kamis malam jum’at legi, pembagian zakat fitrah menjelang Hari Raya
Idul Fitri, hidup bersih dan ekstrakurikuler kesenian dan keagamaan.
Pembiasaan program keagamaan yang bertujuan untuk membina
akhlakul karimah siswa diatas tidak akan berjalan dengan tertib tanpa adanya
peran seorang guru. Hal inilah yang melatarbelakangi keinginan peneliti untuk
mengetahui lebih jauh, bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
membina akhlak siswa, sehingga para siswa menjadi insan yang berakhlak
mulia sesuai dengan misinya. Maka penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan
Akhlakul Karimah Siswa di SMPN 2 Diwek Jombang”
B. Fokus Penelitian
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana akhlak siswa di SMPN 2 Diwek Jombang?
2. Bagaimana peran Guru Pendidikan Agama Islam pembinaan akhlakul
karimah siswa di SMPN 2 Diwek Jombang?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat pembinaan akhlakul karimah siswa
di SMPN 2 Diwek Jombang?
D. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi
tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan akhlak siswa di SMPN 2 Diwek Jombang
2. Untuk mendeskripsikan peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlakul karimah siswa di SMPN 2 Diwek Jombang
3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat pembinaan
akhlakul karimah siswa di SMPN 2 Diwek Jombang
E. Manfaat Penelitian
Penellitian ini diharapkan untuk memberikan manfaat bagi peneliti
baik secara teoritis maupun secara praktis diantaranya adalah sebagai berikut.
6
1. Secara teoritis
Dapat memberikan informasi yang mendalam dan memperluas wawasan
tentang khasanah keilmuan dalam pembinaan akhlakul karimah siswa.
2. Secara praktis
a. Bagi siswa: dalam penelitian ini, diharapkan siswa dapat
mempraktekan akhlak yang baik bagi guru dan masyarakat.
b. Bagi guru : dapat memberikan antusiasi kepada siswa dalam pembinaan
akhlakul karimah di lingkungan sekolah.
c. Bagi lembaga: hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas lembaga dan dapat memberikan sumbangan refrensi bagi
perkembangan ilmu pendidikan khususnya di lembaga tersebut.
d. Bagi peneliti: diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan, wawasan
dan pengalaman sehingga dapat menjadi penerus yang baik dalam dunia
pendidikan.