Anda di halaman 1dari 4

5.

6 PEMBAHASAN
Percobaan kedua pada praktikum Analisa Inti Batuan yakni Sieve Analysis.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui tingkat keseragaman butir
pasir sehingga dapat mendesain model gravel pack dan screen liner yang
digunakan untuk menghalangi/mencegah batu pasir ikut terproduksi bersama
fluida di permukaan. Sieve analysis adalah suatu percobaan menyaring contoh
tanah melalui satu set ayakan, dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil
secara berurutan ke bawah, dari skala mesh 16, 20, 30, 40, 50, dan 140. Cara
tersebut biasanya untuk menyaring material/partikel berdiameter ≥ 0,075 mm.
jenis metode sieve analysis yakni metode sieve (ayakan). Diameter ayakan
ditentukan dengan menggunakan ayakan. Diameter nominal adalah ukuran lubang
ayakan, dinotasikan da. Metode ini biasanya dilakukan untuk partikel yang
memiliki ukuran lebih besar daripada 44 mikron. Yang kedua, yakni metode
sedimentasi atau elutriasi. Diameter nominal ditentukan berdasarkan hukum stoke,
dinotasikan dengan ds, oleh karena itu diameternya disebut diameter stoke.
Metode ini biasanya dilakukan untuk partikel yang memiliki ukuran lebih kecil
daripada 44 mikron.
Pada percobaan pengukuran butir pasir ini atau sieve analysis, digunakan
alat yakni, sieve shaker (ayakan), timbangan digital, dan wadah pasir. Sedangkan
bahannya, yakni pasir sebnyak 200 gr. Pertama-tama, masukkan pasir dengan
berat 200 gr menggunakan timbagan digital. Untuk menghitung berat secara
akurat, setelah berat pasir pas 200 gr, masukkan pasir ke dalam sieve shaker pada
skala 16 mesh. Lalu, pindahkan ke sieve shaker, dengan skala mengayak yakni 5,
diamkan selama 10 menit. Prinsip dari sieve shaker sendiri yakni pengayakan,
dimana sieve shaker menggoyangkan mesh, sehingga partikelnya jatuh ke bawah,
terpisah sesuai ukuran butir.
Setelah selesai, masing-masing mesh dihitung jumlah butir pasirnya
menggunakan timbangan digital. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh
hasil yakni, mesh 16 jumlah butir pasir seberat 6,440 gr, mesh 20 jumlah butir
pasir seberat 46,033 gr, mesh 30 seberat 99,810 gr, mesh 40 jumlah butir pasir
seberat 26,045 gr, mesh 50 jumlah butir pasir seberat 10,109 gr, dan mesh 140
jumlah butir pasir seberat 11,567 gr, dan sisa pasir seberat 0,44 gr. Dimana
semakin tinggi meshnya, jumlah butir pasirnya semakin sedikit dan semakin
halus. Dari masing-masing mesh, didapatkan hasil berat kumulatif sieve, yakni
berat kumulatif sieve no.16 sebesar 3,22%, berat kumulatif sieve no.20 sebesar
26,23%, berat kumulatif sieve no.30 sebesar 76,14%, berat kumulatif sieve no.40
sebesar 89,16%, berat kumulatif sieve no.50 sebesar 94,21%, dan berat kumulatif
sieve no.140 sebesar 100%. Lalu langkah terakhir, yakni membuat table grafik
mengenai hubungan antara opening diameter dengan % berat kumulatif, dimana
besar nilai opening diameter d40 adalah 0,76 mm, dan opening diameter d90
adalah 0,28 mm. setelah didapatkan nilai opening diameternya, masukkan nilai
tersebut ke persamaan C = 1,90 untuk mencari besarnya koefesien keseragaman
butir pasir. Dan perhitungan menggunakan persamaan tersebut diperoleh nilai
koefesien keseragaman butir pasir yang baik (distribusi pasir seragam). Dan dalam
ketentuan Schwartz, apabila nilai sc ¿ 3 merupakan pemilahan yang baik.
Aplikasi lapangan untuk menentukan cadangan melalui parameter
porositas dan untuk pemilihan metode penanggulangan problem kepasiran seperti
pemasangan screen liner. Dapat mengetahui acuan untuk mengetahui ukuran
screen liner dan gravel pack yang akan dipasang pada formasi. desain screen
liner digunakan untuk menyaring butiran lebih kecil, sedangkan gravel pack
untuk menyaring butiran yang lebih besar.
5.7 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum Sieve Analysis diperoleh beberapa kesimpulan, yakni:
1. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui tingkat
keseragaman butir pasir sehingga dapat mendesain model gravel pack
dan screen liner yang digunakan untuk menghalangi/mencegah batu
pasir ikut terproduksi bersama fluida di permukaan.
2. Prinsip kerja yang diterapkan pada percobaan ini adalah proses
pengayakan atau sieve shaker, dimana butir pasir seberat 200 gr
dimasukkan ke dalam mesh lalu diayak di sieve shaker selama 10
menit.
3. Sieve analysis merupakan suatu percobaan menyarimg contoh tanah
melalui satu set ayakan, dimana lubang-lubang tersebut makin kecil
secara berurutan ke bawah, biasanya untuk menyaring material/partikel
berdiameter ≥ 0,075 mm
4. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan harga untuk berat
kumulatif sieve no.16 sebesar 3,22%, berat kumulatif sieve no.20
sebesar 26,23%, berat kumulatif sieve no.30 sebesar 76,14%, berat
kumulatif sieve no.40 sebesar 89,16%, berat kumulatif sieve no.50
sebesar 94,21%, dan berat kumulatif sieve no.140 sebesar 100%.
5. Jumlah butir pasir terberat berada di mesh 30 dengan berat 99,810 gr,
dan teringan berada di mesh 16, sebab diameter yang berbeda, dan
pasir halus berada di mesh 40, 50, dan 140.
6. Didapat harga d40 adalah 0,76 mm, dan harga d90 adalah 0,28 mm,
sehingga koefesien keseragaman butir pasir (c) sebesar 1,90 dengan
cara membagi nilai opening diameternya. Dalam ketentuan Schwartz,
apabila nilai sc ¿ 3 merupakan pemilahan yang baik.
7. Aplikasi lapangan untuk menentukan cadangan melalui parameter
porositas dan untuk pemilihan metode penanggulangan problem
kepasiran seperti pemasangan screen liner. Dapat mengetahui acuan
untuk mengetahui ukuran screen liner dan gravel pack yang akan
dipasang pada formasi. desain screen liner digunakan untuk
menyaring butiran lebih kecil, sedangkan gravel pack untuk menyaring
butiran yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai