DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
NAMA : SULISTYORINI WIDI HASTUTI
NIM : 11319004
PLUG :O
Adry Sinatrya D.
113160075
3.3. DATA DAN PERHITUNGAN
3.3.1. Data Hasil SP Log dan Gamma Ray Log
a. Depth BHT = 6564.24 ft
b. Depth yang dianalisa = 1460 - 1490 ft
c. SSP = -59.67 mV
d. GRmax = 99.25 o
API
e. GRmin = 16.5 o
API
f. Rm@Ts = 1,5 ohm-m
g. BHT = 219,6 o
F
h. di = 30 inch
i. Tebal lapisan = 10 ft
j. Ts = 75 o
F
3.3.2. Perhitungan
3.3.2.1. SP Log
1. Menentukan shale base line dari kurva SP Log.
2. Menentukan besarnya harga meksimum SP Log sebagai SSP.
3. Menghitung temperature formasi (Tf) :
Tf = Ts +
(
BHT −Ts
DepthBHT
xKedalaman. .analisa )
4. Menentukan Rm @ Tf :
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
5. Menentukan harga Ri dengan chart (ILD).
Ri( ILD )
6. Dari harga Rm @ Tf diameter (di), ketebalan formasi. Cari harga faktor
koreksi dari chart SP 4 untuk ESP, sehingga harga ESSP dapat dicari
dengan persamaan:
ESSP = SSP x Faktor Koreksi
7. Menetukan ASP dari chart (per kedalaman).
8. Menentukan Vclay :
ASP−SBL
Vclay = 1 - | ESSP |
3.3.2.2. Gamma Ray Log
1. Menentukan kedalaman lapisan yang dianalisa, yaitu 3150 ft
2. Membaca nilai GRmax dan GRmin dari slip log gamma ray.
3. Membaca besarnya defleksi kurva GRlog sebagai GRread untuk setiap
interval kedalaman yang dianalisa.
4. Menentukan besarnya volume clay dengan persamaan :
GR read −GR min
Vclay = GR max −GR min
3.3.1.
3.3.2.
3.3.3. Perhitungan
SP Log
1. SBL dari kurva SP Log dilihat dari garis yang mendekati garis lurus (garis
berwarna biru pada SP Log). Dan untuk menentukan titik SBL digunakan
rumus:
X1
SBL =( x skala ) + skala awal
X2
2.88
=( x 200 ) + (-100)
6
= -4
X1
2. SSP =( x skala ) + skala awal
X2
1.21
=( x 200 ) + (-100)
6
= -59.67
3. Menghitung temperature formasi (Tf) :
a. Kedalaman 1460
Tf = Ts +
(
BHT −Ts
DepthBHT
xKedalaman..analisa )
= 75 + ( 219.6−75
6564.24
x 1460 )
= 107.1615297
b. Kedalaman 1470
Tf = Ts +
( DepthBHT
BHT −Ts
xKedalaman..analisa )
= 75 + ( 219.6−75
6564.24
x 1470 )
= 107.3818142
c. Kedalaman 1480
Tf = Ts +
(
BHT −Ts
DepthBHT
xKedalaman..analisa )
= 75 + ( 219.6−75
6564.24
x 1480 )
= 107.6020986
d. Kedalaman 1490
Tf = Ts +
(
BHT −Ts
DepthBHT
xKedalaman. .analisa )
= 75 + ( 219.6−75
6564.24
x 1490 )
= 107.8223831
4. Menentukan Rm @ Tf :
a. Kedalaman 1460
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
75
Rm @ Tf = 1.5 ×
107.162
= 1.04982 Ω
b. Kedalaman 1470
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
75
Rm @ Tf = 1.5 ×
107.382
= 1.04766 Ω
c. Kedalaman 1480
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
75
Rm @ Tf = 1.5 ×
107.602
= 1.04552 Ω
d. Kedalaman 1490
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
75
Rm @ Tf = 1.5 ×
107.822
= 1.04338 Ω
5. k (Faktor Koreksi) masing-masing kedalaman, yakni:
a. Kedalaman 1460 = 1.428576
b. Kedalaman 1470 = 1.428636
c. Kedalaman 1480 = 1.411478
d. Kedalaman 1490 = 1.409584
Maka Harga ESSP = SSP x Faktor Koreksi, di masing-masing
kedalaman, yakni:
a. Kedalaman 1460 = -85.24312992 mv
b. Kedalaman 1470 = -85.24671012 mv
c. Kedalaman 1480 = -84.22289226 mv
d. Kedalaman 1490 = -84.10987728 mv
6. ASP dari chart per kedalaman, yakni:
a. Kedalaman 1460 = -4 mV
b. Kedalaman 1470 = -5.33 mV
c. Kedalaman 1480 = -2 mV
d. Kedalaman 1490 = -2.33 mV
−4−(−4 )
= 1-( )
−85.2431
= 100 %
ASP−SBL
b. Kedalaman 1470 = 1-( )
ESSP
−5.33−(−4 )
= 1-( )
−85.2467
= 98.44 %
ASP−SBL
c. Kedalaman 1480 = 1-( )
ESSP
−2−(−4 )
= 1-( )
−84.2229
= 102.37 %
ASP−SBL
d. Kedalaman 1490 = 1-( )
ESSP
−2.33−(−4)
= 1-( )
−84.1099
= 101.98 %
Gamma Ray Log
Tabel III-2
Tabulasi Perhitungan Gamma Ray Log
No. Depth (ft) GRmax GRmin GRread Vclay
1. 1460 99.25 16.5 55.5 0.4713
3.6. KESIMPULAN
Dari praktikum Penilaian Formasi “Litologi Batuan”, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi lapisan
porous dan permeabel di suatu sumur, korelasi lapisan, dan besarnya
volume lapisan shale.
2. Litologi batuan adalah deskripsi batuan berdasarkan karakteristik
fisikya seperti warna, ukuran butir, dan komposisi mineral.
3. Penentuan litologi batuan dibagi dua metode yaitu secara langsung
dan secara tidak langsung.
4. Dari perhitungan data SP Log diperoleh data, yakni:
a. Nilai Vclay dari SP log berdasarkan kedalaman:
Kedalaman 1460 = 1
Kedalaman 1470 = 0.98
Kedalaman 1480 = 0.102
Kedalaman 1490 = 0.101
b. Nilai Vclay dari Gamma Ray log secara berurutan:
Kedalaman 1460 = 0.47
Kedalaman 1470 = 0.45
Kedalaman 1480 = 0.55
Kedalaman 1490 = 0.58
c. Nilai Rm@Tf pada SP log di masing-masing kedalaman:
Kedalaman 1460 = 1.05 ohm
Kedalaman 1470 = 1.05 ohm
Kedalaman 1480 = 1.045 ohm
Kedalaman 1490 = 1.043 ohm
d. Nilai Tf pada SP log di masing-masing kedalaman:
Kedalaman 1460 = 107.16 ℉
Kedalaman 1470 = 107.38 ℉
Kedalaman 1480 = 107.60 ℉
Kedalaman 1490 = 107.82 ℉
e. SSP (defleksi maksimal dari SP log) yaitu -59.67 mV.
f. ASP (Actual SP log) di masing-masing kedalaman:
Kedalaman 1460 = -4 mV
Kedalaman 1470 = -5.3 mV
Kedalaman 1480 = -2 mV
Kedalaman 1490 = -2.3 mV
5. Pada perhitungan Gamma Ray Log, diperoleh GRmax dan GRminnya
yaitu 99.25 oAPI dan 16.5 oAPI.
6. Dari data analisis, didapatkan:
Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa pada
kedalaman 1460 ft didapatkan Vclay SP log 1 yang berarti
lapisan impermeable, sehingga tidak prospek. Sedangkan
Vclay Gamma Ray 0.47 juga dikatakan tidak prospek karena
impermeable dan kandungan shalenya tinggi.
Pada kedalaman 1470 ft didapatkan Vclay SP log 0.98 yang
berarti lapisan impermeable, dan kurang prospek. Sedangkan
Vclay Gamma Ray 0.45 juga dikatakan tidak prospek karena
impermeable dan kandungan shalenya tinggi.
Pada kedalaman 1480 ft didapatkan Vclay SP log 1 yang
berarti lapisan impermeable, dan tidak prospek. Sedangkan
Vclay Gamma Ray 0.55 juga dikatakan tidak prospek karena
lapisannya mengandung shale.
Pada kedalaman 1490 ft didapatkan Vclay SP log 1 yang
berarti lapisan impermeable, dan tidak prospek. Sedangkan
Vclay Gamma Ray 0.58, berarti lapisan impermeable, sehingga
tidak prospek.
7. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah menentukan lithology dari
suatu formasi apakah permeable atau impermeable (berupa shale)
sehingga dapat diindikasikan formasi pada kedalaman tertentu yang
prospek menjadi lapisan reservoir, menentukan komposisi lumpur
pemboran yang sesuai dengan kondisi formasi, jenis bit yang
digunakan dalam operasi pemboranan untuk mengetahui lingkungan
pengendapan pada suatu lapisan formasi.