Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM PENILAIAN FORMASI


PENENTUAN LITOLOGI BATUAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : SULISTYORINI WIDI HASTUTI


NIM : 113190004
PLUG : O

STUDIO PENILAIAN FORMASI


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM PENILAIAN FORMASI
PENENTUAN LITOLOGI BATUAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : SULISTYORINI WIDI HASTUTI
NIM : 11319004
PLUG :O

Disetujui Untuk Studio Penilaian Formasi


Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Yogyakarta, 26 April 2021


Asisten Praktikum,

Adry Sinatrya D.
113160075
3.3. DATA DAN PERHITUNGAN
3.3.1. Data Hasil SP Log dan Gamma Ray Log
a. Depth BHT = 6564.24 ft
b. Depth yang dianalisa = 1460 - 1490 ft
c. SSP = -59.67 mV
d. GRmax = 99.25 o
API
e. GRmin = 16.5 o
API
f. Rm@Ts = 1,5 ohm-m
g. BHT = 219,6 o
F
h. di = 30 inch
i. Tebal lapisan = 10 ft
j. Ts = 75 o
F
3.3.2. Perhitungan
3.3.2.1. SP Log
1. Menentukan shale base line dari kurva SP Log.
2. Menentukan besarnya harga meksimum SP Log sebagai SSP.
3. Menghitung temperature formasi (Tf) :

Tf = Ts +
(
BHT −Ts
DepthBHT
xKedalaman. .analisa )
4. Menentukan Rm @ Tf :
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
5. Menentukan harga Ri dengan chart (ILD).
Ri( ILD )
6. Dari harga Rm @ Tf diameter (di), ketebalan formasi. Cari harga faktor
koreksi dari chart SP 4 untuk ESP, sehingga harga ESSP dapat dicari
dengan persamaan:
ESSP = SSP x Faktor Koreksi
7. Menetukan ASP dari chart (per kedalaman).
8. Menentukan Vclay :
ASP−SBL
Vclay = 1 - | ESSP |
3.3.2.2. Gamma Ray Log
1. Menentukan kedalaman lapisan yang dianalisa, yaitu 3150 ft
2. Membaca nilai GRmax dan GRmin dari slip log gamma ray.
3. Membaca besarnya defleksi kurva GRlog sebagai GRread untuk setiap
interval kedalaman yang dianalisa.
4. Menentukan besarnya volume clay dengan persamaan :
GR read −GR min
Vclay = GR max −GR min
3.3.1.
3.3.2.
3.3.3. Perhitungan
SP Log
1. SBL dari kurva SP Log dilihat dari garis yang mendekati garis lurus (garis
berwarna biru pada SP Log). Dan untuk menentukan titik SBL digunakan
rumus:
X1
SBL =( x skala ) + skala awal
X2
2.88
=( x 200 ) + (-100)
6
= -4
X1
2. SSP =( x skala ) + skala awal
X2
1.21
=( x 200 ) + (-100)
6
= -59.67
3. Menghitung temperature formasi (Tf) :
a. Kedalaman 1460

Tf = Ts +
(
BHT −Ts
DepthBHT
xKedalaman..analisa )
= 75 + ( 219.6−75
6564.24
x 1460 )

= 107.1615297
b. Kedalaman 1470

Tf = Ts +
( DepthBHT
BHT −Ts
xKedalaman..analisa )

= 75 + ( 219.6−75
6564.24
x 1470 )

= 107.3818142
c. Kedalaman 1480

Tf = Ts +
(
BHT −Ts
DepthBHT
xKedalaman..analisa )
= 75 + ( 219.6−75
6564.24
x 1480 )

= 107.6020986
d. Kedalaman 1490

Tf = Ts +
(
BHT −Ts
DepthBHT
xKedalaman. .analisa )
= 75 + ( 219.6−75
6564.24
x 1490 )

= 107.8223831
4. Menentukan Rm @ Tf :
a. Kedalaman 1460
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
75
Rm @ Tf = 1.5 ×
107.162
= 1.04982 Ω
b. Kedalaman 1470
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
75
Rm @ Tf = 1.5 ×
107.382
= 1.04766 Ω
c. Kedalaman 1480
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
75
Rm @ Tf = 1.5 ×
107.602
= 1.04552 Ω
d. Kedalaman 1490
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
75
Rm @ Tf = 1.5 ×
107.822
= 1.04338 Ω
5. k (Faktor Koreksi) masing-masing kedalaman, yakni:
a. Kedalaman 1460 = 1.428576
b. Kedalaman 1470 = 1.428636
c. Kedalaman 1480 = 1.411478
d. Kedalaman 1490 = 1.409584
Maka Harga ESSP = SSP x Faktor Koreksi, di masing-masing
kedalaman, yakni:
a. Kedalaman 1460 = -85.24312992 mv
b. Kedalaman 1470 = -85.24671012 mv
c. Kedalaman 1480 = -84.22289226 mv
d. Kedalaman 1490 = -84.10987728 mv
6. ASP dari chart per kedalaman, yakni:
a. Kedalaman 1460 = -4 mV
b. Kedalaman 1470 = -5.33 mV
c. Kedalaman 1480 = -2 mV
d. Kedalaman 1490 = -2.33 mV

7. Menghitung Vclay di masing-masing kedalaman, yakni:


ASP−SBL
a. Kedalaman 1460 = 1-( )
ESSP

−4−(−4 )
= 1-( )
−85.2431
= 100 %
ASP−SBL
b. Kedalaman 1470 = 1-( )
ESSP
−5.33−(−4 )
= 1-( )
−85.2467
= 98.44 %
ASP−SBL
c. Kedalaman 1480 = 1-( )
ESSP
−2−(−4 )
= 1-( )
−84.2229
= 102.37 %
ASP−SBL
d. Kedalaman 1490 = 1-( )
ESSP
−2.33−(−4)
= 1-( )
−84.1099
= 101.98 %
Gamma Ray Log

1. Menentukan kedalaman lapisan yang dianalisa, yaitu di kedalaman 1460


ft, 1470 ft, 1480 ft, dan 1490 ft.
2. Grread di setiap kedalaman, yakni:
a. Kedalaman 1460 = 55.5
b. Kedalaman 1470 = 54
c. Kedalaman 1480 = 62.25
d. Kedalaman 1490 = 64.75
3. Menentukan Besanya Volume Clay
GRread−GRmin
Vclay =
GRmax−GRmin
Maka, Grread di setiap kedalaman, yakni:
a. Di kedalaman 1460, yakni:
GRread−GRmin
Vclay =
GRmax−GRmin
55.5−16.5
Vclay =
99.25−16.5
= 0.4713
b. Di kedalaman 1470, yakni:
GRread−GRmin
Vclay =
GRmax−GRmin
54−16.5
Vclay =
99.25−16.5
= 0.45317
c. Di kedalaman 1480, yakni:
GRread−GRmin
Vclay =
GRmax−GRmin
62.25−16.5
Vclay =
99.25−16.5
= 0.55287
d. Di kedalaman 1490, yakni:
GRread−GRmin
Vclay =
GRmax−GRmin
64.75−16.5
Vclay =
99.25−16.5
= 0.583082
Tabel III-1
Spontaneous Potensial Log
Dept Ri Ri/
N Rm ESS AS Vcla
h Tf ◦F SSP (ILD Rm@ k
o @Tf P P y
(ft) ) Tf
-
107.1 - 1.43
1 1460 1.05 1.5 1,43 85.2 -4 1
6 59.67
4
-
107.3 - 1.432
2 1470 1.05 1.5 1.43 85.2 -5.3 0.98
8 59.67
4
-
107.6 - 1.04 0.57
3 1480 0.6 1.41 84.2 -2 1.02
0 59.67 5
2
-
107.8 - 1.04 0.479
4 1490 0.5 1.41 84.1 -2.3 1.01
2 59.67 3
0

Tabel III-2
Tabulasi Perhitungan Gamma Ray Log
No. Depth (ft) GRmax GRmin GRread Vclay
1. 1460 99.25 16.5 55.5 0.4713

2. 1470 99.25 16.5 54 0.45317

3. 1480 99.25 16.5 62.25 0.55287

4. 1490 99.25 16.5 64.75 0.583082

3.4. ANALISA DATA


1. Pada kedalaman 1460 ft, didapat harga Vclay = 1 pada SP log dan Vclay
=0.47 pada GR log Artinya lapisan tersebut dominan shale tidak prospek
2. Pada kedalaman 1470 ft, didapat harga Vclay = 0.98 pada SP log dan Vclay
= 0.45 pada GR log Artinya lapisan tersebut dominan shale tidak prospek
3. Pada kedalaman 1480 ft, didapat harga Vclay = 1 pada SP log dan Vclay =
0.55 pada GR log Artinya lapisan tersebut dominan shale tidak prospek
4. Pada kedalaman 1490 ft, didapat harga Vclay = 1 pada SP log dan Vclay =
0.58 pada GR log Artinya lapisan tersebut dominan shale tidak prospek
3.5. PEMBAHASAN
Pada praktikum Penilaian Formasi minggu kedua acara pertama,
membahas mengenai “Litologi Batuan”. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengidentifikasi lapisan porous dan permeabel di suatu sumur, korelasi lapisan,
dan besarnya volume lapisan shale.
Litologi batuan adalah deskripsi batuan berdasarkan karakteristik fisikya
seperti warna, ukuran butir, dan komposisi mineral. Penentuan litologi batuan
dibagi dua metode yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Metode
secara langsung dilakukan dengan analisa cutting yang termasuk proses mud
logging dan analisa coring. Sedangkan metode secara tidak langsung dapat
dilakukan dengan menginterpertasi data dari lithology tools (Spontaneous
Potential Log, Gamma Ray Log, dan Caliper Log).
Praktikum kali ini, dilakukan analisa menggunakan log litologi yakni
Spontaneous Potential Log dan Gamma Ray Log. Spontaneous Potential Log
merupakan alat untuk mengetahui zona permeabel dan impermeabel, dimana jika
terjadi defleksi pada kurva maka menandakan adanya zona prospek tetapi belum
diketahui kandungan di dalamnya. Sedangkan bila kurva berupa garis lurus maka
lapisan yang terbaca adalah shale karena kurva pembacaan adalah shale base line
(SBL). Spontaneous Potential Log merupakan lithology tool sehingga bertujuan
untuk membedakan formasi shale dan non shale. Kurva spontaneous potential log
digunakan untuk menentukan batas-batas lapisan, ketebalan lapisan, dan perkiraan
secara kualitatif dan kuantitatif besarnya kandungan shale dalam lapisan porous
dan permeable, serta untuk menentukan resistivitas air formasi (Rw). Dari
rekaman spontaneous potential log, yang pertama kali ditentukan ialah shale base
line dari kurva log, harga SSP atau yang merupakan nilai maksimum SP log,
menghitung temperature formasi, menentukan Rm@Tf, menentukan harga Ri
dengan chart ILD, mencari faktor koreksi dari data (Ri (ILD))/(Rm@Tf),
diameter, dan ketebalan; dilanjutkan dengan menghitung ESSP, menentukan ASP,
dan yang terakhir menentukan Vclay.
Log litologi yang lainnya yang dapat digunakan adalah gamma ray log.
Defleksi gamma ray berasal dari intensitas gamma ray yang dipancarkan
radioaktif batuan yang kemudian ditangkap oleh detector dan menghasilkan sinyal
yang tertangkap. Dari rekaman gamma ray log, yang pertama kali ditentukan ialah
kedalaman (depth) lapisan yang dianalisa, membaca nilai GRmax dan GRmin dari
slip log gamma ray, membaca defleksi kurva GR log sebagai GRread untuk setiap
interval kedalaman yang dianalisa, kemudian menentukan besarnya volume clay
(Vclay).
Pada praktikum Litologi Batuan, kedalaman yang dianalisa yakni 1460 ft,
1470 ft, 1480 ft, dan 1490 ft. Dari perhitungan data, diperoleh Vclay dari SP log
berdasarkan kedalaman secara berurutan, yakni 1, 0.98, 0.102, 0.101. Sedangkan
dari Gamma Ray log secara berurutan, yakni 0.47, 0.45, 0.55, 0.58. Rm@Tf pada
SP log di masing-masing kedalaman, sebesar 1.05 ohm, 1.05 ohm, 1.045 ohm,
dan 1.043 ohm. Tf pada SP log di masing-masing kedalaman, yakni 107.16 ℉,
107.38 ℉, 107.60 ℉, 107.82 ℉. SSP (defleksi maksimal dari SP log) yaitu -
59.67 mV, ASP (Actual SP log) di masing-masing kedalaman, yakni -4, -5.3, -2, -
2.3 mV.
Pada perhitungan Gamma Ray Log, diperoleh GRmax dan GRminnya
yaitu 99.25 oAPI dan 16.5 oAPI. Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
pada kedalaman 1460 ft didapatkan Vclay SP log 1 yang berarti lapisan
impermeable, sehingga tidak prospek. Sedangkan Vclay Gamma Ray 0.47 juga
dikatakan tidak prospek karena impermeable dan kandungan shalenya tinggi.
Pada kedalaman 1470 ft didapatkan Vclay SP log 0.98 yang berarti lapisan
impermeable, dan kurang prospek. Sedangkan Vclay Gamma Ray 0.45 juga
dikatakan tidak prospek karena impermeable dan kandungan shalenya tinggi.
Pada kedalaman 1480 ft didapatkan Vclay SP log 1 yang berarti lapisan
impermeable, dan tidak prospek. Sedangkan Vclay Gamma Ray 0.55 juga
dikatakan tidak prospek karena lapisannya mengandung shale. Dan pada
kedalaman 1490 ft didapatkan Vclay SP log 1 yang berarti lapisan impermeable,
dan tidak prospek. Sedangkan Vclay Gamma Ray 0.58, berarti lapisan
impermeable, sehingga tidak prospek.
GRread pada masing-masing kedalaman, yakni 55.5 oAPI, 54 oAPI, 62.25
o
API, dan 64.75 oAPI. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, dapat
diketahui bahwa pada kedalaman 1460 – 1490 ft, Vshale yang didapatkan dari
hasil SP Log ataupun GR Log memiliki harga > 32% (harga cutoff) sehingga hasil
perhitungan yang didapatkan tidak akan dipertimbangkan. Hasil dari GR Log
lebih kecil dibandingkan dengan SP Log karena pada SP Log dapat terjadi
anomali yang disebabkan oleh adanya rembesan filtrat lumpur tawar pada laporan
pasir yang sangat permeabel, dan gangguan atau noise yang disebabkan adanya
arus listrik yang langsung mengalir melalui formasi di dekat elektrode SP.
Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah menentukan lithology dari
suatu formasi apakah permeable atau impermeable (berupa shale) sehingga dapat
diindikasikan formasi pada kedalaman tertentu yang prospek menjadi lapisan
reservoir, menentukan komposisi lumpur pemboran yang sesuai dengan kondisi
formasi, jenis bit yang digunakan dalam operasi pemboranan untuk mengetahui
lingkungan pengendapan pada suatu lapisan formasi.

3.6. KESIMPULAN
Dari praktikum Penilaian Formasi “Litologi Batuan”, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi lapisan
porous dan permeabel di suatu sumur, korelasi lapisan, dan besarnya
volume lapisan shale.
2. Litologi batuan adalah deskripsi batuan berdasarkan karakteristik
fisikya seperti warna, ukuran butir, dan komposisi mineral.
3. Penentuan litologi batuan dibagi dua metode yaitu secara langsung
dan secara tidak langsung.
4. Dari perhitungan data SP Log diperoleh data, yakni:
a. Nilai Vclay dari SP log berdasarkan kedalaman:
 Kedalaman 1460 = 1
 Kedalaman 1470 = 0.98
 Kedalaman 1480 = 0.102
 Kedalaman 1490 = 0.101
b. Nilai Vclay dari Gamma Ray log secara berurutan:
 Kedalaman 1460 = 0.47
 Kedalaman 1470 = 0.45
 Kedalaman 1480 = 0.55
 Kedalaman 1490 = 0.58
c. Nilai Rm@Tf pada SP log di masing-masing kedalaman:
 Kedalaman 1460 = 1.05 ohm
 Kedalaman 1470 = 1.05 ohm
 Kedalaman 1480 = 1.045 ohm
 Kedalaman 1490 = 1.043 ohm
d. Nilai Tf pada SP log di masing-masing kedalaman:
 Kedalaman 1460 = 107.16 ℉
 Kedalaman 1470 = 107.38 ℉
 Kedalaman 1480 = 107.60 ℉
 Kedalaman 1490 = 107.82 ℉
e. SSP (defleksi maksimal dari SP log) yaitu -59.67 mV.
f. ASP (Actual SP log) di masing-masing kedalaman:
 Kedalaman 1460 = -4 mV
 Kedalaman 1470 = -5.3 mV
 Kedalaman 1480 = -2 mV
 Kedalaman 1490 = -2.3 mV
5. Pada perhitungan Gamma Ray Log, diperoleh GRmax dan GRminnya
yaitu 99.25 oAPI dan 16.5 oAPI.
6. Dari data analisis, didapatkan:
 Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa pada
kedalaman 1460 ft didapatkan Vclay SP log 1 yang berarti
lapisan impermeable, sehingga tidak prospek. Sedangkan
Vclay Gamma Ray 0.47 juga dikatakan tidak prospek karena
impermeable dan kandungan shalenya tinggi.
 Pada kedalaman 1470 ft didapatkan Vclay SP log 0.98 yang
berarti lapisan impermeable, dan kurang prospek. Sedangkan
Vclay Gamma Ray 0.45 juga dikatakan tidak prospek karena
impermeable dan kandungan shalenya tinggi.
 Pada kedalaman 1480 ft didapatkan Vclay SP log 1 yang
berarti lapisan impermeable, dan tidak prospek. Sedangkan
Vclay Gamma Ray 0.55 juga dikatakan tidak prospek karena
lapisannya mengandung shale.
 Pada kedalaman 1490 ft didapatkan Vclay SP log 1 yang
berarti lapisan impermeable, dan tidak prospek. Sedangkan
Vclay Gamma Ray 0.58, berarti lapisan impermeable, sehingga
tidak prospek.
7. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah menentukan lithology dari
suatu formasi apakah permeable atau impermeable (berupa shale)
sehingga dapat diindikasikan formasi pada kedalaman tertentu yang
prospek menjadi lapisan reservoir, menentukan komposisi lumpur
pemboran yang sesuai dengan kondisi formasi, jenis bit yang
digunakan dalam operasi pemboranan untuk mengetahui lingkungan
pengendapan pada suatu lapisan formasi.

Anda mungkin juga menyukai