Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM PENYIAPAN OBAT SITOTOKSIK

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan regimen kemoterapi dan proses pencampuran
2. Mahasiswa mampu memberikan KIE obat sitotoksik pada pasien

B. PENDAHULUAN

Handling sitostatika adalah penanganan obat kanker yang bertujuan untuk


mencegah kontak langsung atau keterpaparan petugas kesehatan terhadap sitostatika
pada waktu pencampuran, pengoplosan, dan pemberian kepada pasien. Menjamin
sterilitas produk akhir sitostatika. Handling sitostatika diharapkan juga dapat menjamin
stabilitas produk akhir sitostatika setelah dicampur dioplos dan menjamin keamanan
buangan sisa/ limbah sitostatika dan material yang dipakai yang telah terkontaminasi
dengan sitostatika. Peran apoteker sangat penting untuk menjamin sediaan sitostatika
yang dibuat guna mendapatkan sediaan yang steril bebas kontaminan dan aman untuk
pasien.

C. DESAIN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa akan dibagi menjadi 10 kelompok
2. Satu kelompok terdiri dari 5-6 mahasiswa
3. Sebelum mengikuti praktikum, mahasiswa diminta menjawab soal dan
dikumpulkan serta didiskusikan bersama tutor ketika praktikum. Penilaian
kegiatan dilakukan berdasarkan penguasaan materi dan keaktifan berdiskusi
praktikan
4. Praktikum terdiri dari pertanggungjawaban perform dan persiapan kebutuhan
regimen kemoterapi.
5. Mahasiswa diminta melakukan proses pencampuran (simulasi) dengan teknik
aseptic dispensing.
SOAL PRAKTIKUM HC
Pasien wanita umur 45 th, BB 55 Kg, TB 160 cm terdiagnosa kanker payudara. Pasien
memperoleh protokol kemoterapi:
Florourasil dosis yang dibutuhkan 500mg/m2, volume infus 100 ml
Doksorubisin dosis yang dibutuhkan 50mg/m2, volume infus 100ml
Cyclophosphamid dosis yang dibutuhkan 500mg/m2, volume infus 250ml
Hitunglah:
a. Dosis masing-masing bahan
b. Hitunglah persiapan kebutuhan bahan yang diperlukan dan bagaimana
penyiapannya
i. Fluorouracil konsentrasi 50 mg/ml, sediaan 500 mg, 250 mg
Dibutuhkan sediaan 500 mg sebanyak 2 vial (volume 20ml)
ii. Doksorubisin, konsentrasi 2mg /ml, sediaan 50 mg, 10mg
Dibutuhkan sediaan 50 mg sebanyak 1 vial (volume 25 ml)
sediaan 10 mg sebanyak 3 vial (volume 15 ml)
iii. Cyclophosphamid, sediaan serbuk kering 1000 mg, 500 mg, 200 mg
(Sediaan 1000 mg dilarutkan dalam 50 ml pelarut, sediaan 500mg dilarutkan
dalam 25ml pelarut, sediaan 200 mg dilarutkan dalam 10 ml pelarut)
c. Bagaimana stabilitas setelah pencampuran dan bagaimana penyimpanannya
d. Alat kesehatan apa saja yang dapat digunakan untuk penyiapan obat?
e. KIE apa yang bisa diberikan kepada pasien
Jawab :
1. Dosis masing-masing bahan

Perhitungan LPT =
√tinggi ( cm ) x bobot(kg)
3600

=
√ 160 cm x 55 kg
3600

= 1,56 m2
a. Fluorouracil
 Dosis yang diberikan kepada pasien yaitu :
=500 mg/m2 x 1,56 m2 = 780 mg

 Sediaan Fluorouracil yang digunakan 1000 mg/20 mL/ 2 vial :


 Untuk mendapatkan 780 mg Fluorouracil maka dibutuhkan :

780 mg 1000 mg
=  x= 15,6 ml, dari 2 vial Fluorouracil dari sediaan 1000 mg/20 ml
x 20 ml

diambil 15,6 ml dan dilarutkan dengan NaCl.

 Volume pelarut NaCl yang digunakan untuk melarutkan 780 mg Fluorouracil adalah

100 ml

 Fluorouracil yang diresepkan untuk pasien adalah 780 mg. Sediaan Fluorouracil yang

diberikan adalah 15,6 ml Fluorouracil dari sediaan 1000 mg/20 ml/ 2 vial yang

kemudian dilarutkan dengan 100 ml larutan NaCl.


 Cara kerja
T
Cyw
2vFcN
10+56=D
rakh,gV
utpbolinfsdem
b. Doksorubisin
 Dosis yang diberikan kepada pasien yaitu :
=50 mg/m2 x 1,56 m2 = 78 mg

 Sediaan Doksorubisin yang digunakan sediaan 50 mg sebanyak 1 vial (volume 25 ml)


sediaan 10 mg sebanyak 3 vial (volume 15 ml)
 Untuk mendapatkan 78 mg Doksorubisin maka dibutuhkan :

= 8 mg/10 mg/vial

= 0,8 vial

~ 1 vial

Untuk dosis 28 mg maka diambil :

28 mg 30 mg
=  x= 14 ml, dari 3 vial Doksorubisin sediaan 10 mg (volume 15 ml)
x 15 ml

diambil 14 ml yang dilarutkan dengan NaCl.

 Volume pelarut NaCl yang digunakan untuk melarutkan 78 mg Doksorubisin adalah

100 ml

 Doksorubisin yang diresepkan untuk pasien adalah 78 mg. Doksorubisin yang

dibutuhkan yaitu sediaan 50 mg sebanyak 1 vial (volume 25 ml), 14 ml Doksorubisin

dari sediaan 10 mg sebanyak 3 vial (volume 15 ml), dan kemudian dilarutkan dengan

100 ml larutan NaCl.


 Cara kerja
rakh,gjV10+254=39Dyv()NCwT
utpbolinfsdem
c. Cyclophosphamid
 Dosis yang diberikan kepada pasien yaitu :
=500 mg/m2 x 1,56 m2 = 780 mg

 Sediaan Cyclophosphamid yang tersedia adalah sediaan 1000 mg dilarutkan dalam 50 ml


pelarut, sediaan 500 mg dilarutkan dalam 25 ml pelarut, sediaan 200 mg dilarutkan dalam
10 ml pelarut
 Untuk mendapatkan 780 mg Cyclophosphamid dari sediaan 1000 mg dalam 50 ml

maka dibutuhkan :

780 mg 1000 mg
=  x= 39 ml dari sediaan Cyclophosphamid 1000 mg dalam 50 ml
x 50 ml

pelarut (NaCl) dan dilarutkan dengan NaCl

 Volume pelarut NaCl yang digunakan untuk melarutkan 780 mg Cyclophosphamid

adalah 250 ml

 Cyclophosphamid yang diresepkan untuk pasien adalah 780 mg. Cyclophosphamid

yang dibutuhkan yaitu 39 ml Cyclophosphamid dari sediaan 1000 mg dalam 50 ml

pelarut dan kemudian dilarutkan dengan 250 ml larutan NaCl.


 Cara kerja
rakh,gjV250+39=8DCyc1(N)wT
utpbolinfsdem
2. Stabilitas setelah pencampuran dan penyimpanannya

No Nama Obat Nama Paten Pelarut Konsentrasi Stabilitas Setelah Penyimpanan Metode Pemberian
Dalam Pencampuran
Pelarut
1 Fluorourasil 5FU NS;D5W 50mg/mL 72 jam dalam suhu dalam suhu IV.
kamar 25oC kamar 25oC 5-15 menit;
terlindung dari terlindung dari Dosis >1000mg/m2
cahaya langsung cahaya langsung diberikan secara Infus
selama 24jam
2 Doxorubicin ADRIAMYCIN NS;D5W 2 mg/mI 48 jam dalam suhu suhu kamar 2- Infus IV:
kamar 25oC 25oC atau dalam 15-60 menit.
terlindung dari suhu dingin;
cahaya langsung hidarkan dari
cahaya langsung
3 Cyclophospha ALKYLOXAN SWFI;NS 20 mg/ml 24 jam dalam suhu Suhu kamar ; IV:
mid dan kamar; 6 hari Lemari Konstinyu 1-24 jam.
ENDOXAN dalam lemari pendingin;
pendingin; terlidung cahaya
Dosis >500mg
maksimal 2 g
diberikan lebih dari
20-30 menit.
3. Alat kesehatan yang dapat digunakan untuk penyiapan obat
 APD lengkap berupa baju pelindung (lengan panjang, bermanset, sebaiknya
disposible), sarung tangan bebas talkum disposible, topi disposible, masker
disposible, kaca mata/google, sepatu khusus
 Spuit injeksi
 Needle 18, 21, 27
 Bag infus 100 ml, 250 ml, 500 ml
 Kasa besar
 Kasa kecil spuit 1 , 2,5 ,5 ,10 ,20 , 50 cc
 Aluminium foil
 Chemoterapi preparation mats (alas)
 Chemoterapy disposible bag
 Chemoterapy waste container
 Chemoterpy spill kit
 Chemocheck

4. KIE yang dapat diberikan kepada pasien


Efek samping obat
Nama Obat Efek Samping Segera Efek Samping Lambat
Fluorourasil Mual, muntah, diare, reaksi Ulkus oral dan GI, depresi
hipersensitifitas sumsum tulang, diare,
kerusakan saraf (otak
kecil), aritmia jantung,
angina pektoris,
kebotakan,Hiperpigmentasi,
eritrodisplasia,
konjungtivitis, gagal
jantung

Doksorubisin Mual, muntah, urine kemerahan, Depresi sumsum tulang


nekrosis. Kerusakan jaringan kardiotoksisitas, kebotakan,
setempat yang berat pada stomatitis, anoreksia,
ekstravasasi, diare,demam, perubahan konjungtivitis, pigmentasi
EKG sementara, aritmia, Ventrikel, akral
reaksi anafilaksis

Siklofosfamid Mual, muntah reaksi hipersensitifitas Depresi sumsum tulang,


tipe I, rasa terbakar pada muka, kebotakan, sistisis
penglihatan kabur hemoragik, sterilitas
(sementara), fibrosis paru,
hiponatremia, leukemia,
kanker kandung kemih,
sekresi ADH terganggu,
teratogenis
1. Memberikan informasi terkait efek samping obat yang berpotensial dialami oleh
sebagian besar pasien seperti mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan
pemberian antiemetik pada kemoterapi seperti metoklopramid, ondasentron,
kortikosteroid
2. Memberikan support secara psikologis kepada pasien dan keluarga untuk membangun
mood positif, menenangkan suasana hati, dan mengurangi kecemasan akibat
menjalani kemoterapi
3. Memberikan sara untuk menjaga asupan gizi agar angka gizi harian pasien
terpenuhi/tercukupi
4. Memberikan informasi terkait obat yang akan diberikan seperti indikasi, dosis, berapa
lama obat yang diberikan, pentingnya mematuhi terapi yang diberikan, menanyakan
riwayat pengobatan sebelumnya
5. Memberikan informasi untuk dapat mengontrol rasa nyeri akibat kemoterapi
6. Melakukan pemantauan berlanjut kepada pasien

Sebaiknya dilakukan pemeriksaan setiap 6 bulan sekali meliputi:


1.darah lengkap
2.fungsi hati (sgot,sgpt )
3.fungsi ginjal ( elektrolit dlm urea)
4.asam folat dan vit b12

jika abnormal periksa lebih lanjut sebelum bekerja kembali, setiap selesai bertugas di bag ini periksa
kembali hasil lab nya.

Petugas ini seharusnya tidak dilibatkan dlmpenanganan obat kanker


1.wanita yg merencanakan hamil
2.wanita hamil
3.wanita menyusui
4.laki-laki merencanakan untuk menikah
5.semua petugas harus terhindar dari penanganan obat kanker min 1 bulan

Anda mungkin juga menyukai