Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG CORONAVIRUS

Tugas ini disusun guna mengikuti Pekan Karya Ilmiah HMP D3 Keperawatan Stikes
Mambaul Ulum surakarta

Disusun oleh : Kelompok 6

1. Afaruq Romadhon DA121048


2. Muhammad Umamul Huda DA121032
3. Anindya Dewi Saputri DA121055
4. Wahyu Fitri Fadilah DA121049
5. Muliana Sari DA121004
6. Novita Maya Dewi DA121040
7. Fadila Jihan Afanin DA121035

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAM’BAUL ‘ULUM


SURAKARTA

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, atas


karunia yang telah diberikan kepada kita semua sehingga makalah
perawatan luka ini dapat diselesaikan yang akan menjadi pegangan
dalam melaksanakan presentasi maupun mata kuliah Keperawatan
Dasar serta Keperawatan Medikal Bedah bagi mahasiswa Program
Studi Diploma III Keperawatan Stikes Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
Makalah ini berisi tentang deskripsi singkat virus corona,
tanda dan gejala/manisfestasi klinis, patofisiologi, pathways
penyakit, penatalaksanan dan cara pencegahan .

Kritik dan saran yang kami harapkan kepada pembaca agar


modul ini menjadi modul yang lebih baik dan sesuai dengan
harapan.

Karanganyar, 8 Februari 2022

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................................

Kata Pengantar.....................................................................................................................

Daftar Isi..............................................................................................................................

BAB I : Pendahuan............................................................................................................

Latar Belakang.....................................................................................................................

Rumusan Masalah................................................................................................................

Tujuan Masalah...................................................................................................................

BAB II : Pembahasan........................................................................................................

Definisi ...............................................................................................................................

Tanda dan gejala..................................................................................................................

Patofisiologi.........................................................................................................................

Pathway penyakit.................................................................................................................

Penatalaksanaan ..................................................................................................................

Cara pencegahan..................................................................................................................

BAB III : Penutup..............................................................................................................

Kesimpulan..........................................................................................................................

Saran ...................................................................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................................................

Lampiran .............................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada
hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan Virus Corona
hingga saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus Corona
terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang
meninggal. usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan
COVID-19 dengan gejala mirip flu.

Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada


Desember 2019.Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di
pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan
hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya
tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu
menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.

Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual
berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut, Virus Corona
bukan kali ini saja memuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip
Flu, Virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeks yang lebih parah
dan gagal organ.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Definisi
2. Tanda dan gejala/manisfestasi klinis
3. Patofisiologi
4. Pathways penyakit
5. Penatalaksanan
6. Cara pencegahan

4
C. TUJUAN MASALAH

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi dan dirumuskan, terdapat tujuan
dari masalah itu sendiri.

1. Memahami dan mengetahui gejala-gejala dari COVID-19.

2. Dapat mengaplikasikan cara mencegah penyebaran Virus Corona.

3. Memahami dan mengetahui apa itu COVID-19 dan apa yang harus kita
lakukan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-


2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih


dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular
ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu
hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus
Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir
semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan
virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh
virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki
beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan
penyebaran dan keparahan gejala.

B. Tanda dan gejala

Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu > 38𝑂 C), batuk dan
kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, myalgia,
gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain, sedangkan ARDS,
Syok sepik, asidosis metabolik dan perdarahan ditemukan pada kasus berat dengan
perburukan yang cepat dan progresif (PDPI, 2020). Lebih dari 40% demam pada
pasien COVID-19 memiliki suhu puncak antara 38,1- 39𝑂 C, sementara 34%
mengalami demam suhu lebih dari 390C (Huang et al., 2020).

6
Gejala klinis utama yang dijelaskan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
(PDPI) tersebut sejalan dengan laporan jurnal penelitian Huang et al., 14 (2020)
dengan mendefinsikan gejala ringan. Menurut jurnal tersebut gejala ringan pada
pasien Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) didefinisikan sebagai pasien dengan
infeksi akut saluran napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai demam, fatigue, batuk
(dengan atau tanpa sputum, anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal,
atau sakit kepala.

Berdasarkan beratnya kasus, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Menurut


Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 edisi ke 3 dapat dibedakan menjadi tanpa
gejala, ringan, sedang, berat dan kritis :

a. Tanpa Gejala

Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak ditemukan gejala

b. Ringan

Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek,
mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti
hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, penghidu (anosmia) atau hilang
pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga
sering dilaporkan. Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal
seperti fatigue, penurunan kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu
makan, delirium, dan tidak ada demam

c. Sedang

Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat
termasuk SpO2 > 93% dengan udara ruangan ATAU Anak-anak : pasien
dengan 15 tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas +
napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia
berat). Kriteria napas cepat : usia 5 tahun, ≥30x/menit

7
d. Berat

Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas > 30
x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 < 93% pada udara ruangan.
ATAU Pada pasien anak : pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau
kesulitan bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:

1) Sianosis sentral atau SpO2

2) Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding dada yang
sangat berat).

3) Tanda bahaya umum : ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau


penurunan kesadaran, atau kejang.

4) Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea.

C. Patofisiologi

Coronavirus Disease 2019 diawali dengan interaksi protein spike virus


dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan 36
memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi severe acute respiratory
syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen,
atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak di
kemudian hari.

Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2)


menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) yang ditemukan
pada traktus respiratorius bawah manusia dan enterosit usus kecil sebagai
reseptor masuk. Glikoprotein spike (S) virus melekat pada reseptor ACE2 pada
permukaan sel manusia. Subunit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor
binding domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi dalam fusi
membran antara sel virus dan sel inang.

8
Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma
sel inang. RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab 27 dan
membentuk kompleks replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan
mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA yang mengodekan pembentukan
protein struktural dan tambahan (Kumar & Al Khodor, 2020). Gabungan
retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein nukleokapsid, dan
glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus. Virion kemudian
akan berfusi ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi
melalui eksositosis (Sukmana & Yuniarti, 2020)

D. Patway

9
Menurut (Natalia et al., 2020)

E. Penatalaksanaan

Berdasarkan masalah keperawatan yaitu gangguan petukaran gas,


penatalaksaan untuk mengatasi masalah keperawatan gangguan pertukaran gas
yaitu pemberian posisi berupa elevasi kepala 30-45▫ dan terapi oksigen.

Posisi elevasi kepala 30-45▫ adalah posisi berbaring dengan bagian kepala
tempat tidur ditinggikan dengan berbagai ketinggian posisi tempat tidur dengan
indikasi tidak melakukan manuver daerah leher dan extremitas bawah dalam
posisi lurus tanpa adanya flexi. elevasi kepala hampir sama dengan posisi semi
fowler yaitu dengan cara meninggikan kepala 30 atau 45 derajat dengan
menggunakan bed fungsional yang dapat diatur secara manual atau otomatis
(Febriyanti, 2020).

Mengatur elevasi kepala lebih tinggi sekitar 30-45̊adalah cara konvensional


dalam penatalaksanaan menjaga keseimbangan oksigenasi otak yang bertujuan
menghindari hipoksia (PaO2 < 60 mmHg) dengan mengoptimalkan saturasi
oksigen (Saturasi O2 >94% atau PaO2 >80 mmHg) dan menghindari hipotensi
(tekanan darah sistol ≤ 90 mmHg) dengan tujuan memperbaiki venous return
(Arafat, 2012).

Lebih lanjut dalam jurnal penelitian Caputo, Strayer, & Levitan, (2020)
melaporkan bahwa posisi pronasi dapat diberikan pada pasien dengan
suplementasi oksigen menggunakan nasal kanul, high flow nasal cannula
(HFNC), maupun noninvasive ventilation (NIV), selama pasien tersebut
komunikatif dan nyaman dengan posisi tersebut. Indikasi penerapan posisi
pronasi : Pasien dengan hipoksia akut, suplementasi oksigen > 2 liter per menit
untuk mempertahankan saturasi ≥ 92 %, tidak ada distress napas berat, kesadaran
pasien baik, pasien dapat melakukan posisi pronasi secara mandiri dan
kontraindikasi posisi pronasi : trauma pada area kepala / leher, instabilitas pada
area tulang belakang, riwayat strenotomi, hemoptysis, 40 instabilitas

10
hemodinamik atau beresiko tinggi jatuh ke dalam instabilitas hemodinamik, dan
kehamilan.

F. Cara Pencegahan Virus Corona

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau
COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari
faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang


lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk
saat pergi berbelanja bahan makanan.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah
atau di tempat umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif
terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu
ke tempat sampah.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang


dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah
yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:

 Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk


sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu
pihak rumah sakit untuk menjemput.

11
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai
Anda benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang
sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang
bersama orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
segera buang tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah


sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani
secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya
adalah untuk mencegah penularan virus Corona selama Anda berada di rumah sakit.
Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.

12
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, saya menarik kesimpulan dan
menjadikannya beberapa poin, sebagai berikut :

1. Aplikasikan bagaimana cara pencegahan penyebaran COVID-19 dalam


kehidupan sehari-hari.

2. Hindari kontak langsung dengan orang lain, dan usahakan agar tidak keluar
rumah kecuali di saat yang genting.

3. COVID-19 adalah virus yang merusak sistem pernapasan dan dapat


menyebabkan beberapa komplikasi akibat infeksinya hingga kematian.

4. Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani selama masa pandemi wabah
ini, karena yang dibutuhkan adalah kuatnya sistem imun atau metabolisme
tubuh dan dapat meningkatkan imun denngan olahraga serta makan makanan
yang sehat.

13
Daftar Pustaka

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai