STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Pengertian Gangren merupakan kondisi ketika jaringan tubuh mati karena infeksi atau area tubuh tersebut tidak mendapat aliran darah yang baik. Luka gangren disebabkan oleh infeksi pada kulit penderita diabetes karena tingginya kadar gula darah sehungga jaringan tubuh menjadi mati. Luka gangren umumnya terjadi pada kaki dan tangan penderita diabetes. Tujuan 1. Mencegah meluasnya infeksi 2. Memberi rasa nyaman pada klien 3. Mengurangi nyeri 4. Meningkatkan proses penyembuhan luka. Indikasi Perawatan luka gangren dapat dilakukan pada luka gangren diabetik yang kotor dan bersih. Prinsip Perawatan luka dilakukan jika luka kotor atau luka basah Keperawatan Perhatikan teknik aseptik dan antiseptik Pisahkan peralatan bersih dan steril Balutan diberikan sesuai kondisi luka (Basah,kering,steril,dan luka terkontaminasi). Hal yang perlu 1. Melihat kondisi luka pasien (Luka kotor / tidak, ada pus atau jaringan diperhatikan nekrotik) 2. Kaji terlebih dahulu kemudian lakukan perawatan luka 3. Menggunakan antiseptik (NaCl) dan kassa steril. a). Alat Steril : - 1 pinset anatomi - 2 pinset chirurgis - 1 klem arteri - 1 gunting jaringan - 1 klem kocher Alat dan Bahan - Kassa dan deppers steril - Kom kecil untuk larutan 2 buah - Sarung tangan steril - Kapas lidi b). Alat Tidak Steril : - Larutan NaCl 0,9 % - Betadine - Handscoon bersih - Pinset anatomi bersih - Verban dan plester hipoalergik - Verban elastic - Gunting verban - Spuit 50 cc dan 10 cc - Perlak dan pengalas - Tempat sampah atau kantong plastik - Bengkok berisi larutan desinfektan (lysol) - Masker bila perlu - Antiseptik : iodine (jika perlu), alkohol. - Schort bila perlu - Obat-obatan sesuai program medis.
Fase Pra interaksi :
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya b. Perawat mencuci tangan dan mempersiapkan alat. c. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan Fase Orientasi : a. Mengucapkan salam terapeutik b. Menjelaskan mengenai prosedur tindakan dan tunjukan tindakan c. Menanyakan kesiapan dan persetujuan pasien sebelum tindakan Prosedur d. Dekatkan alat ke pasien dan menutup sampiran Pelaksanaan e. Memposisikan pasien senyaman mungkin untuk memudahkan menjangkau daerah luka. Fase kerja : a. Cuci tangan dan gunakan handscoon bersih b. Pasang perlak serta pengalas dibawah daerah yang akan diganti balutannya c. Taruh bengkok dan kantong plastik didekat pasien d. Buka balutan luka dengan menggunakan gunting verban. Bila balutan lengket pada luka basahi balutan yang menempel pada luka dengan NaCl 0,9%. Kemudian buang balutan lama ke bengkok e. Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka f. Cuci perlahan-lahan kulit disekitar ulkus dengan kassa dan air hangat, kemudian keringkan perlahan-lahan dengan cara mengusap secara hati- hati dengan kassa kering g. Cuci tangan dengan alkoho; atau air bersih h. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril i. Bersihkan luka : Bila luka bersih dan berwarna kemerahan gunakan cairan NaCl 0,9% Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9% dan antiseptik iodne 10% Bila warna luka kehitaman, ada jaringan nekrotik gunakan NaCl 0.9%. kemudian jaringan nekrotik dibuang dengan cara digunting sedikit demi sedikit sampai terlihat jaringan granulasi Bila luka sudah berwarna merah, hindari jangan sampai berdarah Bila ada gas gangren, lakukan massase ke arah luka. Jika terdapat sinus lubang, lakukan irigasi dengan menggunakan NaCl 0,9% dengan sudut kemiringan 45 derajat sampai bersih. Irigasi sampai kedalaman luka karena pada sinus terdapat banyak kuman. j. Lakukan penutupan luka : 1) Cara Konvensial Bila luka bersih, tutup luka dengan 2 lapis kain kassa yang telah dibasahi dengan NaCl 0,9% dan diperas sehingga kassa menjadi lembab. Pasang kassa lembab sesuai kedalaman luka, lalu tutup dengan kain kassa kering dan jangan terlalu ketat. Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis kassa lembab dengan NaCl 0,9% dan betadine 10%, lalu tutup dengan kassa kering. 2) Bila menggunakan balutan modern Transparant film : balutan yang dapat mendukung terjadinya autolitik debriment dan digunakan pada luka partial thickness Kontraindikasi pada luka denga eksudat banyak dan sinus Hidroaktif gel : digunakan untuk mengisi jaringan mati/nelrotik,mendukung terjadinya autolitik debridement, membuat kondisi lembab pada luka yang kering/nelrotik,luka yang berwarna kuning dengan eksudat minimal Hidroselulosa : digunakan untuk menyerap cairan (hidrofiber) dan membentuk gel yang lembut, mendukung proses autolitik debriment,meningkatkan kenyamanan pasien dengan mengurangi rasa sakit,menahan stapilocococcus aureus agar tidak masuk kedalam luka Calsium Alginate : digunakan sebagai absorban,mendukung granulasi pada luka. Digunakan pada warna luka merah,eksudat dan mudah berdarah. Metcovasin : digunakan untuk memproteksi kulit,mendukung proses autolitis debridement pada luka dengan kondisi nekrotik atau granulasi / superfisial Mycostatine dan Metronidazole : berguna untuk melindungi kulit akibat candida,untuk mengurangi bau akibat jamur dan bakteri anaerob, mengurangi nyeri dan peradangan. Jika pembuluh darah vena mengalami kerusakan, lakukan kompresi dengan menggunakan verban elastis. Atur pasien ke posisi yang nyaman dan memungkinkan aliran darag ke perifer dan ke daerah luka tetap lancar,misalnya dengan cara elevasi tubgkai bila luka berlokasi di tumit atau telapak kaki. Fase Terminasi : a. Bereskan alat-alat yang telah digunakan b. Melepas handscoon dan Mencuci tangan c. Mengevaluasi respon pasien baik verbal maupun non verbal. d. Menyusun rencana tindak lanjut e. Dokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi Dokumentasi 1. Data nama psien 2. Mencatat tindakan 3. Catat nama perawat yang melakukan tindakan dan tanda tangan pada lembar catatan pasien 4. Membuat RTL Referensi "SOP Perawatan Luka Gangren" http://doctorimron0169.blogspot.com/2016/12/sop-perawatan-luka- ganggren.html?m=1