Anda di halaman 1dari 5

Dinasti Bani Umayyah

Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dari Kekhalifahan Rasyidin, terjadilah perang saudara
antara Ali dengan Muawiyah I di Shiffin. Perang Shiffin ini diakhiri dengan tahkim atau penyelesaian
perkara, yang ternyata tidak menyelesaikan masalah bahkan menimbulkan perpecahan menjadi tiga
golongan politik, yaitu Muawiyah, Syiah dan Khawarij.

Setelah Ali terbunuh, kepemimpinan sempat dilanjutkan oleh putranya, Hasan. Namun, setelah
beberapa bulan, Hasan mundur dari posisinya demi mendamaikan kaum muslim yang kala itu sedang
dilanda beragam fitnah.

Dengan demikian, dimulailah kekuasaan Bani Umayyah. Oleh karenanya, sering disebut bahwa Daulat
Bani Umayyah itu didirikan dengan kekerasan dan tipu daya. Bani Umayah juga mengubah pemerintahan
yang awalnya demokratis menjadi monarki (sistem pemerintahan berbentuk kerajaan).

Dinasti Umayyah merupakan kekhalifahan pertama setelah era Khulafaur Rasyidin dalam sejarah Islam.
Nama dinasti ini diambil dari Umayyah bin 'Abd asy-Syams atau Muawiyah bin Abu Sufyan alias
Muawiyah I, salah seorang sahabat Nabi Muhammad, lalu menjadi khalifah yang memimpin pada 661-
680 Masehi.

Secara garis besar, era Kekhalifahan Umayyah terbagi atas dari dua periode utama, yakni tahun 661-750
M berpusat di Damaskus (kini ibu kota Suriah), kemudian periode 756-1031 M di Cordoba seiring
berkuasanya kekuatan muslim di Spanyol, Andalusia.

Berdirinya Dinasti Umayyah bermula dari peristiwa Tahkim atau Perang Shiffin. Dipaparkan oleh
Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah (2016), ini
adalah perang saudara antara kubu Muawiyah 1 kontra Ali bin Abi Thalib, khalifah ke-4 setelah wafatnya
Nabi Muhammad.

Perang Shiffin terjadi usai kematian khalifah ketiga, Utsman bin Affan, pada 17 Juni 656, yang
membuka peluang bagi Ali bin Abi Thalib, menantu Nabi Muhammad, untuk memimpin.

Setelah Ali bin Abi Thalib wafat pada 29 Januari 661, kepemimpinan sempat dilanjutkan oleh Hasan,
putra Ali dan cucu Nabi Muhammad, selama beberapa bulan. Hasan kemudian melepaskan jabatannya.
Usai Hasan bin Ali mundur, Muawiyah I tampil sebagai pemimpin meskipun diwarnai dengan berbagai
polemik di antara umat Islam sendiri. Dari sinilah sejarah Kekhalifahan Umayyah dimulai.
- Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayyah

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayyah tidak terlepas dari Al-Farabi. Al-Farabi
adalah salah seorang ilmuwan muslim pada masa Bani Umayyah yang berhasil menuliskan karya-
karyanya yang hingga saat ini masih digunakan rujukan oleh ilmuwan-ilmuwan dari zaman modern.

Selain memelajari ilmu agama, para ilmuwan muslim dari masa Bani Umayyah juga belajar ilmu
bahasa, kesenian, filsafat, geografi, sejarah, kimia, fisika, kedokteran, dan astronomi.

1.) Ilmu Agama

Salah satu ilmu agama yang berkembang adalah ilmu hadis, yang ditandai dengan kodifikasi dan
pembukuan hadis. Ilmu Bahasa Pemerintah Bani Umayyah menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa
resmi dalam administrasi pemerintahan di berbagai wilayah. Hal ini kemudian mendorong lahirnya ahli
bahasa, yaitu Sibawaihi, yang menghasilkan karya berjudul Al-Kitab yang menjadi pedoman ilmu tata
Bahasa Arab hingga saat ini.

2.) Ilmu Filsafat

Filsafat Islam pertama kali muncul pada masa Daulah Umayyah, dimulai dengan penerjemahan filsafat
Yunani ke dalam Bahasa Arab. Salah satu ilmuwan muslim dalam bidang filsafat yang sangat terkenal
adalah Al-Farabi, yang menyetujui dan mengembangkan logika Aristoteles.

3.) Ilmu Kedokteran

Ilmuwan dalam bidang kedokteran yang terkenal adalah Abu Al-Qasim Az-Zahrawi. Az-Zahrawi
adalah dokter bedah terkemuka yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ilmu kedokteran,
khususnya ilmu bedah. Ia dikenal sebagai peletak dasar-dasar teknik ilmu bedah modern.

4.) Ilmu fisika

Salah satu ahli fisika dari Bani Umayyah adalah Ibnu Bajjah, yang mengatakan bahwa selalu ada reaksi
pada setiap aksi. Teori ini sangat berpengaruh pada fisikawan setelahnya, termasuk Newton dan Galileo.

- Kejayaan Kekhalifahan Umayyah

Secara garis besar, pemerintahan Dinasti Umayyah yang berlangsung selama hampir 90 tahun terbagi
dalam dua periode, yakni masa Kekhalifahan yang berpusat di Damaskus (Suriah) dan era kejayaan di
Spanyol, Andalusia, dengan pusatnya di Cordoba. Maka, wilayah kekuasaan Kekhalifahan Umayyah
sangat luas.
Dikutip dari History of Islamic Civilization (2017) karya Muhammad Fathurrohman, wilayah tersebut
meliputi sebagian besar Timur-Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah, pesisir Afrika Selatan hingga
Andalusia, yakni kawasan yang kini ditempati Portugal dan Spanyol. Luasnya wilayah kekuasaan
Kekhalifahan Umayyah tidak lepas dari serangkaian penaklukan yang secara bersambung dilakukan dan
dikomandani oleh para pemimpinnya, dengan seabrek dinamika yang terjadi di kalangan Bani Umayyah
sendiri.

Rangkaian penaklukan ini merupakan embrio dari Perang Salib dalam misi melawan Eropa. Misi
tersebut dilakukan baik dari jalur timur menuju Konstantinopel maupun lewat jalur barat yang akhirnya
sampai di Spanyol.

Dinasti Umayyah memiliki peran penting dalam perkembangan Islam. Kekhalifahan ini pernah
dipimpin oleh tokoh-tokoh berpengaruh, di antaranya adalah Al-Walid bin Abdul-Malik dan Umar bin
Abdul Aziz. Di masa pemerintahan Al Walid bin Abdul-Malik (705-715), kekuasaan Kekhalifahan
Umayyah meluas hingga ke Spanyol.

Penaklukan Andalusia terjadi pada 711 Masehi. Pembangunan diutamakan pada masa ini. Dibangunnya
rumah sakit dan Masjid Al Amawi di Damaskus, Masjid Al Aqsa di Yerussalem, perluasan Masjid
Nabawi di Madinah, merupakan sejarah penting dari peran Dinasti Umayyah.

Ketika Umar bin Abdul Aziz (717-720) menjadi khalifah, bidang keilmuan Islam merupakan prioritas
utama. Pengarsipan hadis, pengembangan bahasa Arab, ilmu qiraah (membaca Alquran), fikih, hingga
berbagai karya tulis maupun produk ilmiah berkembang pesat pada masa ini.

- Daftar Pemimpin Kekhalifahan Umayyah


a.) Bani Umayyah di Damaskus
1) Muawiyah I (661-680 M),
2) Yazid I (680-683 M),
3) Muawiyah II (683-684 M),
4) Marwan I (684-685 M),
5) Abdul-Malik (685-705 M),
6) Al-Walid I (705-715 M),
7) Sulaiman (715-717 M),
8) Umar II (717-720 M),
9) Yazid II (720-724 M),
10) Hisyam (724-743 M),
11) Al-Walid II (743-744 M),
12) Yazid III (744 M),
13) Ibrahim (744 M),
14) Marwan II (744-750 M).

b.) Kekhalifahan di Cordoba

1) Abdur-rahman III (929-961 M),


2) Al-Hakam II (961-976 M),
3) Hisyam II (976-1008 M),
4) Muhammad II (1008-1009 M),
5) Sulaiman (1009-1010 M),
6) Hisyam II (1010-1012 M),
7) Sulaiman (1012-1017 M),
8) Abdur-rahman IV (1021-1022 M),
9) Abdur-rahman V (1022-1023 M),
10) Muhammad III (1023-1024 M),
11) M Hisyam III (1027-1031 M).

- Keruntuhan Dinasti Umayyah Kejayaan

Dinasti Umayyah mulai menurun ketika kelompok yang tidak puas terhadap pemerintahan mulai
muncul. Bani Abbasiyyah memimpin upaya perlawanan ini dan pada akhirnya melemahkan kekuasaan
Bani Umayyah.

Pertengahan abad ke-6 menjadi masa-masa krusial Kekhalifahan Umayyah. Pada periode ini, Umayyah
mulai mengalami kekalahan dari pasukan Abbasiyyah. Hingga akhirnya, pada 750 M Damaskus berhasil
direbut oleh Abbasiyyah yang praktis membuat pemerintahan Umayyah jatuh. Khalifah terakhir Dinasti
Umayyah di Damaskus, tulis Imam Subchi dalam Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam
(2015), adalah Marwan II bin Muhammad (744-750). Sejak itu, berakhirlah era Umayyah di Damaskus
dan dimulailah era baru di Andalusia dengan pusatnya di Cordoba, Spanyol.

Pemerintahan Kekhalifahan Umayyah di Cordoba berlangsung cukup lama. Namun, keruntuhan mulai
terlihat pada perjalanan awal abad ke-9. Mulai muncul intrik dan pergolakan di kalangan sendiri. Wilayah
kekuasaan Umayyah pun sedikit demi sedikit tercerai-berai. Pada 1031, Hisyam III selaku Khalifah
Umayyah di Cordoba saat itu, mengundurkan diri dari jabatannya.
Situasi semakin kacau lantaran mengalami krisis kepemimpinan. Tidak adanya pemimpin yang
mumpuni membuat dewan menteri terpaksa menghapus jabatan khalifah. Pemerintahan Umayyah di
Andalusia pun terpecah-belah menjadi negara-negara kecil hingga akhirnya kekuasaan Islam di Cordoba
benar-benar musnah. Kekuasaan Bani Umayyah di Cordoba berakhir pada 1031 masehi.

Anda mungkin juga menyukai